Anda di halaman 1dari 134

[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.

Pd I

BAB I

TAUHID
A. Pengertian Tauhid

Tauhid berasal dari kata wahhada – yuwahhidu – tauhidan yang

artinya menjadikan satu, menjadikan tunggal atau meng Esakan.

Secara terminologi Tauhid adalah mengesakan Allah swt dalam hal

rububiyah, uluhiah dan asma wassifat. Maksud dari meng Esakan Allah

disini adalah mengakui dengan sesungguhnya bahwa Allah lah yang

hanya patut disembah dan diibadahi oleh hamba.

Menurut Muhammad Abduh, Tauhid adalah ilmu yang

membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib tetap

pada Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan pada Nya, dan sifat yang

sama sekali wajib dilenyapkan pada Nya , juga membahas tentang

Rasul-rasul Allah, meyakinkan kerasulan mereka, meyakinkan apa

yang wajib ada pada diri mereka, apa yang boleh dihubungkan kepada

mereka dan apa yang yang telah terlarang menghubungkannya pada diri

mereka1.

Tauhid adalah suatu urusan yang sangat besar bagi manusia.

Karena Tauhidlah Allah mengutus Rasul-rasulnya agar manusia dapat

mentauhidkan Allah dan memurnikan ketauhidan tersebut.

Hal tersebut dapat kita lihat dari perjalanan Dakwah Rasulullah

saw. Selama 10 tahun Rasulullah saw menyeru kepada umatnya untuk

mentauhidkan Allah dan menghilangkan segala macam bentuk


1
Yusran Asmuni, Pengantar Ilmu Tauhid, Jakarta: Radar Jaya offset, hlm 2

1
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

peribadatan-peribadatan kepada makhluk lain baik berupa patung-

patung atupun benda-benda yang lain yang diyakini dapat memberikan

mudharat ataupun manfaat bagi manusia.

Tauhidlah yang pertama kali didakwahkan oleh Rasulullah saw

dan juga rasul dan para nabi yang lainnya. Sebelum diwajibkan kepada

mereka untuk mengajak umat-umatnya pada bentuk peribadatan yang

lainnya.

Manusia yang mentauhidkan Allah berarti manusia tersebut telah

menjaga fitrohnya sebagai manusia. Yang mana salah satu dari fitroh

manusia tersebut adalah menyembah Allah dan meniadakan sekutu

baginya. Mengakui hanya Allah satu-satunya Robb dialam semesta ini.

Pada hakikatnya manusia mengakui Allah sebagai Robb dialam

semesta ini. Hal ini dapat kita lihat disaat terjadinya dialog antara Allah

dan hambanya disaat manusia tersebut masih didalam alam rahim ;

‫َاَلْس ُت ِبَر ِّبُك ْم ٌ َقاُلْو َبَلى َش ِه ْد َنا‬

Artinya : Bukankah Aku ( Allah ) ini Rabb mu, mereka

menjawab, Ya , engkau Tuhanku dan kami menyaksikan.

Inilah salah satu fitroh manusia, yakni meyakini Allah swt sebagi

Rabb mereka, sebagai Tuhan mereka, dan hanya Allahlah yang hanya

patut untuk disembah. Tidak ada satu zatpun dimuka bumi ini berhak

untuk disembah, Karena memalingkan sembahan kepada selain Allah

adalah suatu perbuatan kemusyrikan terhadap Allah swt.

2
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Mentauhidkan Allah sejalan dengan tujuan penciptaan manusia

itu sendiri. Manusia diciptakan oleh Allah swt untuk beribadah hanya

kepada Allah tidak kepada yang lain. Hal ini ditegaskan oleh Allah swt

dalam firmannya yang berbunyi

‫َو َم ا َخ َلْق ُت ْاِجلَّن َو ْاِال ْنَس َاَّال ِلَيْع ُبُد َن‬

Artinya : “Dan Tidaklah aku menjadikan golongan jin dan

manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku”.

Beribadah kepada Allah merupakan kewajiban manusia terhadap

khaliqnya. Yang menjadi pertanyaan yang mendasar ibadah seperti apa

yang diperintahkan Allah kepada hambanya ? Tentu saja peribadatan

yang diterima oleh Allah adalah peribadatan yang murni, yang tidak

tercampur didalamnya unsur-unsur kemusyrikan. Karena peribadatan

yang didalamnya terdapat unsur – unsur kemusyrikan akan tertolak dan

tidak ada artinya disisi Allah swt.

Manusia sebagai hamba harus benar-benar memurnikan tauhid

dan mengikhlaskan segala macam bentuk peribatan hanya untuk Allah

swt, hal ini seperti apa yang selalu kita ikrarkan pada diri kita

‫ِم‬ ‫ِل ِه‬ ‫ِك‬ ‫ِا‬


‫َّن َص َلىىِت َو ُنُس ى َو ْحَمَياَي َو َمَماْيِت َّل َر ِّب اْلَعاَل َنْي‬

Artinya : “Sesungguhnya sholatku, ibadahku hidup dan matiku

aku serahkan kepada Allah Rabb sekalian alam”.

3
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Inilah pengakuan seorang Muwahhid, yang mengikhlaskan segala

bentuk peribadatan hanya kepada Allah, dan menghilangkan segala

bentuk peribadatan dan penghambaan kepada selain Allah. Dan ini

pulalah bentuk keimanan yang totalitas dalam menyerahkan diri kepada

Allah swt.

B. Keutamaan Tauhid

Tauhid memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan didunia

dan akhirat, diataranya adalah sebagai berikut :

1. Tauhid merupakan kewajiban pertama yang Allah wajibkan

kepada para hambaNya, dan sebaliknya larangan pertama

yang Allah larang kepada hambanya adalah perbuatan syirik.

Kewajiban dan larangan yang diberikan Allah terhadap

hambanya tersebut tidak lain dan tidak bukan hanya untuk

kebaikan bagi manusia itu sendiri. Hal ini senada dengan

firman Allah swt yang berbunyi :

Artinya : “ Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang

telah menciptkanmu agar kamu bertaqwa. Dialah yang

menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit

sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan ) dari

langit, lalu menghasilkan dengan hujan tersebut segala

buah-buahan sebagai rezki untukmu, karena itu

janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi

4
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Allah.Padahal kamu mengetahui” ( QS Al-Baqarah :

21-22 )

Ayat tersebut menjelaskan kepada kita bahwa sebagai

hamba Allah yang memiliki suatu kewajiban yaitu untuk

mentauhidkan Allah swt serta larangan kepada kita untuk

menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah swt. Mentauhidkan Allah

swt sebagai salah satu bentuk rasa syukur seorang hamba kepada

khaliqnya yang telah memberikan rezki kepada manusia. Dan

dengan rezki tersebut manusia dapat hidup diatas bumi ini.

2. Tauhid adalah Hak Allah yang harus ditunaikan oleh

setiap Hamba.

Rasulullah pernah bertanya kepada Muazd bin Jabal ra :

Wahai Muazd, apakah hak Allah yang wajib ditunaikan oleh

para hamba Nya? Jawab Muazd ; “ Allah dan Rasul Nya yang

lebih mengetahui “. Lalu Rasulullah menyatakan; “ Hak Allah

yang wajib ditunaikan oleh para hamba Nya adalah hendaknya

mereka beribadah hanya kepada Nya dan tidak menyekutukan

Nya ( dalam beribadah ) dengan sesuatu apapun “. (HR Imam

Bukhari dan Muslim )

Dari hadits diatas jelaslah bahwa segala bentuk

peribadatan merupakan hak khusus yang dimiliki oleh Allah

ta’ala. Dan manusia tidak berhak untuk mencari dan mengambil

5
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

sesembahan selain Allah swt. Pemalingan peribadatan kepada

selain Allah swt menyebabkan manusia tersebut berbuat dosa

yang sangat besar yakni dosa menyekutukan Allah atau kita kenal

dengan dosa syirik.

3. Tauhid merupakan tujuan dari penciptaan dari golongan

jin dan manusia.

Tujuan Allah menciptakan golongan jin dan manusia

adalah untuk menyembah dan beribadah kepada Allah secara

utuh dan murni tanpa disertai dengan unsur-unsur kemusyrikan.

Hal ini dijelaskan dalam firman Allah swt ;

Artinya : Dan tidaklah aku menciptakan golongan jin dan

manusia kecuali untuk beribadah.

Maka jelaslah tujuan dari penciptaan manusia dan jin

adalah hanya untuk menyembah dan beribadah kepada Allah

swt. Peribadatan yang murni yang tidak mengandung

kemusyrikan. Peribadatan yang hanya dikhususkan untuk Allah

swt dan meninggalkan penyembahan-penyembahan terhadap

makhluk lainnya. Dan inilah merupakan hakekat dari tauhid

yaitu memurnikan peribadatan kepada Allah swt.

4. Tauhid adalah tingkat keimanan yang tertinggi.

Hal ini berdasarkan dari salah satu hadis Rasulullah saw

yang berbunyi ; “ Iman itu memiliki enampuluh sekian cabang,

paling tinggi adalah perkataan/ ucapan La ilaha illallah, dan

6
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan

dari jalan “ ( HR Muslim )

Kalimat Tauhid atau kalimat La ilaha illallah tidak cukup

diucapkan dengan lisan. Lebih dari itu kalimat tauhid haruslah

diucapkan dari hati yang tulus untuk mengakui bahwa hanya

Allah tuhan satu-satunya yang harus disembah dan

meninggalkan seluruh sekutu-sekutunya.

Kalimat Tauhid merupakan persaksian seorang hamba

untuk betul-betul mengesakan Allah swt dengan tidak ada

paksaan ataupun tekanan dari orang lain. Maka persaksian yang

tulus dan murni inilah yang akan membawa manusia pada jalan

yang lurus, jalan yang diridhoi oleh Allah swt dan orang

tersebut berhak mendapat apa yang dijanjikan Allah melaui

lisan Nabi Nya : “ Barang siapa yang mengucapkan La ilaha

illallah maka akan masuk surga “.

C. Pentingnya mempelajari Tauhid

1. Maksud dan tujuan Tauhid

Tauhid hendaknya tidak hanya sekedar dijadikan pengetahuan

akal semata, lebih dari itu Tauhid haruslah dapat dihayati dengan hati

yang sadar dan diaplikasikan pada seluruh gerak tindak prilaku pada

kehidupan manusia. Maka hal yang seperti ini akan dapat

menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan yang sempurna pada diri

seorang hamba.

7
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Kepercayaan atau aqidah merupakan pokok dan sumber

pikiran/alam pikiran umat Islam. Alam pikiran yang dilandasi oleh

akidah akan menimbulkan cita-cita dan kemauan, yang pada gilirannya

timbullah aktivitas dalam kehidupan2.

Tauhid yang hanya diketahui saja tidak dimiliki dan dihayati,

maka ia akan menghasilkan keahlian dalam seluk beluk ketuhanan

belaka, dan tidak mempunyai pengaruh terhadap kejiwaan atau

keimanan seseorang. Dengan demikian maksud dan tujuan dari Tauhid

bukanlah hanya sekedar mengaku bertauhid saja, akan tetapi lebih dari

itu Tauhid memiliki tujuan :

a. Sebagai sumber motivator dalam berbuat kebajikan. Artinya

orang yang memiliki Tauhid yang murni tidak akan segan-

segan dalam berbuat kebajikan. Ia tidak akan memilih milih

apakah itu amalan sunnah ataukah itu amalan wajib. Karena ia

yakin seluruh amalan-amalan yang dia kerjakan tersebut

bernilai disisi Allah dan ia meyakini bahwa apa yang dia

perbuat tersebut dapat mendekatkan dirinya kepada Zat yang

dicintainya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Allaw swt

dalam hadits Qudsi

“HambaKu tidak mendekatkan diri kepadaKu dengan

sesuatu yang Aku senangi melebihi apa-apa yang Aku

wajibkan atasnya. Dan hamba Ku senantiasa mendekatkan

2
Ibid, hlm 11

8
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

diri kepada Ku dengan melakukan amalan-amalan sunnah

(nawafil) sehingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya

maka Aku menjadi pendengarannya, penglihatannya,

tangannya dan kakinya....”.

Inilah bentuk dari Tauhid yang selalu memotivasi seseorang untuk

selalu berbuat kebajikan. Yang mana mereka meyakini adanya Allah,

meyakini kedekatan dengan penciptanya, dan meyakini bahwa

kebaikan-kebaikan yang mereka kerjakan didunia ini akan dicintai dan

dibalas oleh Allah swt.

b. Tauhid akan membimbing manusia kejalan yang benar dan

sekaligus pendorong mengerjakan ibadah dengan penuh

keikhlasan.

Yang selalu diminta oleh manusia saat menghadap Rabb nya

melalui solat adalah suatu doa “ Tunjukilah kami kejalan yang lurus “ .

Suatu permintaan seorang hamba kepada Rabb nya dalam menjalani

kehidupan dunia yang dipenuhi oleh tipu daya dan sandiwara, yang

bertujuan agar selamat dari kehidupan dunia tersebut.

Permintaan yang dilakukan oleh seorang hamba karena meyakini

Allah itu ada, Allah itu Maha mendengar Allah itu Maha Raja dan

seterusnya. Pengakuan seperti ini tidaklah akan kita dapati kecuali

berasal dari orang-orang yang betul-betul mentauhidkan Allah,

sehingga dengan penuh keyakinan mengakui bahwa hanya Allah yang

dapat membimbing mereka kejalan yang lurus dan dicintai oleh Allah.

9
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Maka orang yang mentauhidkan Allah segala tindakannya akan

dibimbing oleh Allah karena sifat penyerahan dirinya kepada Allah

sampai pada taraf yang sempurna.

Tauhid juga sebagai pendorong bagi manusia untuk ikhlas dalam

beramal, karena orang yang bertauhid hanya mempersembahkan

amalan-amalannya hanya untuk Allah swt semata, seperti yang selalu

kita ikrarkan :

‫ِم‬ ‫ِل ِه‬ ‫ِك‬ ‫ِا‬


‫َّن َص َلى يِت َو ُنُس ْي َو ْحَمَياَي َو َمَماْيِت َّل َر ِّب اْلَعاَل َنْي‬

Artinya : “ Sesungguhnya Sholatku, ibadahku, hidup dan matiku

adalah untuk Allah Rabb sekalian alam “

Ketika seorang hamba sudah membuat pengakuan seperti ini

maka seluruh peribadatan yang dia lakukan semata-mata untuk Allah.

Tidak ada satupun ibadah yang diperuntukkan kepada selain Allah.

Sebab memberikan peribadatan kepada selain Allah merupakan suatu

kemusyrikan yang menyalahi konsep-konsep kehidupan yaitu

mentauhidkan Allah.

c. Tauhid mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan,

kekacauan, kegoncangan hiup yang menyesatkan manusia.

Kehidupan tanpa disinari cahaya tauhid maka kehidupan

tersebut akan diselimuti oleh kegelapan. Kegelapan tanpa mengetahui

siapa yang berhak untuk disembah dan siapa yang berhak untuk

diibadahi. Kehidupan seperti ini telah dijalani oleh masyarakat-


10
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

masyarakat jahiliah sebelum datangnya islam. Karena kebodohan-

kebodohan yang ada pada yang ada pada jiwa mereka, mereka

menghambakan diri kepada makhluk-makhluq yang lain. Makhluk-

makhluk yang tidak bias mendatangkan manfaat dan juga

kemudhorotan pada mereka.

Inilah salah satu bentuk kegelapan sebelum datangnya Islam

sebagai agama Tauhid. Tauhidlah yang mengembalikan kebenaran

akal manusia dari menyembah berhala menjadi menyembah Allah.

Tauhid pulalah yang mengembalikan eksistensi manusia yang telah

terbenam didasar kemusyrikan. Tauhid pulalah yang telah

mengembalikan fitroh manusia dari menyembah makhluk menjadi

penyembah khaliq.

Tauhid juga mrupakan kezoliman yang paling besar disisi Allah

swt sebagaimana firman Allah swt

‫َاَّلِذ ْيَن َاَم ُنْو ا َو ْمَل َيْلَبُس ْو ا ِاَمْياَنُه ْم ِبُظْلٍم ُاَْلِئَك ُه ُم اَالْم ُن َو ُه ْم ُمْه َتُد ْو َن‬

Artinya : Adapun orang-orang yang beriman, dan belum

mencampur adukkan keimanannya dengan kezholiman, mereka

itulah orang yang mendapatkan keamanan dan mereka itulah

orang-orang yang diberi petunjuk.

Setelah Rasulullah saw membacakan ayat ini maka salah

seorang sahabat bertanya kepanda Rasul, Wahai Rasulullah apakah

11
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

maksud dari tidak mencampur adukkan keimanan dengan kezoliman ?

Maka Rasulpun menjawab, tidakkah kamu memperhatikan firman

Allah ;

‫ِاَّن الِش رَك َلُظْل ِظ‬


‫ٌم َع ٌم‬
‫ْي‬

Artinya : Sesungguhnya syirik merupakan kezoliman yang

paling besar

Perbuatan syirik adalah perbuatan kezholiman yang paling besar,

karena manusia telah merampas hak-hak dari Allah swt, memalingkan

peribadatan yang seharusnya diperuntukkan hanya kepada Allah

maka manusia memalingkan ibadah tersebut kepada salain Allah,

itulah yang dimaksud dengan kezholiman yang paling besar yang

diperbuat oleh manusia.

d. Tauhid akan mengantarkan manusia pada kesempurnaan lahir

dan batin.

Allah menciptakan manusia dalam bentuk penciptaan yang

paling sempurna. Kesempurnaan manusia tersebut tidak ada artinya

apabila manusia tersebut tidak mentauhidkan Allah swt. Maka

kesempurnaan kehidupan manusia tersebut tergantung dari sejauh

mana manusia itu sendiri dalam mentauhidkan Allah swt.

Maka bagi orang-orang yang tidak mentauhidkan Allah tidak

ada kesempurnaan dalam kehidupannya, bahkan orang yang seperti

12
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

ini diumpamakan oleh Allah seperti binatang bahkan lebih jelek dari

binatang ternak.

2. Pendidikan dan Pengajaran Tauhid.

Yang dimaksud dengan pendidikan Tauhid adalah membimbing

anak didik agar mempunyai jiwa tauhid. Bimbingan yang dilakukan

tidak hanya dengan bimbingan lisan ataupun tulisan. Lebih dari itu

bimbingan sikap dan prilaku sangat penting dalam membentuk jiwa

yang mentauhidkan Allah swt.

Hal inilah yang dicontohkan oleh Rasul dalam menanamkan

ketauhidan pada sahabat-sahabatnya. Rasul memberikan contoh yang

baik dalam peribadatan, akhlaq dan mu’amalah dan sekaligus Rasul

mencontohkan kepada para sahabat siapa yang berhak untuk

disembah dan siapa yang paling berhak untuk diibadahi.

Pendidikan dan pengajaran tauhid baik yang berhubungan

dengan aqidah ataupun ibadah akan menanamkam rasa keihklasan

dalam mengabdi kepada Allah. Keikhlasan dalam beribadah sangat

menentukan apakah ibadah yang kita kerjakan tersebut akan diterima

oleh Allah ataupun tidak.

Tauhid haruslah diajarkan pada anak didik dari sedini mungkin.

Anak yang dilahirkan kemuka bumi telah membawa fitroh untuk

mentauhidkan Allah swt. Untuk itulah tauhid perlu dikenalkan

kepada anak, salah satu indikasinya adalah ketika anak dilahirkan

untuk didengarkan suara azan. Inilah salah satu pengajaran yang

13
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

pertama yang diterima oleh anak, mendengarkan kalimat-kalimat

tayyibah.

D. Pembagian Tauhid

Pembagian Tauhid menurut ulama dapat dibedakan menjadi tiga

bagian yaitu :

1. Tauhid uluhiyah

2. Tauhid Rububiyah

3. Tauhid Asma wa sifat

1. Tauhid Rububiyah

Pengertian dari Tauhid Rububiyah adalah mengesakan Allah swt

dalam segala perbuatannya, dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang

menciptakan segenap makhluk3.

Menurut Daud Rosyid Dalam bukunya Islam Dalam Berbagai

Dimensi, beliau berpendapat bahwa Tauhid Rububiyah adalah

melekatkan semua sifat-sifat ta’tsir ( yang mengandung unsure

dominasi atau pengaruh ) pada Allah swt, umpamanya sifat Pencipta,

Pemberi Rezki, Pengatur Alam, yang menghidupkan, mamatikan,

Pemberi petunjuk, dan sebagainya4.

Dari sini dapat kita lihat bahwa seorang muslim harus memiliki

suatu keyakinan bahwa dialam ini tidak ada yang memiliki kemampuan

3
Shalih Bin Fauzan, Kitab Tauhid,Jogyakkarata Universitas Islam Indonesia, ,hlm 19
4
Daud Rasyid, Islam Dalam Berbagai Dimensi, Jakarta : Gema Insani Pres, hlm 18

14
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

yang sempurna selain Allah swt. Sebagai konsekwensi dari hal tersebut,

manusia tidak berhak untuk meminta dan meyakini yang memiliki

kekuatan yang hakiki selain Allah swt.

Dari konsekwensi diatas akan melahirkan keyakinan bahwa

dialam semesta ini hanya Allahlah satu-satunya yang dapat membantu

kita, memberikan rezki kepada kita, memberikan petunjuk kepada kita,

yang menghidupkan dan mematikan kita .

Dalam Alquran, banyak ayat-ayat yang menjelaskan tentang

Rububiyah Allah swt seperti firman Allah :

‫َو َم ا ِم ْن َداَّبٍة ِاَّال َعَلى الّلِه ِر ْز ُقَه ا‬

Artinya : “ Dan Tidaklah suatu binatang melatapun di bumi

melainkan Allah lah yang memberi rezki “

Ayat ini menjelaskan kepada kita betapa Allah lah yang paling

berkuasa untuk memberikan rezki kepada hamba-hambanya. Orang

yang mentauhidkan Allah swt secara utuh dan murni maka orang

tersebut tidak akan meminta rezki kepada selain dari Allah swt.

Meminta rezki kepada selain Allah berarti telah memalingkan

kekhususan-kekhususan Allah. Perbuatan ini kita kenal dengan

perbuatan mensekutukan Allah atau berbuat syirik terhadap Allah. Allah

15
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

juga menerangkan bahwa Dialah satu-satunya Penguasa dan Pengatur

Alam semesta ini

2. ‫قل اللهم مالك الملك تؤتس الملك من تشاء وتنزغ الملك ممن تشاء وتعز من‬

‫تشاء زتذا من تشاء بيدك الخير امك غلى كل شيء قدير‬

Artinya : “ Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau

berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan

Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.

Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau

hinakan orang yang Engkau kehendaki. Ditangan Engkaulah

segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas

segala sesuatu”

Ayat diatas menunjukkan kepada kita betapa Allahlah satu-

satunya pengatur yang hakiki dialam semesta ini. Yang mana kekuasaan

Allah meliputi segala apa yang diciptakannnya. Sedikitpun manusia

tidak dapat mencampuri kehendak dari Allah swt karena Allah memiliki

sifat jaiz yang berarti Allah bebas untuk mengatur, berkehendak sesuai

dengan apa yang diinginkanNya.

