Anda di halaman 1dari 119

SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN
KETATAUSAHAAN
SEKOLAH

Zulfikar,SE.MM
Prof. Rosmala Dewi,M.Pd.Kons
Dr. Arif Rahman, M.Pd
Prof. Dr. Nasrun,MS
Dr. Yuniarto Mujisusatyo,M.Pd

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................3
PENGANTAR EDITOR..........................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................5
BAB I.....................................................................................................................................................10
RASIONAL PENGEMBANGAN MODEL SIM.................................................................................10
A. Pentingnya Sistem Informasi Manajemen.................................................................................10
B. Menghasilkan atau Menyajikan Informasi................................................................................12
BAB II MANAJEMEN.........................................................................................................................16
A. Hakikat Manajemen...................................................................................................................16
B. Tahapan Manajemen..............................................................................................................20
BAB III MANAJEMEN PELATIHAN.................................................................................................22
A. Definisi Manajemen Pelatihan...................................................................................................22
B. Tujuan dan Manfaat Pelatihan...................................................................................................26
C. Prinsip - Prinsip Manajemen Pelatihan......................................................................................27
a. Perencanaan...........................................................................................................................29
b. Pelaksanaan Pelatihan............................................................................................................31
c. Evaluasi Pelatihan..................................................................................................................32
D. Strategi Pelatihan.......................................................................................................................33
BAB IV..................................................................................................................................................38
MODEL MANAJEMEN KETATAUSAHA SEKOLAH.....................................................................38
A. Model Sistem Informasi Manajemen Ketatausaha Sekolah......................................................38
BAB V...................................................................................................................................................52
CARA PENGGUNAAN APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TATA USAHA
SEKOLAH DASAR VERSI ZULFIKAR.............................................................................................52
(SIMTUKARSD)...................................................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................84

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga buku sistem
informasi manajemen ketatausahaan sekolah ini dapat diselesaikan dalam
waktu yang tidak terlalu lama.
Buku ini memfokuskan pada upaya untuk mengembangkan salah
satu system informasi manajeman administrasi tata usaha di sekolah .Hal ini
sangat penting dilakukan karena dengan system informasi manajemen
admistrasi tata usaha akan menambah dan memperdalam pengalaman serta
motivasi tenaga tata usaha serta memudahkan pimpinan dalam mengambil
keputusan dengan cepat berdasarkan data yang tersedia. Karena system
informasi manajeman administrasi atau tata usaha sifatnya sudah
terintergrasi dengan bentuk dan laporan yang sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan Indonesia (SNP) sehingga keputusan bias di buat
dengan cepat, tepat dan efektif. . Pada tataran yang lebih luas, Penumbuhan
model sistem informasi manajemen ketatausahaan diharapkan menjadi
budaya yang baik di sekolah.
Kami sangat berharap buku ini dapat berguna bagi semuanya dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan bagi kami maupun para
pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di buku ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan baik dari segi kata,pengejaan maupun materi dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
perbaikan buku ini di waktu yang akan datang.
Model sistem informasi manajemen ketatausahaan disusun dengan
mengacu pada pembelajaran manajemen. Model sistem informasi
manajemen ketatausahaan ini memandang sebagai kegiatan manusia dan
harus dikaitkan dengan realitas dan relevan dengan kehidupan siswa sehari-
hari.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian buku ini. Sumbang saran dan koreksi dari
berbagai pihak selalu kami harapkan.

