TEKNIK PROYEKSI BISNIS (Mengelola Resiko Bisnis)
TEKNIK PROYEKSI BISNIS (Mengelola Resiko Bisnis)
Disusun Oleh:
PEKANBARU
2024
KATA PENGANTAR
Ucapan terimakasih juga kami ucapan kan kepada bapak Hendra Riofita,
M. M sebagai dosen pengampu dimata kuliah Teknik Proyeksi Bisnis, yang telah
membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini demi memenuhi tugas dan
sebagai pedoman, acuan, dan sumber belajar.
Akhir kata, kami menyadari bahwa masih terdapat kesalahan baik dari segi
bahasa, tulisan maupun kalimat yang kurang tepat dalam pembuatan makalah ini.
Oleh karena itu, kritikan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
sehingga Makalah ini dapat membawa manfaat bagi kita semua, Amin.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ....................................................................................... 9
B. Saran .................................................................................................. 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita harus bisa menemukan kerugian potensial yang mungkin terjadi dan
mencari cara untuk menangani risiko tersebut. Dunia bisnis pun tak luput dari
ketidakpastian. Ketidakpastian dalam dunia bisnis akan menyebabkan terjadinya
risiko bisnis. Perusahaan merencanakan untuk menggencarkan promosi produknya
dengan harapan penjualanya dapat meningkat. Risiko merupakan sesuatu yang pasti
akan terjadi ketika kita melakukan suatu tindakan. Risiko adalah berbagai
kemungkinan yang terjadi pada periode tertentu. Risiko sering dikaitkan dengan
kerugian. Jadi risiko adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan kerugian atau
peluang terjadi sesuatu yang bad outcame.
B. Rumusan Masalah
1
1. bagaimana cara mengelola resiko bisnis Kebun Kelapa Sawit ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
3
BAB III
PEMBAHASAN
Terdapat 4 langkah yang dapat diterapkan untuk mengelola resiko bisnis, yaitu :
a. Identifikasi Resiko
Mengidentifikasi risiko bisnis dalam penjualan kebun kelapa sawit melibatkan
pemahaman mendalam tentang industri kelapa sawit serta faktor-faktor yang
mempengaruhi harga dan permintaan.
Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin terkait dengan penjualan kebun
kelapa sawit:
1. Risiko pasar: Fluktuasi harga kelapa sawit di pasar global dapat
mempengaruhi nilai penjualan kebun kelapa sawit. Perubahan dalam
4
permintaan global, kebijakan perdagangan, dan faktor-faktor lainnya dapat
berdampak pada harga dan ketersediaan pembeli.
2. Risiko operasional: Kondisi cuaca ekstrim, wabah penyakit tanaman, atau
gangguan lainnya dapat memengaruhi produktivitas kebun kelapa sawit
dan mempengaruhi proses penjualan.
3. Risiko finansial: Ketidakpastian dalam fluktuasi mata uang atau perubahan
suku bunga dapat memengaruhi nilai penjualan dan keuntungan yang
diperoleh dari penjualan kebun kelapa sawit.
4. Risiko hukum: Masalah hukum terkait kepemilikan tanah, izin, atau klaim
oleh pihak ketiga dapat menghambat proses penjualan dan menyebabkan
kerugian finansial.
5. Risiko lingkungan: Perubahan peraturan lingkungan atau masalah
lingkungan yang muncul, seperti kebakaran hutan atau kerusakan
lingkungan, dapat memengaruhi nilai dan prospek penjualan kebun kelapa
sawit.
6. Risiko politik: Perubahan kebijakan pemerintah terkait industri kelapa
sawit, baik di tingkat lokal maupun internasional, dapat mempengaruhi
proses penjualan dan stabilitas pasar.
7. Risiko reputasi: Masalah sosial atau lingkungan yang terkait dengan
produksi kelapa sawit dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dan nilai
jual kebun kelapa sawit.
8. Risiko kesepakatan: Kegagalan dalam negosiasi atau kesepakatan dengan
pembeli potensial dapat mempengaruhi kemungkinan penjualan dan nilai
jual kebun kelapa sawit
b. Ranking Berdasar Kerugian
Rangking berdasarkan potensi kerugian dalam penjualan kebun kelapa sawit
dapat bervariasi tergantung pada kondisi dan faktor-faktor spesifik yang
terlibat dalam setiap situasi. Namun, secara umum, berikut adalah rangking
potensi kerugian dalam penjualan kebun kelapa sawit:
1. Risiko hukum: Masalah hukum terkait kepemilikan tanah, izin, atau klaim
oleh pihak ketiga dapat memiliki dampak yang signifikan pada proses
5
penjualan dan dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar jika tidak
ditangani dengan baik.
2. Risiko pasar: Fluktuasi harga kelapa sawit di pasar global dapat
memengaruhi nilai penjualan kebun kelapa sawit dan dapat menyebabkan
kerugian jika harga jatuh tajam atau permintaan menurun secara
signifikan.
3. Risiko lingkungan: Masalah lingkungan seperti kebakaran hutan atau
kerusakan lingkungan lainnya dapat menyebabkan kerugian finansial yang
besar dan juga dapat memengaruhi reputasi perusahaan.
4. Risiko operasional: Gangguan operasional seperti kondisi cuaca ekstrim
atau wabah penyakit tanaman dapat mengganggu produktivitas kebun
kelapa sawit dan dapat menyebabkan kerugian dalam proses penjualan.
5. Risiko politik: Perubahan kebijakan pemerintah terkait industri kelapa
sawit dapat memiliki dampak negatif pada proses penjualan dan stabilitas
pasar, yang dapat menghasilkan kerugian finansial.