2. Tauhid Uluhiyah

Tauhid Uluhiyah, yaitu tauhid ibadah, karena ilah maknanya

ibadah5. Maka Tauhid Uluhiyah adalah pengakuan seorang hamba

bahwa tidak ada yang diibadahi kecuali Allah swt. Tauhid Uluhiyah

5
Shalih binFauzan, Op Cit, hlm 45

16
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

dapat juga kita katakana sebagi pengesaan Allah dengan perbuatan para

hamba berdasarkan niat taqarrub yang disyariatkan seperti do’a, nazar,

kurban, raja’, takut, tawakal, raghbah, rahbah (takut), dan inabah

(berharap).

Semua yang kita sebutkan diatas adalah bentuk-bentuk

peribadatan, yang mana seluruh peribadatan tersebut diperuntukkan

hanya kepada Allah swt semata. Pemalingan suatu peribadatan

merupakan bentuk perbuatan mensekutukan Allah swt.

Do’a diperuntukkan kepada Allah saw semata. Karena Allah

memiliki kekhususan untuk mengabulkan doa para hambanya. Disaat

manusi berdo’a kepada selain Allah, meminta kepada selain Allah maka

manusia tersebut telah meyakini bahwa ada sesuatu kekuatan lain selain

Allah yang dapat mengabulkan do’a atau permintaannya tersebut.

Perbuatan seperti inilah yang dikategorikan dalam perbuatan yang

menyekutukan Allah swt. Karena kita memalingkan kekhususan-

kekhususan yang dimiliki oleh Allah kepada makhluk yang lainnya.

3.Tauhid asma wa sifat.

Artinya memurnikan nama-nama Allah dan juga sifat-sifat Allah

swt. Dalam artian memurnikan nama-nama Allah dan sifat-sifat Allah

yang telah ditetapkan Allah melalui firmannya dan juga melalui sabda

dari Rasulullah saw. Selain itu kita juga harus menafikan penyerupaan

17
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

dengan tidak menjadikan bagi Allah tandingan-tandingan pada nama-

nama dan sifat-sifatnya.

Nama-nama yang diberikan Allah untuk dirinya itulah nama-

nama yang terbaik dan tidak ada nama yang lebih baik dari nama yang

diberikan Allah atas dirinya sendiri. Dan dengan nama-nama yang baik

itulah kita memanggil Allah swt sesuai dengan firman Allah

Artinya : "Dan bagi Allah nama-nama yang baik, maka

panggillah Allah dengan nama-nama yang baik tersebut" .

Imam Ahmad, seperti yang dikutip oleh Shalih bin Fauzan

mengatakan bahwa Allah tidak boleh disifati kecuali dengan apa yang

disifati olehNya untuk diriNya atau apa yang disifatkan RasulNya,

serta tidak boleh melampaui Al-quran dan Al-Hadist. Kaum salaf

menyifati Allah dengan apa yang dia sifatkan untuk diriNya dan dengan

apa yang disifatkan oleh RasulNya, tanpa tahrif, dan ta’thil, takyif dan

tamstil.

Manusia tidak berhak untuk memberi nama ataupun sifat-sifat

kepada Allah swt seperti Gusti Allah dan lain sebagainya. Sebab dalam

asma ul husna

Allah tidak pernah dan tidak ada menambahkan kata-kata gusti .

Cukuplah kita memanggil Allah dengan nama-nama yang telah

diberikan untuk dirinya seperti Ar Rahman, Ar- Rahim, Al Malik, Al

Quddus dan lain sebagainya.

18
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Keyakinan terhadap tauhid asma was-sifat akan memberikan

pengaruh terhadap kehidupan pribadi muslim. Menurut Shalih bin

Fauzan, iman terhadap asma was-sifat akan memberikan pengaruh

dalam bermuamalah dengan Allah, diantara pengaruh tersebut adalah:

1. Seseorang yang mengetahui asma was-sifat dengan benar,

maka orang tersebut akan mengenal Rabb nya beserta

keagungan Rabb nya tersebut, dengan mengenal keagungan

Rabb nya, maka akan semakin tunduk dan takut terhadap

Rabb nya.

2. Orang yang mengenal Rabb nya melalui asma’ was-sifat

maka dia akan mengenal salah satu sifat dari Rabb nya. Salah

satu dari sifat Rabb nya adalah Maha dahsyat azabnya. Maka

orang tersebut akan selalu berhati-hati dalam bertindak, dan

tidak menjerumuskan dirinya sendiri dalam kemaksiatan. Hal

tersebut dikarenakan dia mengetahui dan mengimani bahwa

Allah memiliki azab yang sangat pedih.

3. Jika seeorang mengetahui bahwa Allah Maha Pengampun,

maka dia tidak putus asa dalam memohon ampunan dari Allah

swt. Dia akan selalu bertobat kepada Allah dan memohon

ampunan, walaupun dia bergelimang dengan dosa dan

kemaksiatan, karena Allah memiliki sifat Maha Pengampun.

4. Setelah mengetahui bahwa Allah Maha Pemberi Rezki, maka

akan menumbuhkan kecintaannya kepada Allah swt dan

19
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

bertaqarrub kepadaNyan serta mencari apa yang ada disisiNya

dan akan berbuat baik kepada sesamanya.

BAB II

Manusia dan Fitrohnya

A. Manusia menurut Agama

20
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Berbicara tentang manusia, banyak para ahli yang

mendefenisikan apa pengertian dari manusia itu. Tentu saja defenisi

tentang manusia menurut para ahli berbeda-beda antara satu dan lainnya.

Pengetahuan manusia atas dirinya tersebut tidaklah utuh atau terbatas,

yang kita ketahui hanyalah bahwa manusia terdiri dari bagian-bagian

tertentu, dan inipun pada hakikatnya dibagi lagi menurut tata cara kita

memandang siapa manusia itu sendiri.

Quraish Shibab dalam bukunya Wawasan Al quran

menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan keterbatasan

pengetahuan manusia tentang dirinya disebabkan oleh 6:

1. Pembahasan tentang masalah manusia terlambat dilakukan,

karena pada mulanya perhatian manusia hanya tertuju pada

penyelidikan tentang alam semesta.

2. Ciri khas akal manusia yang lebih cendrung memikirkan

hal-hal yang tidak kompleks . Ini disebabkan oleh sifat akal

kita yang tidak mampu mengetahui hakikat hidup.

3. Multikompleksnya masalah manusia.

Yang jelas dan tidak dapat kita ragukan lagi bahwa manusia

ketika lahir dimuka bumi ini membawa berbagai macam potensi-

potensi dan kodrati yang berupa potensi untuk dapat berkembang,

6
Quraish Shihab, Wawasan Alquran, Bandung: Mizan, hlm 278.

21
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

menyempurnakan hidupnya, serta mengelola bumi ini sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki oleh manusia tersebut.

Oleh karena itu para ahli banyak memberikan sebutan-sebutan

yang ditujukan untuk menyebutkan manusia seperti yang ditulis oleh

Zuhairini dalam bukunya filsafat Pendidikan Islam. Zuhairini

menyebutkan ada beberapa nama untuk menyatakan manusia antara

lain 7:

1. Manusia adalah HOMO SAPIENS artinya makhluk yang

mempunyai budi.

2. Manusia adalah ANIMAL RATIONAL yang artinya

binatang yang berfikir.

3. Manusia adalah HOMO LAQUEN artinya yaitu makhluk

yang pandai menciptakan bahasa dan menjelmakan pikiran

manusia dan perasaan dalam kata-kata tersusun

4. Manusia adalah HOMO FABER artinya makhluk yang

tukang, dia pandai membuat perkakas atau disebut juga

TOOL MAKING ANIMAL yaitu binatang yang pandai

membuat akal.

5. Manusia adalah ZOON POLITICON yaitu makhluk yang

pandai bekerja sama, bergaul dengan orang lain dan

mengorganisasi diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

7
Zuhairini atl, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi aksara, hlm 82

22
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

6. Manusia adalah HONO ECONOMICUS artinya makhluk

yang tunduk pada prinsip-prinsip ekonomi yang bersifat

ekonomis.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat kita lihat bahwa

pendevinisian manusia hanya ditinjau dari segi lahiriah semata.

Sedangkan pada diri manusia terdapat dua unsur, yaitu unsur jasmani

dan juga unsur rohani.

Unsur rohani pada manusia sangatlah penting. Apalah artinya

sebuah jasad dimuka bumi ini, akan tetapi jasad tersebut tidak memiliki

roh. Maka sudah pasti jasad yang bagus tersebut tidak berguna dan tidak

ada artinya.

Allah telah menciptakan manusia pada ciptaan yang paripurna,

yaitu sebuah kesempurnaan yang tinggi yang tidak ada tekhnologi yang

dapat menandingi kesempurnaan tersebut. Hal ini dijelaskan oleh Allah

swt dalam Al Quran :

‫َلَقْد َخ َلْق َنا اِأل ْن اَن ِيِف َاْح ِن َتْق ِوِمْي‬


‫َس‬ ‫َس‬

Artinya : Dan Kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-

baik bentuk

23
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Dalam ayat yang lain Allah menjelaskan :

‫َنا ِم الَطِّي اِت‬


‫َو َلَقْد َكَّر ْم َنا َبْيِن َاَدَم َو َمَحْلَنا ُه ْم ْيِف اْلَبِّر َو اْلَبْح ِر َو َر َز ْق ُه ْم َن َب‬

‫َو َفَّض ْلَنا ُه ْم َعَلى َك ِثٍرْي َمِمْن َخ َلْق َنا َتْف ِض ْيًال‬

Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak Adam

dan Kami beri mereka kendaraan didarat dan dilaut dan Kami

beri mereka rezki yang baik-baik dan Kami benar-benar

melebihkan dari kebanyakan makhluq yang telah kami ciptakan.

(QS Al Isra: 70 )

Dari dua ayat diatas menjelaskan pada kita bahwa Allah

menciptakan manusia dan Allah juga memuliakan manusia dari segala

apa yang telah diciptakan Allah swt berupa mahkluk-mahkluq yang

lainnya. Hal ini dapat kita lihat dari penciptaan manusia dilengkapi

dengan sesuatu yang tidak dimiliki oleh makluq yang lain yaitu akal dan

fikiran. Dengan akal dan fikiran inilah manusia dapat mengembangkan

kehidupan dan juga melestarikan kehidupan dimuka bumi ini.

Allah sangat memulikan manusia, sehingga Allah tidak

menggolongkan manusia kedalam kelompok binatang. Selama manusia

tersebut menggunakan akalnya yang dikaruniakan Allah kepadanya 8.

Inilah salah satu bukti bahwa Allah swt betul-betul memuliakan

8
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, hlm 11

24
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

manusia, tidak seperti pendapat para ahli yang telah kita kemukakan

diatas.

Akan tetapi Allah juga bisa untuk merendahkan derajat manusia

dan mencampakkan kejurang kehinaan apabila manusia tidak

menggunakan akal, rasio, panca indra dalam menjalani kehidupan

didunia ini. Hal tersebut ditegaskan Allah dalam firmannya :

‫ُهَلْم ُقُلٌب َال َيْف َق ُه ْو َن َهِبا َو ُهَلْم َاْعٌنُي َال ُيْبِص ُر ْو َن َهِبا َو ُهَلْم َأَذاٌن َال َيْسَم ُعْو َن‬

‫َهِبا ُاوَلِئَك َك اَألْنَعاِم َبْل ُه ْم َاَض ُّل َو ُاوَلِئَك ُه ُم اْلَغاِفُلْو َن‬

Artinya : Mereka ( Manusia ) punya hati tidak dipergunakan

untuk memahami ayat-ayat Allah, punya mata tetapi tidak

dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, punya

telinga tetapi tidak mendengar ayat-ayat Allah. Mereka

( manusia ) yang seperti itulah sama martabatnya dengan

binatang ternak, bahkan lebih rendah lagi dari binatang, dan

mereka itulah orang-orang yang lalai

Allah sangat memuliakan manusia, begitu banyak manusia

disebut oleh Allah didalam Alquran. Penyebutan nama manusia oleh

Allah swt dengan berbagai macam sebutan seperti :

25
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

1. Penyebutan untuk manusia dengan bani adam, seperti firman

Allah swt dalam surat al Isra ayat 70

‫َنا ِم الَطِّي اِت‬


‫َو َلَقْد َكَّر ْم َنا َبْيِن َاَدَم َو َمَحْلَنا ُه ْم ْيِف اْلَبِّر َو اْلَبْح ِر َو َر َز ْق ُه ْم َن َب‬

‫َو َفَّض ْلَنا ُه ْم َعَلى َك ِثٍرْي َمِمْن َخ َلْق َنا َتْف ِض ْيًال‬

Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak Adam

dan KAmi beri mereka kendaraan didarat dan dilaut dan Kami

beri mereka rezki yang baik-baik dan Kami benar-benar

melebihkan dari kebanyakan makhluq yang telah kami ciptakan.

(QS Al Isra: 70 )

2.Penyebutan manusia dengan kata basyar dalam surat al Kahfi

ayat 110

‫ُقْل ِاَمَّنا َاَنا َبَش ٌر ِم ْثُلُك ْم َحُيى ِاَّيَل َاَمَّنا ِاُهَلُك ْم ِاَلٌه َو اِح ٌد َفَم ْن َك اَن‬

‫َيْر ُجْو ا ِلَق اَء َر ِّبِه َفْلَيْع َمْل َعَم ًل َص اًحِلا َو َال ُيْش ِر ْك ِبِعَباَدِة َاَح َد ا‬

Artinya : “ Katakanlah ( Muhammad ), “ Sesungguhnya aku

ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang telah

menerima wahyu , bahwa sesungguhnya Tuhan kamulah Tuhan

Yang Maha Esa.” Maka barang siapa yang mengharapkan

pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia

26
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan

dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya .”

Kata Basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti

penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang sama

lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamai basyar karena

kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang lain9.

Ayat-ayat alquran juga banyak menggunakan kata-kata basyar

yang mengisyaratkan bahwa proses kejadian manusia melalui tahap-

tahap sehingga mencapai kedewasaan10.

Kata-kata basyar juga dapat kita kaitkan dengan kedewasaan,

kedewasaan dalam artian mampu memikul tanggung jawab 11. Maka

karena itu pulalah tugas kekhalifaan dibebankan Allah kepada basyar.

Hal ini dapat kita lihat firman Allah swt dalam surat Al Hijr ayat

28 yang berbunyi :

Artinya : “ Dan Ingatlah , ketika Tuhanmu berfirman kepada

Malaikat, “ Sungguh aku akan menciptakan seorang manusia

dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk “

3.Penyebutan manusia dengan kata al insan, disebutkan Allah

dalam surat Al Insan ayat 1

9
Quraish Shihab, Op Cit, hlm 279
10
Ibid, hlm 279
11
Ibid

27
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

‫ِأل ِن ِح ِم‬
‫َه ْل َاَتى َعَلى ا ْنسأ َنْي َن الَّد ْه ِر ْمَل َيُك ْن َش ْيًئا َم ْذ ُك ْو ًر‬

Artinya :

Kata Insan terambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis

dan tampak12. Kata Insan, digunakan Alquran untuk menunjuk kepada

manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga . Manusia yang

berbeda antara seseorang dengan yang lain, akibat perbedaan fisik,

mental dan kecerdasan.

4. Penyebutan manusia dengan kata An Naas terdapat dalam

surat An Naas ayat 1

‫ُقْل َاُعْو ُذ ِبَر ِّب الَّناِس‬

Artinya :” Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhan

Manusia “

Inilah sebutan Allah swt bagi manusia yang terdapat

dalam alquran , yang mana kata-kata bani Adam, al basyar,

al insan, an nas semuanya menunjukkan kepada manusia.

B. Potensi Manusia

12
Ibid, hlm 280

28
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah swt dan

manusia adalah makhluk yang sempurna penciptaannya.

Kesempurnaan penciptaan manusia tersebut diiringi oleh potensi-

potensi yang diberikan Allah swt kepada manusia. Salah satu

potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut adalah potensi untuk

beriman kepada Allah swt, dengan akal manusia akan dapat

melihat gejala-gejala alam, keseimbangan penciptaan dan

keserasian ciptaan Allah yang pada akhirnya akan bermuara pada

keimanan dan ketauhidan kepada Allah swt. Maka menurut

ajaran Islam manusia jika dibandingkan dengan makhluk yang

lainnya ada beberapa ciri utama dari manusia tersebut:

1. Manusia adalah makhluk yang paling unik, dijadikan dalam

bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna13.

Keunikan manusia ini dapat kita lihat dari bentuk dan

struktur tubuh manusia, mekanisme pada tubuh manusia,

gejala-gejala jiwa pada manusia, hubungan, manusia dengan

alam sekitarnya. Seperti yang kita jelaskan diatas Allah

menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk. Akan tetapi

Allah swt memberikan kelemahan-kelemahan pada manusia

dengan sifat-sifat atau perangai yang jelek pada manusia

diantaranya manusia memiliki sifat melampaui batas. Hal ini

dijelaskan Allah dalam firmannya dalam Quran surat Yunus

ayat 12 yang berbunyi:


13
Ibid, hlm 12

29
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

‫ِئ‬ ‫ِه ِع‬ ‫ِال‬ ‫ِا‬


‫َو َذا َم َّس ا ْنَس اَن الُّض ُّر ّدَعاَنا َجِلْنِب َأْو َقا ًد ا َاْو َقا ًم ا َفَلَّم ا َك َش ْف َنا َعْنُه‬

‫َض ُّر ُه َم َّر َك َأْن ْمَل َيْد ُعَنا ِاىَل ُضٍّر َم َّس ُه َك َذ ا ِلَك ُز ِّيَن ِلْلُم ْش ِر ِفَنْي َم اَك نْو ا‬

‫َيْع َم ُلْو َن‬

Artinya : “

Selain itu manusia juga mempunyai sifat tergesa-gesa yang juga

dijelaskan Allah dalam Al quran surat Al Isra ayat 11 yang

berbunyi :

‫َو َيْد ُع اَألْنَس ا ُن ِبالَش ِّر ُدَعاَءُه ِباَخْلِرْي َو َك اَن اِأل ْنسأَن َعُجْو ًال‬

Artinya : “

Demikianlah beberapa dari sifat-sifat buruk yang ada dalam diri

manusia. Dengan adanya sifat buruk tersebut sebagai ujian dari Allah

swt. Apakah manusia tersebut dapat menundukkan sifat-sifat tersebut

atau mungkin manusia tersebut mengikuti dan memperturutkan sifat

yang buruk yang ada pada dirinya.

30
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

2. Manusia memiliki potensi ( daya atau kemampuan yang

mungkin dikembangkan ) untuk beriman kepada Allah 14. Pada

dasarnya manusia mengakui Allah sebagai tuhan mereka. Hal

ini dapat kita lihat saat Allah meniupkan ruh pada diri

manusia ( saat dalam rahim ), maka terjadilah dialog antara

manusia dengan Allah. Allah bertanya kepada manusia ; “

Bukankah aku ini Tuhanmu ?” selanjutnya manusia

menjawab ; “ Benar, engkau adalah Rabb ku dan kami

mengakuinya “

Dari sini dapat kita lihat, bahwa pada hakekatnya manusia

memiliki potensi untuk mengimani adanya Allah. Mengimani kebesaran

dan kekuasaan Allah. Akan tetapi potensi untuk beriman kepada Allah

akan dipengaruhi oleh lingkungan dimana manusia tersebut berada. Hal

ini seperti yang dijelaskan oleh Nabi dalam hadistnya :

‫ُك ُّل ُلٍد ُي َلُد َعَلى اْلِف ْط ِة‬


‫َر‬ ‫َمْو ْو‬

Artinya : “Setiap anak yang dilahirkan, terlahir dalam keadaan

suci “

3. Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada Nya 15. Ini

juga merupakan salah satu tujuan Allah menciptakan manusia,

14
Ibid, hlm 13
15
Ibid, hlm 13

31
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

yaitu beribadah dan mengabdi kepada Allah swt.

Sebagaimana Allah menjelaskan dalam firmanNya :

‫َو َم ا َخ لْق ُت اِجْلَّن َو اِأل ْنَس ِاَّال ِلَيْع ُبُد ْو ن‬

Artinya : “ Dan tidaklah Aku menciptakan golongan jin dan

golongan manusia kecuali untuk beribadah “

Pengabdian manusia terhadap Allah swt dilakukan dengan

melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah swt.

Semakin banyak perintah yang dilakukan dan samakin banyak larangan

yang ditinggalkan akan membawa manusia tersebut pada keimanan yang

sempurna dan akan bermartabat disisi Allah swt. Inilah pengabdian

seorang hamba terhadap Khaliqnya. Pengabdian yang dilandasi oleh

keimanan dan suatu kesadaran dalam menunaikan hak-hak Allah swt.

Menurut Jalaludin, dalam bukunya Teologi Pendidikan

menyebutkan, bahwa secara garis besarnya potensi manusia terdiri atas

empat potensi utama yang secara fitroh sudah dianugerahkan Allah

kepadanya, keempat potensi tersebut adalah :

a. Hidayat al Gharzziyat (potensi naluriah)

Dalam potensi ini manusi mempunyai tiga dorongan dalam

kehidupannya, yaitu dorongan untuk memelihara diri yang

32
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

dilakukan dengan makan, minum, penyesuaian terhadap

lingkungan dan sebagainya.16

Adapun yang kedua adalah dorongan untuk mempertahankan

diri. Bentuk dorongan ini dapat berupa nafsu marah, menghindar

dari apa-apa yang mengancam dirinya, baik dari sesama dirinya

ataupun dari lingkungan yang lain.

Dorongan yang ketiga berupa dorongan untuk

mengembangkan jenis. Dorongan ini berupa adanya nafsu

seksual pada diri manusia. Tertarik dengan lawan jenis, keinginan

untuk menikah dan memiliki anak.

b. Hidayat Hissiyat (potensi indrawi)

Potensi ini berkaitan erat dengan usaha manusia untuk

mengenal apa yang ada diluar dirinya. Untuk mengenal apa yang

ada diluar dirinya, maka manusia membutuhkan panca indra.

Tanpa panca indra manusia tidak dapat mengenal apa yang ada

diluar dirinya sekaligus manusia tidak dapat berinteraksi dengan

dunia luar.

Adapun bentuk-bentuk potensi indrawi yang ada pada

manusia adalah penglihatan, penciuman, peraba, pendengar.

Dengan alat-alat yang diberikan oleh Allah swt manusia dapat

mengasah ketajaman alat indra mereka tersebut sehingga dapat

lebih bermanfaat dalam kehidupannya.

c. Hidayat ‘aqliyat
16
Jalaludin, Teologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press,hlm:34

33
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Potensi akal memberi kemampuan manusia untuk berfikir dan

memahami hal-hal yang tidak difahami oleh makhluk yang lain.

Potensi akal pulalah yang menjadikan manusia lebih sempurna

dan mulia jika dibandingkan dengan makhluk yang lainnya.

Dengan kemampuan akalnya, manusia bisa merubah

kehidupan serta menciptakan hal-hal yang baru dalam rangka

penyempurnaan kehidupannya. Dengan akal manusia dapat

menguasai tekhnologi, mengubah serta merekayasa

lingkungannya, menuju kehidupan yang lebih baik17.

d. Hidayat al-Diniyat (potensi keagamaan)

Agama adalah sesuatu yang sangat diperlukan dalam

kehidupan manusia. Dalam diri manusia terdapat suatu dorongan

untuk mengabdi kepada sesuatu yang dianggapnya memiliki

kekuasaan yang lebih tinggi18.

Dorongan tersebut muncul dari diri manusia itu sendiri dan

dorongan tersebut sudah ada sejak lahir bahkan ketika manusia

tersebut berada dalam kandungan. Hal ini dapat kita lihat disaat

manusia mengakui bahwa Allah itu adalah Tuhannya.

Hal seperti ini menunjukkan bahwa pada tiap-tiap diri

manusia telah ada potensi keberagamaan. Apabila potensi

tersebut tidak didukung oleh lingkungan sekitar, maka potensi

17
Ibid, hlm 35
18
Ibid

34
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

tadi akan hilang. Akan tetapi pada hakikatnya semua manusia

dilahirkan dan telah membawa potensi untuk beragama.

BAB III

DIENUL ISLAM

A. Pengertian Islam

Banyak beberapa pendapat yang mengemukakan arti ataupun

pengertian dari Islam. Abul A’la Al Maududi dalam bukunya Prinsip-

prinsip Islam memberikan defenisi kata Islam sebagai berikut ; “ Islam

adalah tunduk dan patuh kepada perintah orang yang memberi perintah

35
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

dan kepada larangannya tanpa membantah19. Rasulullah saw juga

memberikan pengertian Islam yang tentu saja penjelasan dari beliaulah

yang kita jadikan patokan untuk memberikan pengertian terhadap islam

tersebut.

Sebagai muslim yang beriman kepada Rasul, maka hendaknya

segala ucapan dari Rasul kita jadikan rujukan, ucapan Rasul yang sering

juga kita sebut dengan hadist Rasul yang kedudukannya dalam Islam

menempati urutan kedua setelah wahyu Allah. Berikut ini beberapa

hadist dari Rasulullah saw yang memberikan pengertian tentang Islam;

Pengertian Pertama :

‫ جاء رجل الى رسول هللا صلىاهلل عليه وسلم فأذ‬:‫عن طلحة بن عبيد هللا قال‬

‫ خمسة صلوات في‬: ‫هو سأل عن االسالم فقال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬

‫ فقال هل علي غير هن ؟ قال ال اال ان تطوع وذكر له الزكاة فقال هل‬.‫اليوم‬

‫ ال اال ان تطوع فأدبر وهو يقول ال أزيد على هذا وال‬:‫غلي غيرها؟ قال‬

‫ فقال عليه السالم افلح ان صدق او دخل الجنة ان صدق ( اخرجه‬.‫انقص منه‬

) ‫ستة اال الترمذي‬

Artinya :Dari Thalhah bin Ubaidillah ia berkata:“ Seseorang

laki-laki dating kepada Rasulullah saw, dan ia bertanya

tentang Islam. Maka Rasulullah saw bersabda: ‘ Shalat lima

waktu satu hari satu malam’. Laki-laki itu kemudian

bertanya, ‘ Apakah ada yang lainnya ?’ Rasulullah saw

19
Abul A’la Al Maududi, Prinsip-Prinsip Islam, Jakarta: Lembaga Pengajaran Bahasa
Arab Saudi Arabia, , hlm 8

36
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

menjawab, ‘ Tidak, kecuali shalat sunnah. ‘ Kemudian

Rasulullah menyebutkan zakat. Laki-laki itu bertanya, ‘

Apakah ada yang lainnya ?’ Rasulullah menjawab, ‘ Tidak,

kecuali shodaqah sunnah’. Kemudian laki-laki itu berpaling

berkata. Tidak aku tambahi dan aku kurangi darinya ‘

Kemudian Rasulullah bersabda, beruntunglah jika ia benar ia

akan masuk surga jika ia benar ( dikeluarkan oleh Enam

Imam kecuali Tirmidzi )

Pengertian Kedua ;

“ Muawiyah bin Haydah berkata, ‘ Aku bertanya kepadamu

karena Allah swt. Dengan apa Allah mengutus engkau kepada

kami?’ Rasulullah saw menjawab, ‘ Dengan Islam’ Aku

bertanya lagi, ‘ Apa tanda-tanda Islam itu?’ Nabi Menjawab

‘ Jika kamu berkata aku serahkan wajahku hanya kepada

Allah dan Ikhlas menegakkan sholat dan menunaikan zakat.

Setiap muslim adalah mahrom yang bersaudara dan saling

menolong, tidak diterima amal dari seorang musyrik setelah

ia Islam, atau memisahkan diri dari orang-orang musyrik

untuk bergabung dengan kaum muslimin”. ( Dikeluarkan oleh

Nasa ‘I )

Pengertian Ketiga :

37
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Rasulullah bersabda , “ Islam itu adalah bersaksi tidak ada

Tuhan selain Allah dan Muhammad itu hamba dan utusan

Nya,mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa dibulan

Ramadhan, dan haji ke Baitullah bagi yang mampu

dijalannya.”( Dikeluarkan oleh Imam yang lima kecuali

Bukhari )

Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda: “ Sesungguhnya

Islam itu dibangun atas lima : bersaksi sesungguhnya tidak

ada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu hamba dan

utusan Nya, mendirikan shalat, menunuaikan zakat, haji ke

Baitullah dan puasa dibulan Ramadhan “ ( HR Bukhari-Muslim )

Dua hadist yang terakhir inilah yang lebih menyeluruh dalam

mengartikan Islam. Dari hadist diatas disebutkan bahwasannya islam

tersebut dibangan atas lima hal seperti yang telah kita ketahui, yaitu

syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji yang kita kenal dengan rukun

Islam. Akan tetapi lima hal ini belumlah bisa kita katakan totalitas

Islam. Lima rukun tersebut merupakan dasar Islam yang diatasnya

dibangun seluruh struktur bangunan Islam, bukan merupakan totalitas

Islam20.

Jika kita mengibaratkan Rukun Islam sebagai dasar sebuah

bangunan ataupun pondasi, maka apa yang dibangun diatas pondasi

tersebut ialah seluruh struktur hukum Islam yang mencakup seluruh

20
Said Hawa, Al Islam, terj, Jakarta: Al I’tishom, hlm 13

38
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

persoalan-persoalam manusia yang dibangun diatas lima rukun dasar

tadi21.

Maka jika kita mendalami dan mempelajari Islam, kita akan

menjumpai aturan-aturan yang yang spesifik seperti bagaimana Islam

memandang manusia laki-laki dan perempuan, bagaimana Islam

memandang pendidikan, ekonomi, negara, militer, dan seluruh aspek

kehidupan manusia. Yang semua tersebut haruslah dibangun diatas

sebuah pondasi yaitu rukun Islam.

B. Islam adalah Dien Para Nabi

Setiap umat Allah menurunkan kepadanya seorang Nabi. Hal

tersebut merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada hamba Nya agar

hamba tersebut tidak tersesat dalam mengarungi kehidupan didunia ini.

Islam adalah Agama ( Dien ) yang dibawa oleh seluruh Nabi

dan Rasul sejak Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad saw 22, hal ini

dapat langsung kita firman-firman Allah swt

Penegasan melalui Nabi Musa as:

‫ِلِم‬ ‫ِا‬ ‫ِه‬


‫َفَعَلْي َتَو َّك ُلْو ا ْن ُك ْنُتْم ُمْس َنْي‬

“… Maka hendaknya hanya kepadaNya kamu bertawakal jika

kamu benar-benar orang yang berserah diri (kepada Nya )”

Penegasan melalui Nabi Yusuf as

21
Ibid
22
Ibid, hlm 1

39
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

‫ِحِل‬ ‫ِل ِحْل‬


‫َتَو َّفْيِن ُمْس ًم ا َو َا ْق ْيِن ِباالَّصا َنْي‬

( Yusuf : 101 )

“ … Wafatkanlah aku sebagai seorang muslim, dan

gabungkanlah aku bersama orang-orang yang sholeh “

Penegasan melaui lisan Nuh

‫ِلِم‬ ‫ِم‬ ‫ِم‬


‫َو ُا ْر ُت َاْن َاُك وَن َن اْلُمْس َنْي‬

( Yunus : 72)

“… dan aku disuruh supaya tergolong orang-orang yang

berserah diri kepada Allah .

Penegasan melalui lisan Ibrahim as dan Ismail as

‫ِل‬
‫َر َّبَنا َو اْجَعْلَنا ُمْس َم ِنْي َلَك‬

( Al Baqaroh : 128 )

“ … Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua sebagai orang-

orang yang berserah diri “

Nabi menegaskan dalam hadistnya

“ Nabi-nabi itu bersaudara lain ibu, Ibunya berbeda-beda,

tetapi agamanya satu” .

(HR Bukhari, Muslim dan Abu Daud )

Allah swt juga menegaskan dalam firmannya

40
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

“ Dia telah menyariatkan agama kepadamu, sebagaimana

yang telah diwasiatkan Nya kepada Nuh, dan yang telah

diwahyukan kepadamu dan kami wasiatkan kepada Ibrahim,

Musa, dan Isa, yaitu tegakkanlah agama dan janganlah kamu

bercerai berai didalamnya . . .

( As syura : 13 )

Dari ayat-ayat diatas jelaslah bagi kita bahwa bahwa Dien yang

dibawa para Nabi adalah dien Islam. Dan para Nabi tersebut semuanya

mentauhidkan dan menyembah Allah swt. Tidak ada satupun Nabi yang

mengajak umatnya untuk menyembah kepada selain Allah swt sebab

para nabi dan rasul menyerahkan diri kepada Allah swt.

Agama Islam yang dibawa oleh Muhammad saw lebih luas

dibandingkan dengan ajaran-ajaran Nabi-nabi sebelumnya. Adapun

Nabi-nabi sebelumnya diutus Allah hanya untuk kaumnya saja,

sedangkan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad bersifat global dan

diperuntukkan kepada seluruh umat.

Dengan kata lain dapat kita simpulkan bahwa dien yang dibawa

oleh nabi Muhammad saw merupakan penyempurna dari ajaran-ajaran

para Nabi yang terdahulu. Hal ini dijelaskan sendiri oleh Nabi

Muhammad melalui sabda nya :

“ Perumpamaanku dan perumpamaan Nabi-nabi sebelumku

ibarat orang yang membangun sebuah rumah. Ia memperindah

41
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

dan mempercantik rumah itu, kecuali letak batu bata pada salah

satu sisi bangunannya. Kemudian manusia mengelilingi dan

mengagumi rumah itu, lalu mengatakan, ‘alangkah indahnya jika

bata ini dipasang !” Aku adalah bata tersebut dan aku adalah

penutup para Nabi “

C. Ruang Lingkup Ajaran Islam

a. Aqidah

Aqidah arti bahasanya ikatan atau sangkutan. Bentuk jamaknya

ialah aqa’id. Arti aqidah menurut istilah ialah keyakinan hidup

atau lebih khas lagi iman. Sesuai dengan maknanya ini yang

disebut aqidah ialah bidang keimanan dalam islam dengan

meliputi semua hal yang harus diyakini oleh seorang

muslim/mukmin. Terutama sekali yang termasuk bidang aqidah

ialah rukun iman yang enam, yaitu iman kepada Allah, kepada

malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-

rasul-Nya, kepada hari Akhir dan kepada qada’dan qadar.

b. Syari’ah

Syari’ah arti bahasanya jalan, sedang arti istilahnya ialah

peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tiga

pihak Tuhan, sesama manusia dan alam seluruhnya, peraturan

Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan disebut

ibadah, dan yang mengatur hubungan manusia dengan sesama

manusia dan alam seluruhnya disebut Muamalah. Rukun Islam

42
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

yang lima yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji termasuk

ibadah, yaitu ibadah dalam artinya yang khusus yang materi dan

tata caranya telah ditentukan secara parmanen dan rinci dalam al-

Qur’an dan sunnah Rasululah Saw.

Selanjutnya muamalah dapat dirinci lagi, sehingga terdiri dari

 Munakahat (perkawinan), termasuk di dalamnya soal harta waris

(faraidh) dan wasiat

 Tijarah (hukum niaga) termasuk di dalamnya soal sewa-

menyewa, utang-piutang, wakaf.

 Hudud dan jinayat keduanya merupakan hukum pidana islam

Hudud ialah hukum bagi tindak kejahatan zina, tuduhan zina,

merampok, mencuri dan minum-minuman keras. Sedangkan jinayat

adalah hukum bagi tindakan kejahatan pembunuhan, melukai orang,

memotong anggota, dan menghilangkan manfaat badan, dalam tinayat

berlaku qishas yaitu “hukum balas”

 Khilafat (pemerintahan/politik islam)

 Jihad (perang), termasuk juga soal ghanimah (harta rampasan

perang) dan tawanan).

 Akhlak/etika

3.Akhlak

43
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Akhlaq adalah berasal dari bahasa Arab jamat dari “khuluq” yang

artinya perangai atau tabiat. Sesuai dengan arti bahasa ini, maka akhlak

adalah bagian ajaran islam yang mengatur tingkahlaku perangai

manusia. Ibnu Maskawaih mendefenisikan akhlak dengan “keadaan

jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan

tanpa melalui pertimbangan fikiran”

Akhlak ini meliputi akhlak manusia kepada tuhan, kepada

nabi/rasul, kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada tetangga,

kepada sesama muslim, kepada non muslim.

Dalam Islam selain akhlak dikenal juga istilah etika. Etika adalah suatu

ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang

seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan

yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan

menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat (Amin,

1975 : 3)

Jadi, etika adalah perbuatan baik yang timbul dari orang yang

melakukannya dengan sengaja dan berdasarkan kesadarannya sendiri

serta dalam melakukan perbuatan itu dia tau bahwa itu termasuk

perbuatan baik atau buruk.

Etika harus dibiasakan sejak dini, seperti anak kecil ketika makan dan

44
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

minum dibiasakan bagaimana etika makan atau etika minum,

pembiasaan etika makan dan minum sejak kecil akan berdampak setelah

dewasa. Sama halnya dengan etika berpakaian, anak perempuan

dibiasakan menggunakan berpakaian berciri khas perempuan seperti

jilbab sedangkan laki-laki memakai kopya dan sebagainya. Islam sangat

memperhatikan etika berpakai sebagaimana yang tercantum dalam surat

al-Ahsab di atas.

BAB IV

MANUSIA DAN AGAMA

45
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

A. Pengertian Agama

Agama berasal dari kata sansekerta, yang mana akar kata dari

agama tersebut adalah GAM yang berarti pergi. Ada juga yang

berpendapat bahwa agama berakar dari kata: A= tidak dan GAMA =

kacau. Jadi agama berarti tidak kacau23 .

Jadi menurut pendapat diatas, agama akan menjadikan kehidupan

manusia teratur dan tidak kacau atau kocar-kacir. Karena didalam agama

tersebut memuat dasar-dasar dan juga aturan-aturan yang dapat

membimbing manusia pada jalan yang benar.

Dibarat, kata agama sering diucapkan dengan kata religios

( bahasa latin ), Religion ( bahasa Inggris ) dan Religie ( bahasa

Belanda ). Religie menurut pujangga Kristen, Saint Augustinus, berasal

dari “re dan eligare “ yang berarti “memilih kembali “ dari jalan sesat

kejalan Tuhan24.

Adapun Religie, menurut Lactantius, berasal dari kata “ re dan

ligare “ yang artinya “ menghubungkan kembali sesuatu yang telah

putus “. Yang dimaksud ialah menghubungkan antara Tuhan dan

Manusia yang telah terputus oleh karena dosa-dosanya25 .

Sedangkan menurut Cicero, Religie berasal dari “ re dan ligere “

yang berarti “ membaca berulang-ulang bacaan-bacaan suci dengan

maksud agar jiwa si pembaca terpengaruh oleh kesuciannya26.

23
Syahminan Zaini, Mengapa Manusia Harus Beragama, Jakarta: Kalam Mulia, hlm 1
24
Abu Ahmadi etl. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, hlm3
25
Ibid,hlm 3
26
Ibid, hlm 3

46
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Didalam Islam, Allah memakai kata addin untuk Islam dan

agama-agama lainnya, hal ini dapat kita lihat dalam firman Allah.

‫َلُك ْم ِدْيُنُك ْم َو َيِل ِدْين‬

Artinya : “ Bagimu Agamamu dan bagiku agamaku “

( Al kafirun : 6 )

‫َو َغَّر ُه ْم ْيِف ِد ْيِنِه ْم َم ا َك اُنوا َيْف َتُر ْو ن‬

Artinya : “ Karena mereka telah ditipu didalam urusan agama

mereka oleh ( khabar ) yang ( ketua-ketua ) mereka adakan

sendiri “.

( Ali Imron : 24 )

‫ِد ِن‬ ‫ِك ِب‬


‫ُقْل َيا َاْه َل اْل َتا َال َتْغُلْو ا ْيِف ْي ُك ْم‬

Artinya : “ Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan

dalam agamamu “.

( An Nisa : 171 )

Dari uraian diatas ada tiga kata yang menjadi sorotan dalam

tulisan ini, yaitu kata AGAMA, RELIGI dan juga Addin, yang mana tiga

kata ini memiliki arti yang sama. Akan tetapi ada titik-titik perbedaaan

yang harus kita perhatikan.

47
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Kata Agama, seperti yang sudah diuraikan diatas berasal dari

bahasa sansekerta yang erat hubungannya dengan agama Hindu dan

Budha27. Dan kata ini banyak mengandung teori.

Menurut Prof Muhammad Daud Ali, akar kata agama dari kata

gam yang mendapat awalan a dan ahkiran a sehingga menjadi a-gam-a.

Akar kata itu kadang-kadang mendapat awalan I dengan akhiran yang

sama , sehingga menjadi i-gam-a, kadang-kadang mendapat awalan u

dengan akhiran yang sama sehingga menjadi u-gam-a28

Maka kata-kata agama memiliki arti tata cara, upacara hubungan

manusia dengan raja, upacara dalam hubungan dengan dewa-dewa,

sedang ugama ialah peraturan, tata cara dalam hunungan antar manusia.

Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa kata-kata agama

lebih cocok apabila kita gunakan untuk agama ardhi ataupun agama

kebudayaan. Karena kata-kata agama berasal dari bahasa sansekerta

yang erat kaitannya dengan agama Hindu dan Budha, sedangkan kedua

agama tersebut adalah agama Ardhi ataupun agama budaya.

Religi atau religious hanyalah mengatur hubungan tetap

(vertical ) yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhannya 29. Jadi religi

atupun religious tidak mengatur hubungan antara manusia dengan

manusia lainnya.

Sedangkan Istilah addin dalam alquran mengandung pengertian

pengaturan hubungan manusia dengan Tuhan (vertical) dan juga

27
Op cit, hlm 35
28
Ibid, hlm 35
29
Ibid, hlm 37

48
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

hubungan antara manusia dengan manusia yang lainnya ( Horizontal ) .

Yang mana menurut penulis kata addin digunakan pada agama samawi

ataupun agama langit.

B. Macam-Macam Agama.

Secara Garis besar agama dapat dibedakan menjadi dua. Pertama

adalah agama samawi. Yaitu agama yang diturunkan Allah melalui

Rasulnya, dan yang kedua adalah agama ardhi atau agama bumi. Untuk

yang kedua ini sebagian orang ada yang menyebutkan dengan agama

budaya, karena ajaran agama budaya berasal dari pikiran-pikiran atau

persamaan manusia secara kumulatif.

Adapun ciri-ciri agama samawi adalah :

1. Secara pasti dapat ditentukan kelahirannya, dan bukan

tumbuh dari masyarakat, melainkan diturunkan untuk

masyarakat.

2. Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah yakni

seorang Nabi ataupun Rasul. Yang mana Nabi ataupun

Rasul tadi bukan menciptakan agama melainkan

menyampaikan agama yang telah diterimanya dari Allah.

3. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan

manusia. Artinya kitab suci yang yang berisikan wahyu

dari Allah tanpa adanya perubahan-perubahan yang

dilakukan oleh manusia dalam kitab suci tersebut.

49
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

4. Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirannya berbeda-beda

sesuai dengan kecerdasan dan kepekaan manusia.

5. Konsep ketuhanannya adalah Tauhid atau Monotheisme

murni.

6. Kebenarannya universal yang berlaku untuk seluruh masa

dan keadaan.

Jadi apabila suatu agama tidak memiliki syarat-syarat ataupun

ketentuan-ketentuan diatas maka agama tersebut tidaklah bias lagi kita

katakan dengan agama samawi.

Adapun cirri-ciri dari agama ardhi ataupun agama budaya adalah:

1. Tumbuh secara kumulatif dalam masyarakat penganutnya.

2. Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan.

3. Tidak memiliki kitab yang diturunkan dari Allah. Adapun

kitab yang ada pada pemeluk agama tersebut merupakan

buah pemikiran dari manusia.

4. Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan

akal pikiran masyarakat yang menganutnya.

5. Konsep ketuhanannya dinamisme, animism, politheisme,

dan monotheisme nisbi.

6. Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku

bagi setiap manusia, masa dan keadaan.

50
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

C. Manusia membutuhkan Agama

Manusia tidak dapat terlepas dari agama. Karena agama

merupakan suatu fitroh dan juga gharizah yang ada pada manusia sejak

dia belum dilahirkan kedunia ini. Sejak dari dalam kandungan manusia

telah mengakui Allah sebagai Rabb mereka. Inilah yang disebut bahwa

manusia telah beragama dari sejak manusia tersebut berada dalam

kandungan ibunya.

Kebutuhan manusia terhadap agama karena agamalah yang akan

menuntun manusia pada jalan yang benar, jalan yang membawanya pada

kebahagiaan baik didunia ataupun diakhirat. Manusia yang tidak

beragama akan mengalami keterombang-ambingan dalam menjalani

kehidupan. Tidak memiliki pegangan dan acuan dalam kehidupannya.

Disaat hal tersebut terjadi pada manusia, maka manusia akan

menggunakan akalnya sebagai pedoman dan petunjuk dalam

mengarungi kehidupan dunia ini.

Allah memang memberikan akal kepada manusia. Yang mana

dengan akal tersebut manusia dapat berfikir dan menjadikan

kehidupannya lebih baik lagi. Akan tetapi jika akal tersebut rusak maka

maka akal tersebut membawa manusia pada kemudhorotan dalam

kehidupannya.

Akal memiliki keterbatasan-keterbatasan. Untuk itu akal juga

membutuhkan bimbingan yang kita namakan wahyu. Akal tidak dapat

mencapai hal-hal yang ghaib,dan akal harus tunduk terhadap wahyu.

51
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Orang yang tidak beragama maka ia akan menjadikan akalnya

sebagai tuntunan dalam hidupnya. Sehingga barometer kehidupannya

adalah akal. Disaat akal mengatakan baik, maka baiklah apa yang akan

dikerjakannya. Dan disaat akal mengatakan jelek, maka jelek pulalah

apa yang dikerjakan tersebut.

Hal semacam ini sangat membahayakan bagi kehidupan manusia.

Ketika akal dipertuhankan, Ketika akal dijadikan barometer untuk

menentukan yang benar dan yang salah maka manusia tersebut hidup

yang mana kehidupan tersebut bertentangan dengan wahyu.

Yang lebih berbahaya lagi ketika akal telah dikuasai oleh hawa

nafsu, akal dikontrol oleh hawa nafsu, yang mana hawa nafsu manusia

tersebut akan menjerumuskan manusia pada lembah kehinaan.Dan Allah

swt sangat melarang kepada hambanya yang menjerumuskan dirinya

kepada hal-hal yang bisa merendahkan derajat dan martabat manusia itu

sendiri,

Suatu contoh akal yang dikuasai oleh hawa nafsu akan

menjerumuskan manusia pada lembah kenistaan adalah sudah legalnya

pernikahan sesama jenis, yang sering kita kenal dengan homo seksual,

dengan alasan hak asasi manusia. Diperkenankan wanita-wanita berfoto

tanpa mengenakan selembar benangpun pada tubuhnya dengan alasan

seni ataupun keindahan-keindahan. Yang mana akal yang tidak tunduk

dengan wahyu akan membenarkan perbuatan tersebut.