6. Risiko finansial: Ketidakpastian dalam fluktuasi mata uang atau perubahan
suku bunga dapat mempengaruhi nilai penjualan dan keuntungan yang
diperoleh dari penjualan kebun kelapa sawit.
7. Risiko reputasi: Masalah sosial atau lingkungan yang terkait dengan
produksi kelapa sawit dapat memengaruhi reputasi perusahaan dan nilai
jual kebun kelapa sawit, yang pada gilirannya dapat menyebabkan
kerugian finansial.
c. Kontrol Resiko
Untuk mengendalikan risiko dalam penjualan kebun kelapa sawit, Kami
melakukan beberapa tindakan pengendalian risiko, seperti:
1. Manajemen keuangan: Mengelola keuangan dengan hati-hati dan pastikan
memiliki dana cadangan yang cukup untuk mengatasi kemungkinan
ketidakpastian atau kejadian tak terduga selama proses penjualan.
2. Asuransi: Mempertimbangkan untuk membeli asuransi yang sesuai untuk
melindungi aset dan investasi , termasuk asuransi properti, asuransi
tanggung jawab, dan asuransi lainnya yang dapat membantu melindungi
dari risiko tertentu.
6
3. Konsultasi ahli: Dapatkan nasihat dari ahli atau konsultan yang
berpengalaman dalam bisnis perkebunan kelapa sawit untuk membantu
mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan lebih efektif.
4. Evaluasi regulasi: memahami dan mematuhi semua regulasi dan peraturan
yang berlaku terkait penjualan kebun kelapa sawit, termasuk izin dan
persyaratan lingkungan.
5. Perjanjian kontrak yang kuat: menjalin perjanjian dengan pembeli
potensial, Memastikan untuk menyusun kontrak yang kuat dan jelas yang
memuat ketentuan-ketentuan yang melindungi kepentingan
6. Pemantauan dan pengelolaan risiko secara berkala: MeLakukan
pemantauan terhadap risiko yang telah diidentifikasi secara teratur dan
lakukan tindakan pengendalian yang diperlukan untuk mengurangi
dampak risiko atau menghindarinya sepenuhnya.
d. Monitoring dan Review
Monitoring dan review yang efektif dalam penjualan kebun kelapa sawit sangat
penting untuk memastikan bahwa proses penjualan berjalan sesuai rencana dan
mengidentifikasi potensi perbaikan atau perubahan yang diperlukan. Berikut
adalah beberapa langkah yang dapat Kami ambil:
1. Pemantauan Kinerja: Melacak kinerja penjualan kebun kelapa sawit secara
teratur, termasuk jumlah penawaran yang diterima, proses negosiasi, dan
kemajuan dalam proses penjualan.
2. Evaluasi Progress: Meninjau kemajuan secara berkala untuk memastikan
bahwa penjualan berjalan sesuai rencana. Identifikasi kemungkinan
hambatan atau kendala yang mungkin muncul dan lakukan tindakan
korektif jika diperlukan.
3. Analisis Terhadap Target: Membandingkan kinerja penjualan dengan
target yang telah ditetapkan sebelumnya. Tinjau apakah penjualan berada
di jalur untuk mencapai target dan identifikasi area-area di mana perbaikan
mungkin diperlukan.
4. Umpan Balik Pelanggan: MemPerhatikan umpan balik dari pembeli
potensial atau pelanggan yang terlibat dalam proses penjualan.
7
Menggunakan informasi ini untuk memahami kebutuhan dan preferensi
mereka serta untuk meningkatkan strategi penjualan di masa depan.
5. Tinjauan Rutin: MenJadwalkan tinjauan rutin dengan tim penjualan dan
stakeholder terkait untuk meninjau kemajuan, mengidentifikasi masalah,
dan mengkoordinasikan upaya penjualan.
6. Analisis Biaya dan Keuntungan: Meninjau biaya-biaya yang terkait
dengan proses penjualan dan bandingkan dengan proyeksi pendapatan.
Pastikan bahwa penjualan menghasilkan keuntungan yang memadai dan
mengidentifikasi potensi penghematan atau efisiensi yang dapat diperoleh.
7. Evaluasi Terhadap Tujuan Strategis: Evaluasi apakah penjualan kebun
kelapa sawit mendukung tujuan strategis kami. Tinjau apakah penjualan
tersebut konsisten dengan visi jangka panjang dan apakah itu merupakan
langkah yang tepat dalam pencapaian tujuan tersebut.
8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen risiko adalah proses terstruktur dan sitematis untuk
identifikasi, mengukur, memetakan,mengembangkan alternatif penanganan
risiko, memonitor dan mengendalikan perlakuan risiko. Risiko adalah bahaya,
akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang
berlangsung atau yang akan berlangsung atau yang akan datang. Risiko dapat
di artikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, dimana jika terjadi suatu
keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.
Risiko bisnis adalah segala kemungkinan kerugian yang mungkin
terjadi dalam suatu bisnis atau usaha. Risiko bisnis dapat muncul karena
berbagai macam faktor, seperti faktor internal bisnis, seperti keputusan
strategis yang salah atau manajemen yang buruk, atau faktor eksternal, seperti
perubahan pasar atau peraturan pemerintah. Risiko bisnis dapat mengakibatkan
kerugian finansial, seperti kehilangan pendapatan atau kerugian modal, atau
kerugian non-finansial, seperti kehilangan reputasi atau kehilangan pelanggan.
Oleh karena itu, penting bagi seorang pengusaha atau manajer bisnis untuk
memahami dan mengelola risiko bisnis yang mungkin timbul agar dapat
mengurangi dampak negatif terhadap bisnis
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10