52
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Manusia yang tidak diatur oleh agama ataupun wahyu, maka

manusia tersebut akan sesat, akan terombang ambing dan tidak memiliki

pegangan dalam kehidupannya.

Agama merupakan solusi bagi persoalan-persoalan kehidupan

manusia. Allah menciptakan manusia sudah barang tentu akan mengikut

sertakan solusi bagi kehidupan manusia tersebut. Solusi tersebut adalah

agama.

D. Mengapa manusia harus beragama.

Allah swt menciptakan manusia, dan pada menusia tersebut

terdapat dua potensi, yaitu potensi positif dan juga potensi negatif atau

sering kita sebut dengan sifat-sifat hewaniah yang ada pada diri manusia

tersebut. Jika potensi negatif ini lebih dominan dan menguasai diri

manusia, maka manusia tersebut hidup dalam buayan syahwatnya dan

tidak mengenal lagi perbuatan baik dan perbuatan buruk. Dan hal

seperti ini akan sangat membahayakan kehidupan bagi manusia itu

sendiri,

Menurut Syahminan Zaini, dalam bukunya Mengapa Manusia

harus beragama, didalam buku tersebut dijelaskan mengapa manusia

tersebut harus beragama, diantaranya ialah

1. Keterbatasan Kemampuan Manusia

53
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Secara jasmani manusia adalah makhluk yang lemah,

dibandingkan dengan hewan, manusia memiliki keterbatasan-

keterbatasan dalam hal panca indra. Hal ini dapat kita lihat betapa

panca indra hewan lebih tajam dibandingkan dengan panca indra

pada manusia. Penciuman anjing lebih tajam dari pada

penciuman manusia. Mata harimau lebih tajam dibandingkan

dengan mata manusia.

Disamping kelemahan-kelemahan yang ada pada manusia

Allah juga menganugerahkan kepada manusia dengan akal.

Dengan akal manusia bias berfikir, belajar, menemukan hal-hal

yang baru dan juga dengan akal manusia bisa merubah hidupnya

menuju kepada arah yang lebih baik.

Suatu pertanyaan mendasar bagi kita adalah, bisakah

manusia hidup hanya dengan akal, tanpa agama ?

Seperti yang dijelaskan diatas, dari segi jasmani manusia

adalah makhluk yang lemah. Allah menganugerahkan kepada

manusia berupa akal, akan tetapi banyak hal yang tidak dapat

dijawab dengan akal ataupun logika.

Akal tidak dapat menjawab masalah-masalah yang ghaib,

masalah surga, neraka, masyar, shirot dan lain sebagainya. Untuk

mengetahui masalah-maslah yang ghaib seperti ini maka manusia

memerlukan agama dan juga keimanan. Dari agamalah manusia

54
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

akan mendapatkan informasi-informasi tentang segala sesuatu

yang ghaib.

2. Memberi makan Ruhani

Manusia secara garis besar terdiri dari jasad dan ruh. Jasad adalah

bentuk nyata dari tubuh manusia itu sendiri, seperti tangan, kaki, tulang

hati dan seluruh anggota tubuh yang ada pada manusia.

Karena manusia berasal dari tanah, tentu makanan yang akan

diberikan kepada manusia tersebut berasal dari tanah pula. Oleh sebab

itu apa yang dimakan oleh manusia setiap harinya seperti nasi, sayur,

dan lauk pauk lainnyapun berasal dari tanah atau tumbuh ditanah.

Ruhani karena berasal dari Allah, maka makanan yang sesuai

dengannya adalah yang dari Allah pula 30. Manusia tidak mengetahui

apa makanan untuk ruhani tersebut. Karena manusia tidak mengetahui

maka manusia harus bertanya kepada Allah, dan pertanyaan tersebut

sudah dijawab oleh Allah dalam firmannya QS Yunus : 57

‫َيا َاُّيَه ا الَّنا َقْد َج ا ْتُك ْم َمْو ِعَظٌة ِم ْن َر ِّبُك ْم ِش َف ا ِّل ا ىِف اًلُّصُد ْو ِر‬
‫َو ًء َم‬ ‫َء‬ ‫ُس‬

‫ِل ِمِن‬
‫َو ُه ًد ى َو َر َمْحٌة ْلُم ْؤ َنْي‬

30
Op. Cit, hlm 17

55
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Artinya : “ Hai manusia, sesungguhnya sudah datang kepadamu

pelajaran ( agama ) dari Tuhanmu dan penawar (makanan ) bagi

apa yang ada dalam dadamu ( rohani ) serta petunjuk dan

rahmat bagi orang-orang yang beriman”.

Dari ayat tersebut nyatalah bagi kita bahwa makanan untuk

ruhani tersebut adalah agama. Agama yang diturunkan Allah kepada

Rasul Nya yang mulia. Agama yang dapat membawa ketenangan

kehidupan baik lahir maupun secara batin. Agama yang menjadikan

manusia makhluk yang beradab yaitu agama Islam.

Ketika ruhani tersebut mengalami kegersangan, karena tidak

mendapatkan makanan yang sebagaimana mestinya, maka timbullah

kecemasan, rasa was-was, rasa keraguan dan juga kegelisahan. Dan

manusia yang beriman seharusnya terlepas dari segala kecemasan dan

kegelisahan tersebut,

Kecemasan dan kegelisahan seperti yang diuraikan diatas hanya

dapat diobati dengan agama. Kegelisahan dan kecemasan tersebut

muncul karena begitu banyak larangan-larangan Allah yang dilakukan.

Maka dengan kembali kepada agama, meninggalkan semua larangan-

larangan Allah akan dapat mengobati penyakit-penyakit hati manusia.

3 Memenuhi Tuntutan Fitroh.

Fitroh manusia adalah beragama dan menyembah kepada Allah

swt. Manusia sebelum keluar kepermukaan bumi ini ( dalam alam

56
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

kandungan) telah meyakini bahwa Allah tersebut adalah sebagai Rabb.

Disaat manusia mengakui bahwa Allah sebagai Rabb, maka manusia

tersebut juga akan mematuhi perintah-perintah Rabb nya, salah satunya

adalah beragama Islam.

Manusia pasti memerlukan agama, hal tersebut merupakan

tututan firoh dari manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang

lemah yang tidak dapat memecahkan seluruh persoalan yang

dihadapinya. Disaat manusia tersebut menemui jalan buntu dalam

menjalani kehidupan, maka manusia tersebut membutuhkan suatu

kekuatan dan juga bimbingan. Kekuatan dan bimbingan tersebut itulah

ada dalam agama.

3. Menanggulangi kegelisahan.

Manusia dalam menjalani kehidupan akan mengalami

kegelisahan. Yang mana kegelisahan pada manusia tersebut akan

mempengaruhi seluruh kehidupan manusia. Karena kegelisahan

tersebut akan berdampak negatif untuk kesehatan manusia, maka

kegelisahan tersebut harus segera dihilangkan.

Untuk menanggulangi sesuatu masalah maka hendaknya kita

harus menghilangkan penyebab-penyebab dari masalah tersebut.

Kegelisahan adalah suatu penyakit ruhani, suatu penyakit yang tidak

kasat mata. Maka untuk menghilangkan penyakit-penyakit ruhiah tidak

lain obatnya adalah agama.

57
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Agama merupakan solusi untuh kehidupan dan seluruh masalah

pada manusia. Agama akan mengobati kegelisahan-kegelisahan hati dan

juga penyakit-penyakit hati. Bukankah dengan mengingat Allah hati

akan terasa tenang ? seperti yang difirmankan oleh Allah

‫َاَال ِبِذ ْك ِر الَّلِه َتْط ِئَّن اْلُقُل ِب‬


‫ْو‬ ‫َم‬

Artinya : “ Bukankah dengan mengingat Allah hati akan

menjadi Tenang ?”

Salah satu solusi untuk menghadapi kegelisahan hidup adalah

dengan mendekatkan diri kepada Allah swt. Yang mana seorang hamba

yang selalu dekat dengan Allah akan mendapatkan ketenangan hidup

dan juga terbebas dari segala keluh kesah dalam menjalani hidupnya.

4. Memelihara martabat manusia.

Manusia yang tidak beragama maka manusia tersebut tidak ada

landasan dan juga pegangan dalam hidupnya. Ketika hidup tidak

memiliki landasan dan pegangan maka dapat dipastikan manusia

tersebut akan terombang ambing dan bahkan manusia tersebut hidup

tidak lagi memiliki martabat sebagai manusia.

58
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Manusia diciptakan Allah dalam sebaik-baik bentuk. Manusia

juga mahkluk termulia diantara makhluk-makhluk yang lainnya. Tapi

apa jadinya disaat makhluk yang paling mulia tersebut tidak beragama?

Tidak memiliki pedoman dalam menjalani kehidupannya? Maka

manusia tersebut akan menjalani kehidupannya hanya berdasarkan hawa

nafsunya.

Disaat hawa nafsu diperturutkan dan tidak lagi mengindahkan

nilai-nilai agama, maka manusia tersebut tidak ubahnya lagi seperti

binatang ternak bahkan manusia tersebut lebih jelek dari pada binatang

ternak itu sendiri.

Derajat manusia ditentukan dari tingkat ketaqwaannya kepada

Allah swt. Semakin tinggi nilai ketaqwaan seseorang maka semakin

tinggi pulalah derajatnya dihadapan Allah swt. Sebaliknya semakin jauh

manusia tersebut dari ajaran-ajaran agama, maka semakin hina pulalah

manusia tersebut dihadapan Allah swt.

Dari beberapa uaraian singkat diatas memberikan pencerahan

kepada kita, bahwa agama merupakan tuntutan hidup bagi manusia.

Manusia itu sendiri yang memerlukan agama. Manusia tidak bisa jauh

dari agama dan manusia tersebut harus selalu beragama. Disaat manusia

tersebut tidak memiliki agama, maka manusia tersebut akan terombang-

ambing dan tidak memiliki tuntunan dalam kehidupannya.

59
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

BAB V

Sumber Ajaran Islam

Sumber ajaran Islam adalah segala sesuatu yang melahirkan atau

menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat mengikat

yang apabila dilanggar maka akan mendapatkan sanksi yang tegas dan

nyata ( Sudarsono, 1992: 1 ). Maka sumber ajaran Islam dapat kita

60
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

katakan segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan ayau pedoman

syariat dari ajaran Islam tersebut.

Dalam Islam terdapat tiga sumber hukum yaitu ; alquran, hadist

atau sunnah dan yang ketiga adalah ijtihad.

A. Al Quran

a. Pengertian Al Quran

Secara etimologi Al quran dari kata-kata qora a – yaqra u

quranan yang berarti bacaan. Berkaitan dengan asal kata alquran maka

para ulama berbeda pendapat tentang asal usul dari kata tersebut.

Al syafi’i berpendapat bahwa kata alquran ditulis dan dibaca

tanpa huruf hamzah dan tidak diambil dari kata lain. Yang mana nama

tersebut adalah nama yang khusus dipakai untuk kitab suci yang

diberikan kepada Nabi Muhammad, sebagaimana kitab injil dan taurat

yang dipakai khusus untuk kitab-kitab Tuhan yang diberikan kepada

nabi Isa as dan juga nabi Musa as.

Al fara’ dalam kitabnya Ma’an Al quran berpendapat bahwa lafal

alquran tidak memakai huruf hamzah, dan diambil dari kata qara’in,

jamak dari kata qarinah yang berarti indikator. Pengertian ini diambil

karena ayat-ayat alquran satu sama lainnya sama. Maka seolah-olah

sebagian ayat-ayatnya merupakan indikator dari apa yang dimaksud oleh

ayat lain yang serupa.

Al-asy’ari berpendapat bahwa lafal al-quran tidak memakai

hamzah dan diambil dari kata qarana, yang berarti menggabungkan. Hal

61
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

ini karena surat-surat dan ayat-ayat al quran dihimpun dan digabungkan

dalam satu mushaf.

Al-zajjaj berpendapat bahwa lafal alquran itu berhamzah,

mengikuti wazan fu’lan dan diambil dari kata al-qar’u yang berarti

menghimpun. Hal ini karena alquran merupakan kitab suci yang

menghimpun inti sari dari ajaran-ajaran dari kitab suci-kitab suci

sebelumnya.

Al Lihyani berpendapat bahwa lafal al-quran berhamzah. Bentuk

mashdarnya diambil dari kata qara’a yang berarti membaca. Hanya

saja, lafal alquran ini menurut al Lihyani berbentuk mashdar dengan

isim maf’ul. Jadi, alquran artinya maqru’ atau yang dibaca

Adapun secara terminologi alquran adalah “ kalam Allah yang

merupakan mukjizat yang diwahyukan kepada Muhammad saw dengan

perantaraan Jibril dan diriwayatkan secara mutawatir dan

membacanya dinilai suatu ibadah “

Muhammad Ali sh-shaabuni memberikan devenisi terhadap

alquran sebagai berikut ;

‘ Al quran adalah kalam Allah yang tiada tandingannya


( mukjizat , yang diturunkan kepada Nabi Muhammad., penutup
para Nabi dan Rasul dengan perantaraan Malaikat Jibril alaihis
salam , dimulai dengan surat Al-fatihah dan diakhiri dengan
surat An-Nas, dan ditulis dalam mushaf-mushaf yang
disampaikan yang disampaikan kepada kita secara mutawatir
( oleh orang banyak ) serta mempelajarinya merupakan suatu
ibadah ‘31

31
Muhammad Ali Ash Shaabuni, Studi ILmu Al-Quran ( terj ),Jakarta: Pustaka Setia, ,
hlm 15

62
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa alquran

memiliki ciri-ciri khusus yaitu al-quran merupakan kalam Allah, bukan

dari kalam manusia. Alquran juga bukan buatan dari Muhammad saw

seperti yang dituduhkan oleh orang-orang kafir kepada Nabi

Muhammad saw karena beliau adalah Nabi yang ummi. Al Quran juga

merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad saw, bahkan alquran

merupakan mukjizat yang terbesar, karena alquran dapat dilihat dan

disaksikan sampai akhir zaman nanti. Dan membaca alquran merupakan

ibadah yang dinilai disisi Allah swt.

b. Nama-nama Al quran

Al Quran banyak memiliki nama dan juga julukan. Banyaknya

nama yang diberikan kepada Al-quran menunjukkan kemuliaaan dari

Al-quran tersebut32. Para ahli ulumul quran berbeda pendapat tentang

berapa nama-nama yang dimiliki oleh Al-quran tersebut seperti

pendapat Abu Ma’ali Syaydzalah yang mengatakan bahwa alquran

memiliki 55 nama, Abu al Hasan al-Harali berpendapat bahwa Al-quran

memiliki 90 macam nama atau julukan.

Berbeda dengan itu, Ibn Jazzi al-Kilabi mengatakan bahwa Al-

quran hanya memiliki empat macam nama, yakni al-Quran, Al-Kitab,

al-Furqan, dan al-Dzikir. Menurut Ibn Jazzi al-Kilabi 51 hingga 90 atau

32
Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-ilmu Al quran,Jakarta: Pustaka Firdaus, , hlm
27

63
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

lebih nama-nama alquran tersebut hanya merupakan sifat tapi bukan

nama al-Quran itu sendiri.

Adapun nama-nama dan julukan al-Quran yang umum dikenal

adalah sebagai berikut :al-Quran ( bacaan yang dibaca ), al-Kitab

( Tulisan yang ditulis ), al-Furqaan ( Pembeda ), al- Dzikir

( Peringatan ), al-Mushhaf ( Himpunan Lembaran ), al Kalam ( Firman

Allah ), al-Nur ( Cahaya ), al-Huda ( Petunjuk ), al-Rahmah ( Rahmat ),

al-Syifa’ ( Obat ), al-Maw’izhah ( Petunjuk ), al-Karim (Yang Mulia ),

al-‘Ali ( Yang Tinggi ), al-Hakim ( Yang Bijaksana ), al-Hikmah

(Kebijaksanaan ), al-Muhaimin ( Pemberi Rasa aman/ Yang dipercaya ),

al-Mubarak ( Yang diberkahi ), al-Habl ( Tali/Agama Allah ), al-shirath

al Mustaqim ( Jalan Lurus ), al-Fashl ( Pemisah ), an-Naba’ ( Berita ),

Ahsan Hadist ( Berita terbaik ), al Tanzil (yang diturunkan ), al-Wahyu (

Wahyu ), al Matsani (Yang diulang-ulang ), al-‘Arabi ( Berbahasa

Arab ), al-Qaul ( Ucapan ), Bhasa’ir ( Pedoman ), al-Bayan

(Penjelasan ), al-‘Ilm ( Ilmu Pengetahuan), al-Haqq ( Kebenaran ), al

Hadi ( Yang memeberi Petunjuk ), al-‘ajab ( Yang mengagumkan ), al

‘Urwatul Wusqo (Tali Yang kuat Kokoh ), al-Tazdkirah ( Peringatan),

al-Mutasyabih ( Yang Serupa, al-Shidq ( Kebenaran), al-Munadi

( Penyeru ), al-Amr ( Perintah ), al-Busyra ( Pemberi Kabar

Ge,mbira )33.

Nama-nama yang diberikan kepada alquran tersebut sesuai

dengan sifat yang ada pada alquran. Dikatakan al-Furqaan, karena


33
Ibid, hlm 29

64
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

alquran tersebut menjadi pembeda antara haq dan juga yang batil.

Alquran dinamakan dengan as-Syifa, karena al-Quran tersebut dapat

dijadikan obat bagi manusia, terutama hati manusia yang keras, yang

tidak mau tunduk kepada ajaran Islam. Dan masih banyak lagi nama-

nama yang diberikan kepada al-Quran karena fungsi yang dimiliki oleh

al-Quran tersebut.

c. Fungsi Alquran.

Allah swt menurunkan al-Quran agar manusia tersebut menjalani

kehidupannnya seperti apa yang diperintahkan Allah didalam alquran

tersebut. Alquran harus dijadikan pedoman bagi manusia. Kemuliaan

dan keberhasilan manusia hidup dimuka bumi ini tergantung dari

seberapa jauh manusia tersebut menjalani isi dari alquran tersebut.

Alquran memberikan petunjuk kepada manusia agar manusia

tersebut mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, baik didunia maupun

diakhirat. Berpalingnya manusia dari al-Quran akan menyebabkan

manusia tersebut hilang arah, tidak mengetahui langkah yang akan

dilaluinya dalam menempuh kehidupan ini.

Karena al-Quran berfungsi sebagai petunjuk, maka wajiblah bagi

manusia tersebut mematuhi segala rambu-rambu yang diberikan oleh al-

Quran tadi. Disaat kita melalaikan rambu-rambu yang diberikan oleh al-

quran, maka kehidupan kita telah menyimpang dari apa yang diinginkan

oleh Allah swt.

65
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Al-quran juga memberikan penjelasan kepada manusia tentang

segala hal sesuatu. Alquran memberikan penjelasan-penjelasan yang

dasar-dasar yang bersifat global. Karena penjelasan alquran tersebut

masih bersifat global maka manusia didorong untuk mengembangkan

kemampuannya dalam menggali isi dan kandungan didalamnya34.

Al-Quran juga berfungsi sebagai pemberi kabar gembira bagi

umat manusia. Yang dimaksud dengan khabar gembira disini adalah

bahwa al-Quran memberikan harapan-harapan masa depan bagi orang-

orang yang beriman, tunduk dan patuh terhadap perintah Allah swt.

Khabar gembira tersebut berupa janji-janji Allah yang berupa

kenikmatan-kenikmatan yang akan diperoleh orang-orang yang selalu

bertaqwa kepada Allah swt.

Sebaliknya al-Quran juga sebagai pemberi peringatan bagi orang-

orang yang durhaka kepada Allah swt. Peringatan Allah ini berupa

ancaman bagi orang-yang tidak mau tunduk kepada Allah dan Allah

sekaligus menetapkan ganjaran seperti apa yang akan mereka terima

diakherat kelak. Azab apa yang akan diterima bagi pendusta-pendusta

agama. Dengan peringatan-peringatan yang telah diberikan Allah swt

kepada kita hendaknya menjadikan kita mawas diri dan selalu takut

kepada Allah swt.

d. Isi Kandungan al-Quran


34
Toto Suryana, et al, Pendidikan Agama Islam, Tiga Mutiara, hlm 45

66
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Al-Quran yang terdiri dari 30 Juz,114 surat dan 6666 ayat

mengandung pokok-pokok ajaran untuk kemashlahatan kehidupan

manusia itu sendiri. Tentu saja apa yang disajikan al-Quran masih

bersifat sangat global dan penjelasan dari permasalahan yang bersifat

global tadi dapat kita lihat dalam hadist ataupun sunnah Rasulullah saw.

Secara garis besar alquran isi kandungan dari al-Quran terdiri

atas:

1. Masalah pokok-pokok keyakinan atau keimanan seperti keimanan

kepada Allah, Malaikat, kitab, Rasul, hari kiamat, serta taqdir.

2. Pokok-pokok pengabdian kepada Allah yang kita kenal dengan

ibadah, baik ibadah mahdah maupun ibadah ghairu mahdah.

3. Pokok-pokok aturan, hukum dan juga perundang-undangan

4. Aturan-aturan tentang tingkah laku

5. Kisah nabi-nabi atau orang-orang terdahulu.

6. Janji dan juga ancaman

B. As sunnah /Hadits

a. Pengertian Sunnah

As sunnah secara etimologi berarti jalan yang lurus dan

berkesinambungan, yang baik maupun yang buruk35. Hal ini dapat kita

lihat dari hadist Nabi :

35
Ilyas Husti, Studi Ilmu Hadis, Pekanbaru Yayasan Pusaka Riau, , hlm 20

67
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

‫من سن سنة حسنة كان له اجرها واجر من عمل بها بعده ال ينقص ذالك من اجورهم شيأ ومن‬

‫سن سنة سيئة كان عليه وزرها ووزر من عمل بها بعده ال ينقص ذالك من اوزارهم شيأ‬

Artinya : “ Barang siapa yang merintis suatu jalan yang baik ,

maka ia akan memperoleh pahalanya dan juga pahala orang

yang mengamalkannya sesudahnya. Tidak mengurangi yang

demikian itu pahala mereka sedikitpun. Dan barang siapa yang

merintis jalan yang buruk, ia akan menerima dosa-dosanya dan

dosa orang yang mengamalkan tanpa mengurangi dosanya

sedikitpun”

Maka sunnah secara etimologi menurut para ulama adalah “Jalan

dan kebiasaan yang baik atau yang jelek” 36. Ada pula yang memberikan

defenisi sunnah sebagai “Jalan yang ditempuh baik yang terpuji maupun

yang tercela “37

Sedangkan secara terminologi menurut Abbas Mutawalli yang

dikutip Ilyas Husti As sunnah adalah : “ Segala sesuatu yang dikaitkan

dengan Nabi saw baik yang berbentuk perkataan, perbuatan, taqrir,

bentuk fisik moral, maupun perjalanan hidup baik yang dilakukan

sebelum diangkat menjadi Nabi ( seperti bertahanus digua hira ) maupun

sesudah menjadi Rasul “


36
Ibid, hlm 21
37
Ibid,

68
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

As-sunnah apabila kita bagi maka sunnah dapat digolongkan

pada tiga macam

a. Sunnah Qauliyah ( perkataan dan Sabda Rasul) yakni setiap perkataan

dan sabda Rasulullah yang beliau sampaikan disetiap kesempatan.

Sunnah Qauliyah sering juga disebut dengan khabar. Jadi sunnah

Qauliyah itu boleh dinamakan sunnah, hadist atau khabar38. Adapun

khabar, pada umumnya dapat dibagi tiga, yaitu : a) Yang pasti

benarnya, seperti yang dating dari Allah, Rasul Nya, dan khabar yang

diberikan dengan jalan mutawatir. b)Yang pasti tidak benarnya,

yaitu pemberitaan tentang hal-hal yang tidak mungkin dibenarkan

oleh akal, seperti khabar hidup dan mati dapat berkumpul. Atau

khabar yang bertentangan dengan ketentuan syari’at, seperti

mengakui menjadi Rasul yang tidak ada kenyataan mukjizat.c)

Khabar yang tidak bisa dipastikan benar salahnya, seperti khabar-

khabar yang samar, karena kadang tidak dapat ditentukan mana yang

kuat , benarnya atau bohongnya.

b. Sunnah Fi’liyah yaitu setiap perbuatan Rasulullah saw yang

disaksikan oleh para sahabat dan para sahabat tersebut

menginformasikan kepada kita,seperti tata cara Rasul berwudu.

Sunnah fi’liyah terbagi atas tiga ; a) pekerjaan Nabi yang bersifat

gerakan jiwa, gerakan hati, gerakan tubuh, seperti duduk, berjalan,

dan sebagainya.39 b) Perbuatan Nabi yang bersifat kebiasaan, seperti

38
H Moh Rifa’I, Fiqh Sunnah, Semarang: Toha Putra, hlm 29
39
Ibid, hlm 34

69
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

cara-cara makan, tidur. Perbuatan semacam ini tidak ada

hubungannya dengan perintah, larangan dan tauladan, kecuali kalau

ada perintah anjuran Nabi untuk mengikuti cara-cara tersebut. c)

Perbuatan Nabi yang khusus untuk dirinya sendiri seperti wajibnya

sholat Tahajid bagi Nabi.d) Pekerjaan yang bersifat menjelaskan

hukum yang mujmal seperti : shalatnya, hajinya Nabi saw.

c. Sunnah taqririyah yaitu berupa ketetapan-ketepan dari Rasulullah

saw, seperti perkataan-perkataan sahabat yang telah disetujui oleh

Rasul40. Sunnah taqririyah dapat juga kita katakan dengan berdiam

dirinya Nabi Muhammad saw ketika melihat suatu perbuatan para

sahabat, baik mereka kerjakan dihadapannya atau bukan sampai berita

kepadanya41.

Adapun syarat sahnya taqrir ialah orang yang dibiarkannya itu benar-

benar orang yang tunduk kepada syara’, bukan orang kafir atau

munafiq.

b. Kedudukan As sunnah

a. Assunnah sebagai penguat hukum yang ditetapkan dalam Al-quran.

Disini As-sunnah berfungsi sebagai pengokoh apa yang telah

ditetapkan dalam al-quran.

b. As-sunnah memberikan rincian terhadap pernyataan al-quran yang

masih bersifat umum atupun global.

c. As- sunnah membatasi kemutlakan yang dinyatakan oleh al-quran

40
Handan Rasyid, Pesona Kesempurnaan Islam, Jakarta: Zahira Press, , hlm 165 th
2009
41
Op Cit, hlm 35

70
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

d. As-sunnah memberikan pengecualian terhadap pernyataan al-quran

yang bersifat umum

c. Perbedaan Alquran dan Sunnah

Secara umum al-quran dapat kita bedakan

a. Kebenaran al-quran bersifat Qoth’i sedangkan kebenaran sunnah/

hadist bersifat zhonni. Kebenaran al quran bersifat mutlak, karena

dijamin langsung oleh Allah swt. Sedangkan Hadist masih bersifat

zhonni karena banyak hadist-hadist palsu yang tidak dapat kita

jadikan hujjah dalam kehidupan kita.

b. Semua ayat al-quran dapat dijadikan pedoman hidup sedangkan

hadist/sunnah tidak. Tidak semua hadist dapat dijadikan pedoman

hidup. Hadist-hadist yang sohih yang dapat dijadikan landasan bagi

seorang muslim. Sedangkan hadist-hadist yang dho’if dan hadist

palsu tidak dapat dijadikan landasan ataupun pijakan. Maka seorang

muslim harus benar-benar mencermati kebenaran suatu hadist

sebelum menjadikannya pedoman dalam kehidupannya.

C. Ijtihad

a. Pengertian Ijtihad

Ijtihad berarti menggunakan seluruh kesanggupan berfikir untuk

menetapkan hukum syara dengan jalan mengeluarkan hukum dari kitab

dan sunnah42. Biasanya orang yang berijtihad adalah orang yang


42
Toto Suryana,et al, Op Cit, hlm 66

71
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

memiliki kemampuan untuk melakukan istinbath hukum melalui al-

quran dan sunnah.

Dalam berijtihad, tidak semua masalah dapat diijtihadkan. Yang

dapat diijtihadkan adalah masalah-masalah yang tidak memiliki dalil

qoth’i (pasti). Adapun masalah-masalah yang memiliki dalil qoth’i yang

telah ada dalam al-quran dan juga as-sunnah, maka permasalahn tersebut

tidak dapat diijtihadkan lagi.

b. Macam-macam Ijtihad

1. Ijma’, yaitu kebulatan pendapat ahli ijtihad umat Nabi Muhammad

saw setelah beliau wafat pada suatu masa, tentang hukum suatu

perkara dengan cara musyawarah.

2. Qiyas, yang berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan

menyamakannya. Qiyas dapat juga kita sebut dengan

membandingkan suatu perkara dengan perkara yang lain dimana

pokok permasalahannya sama.

3. Istihsan, yaitu suatu proses perpindahan dari suatu Qiyas kepada

Qiyas lainnya yang lebih kuat atau mengganti argument dengan fakta

yang dapat diterima untuk mencegah kemudharatan.

4. Maslahah Murshalah yaitu menurut bahasa berarti kesejahteraan

umum. Adapun secara istilah adalah perkara-perkara yang perlu

dilakukan demi kemaslahatan manusia.

72
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

5. Sududz Dzariah, yaitu menurut bahasa menutup jalan, sedangkan

menurut istilah memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau

haram demi kepentingan umat.

6. Istishab, yaitu melanjutkan hukum yang telah ada dan telah

ditetapkan dimasa lalu hingga ada dalil yang yang mengubah

kedudukan hukum tersebut. Contohnya, seorang yang ragu-ragu

apakah ia sudah berwudu ataupun belum. Maka disaat seperti ini

orang tersebut harus berpegang atau yakin kepada keadaan sebelum

berwudhu sehingga ia harus berwudhu kembali karena shalat tidak

sah bila tidak berwudhu.

BAB VI

AQIDAH

A. Pengertian Aqidah

Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan43 atau

ikatan. Disebut demikian karena ia mengikat dan menjadi sangkutan

atau gantungan segala sesuatu44.

43
Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan, Kitab Tauhid, Yogyakarta: Universitas
Islam Indonesia, , hlm 3
44
Muhammad Daud Ali, Op Cit, hlm 199

73
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Aqidah sering ditautkan atau dikaitkan dengan rukun iman, yang

mana rukun iman merupakan asas dari keseluruhan dari ajaran Islam.

Dapat dikatakan apabila rusaknya aqidah seseorang dapat menyebabkan

rusak pulalah keislaman orang tersebut.

Menurut Shalih bin Fauzan, aqidah adalah suatu keyakinan atau

iman kepada Allah , para malaikat Nya, Kitab-kitab Nya, para Rasul

Nya, dan kepada hari akhir serta qadar yang baik maupun buruk yang

terangkum dalam rukun Iman.

Apabila kita melihat dua pendapat diatas, maka kita dapat

menyimpulkan bahwa aqidah merupakan pondasi dari seluruh kegiatan

umat Islam. Disaat pondasi tersebut rusak maka akan dapat merusakkan

seluruh apa yang dibangun diatas pondasi tersebut.

Apabila kita membicarakan masalah aqidah maka kita tidak bisa

terlepas dari membicarakan masalah Tauhid. Karena Tauhid menempati

hal yang terpenting dalam rukun Iman.

Dikatakan demikian, karena seseorang yang telah betul-betul

mengimani Allah swt maka sudah dapat dipastikan orang tersebut akan

tunduk dan patuh terhadap apa yang diperintahkan Allah. Baik perintah

tersebut dirasakan berat baginya ataupun perintah tersebut ringan

untuknya45.

45
Pada hakikatnya perintah Allah tersebut tidak ada yang berat dan tidak ada pula
yang ringan. Yang ada hanyalahketundukan dan kepatuhan manusia atas perintah Allah swt
tersebut. Karena seluruh perintah Allah kepada hambanya pada dasarnya adalah untuk
kemaslahatan dan kebaikan manusia itu sendiri

74
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Seseorang yang telah menerima Tauhid sebagai dasar dari

keimanan, maka rukun iman yang lain hanyalah akibat logis ( masuk

akal ) saja penerimaan Tauhid tersebut 46. Karena Tauhid merupakan

pokok atau landasan bagi diterimanya keyakinan terhadap rukun-rukun

iman yang lainnya.

Sebagai contoh seseorang meyakini bahwa Allah memiliki

kehendak dialam semesta ini. Dan Allah boleh berbuat apa yang dia

inginkan. Sebagai konsekwensi logis orang tersebut akan meyakini

bahwa Malaikat yang diciptakan Allah akan melaksanakan perintah

yang berisikan kehendak-kehendak Allah swt tersebut. Salah satunya

adalah menyampaikan kitab-kitab suci kepada Nabi-nabi Allah.

Manusia yang telah meyakini bahwa kitab-kitab suci tersebut

berasal dari Allah swt, maka dia akan meyakini seluruh ajaran yang

termaktub dalam kitab suci tersebut, salah satunya ajaran dan isi dari

kitab suci tersebut adalah tentang hari kiamat, yang mana hari kiamat

tersebut juga harus diyakini keberadaannya oleh semua muslim .

B. Fungsi Dan Peran Aqidah

Aqidah merupakan suatu yang sangat urgen dalam kehidupan

seorang muslim. Kualitas seorang hamba tergantung dari benar atau

tidaknya aqidah yang dianutnya. Disaat seseorang menganut aqidah

yang rusak,maka semakin jauh dia tersesat dari petunjuk ataupun jalan

Allah swt yang lurus dan membawa kepada kebahagiaan didunia

maupun akhirat,
46
Muhammad Daud Ali, Ibid, hlm 200

75
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Menurut Toto Suryana dalam bukunya Pendidikan Agama Islam,

ada beberapa peran aqidah bagi manusia, diantaranya adalah:

1. Menuntut dan mengembangkan dasar keTuhanan yang dimiliki

manusia sejak lahir.

Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia sejak dalam kandungan

telah memiliki keyakinan bahwa Allah swt sebagai Rabb mereka,

Artinya sejak lahir manusia telah memiliki potensi untuk beragama.

Dikarenakan manusia terlahir dalam keadaan lemah, tidak

mengetahui apa-apa, maka aqidah Islamlah yang menuntun dan

mengarahkan agar fitroh yang dibawa manusia sejak lahir tadi( fitroh

beragama ) tidak menyimpang.

Seseorang yang tidak mengenal aqidah yang benar, maka akan

menyimpang dari apa yang diinginkan Allah dan Rasulnya. Maka

disinilah salah satu fungsi aqidah mengembangkan dasar-dasar

ketuhanan yang telah dimiliki manusia sejak lahir agar dasar-dasar

ketuhanan tersebut tidak menyimpang.

2. Memberikan ketentraman dan ketenangan jiwa.

Seperti yang diuraikan diatas, manusia hidup pasti memerlukan

agama, bimbingan dan juga membutuhkan perlindungan dari yang

paling berkuasa dialam ini. Hal tersebut akan didapat oleh manusia

jika manusia tersebut memiliki aqidah yang benar.

Dengan aqidah yang benar maka manusia tersebut akan dapat

mengenal dan mengetahui dimana dia akan mencari ketentraman dan

76
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

ketenangan jiwa. Aqidah yang akan menjawab dan memberikan

informasi tentang hakikat dari ketenangan dan ketentraman jiwa

tersebut.

3. Memberikan pedoman hidup yang pasti.

Aqidah yang benar akan membawa pemeluknya kepada

kebahagiaan dunia dan juga akhirat. Aqidah akan menuntun manusia

dalam mangarungi kehidupan didunia ini . Dari aqidahlah manusia

mengenal siapa Tuhannya dan untuk apa dia hidup dimuka bumi ini.

Dalam menjalani hidup maka manusia membutuhkan pedoman

dan juga petunjuk. Agar kehidupan yang dijalaninya tersebut lebih

berarti dan memiliki kualitas dihadapan Rabbnya. Maka aqidahlah yang

dapat menjadikan kehidupan manusia tersebut lebih berarti, dengan

aqidah pulalah manusia akan selamat dari kebususkan-kebusukan

hidup karena dikuasai oleh hawa nafsu.

C. Sumber Aqidah Yang Benar

Aqidah merupakan sesuatu yang sangat urgen dalam kehidupan

manusia, dapat kita katakan bahwa baik atau tidaknya seseorang

tersebut tergantung dari benar atau tidaknya aqidah yang dianutnya.

Karena begitu pentingnya permasalahan aqidah ini, maka wajiblah bagi

seorang muslim mencari aqidah yang benar, yang bersumber dari Allah

dan juga Rasulnya. Karena hanya dengan merujuk kepada Allah dan

Rasulnya kita akan terpelihara dari kesesatan-kesesatan, khususnya

kesesatan dalam masalah aqidah.

77
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Aqidah adalah taufiqiyah 47. Artinya aqidah tersebut tidak bisa

ditetapkan kecuali dengan dalil syar’i, artinya tidak ada peluang bagi

seseorang untuk melakukan ijtihad. Karena itulah sumber-sumber yang

diambil dalam permasalan aqidah ini adalah sumber yang berasal dari

alquran dan juga as-sunnah. Sebab tidak seorangpun yang mengetahui

tentang Allah, dan tentang apa-apa yang diwajibkan Allah kepada

hambanya melainkan Allah itu sendiri.

Maka dapatlah kita simpulkan bahwa sumber aqidah yang benar

adalah aqidah yang bersumber dari al quran dan juga hadis/ sunnah

Rasulullah saw. Bagi seorang muslim diwajibkan untuk beraqidah dan

meninggalkan seluruh bentuk aqidah yang tidak bersumber atau

menyelisihi alquran dan sunnah.

Bagi mereka yang mengambil aqidah yang tidak bersumber dari

alquran dan juga sunnah maka golongan tersebut akan mengalami

kesesatan. Hal ini disebabkan aqidah yang tidak bersumber dari alquran

dan sunnah telah tercampuri oleh hawa nafsu yang ada pada diri

manusia itu sendiri. Dan sungguh, hawa nafsu yang ada pada manusia

tersebut akan membawa manusia pada kerusakan.

Pada saat sekarang ini, banyak terjadi penyimpangan-

penyimpangan aqidah pada umat islam. Penyimpangan dalam masalah

aqidah tidak bisa kita anggap sesuatu hal yang biasa. Karena

penyimpangan dalam masalah aqidah dapat menjerumuskan seseorang

kepada kemusyrikan dan juga kepada perbuatan bid’ah dan khurafat.


47
Shalih bin Fauzan, Op Cit, hlm 6

78
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Dr Shalih bin Fauzan dalam bukunya Kitab Tauhid menjelaskan

ada beberapa faktor yang menyebabkan penyimpangan manusia dari

aqidah shahihah yang mana penyimpangan-penyimpangan ini harus

diketahui oleh orang-orang muslim, agar mereka tidak menyimpang dari

aqidah yang benar tersebut, faktor-faktor tersebut adalah :

1. Kebodohan terhadap aqidah shahihah48.

Kebodohan disini lebih dikarenakan keengganan

seseorang dalam mempelajari aqidah yang benar tersebut.

Keengganan ini akan menumbuhkan generasi yang tidak

mengenal aqidah shahihah. Akibatnya, mereka meyakini yang

haq adalah bhatil, dan yang bhatil adalah yang haq.

Fenomena seperti ini banyak kita jumpai dikalangan umat

muslim. Betapa banyak umat muslim karena kebodohannya

melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama.

Bahkan karena kebodohannya, hal-hal yang berbau maksiat

bahkan tidak dipandang suatu kemaksiatan lagi. Sesuatu yang

mengandung kesyirikan tidak dipandang suatu kemusyrikan lagi.

Ketidaktahuan tentang aqidah yang benar juga tidak

terlepas dari kebiasaan dari orang islam yang tidak mau

mengajarkan agama yang secara komprehensip kepada anak-anak

mereka. Agama hanya dianggap sebagai urusan sampingan yang

bisa diajarkan pada waktu-waktu yang luang ataupun waktu

kosong. Hal seperti inilah yang menebabkan generasi muda jahil


48
Ibid, hlm 9

79
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

terhadap aqidah yang benar. Maka lahirlah generasi yang hanya

mengenal Islam secara dangkal tanpa mengetahui aqidah yang

benar.

2. Ta’ashub (fanatik) kepada sesuatu yang diwarisi dari bapak dan

nenek moyang.49

Ta’ashub atau fanatik akan membuat seseorang tidak mau

menerima kebenaran. Orang yang memiliki sifat ta’ashub tidak

mau menerima kebenaran, walaupun kebenaran tersebut datang

dari Allah swt dan Rasulullah saw. Ta’ashub akan membuat

manusia buta akan kebenaran. Mereka lebih memilih mengikuti

nenek moyang mereka sekalipun nenek moyang mereka tersebut

berada dalam kesesatan. Hal ini seperti yang difirmankan oleh

Allah swt dalam surat Al-baqarah ayat 170 yang artinya :” Dan

apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutlah apa yang telah

diturunkan Allah,” mereka menjawab: “Tidak, tetapi kami hanya

mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek

moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga)

walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui sesuatu

apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”

3. Ghuluw ( berlebihan) dalam mencintai para wali dan juga orang-

orang shaleh50. Sikap berlebihan inilah dapat menyebabkan

seseorang tergelincir dalam perbuatan syirik. Sikap seperti ini

49
Ibid, hlm 10
50
Ibid

80
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

pada akhirnya akan menimbulkan suatu keyakinan bahwa orang-

orang shaleh tersebut mampu melakukan sesuatu yang diluar

kemampuan manusia, baik berupa mendatangkan kemanfaatan

maupun menolak kemudharatan.

4. Ghaflah51. Sikap lalai yang dimiliki manusia sehinga manusia

tersebut lalai dan enggan untuk merenungi ayat-ayat Allah swt.

Padahal ayat-ayat Allah memberikan petunjuk bagi umat manusia

dalam kehidupan ini. Manusia lebih cendrung untuk berhura-

hura mengisi hari-harinya dengan sesuatu yang tidak bermanfaat

dan menjauhkan mereka dari rahmat Allah swt. Lalai terhadap

ajaran agama menyebabkan kehidupan manusia tersebut jauh dari

nilai-nilai islam. Kalaupun dia memeluk agama islam, maka

agama tadi hanya sebagai identitas formal ditengah-tengah

manusia.

5. Minimnya pendidikan agama disekolah-sekolah. Hal ini

menyebabkan peserta didik sangat dangkal sekali dengan ilmu

agama. Kita sadari atau tidak, pendidikan agama disekolah-

sekolah hanya dijadikan mata pelajaran pelengkap saja. Hal itulah

yang membuat generasi kita pada masa sekarang ini menjadi

generasi yang kurang baik karena sedikitnya pembentukan akhlaq

melalui pelajaran agama disekolah-sekolah kita.

D. Cara Menuanggulangi Penyimpangan Aqidah

51
Ibid

81
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Shalih bin Fauzan dalam bukunya Kitab Tauhid menyebabkan

bagaimana cara menanggulangi penyimpangan aqidah, diantaranya

adalah:

1. Kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw untuk

mengambil aqidah sahihah. Sebagaimana para Salaf Shalih

mengambil aqidah mereka dari keduanya.

2. Memberi perhatian pada pengajaran aqidah shahihah, aqidah

salaf, di berbagai jenjang pendidikan. Memberi jam pelajaran

yang cukup serta mengadakan evaluasi yang ketat dalam

menyajikan materi.

3. Menyebarkan da’i yang meluruskan aqidah umat Islam

dengan mengajarkan aqidah salaf serta menjawab dan

menolak seluruh aqidah yang batil.

82
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

BAB VII

SYAHADATAIN

A. Makna Syahadat

Syahadat terdiri dari dua macam, yaitu Tauhid , dan juga

syahadat Rasul. Adapun syahadat Tauhid berbunyi Asyhadu alla ilaha

illallah, dan syahadat rasul berbunyi Asyhadu anna Muhammadan

Rasulullah.

Kita sama-sama mengetahui bahwa syahadatain merupakan dasar

terpenting untuk tegaknya totalitas Islam. Karena syahadat merupakan

pokok dari ajaran-ajaran Islam yang fundamental. Islam tidak akan

tegak apabila rukun-rukunnya tidak tegak. Demikian pula rukun-rukun

Islam yang empat tersebut tidak akan tegak apabila Syahadatain tidak

berdiri secara sempurna52.

52
Said Hawa, Al Islam, Jakarta Timur: Al I’tishom, hlm:34

83
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Adapun syahadat tauhid memiliki arti beri’tikad dan berikrar

bahwasannya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah

kecuali Allah swt, mentaati hal tersebut dan mengamalkannya 53.

Sedangkan Syahadat Rasul berarti mengakui secara lahir dan batin

bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul Nya yang diutus kepada

manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekwensinya.

Seseorang yang telah bersyahadat, maka wajib baginya untuk

meniadakan sesembahan lain kecuali penyembahan yang secara totalitas

yang diperuntukkan kepada Allah swt. Selanjutnya mengakui mengakui

keberadaan Muhammad saw sebagai nabi dan mengikuti ajaran-

ajarannya dan membenarkan ucapannya serta mencintai Allah dan Nabi

melebihi kecintaannya terhadap yang lainnya dialam semesta ini.

Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul tidak bisa dipisahkan antara

satu dan lainnya. Artinya Syahadat tersebut satu sama lainnya saling

berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Apabila kedua syahadat ini dipisah,

maka belum sempurnalah keislaman seseorang bahkan dapat

menyebabkan orang tersebut tersesat dalam hal agama.

Syahadat la ilaha illallah memiliki konsekwensi-konsekwensi

tertentu, salah satu konsekwensi tersebut adalah ibadah. Orang yang

telah mengucapakan la ilaha ilallah maka dia harus menundukkan diri

dengan beribadah secara totalitas berdasarkan apa yang diperintahkan

oleh Allah swt. Untuk mengetahui bagaimana tata cara dalam


53
Shalih bin Fauzan, Op Cit, hlm: 58

84
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

menyembah dan beribadah kepada Allah swt, maka satu-satunya jalan

yang terbaik adalah dengan mengikuti apa yang telah diajarkan oleh

Rasulullah saw.

Dari uraian diatas, dapat kita lihat begitu erat hubungan antara

syahadat tauhid dan juga syahadat Rasul. Orang yang hanya mengakui

dan menerima syahadat tauhid saja maka orang tersebut akan

terjerumus pada perbuatan bid’ah. karena dia mengada-ada ataupun

membuat-buat bagaimana tata cara menyembah Allah. Adapun orang

yang hanya menerima syahadat Rasul dan meniadakan syahadat tauhid,

maka orang tersebut bisa jatuh kedalam perbuatan syirik. Karena dia

menyembah selain Allah swt.

B. Rukun Syahadatain

1. Rukun Syahadat la ilaha illallah

La ilaha illallah mempunyai dua rukun :

a. An-nafyu artinya peniadaan atau penafian. Maksudnya La ilaha

meniadakan dan menghilangkan segala bentuk penyembahan dan

wajib untuk meninggalkan seluruh bentuk peribadahan selain

ibadah kepada Allah.

b. Al-Isbat artinya penetapan. Menetapkan bahwa tidak ada yang

disembah selain Allah dan mengamalkan seluruh konsekwensi-

konskwensi dari kalimat tersebut.

85
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

2. Rukun syahadat Muhammadan Rasulullah

a. ‘Abduhu yang berarti hamba. Maksudnya Nabi Muhammad

saw adalah seorang manusia yang juga menyembah Allah swt.

Hal ini menafikan sifat ifrat atau berlebih-lebihan terhadap

Rasulullah saw. Karena Nabi Muhammad saw juga seorang

hamba Allah dan tidak layak kita menyembah kepadanya.

Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam firmannya :

“ Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu

“. (Al kahfi : 110)

b. Wa Rasuluhu, kalimat ini meniadakan tafrith (meremehkan) hak-

hak yang ada pada Rasulullah saw, karena Muhammad adalah

manusia pilihan, makhluk yang paling sempurna. Untuk itu kita

harus selalu memuliakan beliau dan mempercayai apa yang

dibawa oleh beliau dengan keimanan yang sempurna tanpa

keraguan.

Orang yang telah mengikrarkan syahadat Rasul, maka ia harus

mentaati, membenarkannya, meninggalkan apa yang dilarangnya,

mencukupkan diri dengan mengamalkan sunnahnya, dan

meninggalkan yang lain dari hal-hal bid’ah serta mendahulukan

sabdanya diatas segala pendapat orang lain54.

C. Syarat-Syarat Syahadatain

a. Syarat Syahadat Tauhid

54
Ibid, hlm 67

86
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Menurut Shalih bin Fauzan bin Abdullah alfauzan dalam bukunya

KItab Tauhid, syahadat la ilaha illallah memiliki tujuh macam

syarat. Apabila mengucapkan syahadat ini tanpa diikuti dengan

persyaratan-persyaratan tersebut, maka syahadat tersebut tidak akan

bermanfaat, Ketujuh persyaratan tersebut adalah :

1. Ilmu, artinya orang yang telah mengucapkan syahadat harus

mengetahui terlebih dahulu makna dan kandungan apa yang

diucapkannya tersebut. Dia harus mengetahui apa yang

ditetapkan dan apa yang dinafikan. Untuk mengetahui hal

tersebut maka dia harus berilmu terlebih dahulu. Tanpa ilmu

maka dia tidak akan mengetahui kandungan dari kalimat tersebut.

Ketidak tahuan terhadap apa yang diucapkan tidak akan

memberikan pengaruh terhadap dirinya. Maka berapa banyak

orang yang mengucapkan syahadat akan tetapi tidak tidak

memberikan pengaruh terhadap jiwa dan kehidupannya.

2. Yaqin menafikan syak (keragu-raguan)

Meyakini apa yang telah diucapkannya dengan haqqul yaqin, dan

meninggalkan segala bentuk keraguan terhadap Allah swt dan

juga Rasul Nya. Bentuk keyakinan hamba terhadap penciptanya

terlihat dari gerak tindak prilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Keyakinan terhadap kalimat ini dapat membentengi manusia dari

hal-hal yang bisa merusak keimanan dan juga perbuatan-

87
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

perbuatan munafik. Hal ini diterangkan oleh Allah swt dalam

firmannya yang artinya :

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-

orang yang beriman kepada Allah dan Rasul Nya kemudian

mereka tidak ragu-ragu…”. ( Al-Hujurat:15).

3. Qubul (menerima)

Menerima seluruh konsekwensi yang timbul dari kalimat la ilaha

illallah tersebut. Salah satu konsekwensinya adalah menyembah

Allah swt semata dan meninggalkan segala bentuk peribadahan

yang lain. Artinya totalitas peribadatan tersebut hanya milik

Allah swt. Disaat sudah menerima konsekwensi tersebut, maka

wajib bagi kita meninggalkan segala bentuk kemusyrikan apapun

bentuk kemusyrikan tersebut.

4. Inqiyad ( Tunduk dan patuh dengan kandungan makna Syahadat)

Setelah mengucapkan syahadat maka, sebagai konsekwensinya

adalah mentaati dengan pasrah disertai dengan kepatuhan

terhadap apa yang diinginkan oleh syahadat tersebut. Syahadat

seperti inilah yang dapat memberikan pengaruh kepada orang

yang mengucapkannya.

5. Shidq (jujur)

Maksudnya membenarkan apa yang diucapkan lidah disertai

dengan pembenaran dari lubuk hatinya disertai amalan dengan

anggota tubuh. Inilah yang dimaksud dengan kejujuran dalam

88
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

bersyahadat. Karena syahadat tidak cukup dengan ucapan akan

tetapi harus diyakini dengan hati dan diamalkan dengan anggota

tubuh.

6. Ikhlas.

Artinya dalam mengucapkan kalimat syahadat tersebut murni dari

lubuk hati tanpa ada paksaan atau tekanan dari orang lain.

7. Mahabbah (kecintaan)

Maksudnya mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai

orang-orang yang mengamalkan konsekwensinya55.

b. Syarat Syahadat Rasul

1. Mengakui kerasulannya dan meyakini didalam hati.


2. Mengucapkan dan mengingkrarkan dengan lisan
3. Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah
dibawanya serta meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya.
4. Membenarkan segala apa yang dikhabarkan dari hal-hal yang gaib,
baik yang sudah lewat maupun yang akan dating.
5. Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak,
orang tua serta seluruh umat manusia.
6. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain
serta mengamalkan sunnahnya56.

D. Hal-Hal yang Membatalkan Syahadat

Said Hawa, dalam bukunya al-Islam menerangkan beberapa

perkara yang bisa merusak ataupun membatalkan Syahadatain

seseorang diantaranya adalah:

1. Bertawakkal dan bergantung pada selain Allah.

55
Ibid, hlm 66
56
Ibid, hlm 67

89
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Allah swt menyuruh kita untuk bertawakal, akan tetapi

Allah juga menyuruh kita untuk berusaha. Tawakal bukan berarti

kita meninggalkan usaha atau kerja. Akan tetapi Allah swt

menyuruh kita untuk menggantungkan urusan kita kepada Nya,

bukan kepada usaha ataupun pekerjaan yang telah kita lakukan.

Inilah suatu perbedaan antara orang-orang mukmin dan

orang-orang kafir. Orang mukmin bekerja kemudian

menyerahkan hasil usaha tersebut kepada Allah swt. Sedangkan

orang-orang kafir bekerja dan berusaha, kemudian menyerahkan

hasilnya dari apa yang telah dia kerjakan atau usahakan tersebut.

Allah swt menyuruh hambanya untuk bertawakal

kepadanya karena seluruh urusan yang ada dialam semesta ini

Allah lah yang mengaturnya. Disaat kita menggantungkan urusan

kita kepada selain Allah, maka kita telah menyekutukan Allah

swt dengan membuat tandingan-tandingan Allah, apakah itu

berupa benda mati ataupun makhluh hidup.

Allah menjelaskan dalam Firmannya :

Artinya :”… Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu

bertawakal jika kamu benar-benar beriman” (QS Al-

Maidah;23).

2. Mengingkari nikmat Allah, baik yang kelihatan atau yang

tidak kelihatan, baik yang mudah dipikirkan atau yang

memerlukan pengkajian secara mendalam.

90
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Segala kenikmatan, rezki yang ada pada kita hakikatnya

adalah pemberian dari Allah swt. Orang yang beriman kepada

Allah akan mengakui hal ini. Usaha yang dia lakukan didunia ini

adalah sebagai sarana untuk datangnya rezki tersebut.

Keyakinan bahwa rezki datangnya bukan dari Allah adalah

suatu perbuatan yang menyekutukan Allah dalam hal rububiyah

Allah. Demikian juga halnya dengan keyakinan bahwa rezki

tersebut berkat dari usaha yang dia lakukan sendiri tanpa ada

kehendak Allah swt adalah suatu pemikiran yang sesat dan

mengakibatkan pelakunya terjerumus dalam pelaku syirik.

Satu yang harus kita tanamkan pada diri kita, bahwa apa

yang kita dapati didunia ini adalah rezki ataupun nikmat dari

Allah swt. Adapun rezki ataupun nikmat yang kita dapat dari

orang lain pada hakikatnya adalah rezki dari Allah. Orang yang

memberikan rezki ataupun kenikmatan tersebut hanya

merupakan perantara.

3. Melakukan sesuatu untuk selain Allah

Orang mukmin haruslah menyerahkan dirinya hanya

kepada Allah dan melakukan Sesutu hanya untuk Allah swt. Hal

ini ditegaskan oleh Allah dalam firmannya :

Artinya : Katakanlah, ‘Sesungguhnya sholatku, ibadahku,

hidup dan matiku adalah untuk Allah, Tuhan semesta

alam‘.( QS Al An’am : 162)

91
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Menurut Said Hawa, pengertian ibadah disini tidak hanya

terbatas pada masalah-masalah sholat,zakat, puasa, dan haji,

tetapi mencakup semua pekerjaan yang dilakukan diatas syariat

Yang ditujukan dan diperuntukkan karena Allah swt adalah

termasuk ibadah57.

Maka seluruh kebaikan-kebaikan yang kita lakukan

didunia ini haruslah kita peruntukkan kepada Allah swt. Belajar,

bekerja, mengajar, berbakti, semuanya hanya untuk Allah swt.

Suatu pekerjaan yang dijalankan atas dasar untuk kemanusiaan

semata adalah termasuk kategori syirik, karena ia telah

memalingkan konsep atau pengertian hidupnya dari Allah yang

semua orang harus menumpukkan segala pekerujaannya hanya

untuk Nya58.

4. Memberikan hak untuk memerintah dan melarang secara

mutlak. Hak menghalalkan dan mengharamkan, hak

membuat hukum kepada selain Allah.

Hak membuat hukum adalah hak Allah swt. Allah yang

paling berhak dalam menentukan halal dan haram, peraturan-

peraturan hukum. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam firmannya

Artinya : “ …menetaplan hukum itu hanyalah hak Allah

swt, ia menerangkan kebenaran, dan ia adalah sebaik-beik

pemberi keputusan “ . (QS : Al-An’am: 57)

57
Said Hawa, Op Cit,hlm 131
58
Ibid, hlm: 132

92
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Adapun seseorang yang memerintah atas dasar ketentuan-

ketentuan dari Allah dan RasulNya serta tidak mengajak

bermaksiat kepada Allah, maka orang yang memerintah seperti

ini boleh untuk kita ta’ati.

5. Taat kepada selain Allah atas dasar kerelaan dan keyakinan

tanpa ada izin dari Nya.

Artinya mentaati seseorang tanpa adanya izin dari Allah

swt. Atau mentaati seseorang akan tetapi orang yang kita taati

tersebut mengajak kita untuk bermaksiat kepada Allah swt. Kita

boleh mentaati pemimpin-pemimpin kita, selama pemimpin

tersebut mantaati Allah swt dan mengajak kita kepada kebaikan.

Hal ini dijelaskan Allah dalam Firmannya :

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman ! Taatlah

kepada Allah dan taatlah kepada Rasul Nya dan kepada

orang-orang berkuasa antara kamu. Maka sekiranya

kamu berbantah-bantah disatu perkara, hendaklah kamu

kembalikan dia kepada Allah dan Rasul, jika kamu benar-

benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang

demikian itu sebaik-baik dan sebagus-bagus takwil.” (QS:

An-Nisa : 59)

6. Menghukum dengan selain hukum Allah atau berhukum

kepada selain Allah.

93
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Membuat hukum adalah hak Allah dan manusia sebagai

hamba Allah hanya menggunakan hukum yang dibuat oleh Allah

swt. Manusia diberi peluang untuk menetapkan hukum akan

tetapi harus tetap mengacu kepada hukum Allah swt. Hal ini

berdasarkan firman Allah

Artinya: “… Karena barang siapa yang tidak menghukum

dengan apa yang diturunkan Allah, maka (adalah) mereka

itu orang-orang kafir”. (QS Al Maidah: 44 )

Apabila hukum tersebut untuk kemaslahatan manusia,

maka boleh kita untuk mentaati hukum atau peraturan tersebut.

Sebagai contoh peraturan lalu lintas, lampu merah dan

sebagainya. Karena aturan-aturan tersebut tidak melanggar

perintah Allah dan untuk kemaslahatan manusia maka boleh bagi

kita untuk mentaati peraturan tersebut.

7. Membenci Islam atau sebagian dari ajarannya

Menurut Said Hawa termasuk dalam kategori ini ialah

membenci atau tidak setuju dengan salah satu hukum Islam,

ibadah, sistem ekonomi, muamalah, politik, atau perundang-

undangan Islam baik undang-undang masa damai atau di masa

perang, atau benci terhadap akhlaq, peraturan masyarakat, ilmu

Islam dan sebagainya59.

Orang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat

maka dia harus masuk kedalam Islam secara totalitas atau


59
Ibid, hlm 140

94
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

menyeluruh. Seluruh ajaran-ajaran Islam semaksimal mungkin

harus jalankan tanpa memandang apakah ajaran tersebut

disukainya ataupun tidak. Inilah yang dimaksud dengan masuk

dalam Islam secara totalitas.

Kebencian atau keengganan untuk melakukan ajaran-

ajaran Islam menjadikan orang tersebut tidak mencintai Islam.

Dan pada akhirnya mereka akan mengambil aturan-aturan yang

bersumber dari luar ajaran Islam dan menganggap itulah sebaik-

beiknya aruran dalam menkalani kehidupan ini.

Hal ini bertentangan dengan Hadist Rasulullah saw yang

berbunyi :

Artinya :” Tidak beriman seseorang dari kamu hingga

hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa “ ( HR Thabrani)

Hadist diatas menunjukkan kepada kita bahwa seluruh

kehidupan kita haruslah sesuai dengan apa yang pernah diajarkan

oleh Rasulullah saw. Artinya kehidupan kita harus berdasarkan

alquran dan as sunnah. Kehidupan yang tidak berdasarkan

alquran dan sunnah maka kehidupan seperti itu tidak di ridhoi

oleh Allah swt.

8. Lebih Mencintai Dunia daripada akhirat dan menjadikan

dunia sebagi tujuan satu-satunya. Akan tetapi, jika tidak

mengingkari hari akhir, maka sikap tersebut tergolong

maksiat (tidak membatalkan syahadat).

95
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Dunia adalah ading bagi orang-orang beriman untuk

mendapatkan akhirat. Dunia bukan satu-satunya tujuan kehidupan

kita. Orang yang menjadikan dunia sebagi satu-satunya tujuan

hidup, berarti dia tidak mempercai adanya hari akhir dan ini

menyebabkan tidak sempurnya iman seseorang kepada Allah swt.

Sebab beriman kepada Allah menuntut untuk beriman kepada

hari akhir.

Berlebihan dalam mencintai dunia akan menyebabkan

seseorang lalai terhadap akhirat. Dan lalai juga dalam

mempersiapkan diri untuk bertemu Allah swt. Hal ini ditegaskan

oleh Allah dalam firmannya:

Artinya :” Telah dihiasi (hati) manusia (dengan) kesukaan

apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita dan anak cucu

dan emas dan perak yang banyak dan kuda-kuda

(kendaraan) yang bagus dan binatang-binatang ternak

dan sawah ading; yang demikian itu perhiasan kehidupan

didunia; tetapi disisi Allah ada tempat kembali yang

baik”.

Katakanlah, Inginkah aku khabarkan kepada kamu apa

yang lebih baik daripada yang demikian itu disisi Tuhan

mereka bagi orang-orang yang bertqwa? (yaitu) surge-

surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya dan

mereka kekal didalamnya, dan istri-istri yang suci, dan

96
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

keridhoan dari Allah. Dan Allah Maha Melihat akan

hamba-hambanya”. (QS Ali Imran: 14-15)

9. Menghina salah satu isi dari Al-Quran dan As sunnah, atau

orang-orang alim yang menegakkannya, atau memperolok-

olok hukum-hukum Allah, dan syiar-syiar Islam.

Mencela atau menjelek-jelekkan alquran sama dengan kita

tidak setuju dengan isi dari alquran ataupun As-sunnah. Dan ini

dapat membatalkan syahadat. Mencela hukum-hukum yang ada

pada Alquran berarti kita mencela Al quran itu sendiri.

Sebagai contoh kita mencela adanya hukum qishos.

Mengatakan hukuman rajam bagi penzina adalah hukuman yang

tidak berprikemanusiaan. Perkataan-perkataan yang seperti ini

bisa menjadikan rusaknya syahadat seseorang dan kita harus

berlindung dari perkara-perkara semacam ini.

10. Tidak beradab dalam bergaul dengan Rasulullah.

Nabi Muhammad adalah manusia yang paling mulia. Beliau

adalah manusia pilihan dan juga utusan (rasul ) Allah swt. Kita

wajib berakhlaq mulia dan tidak boleh memberikan julukan-

julukan yang tidak pantas untuk beliau.

Hal ini seperti apa yang pernah dilakukan oleh orang-orang

kafir qurasy yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw

adalah seorang tukang sihir, orang gila dan sebaginya. Termasuk

97
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

dalam katergori pergaulan buruk terhadap Rasulullah ialah

mengatakan bahwa Rasul saw ialah seorang laki-laki biasa yang

tidak memiliki sifat kenabian60.

Demikianlah beberapa hal-hal yang dapat membatalkan syahadat.

Dan kita sebagai orang yang beriman kepada Allah sudah menjadi

kewajiban bagi kita untuk memurnikan tauhid kita dengan menjaga

syahadat kita dan juga ibadah-ibadah yang lainnya. Wallahu a’lam

BAB VIII

IBADAH

A. Defenisi Ibadah

Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk.61.

Adapun secara syara’ ibadah memiliki banyak pengertian. Walaupun

banyak yang memberikan defenisi tentang ibadah, akan tetapi makna

dari ibadah tersebut bermuara pada satu yaitu penyembahan dan juga

ketaatan.

Shalih bin Fauzan dalam bukunya Kitab Tauhid memberikan

defenisi tentang ibadah. Defenisi tersebut antara lain :

1. Ibadah ialah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah

Nya melalui lisan Rasul Nya.

2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah swt yaitu

tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa

mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.


60
Ibid, hlm 151
61
Shalih bin Fauzan, Op Cit, hlm 76

98
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai

dan diridhai Allah swt baik berupa ucapan atau perbuatan yang

zhahir maupun batin.

Dari defenisi diatas dapat kita lihat bahwa ibadah haruslah

memenuhi unsur adanya keta’atan, kepatuhan, ketundukan dan

kecintaan kepada Allah swt . Dan ibadah juga menyangkut seluruh

perbuatan baik yang kita lakukan yang mana perbuatan tersebut dicintai

dan diridloi oleh Allah swt.

Ibadah dapat kita klasifikasikan menjadi ibadah hati, ibadah lisan

dan ibadah perbuatan. Ibadah hati meliputi rasa takut, cinta, tawakal,

mengharap, yang mana semuanya ini harus kita peruntukkan kepada

Allah swt. Ibadah lisan meliputi zikir, doa, tilawatul quran. Dan ibadah

fisik meliputi haji, sholat puasa dan masih banyak lagi contoh ibadah

yang lainnya.

Maka dapat kita simpulkan seluruh tingkah laku seorang mukmin

jika diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengharap

ridho dari Allah, maka itu akan bernilai ibadah disisi Allah swt. Dan

bahkan adat kebiasaan yang mubah seperti tidur, makan, minum apa

bila kita niatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka dia akan

beribadah.

Ibadah adalah tujuan dari penciptaan manusia, sebagaimana

dijelaskan oleh Allah dalam surat Adz-zariat ayat 56-58 yang artinya :

99
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

“ Dan Aku tidak menciptakan golongan jin dan manusia

melainkan supaya mereka beribadah kepada Ku. Aku tidak

menghendaki rezki sedikitpun dari mereka, dan Aku tidak

menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya

Allah dialah Maha Pemberi Rezki yang mempunyai kekuatan lagi

sangat kokoh “ .

Dari ayat diatas jelaslah bagi kita bahwa manusia diciptakan oleh

Allah untuk beribadah kepadanya. Dan ini juga merupakan salah satu

dari fitroh manusia. Maka apabila manusia tidak beribadah kepada

Allah, dapat kita katakan bahwa manusia tersebut menyalahi fitroh.

Karena tugas manusia diciptakan untuk beribadah, maka seluruh

waktu yang diberikan oleh Allah haruslah diisi dengan perbuatan

ibadah. Tidak satu detikpun waktu yang diberikan oleh Allah yang kita

gunakan kecuali untuk beribadah kepada Allah. Untuk itulah seluruh

gerak tindak perbuatan kita haruslah diniatkan beribadah kepada Allah.

B. Anggapan-Anggapan Yang Salah Tentang Ibadah.

Ibadah adalah perintah yang datangnya langsung dari Allah swt.

Artinya perintah ibadah haruslah datangnya langsung dari Allah melalui

lisan Nya. Maka barometer kita dalam melaksanakan ibadah tersebut

adalah al-quran dan sunnah Rasulullah saw . Apabila ibadah yang kita

lakukan tidak terdapat dalam alquran maupun sunnah maka ibadah

tersebut tidak diterima dan tertolak.

100
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya yang artinya:

“ Barang siapa melaksanakan suatu amalan tidak atas perintah kami,

maka ia ditolak “ (HR Al-bukhari dan Muslim )

Jelaslah bagi kita bahwa ibadah tersebut haruslah berdasarkan

dari tuntunan yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. Mengada-

adakan ibadah tanpa adanya dalil maka perbuatan tersebut adalah

perbuatan bid’ah dan suatu kesesatan yang nyata.

Selain harus berdasarkan contoh dari Rasul, dalam beribadah juga

kita tidak boleh melakukannya dengan ghuluw62, artinya berlebih-

lebihan dalam masalah ibadah. Dimana ada sahabat Nabi berkata ; “saya

akan puasa terus dan tidak akan berbuka”, ada yang berkata saya akan

sholat malam dan tidak akan tidur” yang lainnya berkata “ saya tidak

akan menikahi wanita”. Menanggapi pernyataan-pernyataan sahabat

yang seperti ini maka nabi bersabda :

“Adapun saya, maka saya berpuasa dan berbuka, saya sholat

dan tidur, dan saya menikahi perempuan. Maka barang siapa

tidak menyukai sunnahku, maka dia bukan dari golonganku”.

(HR Al-Bukhari dan Muslim)

Menurut Sholih bin Fauzan ada dua golongan yang bertentangan

dalam masalah ibadah :

Golongan pertama adalah golongan yang mengurangi makna dari

ibadah tersebut, artinya dia melaksanakan ibadah yang hanya berupa

syiar-syiar saja dan meninggalkan beberapa macam ibadah yang lainnya.


62
Ibid, hlm 80

101
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Ibadah-ibadah tertentu tersebut mereka lakukan dimasjid-masjid saja

dan meniadakan bentuk ibadah-ibadah yang dilakukan diluar masjid.

Adapun golongan yang kedua adalah golongan yang berlebihan

dalam beribadah. Mereka menganggap suatu ibadah sunnah sampai pada

taraf kewajiban, sesuatu yang mubah mereka anggap menjadi haram

hukumnya.

C. Syarat diterimanya Ibadah

Ibadah akan diterima oleh Allah apabila memenuhi persyaratan.

Persyaratan tersebut adalah:

1. Ikhlas semata-mata hanya Allah swt.

2. Mengikuti tuntunan Rasulullah saw.

Dalam setiap amalan ataupun ibadah yang kita lakukan haruslah

dipersembahkan untuk Allah swt tanpa ada tendensi lainnya. Adanya

tujuan lain dalam beribadah –selain mengharapkan ridho Allah- maka

ibadah tersebut akan tertolak, karena ibadah tidak dipersembahkan

secara totalitas kepada Allah.

Untuk itu semua amalan hendaknya dilakukan dengan ikhlas dan

hanya untuk Allah. Seperti yang difirmankan oleh Allah :

Artinya : “ Sesungguhnya Shalatku, ibadahku, hidup dan matiku

adalah untuk Rabb semesta Alam “

Selain itu dalam beribadah kepada Allah swt kita harus mengikuti

apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Berpaling dari

102
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

tuntunan Rasul dalam masalah ibadah akan mengakibatkan manusia

jatuh pada perbuatan bid’ah.Dan Allah sekali-kali tidak akan menerima

peribadatan yang tidak berasal dari Rasulullah saw. Untuk itu kita

sebagi umat Rasulullah saw harus mengetahui apa-apa yang telah beliau

ajarkan kepada kita, agar kita terhindar dari perbuatan bid’ah yang akan

merugikan kita diakhirat kelak.

D. Keutamaan Dalam Beribadah

Kita menyadari bahwa ibadah merupakan kewajiban yang tidak

bisa ditawar-tawar lagi, sebab kita adalah hamba, dan seorang hamba

wajib untuk berbakti kepada tuannya. Untuk itu maka sepatutnya kita

juga mengetahui siapa yang kita ibadahi. Kekeliruan dalam memahami

siapa yang berhak untuk disembah dan diibadahi akan membawa

manusia pada perbuatan syirik yang dibenci oleh Allah swt.

Ibadah yang dilakukan seorang hamba pada dasarnya bermanfaat

bagi hamba itu sendiri. Allah tidak memerlukan ibadah seorang hamba.

Akan tetapi hamba itu sendirilah yang memerlukan untuk ibadah.

Segala bentuk peribadatan yang dilakukan oleh hamba akan

mendatangkan kebaikan bagi hamba itu sendiri. Sholat, puasa zakat dan

ibadah lain yang kita lakukan pada dasarnya untuk kebahagiaan kita

sendiri. Segala bentuk peribadatan yang ikhlas dan untuk mencari

keridloan Nya akan dibalas dengan pahala dan ganjaran yang baik. Yang

pada akhirnya peribadatan yang kita lakukan tersebut akan membawa

kita pada janji Allah yaitu surga Allah swt.

103
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Ibadah memiliki manzilah yang tinggi dan keutamaan yang

agung, keistimewaan-keistimewaan dalam beribadah antara lain :

a. Puncak kecintaan Allah swt terhadap hambanya adalah pada

ibadah. Peribadatan akan membawa manusia pada ketaqwaan,

dan manusia yang paling mulia disisi Allah swt adalah orang

yang paling bertaqwa.

b. Allah swt menjadikan ibadah sabagai sesuatu yang lazim

(harus) ditunaikan oleh Rasul Nya sampai datang

kematiannya, dan dengan ibadah itu pula Allah telah

menyifati para malaikat Nya. Allah berfirman yang artinya :

“Dan Kepunyaan-Nyalah segala yang dilangit dan segala

yang ada dibumi. Dan malaikat-malaikat yang disisi Nya,

mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk mengibadahi

Nya dan tidak pula merasa letih. Mereka selalu bertasbih

malam dan siang tiada henti-hentinya “. (QS Al Anbiya: 19-20 )

c. Allah azza wajalla menyifati makhluk-makhluk pilihannya

dengan ‘ubudiyah (penghambaan diri dengan ibadah kepada

Nya, dimana Allah menyebut mereka dengan sebutan ‘abdun

atau ibadun yang berarti hamba yang beribadah kepada Nya),

Allah menyebut kaum mukminin yang bertaqwa dengan

hamba dan mencela mereka yang sombong lagi congkak yaitu

orang yang enggan beribadah kepada Nya.

104
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

BAB IX

AMAR MA’RUF DAN NAHI MUNKAR

Amar mau’ruf Nahi munkar adalah suatu kewajiban bagi umat

Muslim. Amar ma’ruf Nahi Munkar merupakan puncak yang tertinggi

dalam agama dan itu pulalah yang merupakan kepentingan yang utama

karenanya Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk menegakkan

Amar ma’ruf nahi munkar. Disaat amar ma’ruf nahi munkar dilalaikan

maka kesesatan akan merata dialam semesta ini. Jika kesesatan sudah

merata maka kemaksiatan akan merajalela dimuka bumi ini.

A. Pengertian amar ma’ruf dan nahi munkar

Ma’ruf berarti kebaikan sedangkan munkar berarti segala

perbuatan yang buruk menurut nalar dan akal. Maka amar ma’ruf nahi

munkar dapat kita artikan dengan mengajak manusia untuk berbuat

kebaikan dan mencegah manusia dari segala bentuk perbuatan-perbuatan

yang buruk atau jahat.

Dapat juga kita katakan maksud dari amar ma’ruf adalah seluruh

keta’atan dan yang paling utama adalah ibadah kepada Allah semata,

105
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

dan tidak mensekutukan Allah dengan apapun, mengikhlaskan ibadah

baginya.

Sedangkan kemungkaran dapat juga kita katakan setiap perkara

yang dilarang oleh Allah dan Rasulnya, jadi kemungkaran adalah

seluruh bentuk-bentuk kemaksiatan yang besar ataupun kecil yang dapat

menyebabkan kemurkaan Allah bagi pelakunya.

B. Kewajiban beramar ma’ruf nahi munkar

Banyak ayat-ayat dari al quran yang menjelaskan tentang

perintah untuk beramar ma’ruf nahi munkar yang mana perintah tersebut

menganjurkan bahkan mewajibkan kita untuk melakukan dan

menegakkan amar ma’ruf nahi munkar tersebut. ayat-ayat alquran

tersebut diantaranya adalah :

Firman Allah dalam surat Ali imron yang artinya:

“Kamu semua adalah sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk

seluruh manusia, sebab kamu semua beramar ma’ruf dan

bernahi munkar “. QS Ali Imran: 110

Ayat ini menjelaskan kepada kita fadilah atau keutamaan

amar’ma’ruf nahi munkar. Manusia dijuluki Allah dengan sebaik-baik

umat, apabila manusia tersebut mau menegakkan amar ma’ruf dan nahi

munkar. Sebaliknya manusia akan menjadi manusia yang terburuk jika

manusia tersebut meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar.

106
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Hilangnya amar ma’ruf dan nahi munkar akan menyebabkan

manusia enggan untuk berbuat kebaikan dan beribadah kepada Allah

swt. Bahkan manusia terlena oleh kemaksiatan-kemaksiatan yang pada

akhirnya Allah swt akan menurunkan azab yang sangat pedih pada suatu

kampung ataupun daerah yang didalamnya telah hilang semangat untuk

beramar ma’ruf nahi munkar.

Firman Allah dalam surat At taubah yang artinya :

“Dan orang-orang yang beriman laki-laki maupun perempuan

sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lainnya.

Mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf dan mencegah

kemungkaran dan mendirikan sholat”.(QS At taubah :71)

Ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa salah satu sifat yang

harus dimiliki oleh seorang muslim adalah menegakkan amar ma’ruf

nahi munkar. Kata penolong pada ayat diatas tidak hanya tolong

menolong dalam hal kemanusiaan seperti membantu yang lagi

kesusahan dan lain sebagainya.Akan tetapi kita juga wajib untuk

membantu saudara-saudara seiman apabila saudara kita tersebut lalai

dalam berbuat kebaikan dan lebih cendrung untuk berbuat kejahatan.

Inilah salah satu tolong menolong yang harus dilakukan oleh sesama

muslim.

Rasulullah saw pernah bersabda yang artinya :

‘ Tidak suatu kaumpun yang sama mengerjakan kemaksiatan,

sedang dikalangan mereka itu ada seseorang yang kuasa untuk

107
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

mengingkari perbuatan mereka itu, tetapi tidak suka melaksanakannya,

melainkan hampir saja Allah meratakan kepada mereka itu dengan

siksa dari sisiNya”. HR Tirmidzi, Abu Daud.

Dari hadist diatas nyatalah bagi kita bahwa keengganan kita

untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar akan mengakibatkan kita

mendapatkan murka dari Allah swt. Baik orang yang berbuat

kemungkaran maupun orang yang tidak berbuat kemungkaran akan

tetapi dia mampu untuk mencegah kemungkaran itu sendiri.

C. Syarat-Syarat Nahi Munkar

Menurut Imam Al Ghazali dalam bukunya ihya ulumuddin, ada

beberapa syarat yang perlu dicermati sebelum kita bernahi munkar,

diantaranya adalah :

1. Hendaklah perbuatan itu benar-benar suatu kemunkaran.

Artinya perbuatan yang dilakukan orang tersebut nyata

kesesatannya dan diharamkan oleh agama. Menurut imam Al-

ghazali kata-kata kemungkaran lebih umum dari pada

kemaksiatan. Menurutnya kemaksiatan hanyalah berdosa

apabila dilakukan oleh orang yang berakal dan juga orang

yang telah baligh atau dewasa. Akan tetapi kemungkaran

tidaklah demikian. Masih menurut Al-ghazali, apabila kita

melihat anak kecil yang meminum minuman keras, walaupun

anak tersebut belum mendapatkan taklif dari Allah, maka kita

108
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

wajib juga untuk mencegahnya dari perbuatan kemungkaran

tersebut.

2. Hendaklah kemungkaran itu sesuatu yang dapat dimaklumi

tanpa adanya ijtihad . artinya sesuatu yang merupakan hasil

ijtihad seseorang maka tidak perlu untuk kita ingkari. Oleh

karena itu seseorang yang memakai suatu mazhab, maka dia

tidak boleh mengingkari apa yang dilakukan oleh seseorang

yang menggunakan mazhab yang lainnya.

D. Tata Cara Beramar Ma;ruf Nahi Munkar

Allah swt berfirman

‫ُاْد ُع ِاىَل َس ِبْيِل ِّبَك ِباِحْلْك ِة اْلَمْو ِعَظِة اَحْل َنِة َج اِدُهْلْم ِباَّل‬
‫ْيِت‬ ‫َس َو‬ ‫َم َو‬ ‫َر‬

‫ِه َي َاْح َس ن‬

Artinya : “Maka serulah kejalan Tuhanmu dengan hikmah

dan peringatan yang baik, dan berbantah-bantahanlah kamu

dengan cara yang terbaik “

Dalam beramar ma’ruf nahi munkar haruslah mengikuti aturan-

aturan yang telah ditetapkan dalam agama kita. Agar apa yang kita

lakukan tersebut berhasil dan membawa dampak yang positif bagi

lingkungan kita.

109
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Dalam menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar dalam ayat tadi

dijelaskan ajaklah dengan menggunakan kata-kata hikmah, kata-kata

yang bisa menggugah seseorang untuk dapat melakukan kebaikan.

Dengan menggunakan kata-kata hikmah dan kata-kata yang baik, orang

akan bersimpati dengan apa yang kita ajak.

Penggunaan kata-kata yang tidak baik dan cendrung kasar akan

menjadikan orang jauh dari apa yang kita sampaikan. Tidak bersimpati

terhadap dakwah yang kita seru dan pada akhirnya kita akan gagal

dalam misi kita yaitu mengajak manusia pada kebaikan. Hal ini

ditegaskan oleh Allah swt dalam firmannya yang berbunyi

‫ِل‬ ‫ِل‬
‫َو َلْو ُك ْنَت َفًّظ َغ َظ اْلَق ْلِب َألْنَف ُّضْو ا ِم ْن َحْو َك‬

Artinya :

Beramar ma’ruf nahi munkar dapat juga kita lakukan dengan

melakukan dialog dengan baik. Berdialoq dengan mengedepankan

argumen yang benar disertai dengan dalil-dalil yang sahih bisa

menumbuhkan kesadaran untuk berbuat baik dan meninggalkan

kemungkaran.

Dengan melakukan dialoq berarti kita mengajak seseorang

berbuat baik berdasarkan argumen yang jelas dan juga dalil-dalil yang

benar. Sehingga apa yang kita sampaikan tersebut akan dapat diterima

110
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

dengan baik dan memunculkan kesadaran dari orang kita dakwahi

tersebut.

Dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar kita juga dituntut

untuk menjaga kesopanan-kesopanan, artinya kita tetap memperhatikan

objek yang kita ajak. Disaat orang yang kita ajak tersebut adalah orang

yang lebih tua dari kita, maka gunakanlah kata-kata yang bijak, yang

tidak menyinggung perasaan dan juga gunakanlah kata-kata yang

membuat orang tersebut tidak merasa bersalah.

Selain itu ucapan yang kita gunakan adalah perkataan yang benar,

ringkas dan memiliki arah dan tujuan yang jelas. Perkataan dan ucapan

yang sulit untuk dicerna oleh orang lain menyebabkan orang enggan

untuk mendengarkan apa yang kita sampaikan.

E. Bahaya Hilangnya Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

Amar ma’ruf Nahi Munkar merupakan kewajiban bagi orang-

orang muslim. Disaat kewajiban tersebut ditinggalkan maka akan

menimbulkan dampak negatif bagi manusia tersebut. bahaya

meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar adalah sebagai berikut :

1. Allah tidak akan mengabulkan doa hambanya yang meninggalkan

amar ma’ruf nahi munkar. Hal ini seperti yang dijelaskan Rasul

dalam sabdanya yang artinya :

“ Demi Dzat yang jiwaku ditangan Nya, hendaklah kalian betul-

betul melaksanakan mar ma’ruf nahi munkar atau (jika kalian

tidak melaksanakannya) maka sungguh Allah akan mengirim

111
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

kepada kalian siksa dari Nya, kemudian kalian berdoa kepada

Nya (agar supaya dihindarkan dari siksa tersebut) akan tetapi

Allah azza wa Jalla tidak mengabulkan doa kalian”. (HR Ahmad

dan At Tirmidzi)

2. Tersebarnya kerusakan didalam kehidupan masyarakat.

Kerusakan ini timbul karena manusia tidak lagi perduli dengan

urusan agama. Manusia sudah melalaikan amar ma’ruf nahi

munkar. Sehingga bumi ini hanya diisi oleh berbagai

kemungkaran dan jauh dari kema’rufan. Manusia berlomba-

lomba untuk selalu berbuat maksiat. Dan kemaksiatan tersebut

sudah menjadi suatu kebiasaan ditengah-tengah masyarakat. Hal

ini disebabkan tidak ada lagi orang perduli dan ingin

menghilangkan kemaksiatan tersebut. dan pada akhirnya seluruh

sendi kehidupan manusia hanya berisikan kemaksiatan kepada

Allah tanpa menyisakan tempat untuk berbuat kebaikan.

3. Hilangnya keberkahan dari rezki Allah swt.

Hal ini disebabkan oleh banyaknya kemaksiatan yang dilakukan

dan tidak ada lagi orang yang ingin menasehati terhadapa

kesesatan tersebut. maka Allah mencabut keberkahan rezki

bahkan Allah menghilangkan rezki tersebut dari suatu kaum. Hal

ini dijelaskan Allah dalam firmannya, artinya :

112
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

“Jikalau seumpamanya penduduk negeri beriman dan bertaqwa ,

pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari

langit dan bumi, akan tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat

kami), maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.

(QS:Al-a’raf : 96)

4. Turunnya berbagai macam musibah baik yang Nampak maupun

tersembunyi.

Apabila disuatu negeri tidak ditegakkan amar ma’ruf nahi,

munkar dan kemaksiatan merajalela tanpa ada orang yang mau

mengingatkan kemaksiatan tersebut. Maka Allah akan mengazab

penduduk tersebut. Azab ini diturunkan Allah tidak hanya pada

ahli maksiat, akan tetapi orang yang tidak melakukan maksiat

akan tetapi ia mampu untuk menghilangkan kemaksiatn tersebut

juga akan diazab oleh Allah swt.

Inilah yang dijelaskan oleh Allah melaui firmannya yang artinya:

“ dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus

menimpa orang-orang zhalim saja diantara kamu. Dan

ketahuilah bahwa Allah amt keras siksaNya”. (QS Al anfal:25)

5. Turunnya laknat Allah dan dijaukan dari rahmat Allah

Laknat akan diturunkan Allah bagi orang yang melakukan dosa-

dosa besar. Mendiamkan kemaksiatan merajalela adalah suatu

kemaksiatan yang besar menurut pandangan Allah swt. Sepert

firman Allah swt , yang artinya :

113
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Telah dilaknat orang-orang kafir dari bani Israil dengan lisan

Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan

mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama

lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka

perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka perbuat

itu “. ( QS: Al Maidah: 78-79)

Dari beberapa uraian diatas nyatalah bagi kita betapa pentingnya

menagakkan amar ma’ruf nahi munkar. Meninggalkan amar ma’ruf nahi

munkar merupakan salah satu dari pokok bencana yang akan timbul

dimuka bumi ini. Dan Allah swt akan merendahkan derajat manusia

disaat manusia tersebut tidak lagi perduli dengan kemaksiatan-

kemaksiatan yang ada di sekitarnya. Wallahu a’lam bish shawab.

114
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

BABX

RUKUN IMAN

A. Iman Kepada Allah.

Orang Islam harus mengakui adanya Allah dan juga harus

mengakui keesaan Allah swt. Mengesakan Allah merupakan sesuatu

yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bagi seorang muslim. Karena hal

tersebut menentukan apakah dia adalah seorang yang yang bertauhid dan

apakah dia seorang yang musyrik.

Menurut aqidah islam, konsep mengesakan ketuhanan disebut

dengan tauhid. Artinya menjadikan Allah swt tunggal atau satu dari segi

uluhiyah, rububiyah dan juga asma wassifat. Selain itu seorang hamba

juga hendaknya mengi’tiqadkan dengan keteguhan hatinya akan sifat-

sifat Allah swt, baik itu sifat wajib bagi Allah, sifat mustahil dan juga

sifat jaiz.

Secara utuh seorang muslim haruslah meyakini bahwa Allah

memiliki sifat kesempurnaan dan jauh dari sifat-sifat yang nuqson atau

sifat-sifat yang kurang. Dan seorang muslim juga harus mengakui

bahwa Allah mustahil memiliki sifat-sifat yang kurang, dan juga

mengakui bahwa Allah memiliki sifat jaiz bagi Allah untuk melakukan

setiap yang mungkin atau meninggalkannya.

115
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Adapun sifat Allah diantaranya adalah :

1. Wujud (ada) lawannya ‘adam (tidak ada)

2. Qidam (dahulu) , lawannya hudust (baru)

3. Baqa’ (kekal), lawannya Fana (rusak)

4. Mukhalafatu lil hawadisi ( berbeda dengan apa yang

diciptakannya), lawannya mumastalatu lil hawadisi ( sama

dengan ciptaannya )

5. Qiyamuhu bi nafsihi ( berdiri dengan Dzat Nya sendiri ),

lawannya Qiyamuhu bi ghairihi (berdiri tidak dengan Dzat

Nya sendiri )

6. Wahdaniyat ( Esa), lawannya Ta’addud (berbilang)

7. Qudrat ( kuasa), lawannya ajz (lemah)

8. Iradah (berkehendak), lawannya karahiyah (terpaksa)

9. Ilmu (mengetahui), lawannya jahl (bodoh)

10. Sama’ (mendengar), lawannya Shamam (tuli)

11. Bashar (melihat), lawannya a’ma (buta)

12. Kalam (berfirman), lawannya Bakam (bisu)

13. Hayyah (hidup), lawannya maut (mati)

Inilah diantara sifat-sifat Allah swt yang harus diimani olah

orang-orang mukmin. Dan dengan adanya keimanan terhadap sifat-sifat

116
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Allah swt akan menjadikan benteng untuk takut, tunduk dan tidak

memaksiati Allah swt.

Menurut Osman Raliby seperti yang dikutip oleh Muhammad

Daud Ali, bahwa kemaha esaan Allah adalah sebagai berikut :

1. Allah Maha Esa Dalam Zatnya

Seperti yang kita ketahui Esa berarti satu. Keesaan Allah dalam

Zatnya tidak bisa diungkapkan dengan kata kata. Karena Allah tidak

sama dengan makhluk lainnya. Zat Allah juga bukanlah berbentuk

materi yang terdiri dari beberapa unsur dan elemen-elemen yang lain.

Allah bukanlah benda dan juga bukan sesuatu yang diciptakan

melainkan Allah menciptakan dan berbeda dengan apa yang

diciptakannya. Zat Allah swt bukanlah seperti zat-zat yang ada dialam

semesta ini. Karena Allah swt memiliki sifat tidak ada sesuatupun yang

menyerupainya dialam semesta ini.

2. Keesaan Allah dalam sifat-sifat Nya

Keesaaan Allah dalam sifat-sifatnya berarti Allah memiliki

kesempurnaan dan keutamaan dan tidak ada satu makhlukpun yang

menyamai sifat-sifat Allah swt. Terkadang ada kesamaan sifat antara

manusia dan Allah. Akan tetapi kesamaan tersebut hanya dalam

penamaan saja. Manusia memiliki sifat pengasih, akan tetapi pengasih

nya manusia tersebut sangat berbeda dengan kasih sayang Allah swt.

Kasih sayang Allah begitu luas dan tidak terbatas, sedangkan kasih

sayang manusia sengatlah sedikit dan sangat terbatas. Inilah yang

117
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

dikatakan sama dalam hal penamaan akat tetapi berbeda dalam hal

hakikat.

3. Allah Maha Esa Dalam Perbuatannya.

Hal ini berarti bahwa Allah swt dapat berbuat segala sesuatu, dan

perbuatan Allah swt tidak dipengaruhi oleh apapun yang ada dialam

semesta ini. Perbuatannya itu unik, lain dari yang lain, tiada taranya dan

tidak sanggup manusia untuk menirunya63.

Perbuatan Allah swt adalah perbuatan dan penciptaan yang Maha

sempurna. Sebagai konsekuensi bagi kita adalah tidak boleh mengagumi

hasil kerja atau ciptaan orang lain secara berlebih-lebihan. Saat melihat

hasil buatan manusia tetaplah kita memuji Allah bukan mememuji hasil

karya manusia itu sendiri.

4. Allah Maha Esa dalam wujudnya

Keyakinan ini mewajibkan kita untuk meyakini bahwa wujud

Allah swt berbeda dengan seluruh apa yang ada dialam semesta ini.

Inilah bentuk keesaaan Allah swt. Allah tidak ada yang menyerupai,

akan tetapi Allah swt tersebut ada, keberadaan Allah swt berbeda

dengan keberadaan makhluq lainnya. Jika keberadaan makhluq bisa

dirasakan, dipegang dan dilihat, maka keberadaan Allah tidak demikian,

dan inilah bentuk dari keesaan Allah swt.

B. Iman Kepada Malaikat Allah

63
Muhammad Daud Ali, Op Cit, hlm

118
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Iman kepada malaikat Allah merupakan rukun iman yang kedua.

Artinya setiap orang muslim dan mukmin wajib baginya untuk

mengimani adanya malaikat dan juga tumengimani tugas-tugas yang

diberikan Allah kepada mereka.

Malaikat adalah mahluk-makhluk yang berbentuk dan berbadan

halus, yang oleh Allah dikaruniai kepandaian untuk dapat berubah-ubah

rupa dan bentuk64. Artinya kepandaian yang seperti ini merupakan

anugerah dari Allah swt bukan dari hasil belajar ataupun ilmu

pengetahuan yang lainnya.

Dalam mengimani malaikat haruslah mencakup empat hal, empat

hal tersebut adalah :

1. Beriman akan keberadaan malaikat itu sendiri, artinya

mengimani bahwa malaikat tersebut benar-benar ada dan

sebagai makhluk Allah swt.

2. Beriman terhadap Malaikat yang sepuluh dan juga malaikat-

malaikat yang lain walaupun tidak kita ketahui nama-nama

malaikat tersebut.

3. Beriman terhadap sifat-sifat yang ada pada malaikat tersebut.

4. Dan juga mengimani tugas-tugas para malaikat yang

diberikan Allah swt terhadap mereka.

Malaikat memiliki jumlah yang sangat banyak. Hanya Allah

sajalah yang mengetahui hitungan jumlahnya. Akan tetapi kita

64
Husein Afandiy, Memperkokoh Aqidah Islamiyah,Bandung:Pustaka Setia,hlm 132
1999

119
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

diwajibkan untuk mempercayai dan mengimani pemimpin-peminpin

dari malaikat tersebut. Malaikat-malaikat tersebut adalah :

1. Mikail as yang bertugas membagi rezki kepada seluruh

makhluk, seperti makan, minum, hujan dan sebagainya.

2. Izrail as, bertugas mencabut nyawa seluruh makhluk

3. Raqib as, bertugas mencatat semua perbuatan baik dari semua

makhluk.

4. ‘Atid as, bertugas mencatat semua perbuatan –perbuatan

buruk dari semua makhluk.

5. Israfil as, bertugas meniup terompet/sangkakala pada hari

pembalasan untuk menghidupkan dan mematikan seluruh

makhluq dan juga untuk membangkitkan kembali semua

makhluk yang mati, untuk diperiksa amal-amal perbuatan

baik amalan yang baik ataupun amalan yang buruk. Pada saat

inilah yang dinamakan yaumul hisab.

6. Munkar as

7. Nakir as. Munkar dan Nakir bertugas mengajukan pertanyaan

kepada manusia saat didalam kubur.

8. Ridhwan as, bertugas sebagai penjaga surge.

9. Malik as, bertugas menjaga neraka.

10. Jibril as, bertugas menyampaikan wahyu.

Malaikat adalah makhluq Allah swt. Sebagai makhluk malaikat

juga memiliki sifat-sifat diantara sifat Malaikat adalah tidak pernah

120
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

mendurhakai Allah dan selalu taat dan patuh kepada Allah swt. Hal ini

dijelaskan Allah dalam firmannya, yang artinya :

“ mereka tidak pernah bermaksiat kepada Allah, dan mereka

mengerjakan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka “

Selain itu malaikat adalah makhluq yang diciptakan Allah swt

dari cahaya/nur. Hal ini dapat kita lihat dari hadis Rasulullah saw yang

artinya :

“Malaikat itu diciptakan dari cahaya “ (HR Muslim)

Allah swt mengabarkan kepada kita tentang keberadaan malaikat

dalam firmannya yang artinya :

“Segala puji bagi Allah, pencipta langit dan bumi, yang

menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai

urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga

dan empat. Allah menambahkan pada ciptaanNya apa yang

dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu”.

( QS Fathir:1)

Menurut Abdul Aziz bin Muhammad Abd Latif, dalam bukunya

Tauhid menjelasakan dengan beriman kepada Malaikat Allah akan

menumbuhkan beberapa pengaruh dalam kehidupan orang mukmin,

beberapa pengerauh tersebut adalah :

1. Mengetahui keagungan, kekuatan serta kesempurnaan

kekuasaanNya65.

65
Abdul Aziz bin Muhammad Abd Latif, Tauhid, Direktorat Percetakan dan
penerbitan Departemen Agama Saudi Arabia, hlm 117

121
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

2. Senantiasa Istiqomah dan dalam mentaati Allah swt 66 .

Dengan meyakini bahwa kita diawasi oleh makhluk Allah

yang bernama malaikat maka dalam bertindak kita akan selalu

mengikuti apa yang telah digariskan oleh Allah swt. Demikian

juga sebagai motivasi kita dalam beribadah kepada Allah,

karena apa yang kita kerjakan akan dicatat oleh malaikat

Allah swt.

3. Bersukur kepada Allah atas perlindungannya kepada bani

Adam karena Allah mengutus malaikat-malaikat untuk

menjaga manusia.

4. Waspada bahwa dunia adalah fana dan tidak kekal. Sikap ini

akan tumbuh dalam kehidupan kita disaat kita mengimani

bahwa adanya Malaikat Izroil yang sewaktu-waktu bisa

mencabut nyawa kita. Dengan meningat ini akan

menimbulkan kesadaran kepada kita bahwa hidup didunia ini

hanyalah sementara. Dan kampung akhirat adalah tempat

yang kekal dan abadi.

C. Beriman Kepada Kitab Allah

Setiap orang yang beriman wajib untuk mengimani kitab-kitab

Allah yang diturunkan kepada para Rasul dan Nabinya. Didalam kitab

itulah Allah menjelaskan aturan-aturan hidup manusia dan juga sebagai

pedoman bagi keselamatan manusia didunia dan akhirat kelak.

66
Ibid

122
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Kitab-kitab yang wajib diimani oleh orang-orang mukmin adalah

sebagai berikut:

1. Zabur yang diturunkan Allah kepada Nabi Daud as.

2. Taurat yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa as.

3. Injil yang diturunkan Allah kepada Nabi Isa as.

4. Dan al-quran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,

sebagai penyempurna dari kitab-kitab yang terdahulu.

Dalam mengimani kitab-kitab Allah haruslah mencakup beberapa

hal67diantaranya :

1. Beriman bahwa kitab-kitab tersebut benar diturunkan oleh

Allah swt.

2. Beriman kepada apa yang telah Allah namakan dari kitab-

kitabnya.

3. Mempercayai berita-berita yang benar dari kitab-kitab

tersebut 68.

Mengimani kitab Allah swt akan memberikan pengaruh terhadap

manusia diantaranya adalah:

1. Mengetahui bahwa Allah swt sangat menyayangi terhadap

hamba-hambanya. Allah swt tidak membiarkan hambanya

67
Selama isi kitab tersebut masih asli dan belum berubah ataupun sengaja diubah.
Karena pada saat sekarang ini selain al-quran, kitab-kitab tersebut telah banyak diubah dan
diganti. Allah mengabarkan dalam Alquran bahwa ahli kitab dari Yahudi dan Nasrani telah
mengubah kitab-kitab mereka, karena itu tidak lagi seperti apa yang diturunkan oleh Allah
swt.
Orang-orang Yahudi menyimpangkan Taurat. Mereka merubah dan menggantinya
serta mempermainkan hukum Allah swt.
Demikian pula orang-orang Nashrani juga menyimpangkan Injil dan mereka
merubah hukum-hukumnya.
68
Ibid, hlm 121

123
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

hidup dalam kesesatan tanpa adanya petunjuk. Salah satu

bentuk sayang Allah terhadap hambanya dengan

diturunkannya kitab kepada umat tersebut sehingga umat

tersebut tidak terjerumus dalam kesesatan dalam menjalani

kehidupan sebagai hamba Allah.

2. Mengetahui bahwa allah menurunkan hukum dan tasyri’ yang

berbeda-beda antara satu kaum dengan kaum yang lain sesuai

dengan kondisi dari kaum tersebut.

3. Menumbuhkan rasa syukur yang mendalam karena ditelah

diturunkannya kepada manusia aturan dalam menjalani

kehidupan. Dan dengan aturan-aturan tersebut manusia

terhindar dari segala macam kesesatan.

D. Beriman Kepada Rasul

Makna beriman kepada Rasul adalah yaitu kepercayaan bahwa

Allah mengutus pada tiap-tiap umat seorang Rasul, untuk menyeru

kepada umat tersebut agar hanya beribadah kepada Allah saja. Seluruh

Nabi adalah orang –orang yang jujur dan benar dan seluruh dakwah para

Nabi dan Rasul adalah satu yaitu untuk mentauhidkan Allah swt.

a. Pengertian Nabi dan Rasul

An Nabi secara bahasa berarti al mukhbir yang berarti pemberi

berita, diambil dari kata-kata an naba yang berarti al khabar

(berita)69.Jadi Nabi adalah pembawa berita dari Allah swt atau bisa juga
69
Ibid, hlm 139

124
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

diambil dari kata an- nabwah yaitu sesuatu yang paling menonjol

dibumi. Dikatakan seperti itu karena Nabi adalah orang yang paling

menonjol dibumi dikarenakan sifat-sifat yang mulia dan memiliki

kedudukan yang paling tinggi diantara makhluk yang lainnya.

Sedangkan ar rasul secara bahasa berarti orang yang mengikuti

berita-berita dari yang mengutusnya70. Adapun secara istilah rasul

adalah laki-laki merdeka yang diberi berita oleh Allah dengan syariat

dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada kaumnya yang

menyelisihinya71.

b. Beberapa sifat Nabi dan Rasul.

Nabi dan Rasul adalah manusia biasa seperti manusia yang lain

pada umumnya. Nabi dan Rasul tidak memiliki sifat-sifat Rububiyah

dan juga sifat uluhiyah karena sifat tersebut hanya dimiliki oleh Allah

swt. Sebagai manusia biasa nabi dan Rasul juga merasakan apa yang

dirasakan oleh manusia pada umumnya, rasa lapar, sakit, haus bahkan

kematian juga mendatangi para Nabi dan Rasul. Diantara sifat Nabi

Rasul adalah:

1. Shidq yang berarti jujur. Artinya para Nabi dan Rasul adalah

orang yang jujur dalam setiap tindakan dan perkataan. Kejujuran

seorang rasul merupakan modal untuk berdakwah kepada

kaumnya. Kejujuran ini juga menjadi tauladan bagi kaumnya.

70
Ibid, hlm 140
71
Ibid.

125
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

Sehingga dengan kejujuran tersebut para umatnya tadi akan

meyakini risalah yang dibawa oleh Rasul tersebut.

2. Sabar. Didalam menjalankan tugasnya mendakwahkan agama

Allah para Nabi dan Rasul dituntut memiliki kesabaran. Dalam

berdakwah para Nabi dan Rasul akan menemui berbagai macam

rintangan dan cobaan yang menuntut kesabaran yang tinggi.

3. Fatonah . Artinya seorang Nabi dan Rasul adalah seorang yang

cerdas. Memahami berbagai macam bentuk perintah Allah swt

dan dapat memberikan solusi terhadap masalah yang sedang

dihadapi umatnya, terutama dalam masalah agama.

4. Amanah, artinya Nabi dan Rasul amanah dalam mengemban

tugas yang diberikan Allah kepadanya. Amanah disini berarti

benar-benar melaksanakan apa yang diperintahkan Allah tanpa

mengurangi dan menambah perintah-perintah dan larangan

tersebut.

Selain sifat-sifat tersebut, Allah swt juga menguatkan para Nabi

dan Rasul dengan mukjizat. Hal ini diberikan Allah untuk membuktikan

bahwa para Nabi dan Rasul tersebut benar-benar utusan Allah swt.

Mukjizat adalah tanda-tanda kerasulan yang menyangkut

perkara-perkara yang luar biasa, yang ditampakkan oleh Allah melalui

tangan para Nabi dan Rasul dalam bentuk sesuatu yang manusia tidak

sanggup untuk melakukan hal yang seperti itu72.

72
Ibid, hlm 146

126
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

c. Hikmah beriman kepada Rasul

Nabi dan Rasul adalah utusan Allah. Dan dengannya manusia

mengenal apa yang diinginkan Allah atas hambanya. Dengan adanya

Nabi dan Rasul manusia mengetahui siapa yang sebenarnya berhak

untuk disembah. Diutusnya Nabi dan Rasul juga sebagai bentuk dari

kasih sayang Allah terhadap hambanya. Dengan diutusnya Nabi dan

Rasul ditengah-tengah umat manusia, maka manusia akan terhindar dari

segala macam kemaksiatan yang dilarang oleh Allah swt.

Dengan diutusnya para Nabi dan Rasul manusia akan mengetahui

berita gembira dan juga ancaman-ancaman dari Allah swt. Berita

gembira bagi yang taat dan beribadah kepada Allah dan ancaman-

ancaman dari Allah bagi orang yang durhaka dan ingkar terhadap

perintah Allah.

Dari berita gembira dan ancaman ini, manusia berhak untuk

memilih jalan mana yang akan mereka tempuh. Ketaatan kepada Allah

akan mempertemukan kita dengan janji-jani Allah berupa surga dan

seluruh kenikmatan-kenikmatannya. Keingkaran kita kepada Allah juga

akan mempertemukan kita dengan ancaman-ancaman Allah serta

seluruh azab yang maha dahsyat.

Diutusnya Nabi dan Rasul ditengah-tengah manusia sebagai suri

tauladan yang baik bagi umat manusia tersebut. Dengan adanya contoh

yang baik, diharapkan manusia tidak keluar dari apa yang telah

127
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

dicontohkan oleh Nabi dan Rasul tersebut. Sehingga manusia selalu

berjalan pada jalan yang diridloi oleh Allah swt.

E. Beriman Pada Hari Akhir

Rukun Iman yang kelima adalah percaya dan beriman terhadap

hari akhir. Mempercayai hari akhir merupakan hal yang terpenting

dalam kehidupan seorang muslim. Begitu pentingnya percaya terhadap

hari akhir sehingga banyak firman-firman Allah yang mengkaitkan

antara beriman kepada Allah dan juga beriman kepada hari akhir.

Percaya kepada hari akhir juga harus mempercayai kejadian-

kejadian sebelum hari akhir tersebut, diantaranya adalah percaya akan

adanya alam barzakh, kiamat, padang masar dan juga mengimani azab

dan juga nikmat yang ada pada barzakh, masyar dan juga kiamat

tersebut.

a. Nama-nama hari kiamat

Dalam alquran, Allah swt menjelaskan beberapa nama dari hari

kiamat tersebut, diantaranya adalah :

1. Al Haqqah (Yang benar-benar terjadi)

2. Al- waqi’ah ( yang pasti terjadi)

3. Al-qiyamah ( hari kiamat)

4. Yaumud dien (hari pembalasan)

5. Ash-Sakhkhah (suara yang memekakkan)

6. Al-qariah (hari kiamat)

128
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

7. Yaumul Hisab (hari perhitungan 0

8. Yaumul Jam’I (hari pengumpulan)

9. Yaumul Khulud (hari kekekalan)

b. Hikmah beriman kepada hari Akhir

Beriman kepada hari akhir akan memberikan pengaruh yang kuat

terhadap manusia dalam mengarahkan manusia tersebut agar

mempunyai komitmen dalam beramal saleh dan meninggalkan

kemaksiatan terhadap Allah swt. Dengan demikian manusia memiliki

motivasi dalam beribadah dan juga lebih mencintai akhirat dari pada

dunianya.

Beriman kepada hari akhir juga menumbuhkan sikap kehati-

hatian dan bersikap dan bertindak. Karena apa yang kita perbuat didunia

ini akan dimintai pertanggung jawaban kelak dihari akhir nanti. Jika

keimanan terhadap hari akhir telah meresap kedalam relung-relung jiwa

manusia, makamanusia itu akan selalu menghindari kemaksiatan dan

juga perbuatan yang dilarang oleh Allah swt.

Beriman kepada hari akhir akan menjadikan kita tidak terlalu

mencintai dunia. Karena orang yang telah mengimani adanya hari akhir

akan menyadari bahwa kehidupan didunia adalah bersifat sementara.

Kehidupan yang kekal dan abadi adalah kehidupan akhirat kelak.

Sifat-sifat seperti inilah yang perlu kita tumbuhkan dalam diri

kita agar kita memiliki motivasi dalam beribadah dan tidak terlalu dalam

mencintai kehidupan dunia. Sehingga dunia bukanlah stasiun akhir kita

129
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

dalam menjalani kehidupan ini, lebih jauh dari itu akhiratlah yang

menjadi tujuan akhir kita.

F. Beriman kepada taqdir

Beriman kepada taqdir yaitu kepercayaan yang pasti bahwa

segala sesuatu yang baik maupun buruk semuanya dengan qada dan

qadar Allah swt73. Kita harus meyakini bahwa apa yang terjadi dialam

semesta ini merupakan kehendak Allah swt, akan tetapi semua itu juga

tidak terlepas dari faktor dari manusia itu sendiri.

Mempercayai takdir bukan berarti kita pasrah. Manusia diberi

peluang oleh Allah swt untuk menentukan jalan hidupnya. Hal ini juga

dijelaskan oleh Allah swt dalam firmannya yang artinya :

“ Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga kaum

tersebut mengubah nasib mereka sendiri “ .(QS 13:11)

Dari ayat diatas jelas bagi kita bahwasannya Allah swt masih

memberikan kesempatan bagi manusia untuk menentukan jalan dan

memperbaiki kehidupannya. Sifat pasrah adalah suatu sifat yang

dilarang dalam Islam. Allah memberikan manusia akal. Dan dengan akal

itulah manusia bisa menentikan baik dan buruk. Dengan akal pulalah

manusia bisa merubah kehidupannya agar lebih baik.

Beriman kepada Qada dan Qadar akan memberikan pengaruh

dalam kehidupan seorang muslim, diantara pengaruh tersebut adalah :

73
Ibid, hlm 217

130
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

1. Sebagai motivasi bagi kita untuk selalu giat dalam bekerja,

karena Allah swt memberikan kesempatan bagi hambanya untuk

merubah nasibnya didunia ini. Untuk itulah seorang muslim

diwajibkan untuk selalu berikhtiyar dalam kehidupannya.

2. Dengan beriman kepada taqdir akan menumbuhkan keberanian

dalam kehidupan kita dalam menghadapi rintangan. Karena

taqdir manusia ada ditangan Allah swt.

3. Beriman kepada taqdir menghilangkan sifat iri dan dengki

terhadap keberhasilan dan kesuksesan dari orang lain. Karena

reski yang didapati manusia pada hakekatnya adalah pemberian

dari Allah dan Allahlah yang mengatur. Kewajiban sebagai

manusia hanyalah berusaha dalam mendapatkan reski tersebut.

4. Beriman kepada taqdir akan melatih keikhlasan kita dalam

menerima segala ketentuan dari Allah swt. Sehingga disaat Allah

menguji kita dengan kenikmatan dan juga kesengsaraan maka

akan sabar dan ikhlas dalam menerima ujian tersebut.

131
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

BAB XI

Islam Dan Ilmu Pengetahuan

A. Kewajiban Menuntut Ilmu

Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan ilmu, baik dengan

jalan belajar, menyelidiki melihat ataupun hanya dengan mendengar.

Islam sangat memeperhatikan ilmu pengetahuan, sehingga Allah swt

menurunkan ayat yang pertama berkenaan dengan menuntut ilmu. Iqra’.

Itulah bunyi ayat yang pertama yang artinya Bacalah.

Ayat yang pertama dalam surat Al-Alaq ini memberikan sinyal

kepada kita untuk menuntut ilmu. Membaca adalah salah satu cara

dalam mencari ilmu pengetahuan tersebut. Tidak hanya membaca hal-

hal tersurat akan tetapi lebih dari itu juga membaca hal-hal yang tersirat

yang ada dialam semesta ini.

Banyak ayat-ayat alquran dan juga hadist nabi yang secara

tersurat ataupun tersirat yang menyuruh kita untuk menuntut imu

pengetahuan. Seperti hadist nabi Muhammad yang berbunyi :

‫ِل ٍة‬ ‫ِل‬ ‫ِع‬


‫َطَلُب اْل ْلِم َفِر َض ٌة َغَلى ُك ِّل َم ْس ٍم َو ُمْس َم‬

Artinya : “ Menuntut ilmu adalah fardu bagi tiap-tiap muslim

baik laki-laki maupun perempuan “

Hadist ini memberikan pengertian kepada kita bahwa Islam

mewajibkan kepada pemeluknya untuk menuntut ilmu, dan mengetahui

seluk beluk ilmu pengetahuan tersebut agar manusia tersebut tidak

132
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

tersesat dan juga bisa beribadah sesuai dengan ilmu pengetahuan yang

didapatinya dari hasil belajar tadi.

B. Fadhilah Ilmu Pengetahuan

Islam menyuruh pemeluknya untuk menuntut ilmu. Karena ilmu

pengetahuan memiliki keutamaan-keutamaan sendiri disisi Allah swt.

Ada beberapa keutamaan bagi orang yang berilmu, diantaranya adalah :

1. Mengangkat derajat pemiliknya, sebagaimana firman Allah

‫َيْر َفِع الَّلُه اَّلِذ ْيِن َاَم ُنْو ا ِم ْنُك ْم واَّلِذ ْيَن ُاُتوا اْلِعْلَم َدَرَج ات‬

Artinya : “

2. Menghantarkan manusia untuk menjadi baik.

‫َمْن ُيِر ْيِد الَّلُه ِبِه َخ ْيًر ُيَف ِّق ْهُه يِف الِّد ْيِن‬

Artinya : “ Barang siapa yang dikehendaki Allah dengannya

kebaikan Allah akan memahamkan kepadanya agama “.

(HR Bukhori Muslim )

3. Memudahkan manusia masuk kesurga.

‫َلَك َطر ًق ا ْلَتِم ِبِه ِعْل ا َّه الَّل َطِر ًق ا ِاىَل ا َّنِة‬
‫َجَل‬ ‫ًم َس ُل ُه ْي‬ ‫ْي َي ُس‬ ‫َمْن َس‬

Artinya : “ Barang siapa berjalan pada suatu jalan dengan tujuan

mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya

masuk surga”. (HR Muslim )

133
[BUKU AJAR Pendidikan agama islam ] Dr. Firdaus, M.Pd I

4. Kunci masuk surga

‫ْل‬‫َطِر ا َّنَة اْلِع‬ ‫ِر‬ ‫ٍء‬ ‫ِل‬


‫َجْل ُم‬ ‫ْيًق‬ ‫َو‬ ‫ْيًق‬ ‫َط‬ ‫ُك ِّل َش ْي‬

Artinya : “ Segala sesuatu ada jalannya, dan jalan menuju jannah

adalah ilmu “. (HR Dailami )

134

Anda mungkin juga menyukai