3
Medan, Juli 2023

Penulis

PENGANTAR EDITOR

Bismillahirrahmaanirrohim…
Segala puji syukur di ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita
masih diberi nikmat kesehatan dan nikmat hidup. Serta salam kepada
junjungan Nabi Muhammada SAW karena telah membawa ummat ini dari
zaman ke zaliman kepada zaman yang terang benderang yang diliputi ilmu
pengetahuan.
Buku ini terbit sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi tata
usaha tentang penggunaan model sistem informasi manajemen
ketatausahaan serta memberi sumbangan pemikiran dalam bentuk model
sistem informasi manajemen ketatausahaan yang praktis, efektif dan valid
bagi tata usaha serta sistem informasi manajemen ketatausahaan yang
disusun dapat digunakan sebagai pertimbangan dan percontohan bagi para
pegawai di sekolah.
Melalui tulisan ini saya sampaikan apresiasi bagi para penulis atas
terbitnya buku ini . Semoga buku ini menjadi amal jariyah bagi para penulis
dan saya ucapkan selamat membaca bagi para pembaca khalayak ramai.
Salam sehat selalu.

Medan, Juli 2023

Editor

4
PENDAHULUAN

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merasa

terhormat untuk mengemban salah satu amanat janji kemerdekaan, yaitu

mencerdaskan anak bangsa. Bukan hanya cerdas secara intelektual,

melainkan juga secara emosional dan spiritual. Bulatnya ketiga kecerdasan

ini disebut sebagai akhlak atau Pendidikan Karakter. Semua ini merupakan

buah pendidikan. Namun, tak bisa dimungkiri, dunia pendidikan Indonesia

masih menghadapi banyak masalah.

Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat

penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi dimana sistem informasi dan

teknologi dapat membantu segala jenis bisnis untuk meningkatkan efesiensi

dan efektifitas proses bisnis, pengambilan keputusan manajerial dan kerja

sama kelompok kerja hingga dapat memperkuat posisi kompetitif bisnis dan

organisasi dalam pasar yang cepat sekali berubah.

Sistem informasi dan teknologi tidak hanya dapat mendukung

kegiatan organisasi bisnis tetapi juga dapat mendukung kegiatan bidang

pendidikan yang bersifat akademik maupun non akademik. Dalam dunia

pendidikan teknologi komputer memberikan banyak manfaat untuk

menunjang kegiatan administrasi tata usaha sekolah. Sistem informasi

dengan teknologi informasi yang digunakan dapat berperan sngat besar

dalam menerapkan berbagai macam strategi, seperti strategi biaya, startegi

differensiasi, dan strategi inovasi (Deni, 2013:10).

Ledakan informasi saat ini menimbulkan dampak yang sangat kuat

5
terhadap kompleksitas manajemen pada umumnya, khususnya manajemen

6
ketatausahaan sekolah. pimpinan sebuah lembaga pendidikan pada dasarnya

adalah pengolah informasi. Seorang pimpinan harus mempunyai kapabilitas untuk

memperoleh, menyimpan, mengolah, mengambil kembali, serta menyajikan

informasi sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan bidang

ketatausahaan sekolah yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral

(Rochaety, 2016:1).

Tata Usaha / Administrasi ialah kegiatan yang yang berhubungan dengan

pengelolaan sumber daya, baik fisik maupun nonfisik untuk memfasilitasi

berbagai jenis layanan dalam memperlancar kegiatan operasional atau kegiatan

unit organisasi lini guna mencapai visi dan misinya secara efektif di mana unsur

akuntabilitas dapat terpenuhi. Mill dan Standing ford menyatakan Tata Usaha

sebagai berikut: delapan kegiatan tenaga administrasi yaitu, (1) menulis surat, (2)

membaca, (3) menyalin (menggandakan), (4) menghitung, (5) memeriksa, (6)

memilah (menggolongkan dan menyatukan), (7) menyimpan dan menyusun

indeks dan (8) melakukan komunikasi (lisan dan tertulis). Dengan demikian

ketatausahaan juga mempunyai peranan melancarkan dan perkembangan suatu

sekolah dalam keseluruhannya karena fungsinya sebagai pusat ingatan dan

sumber dokumen.

Gie, Menjelaskan bahwa Tata Usaha adalah segenap rangkaian aktivitas

menghimpun, mencatat, mengolah, mengganda, mengirim dan menyimpan

keterangan-keterangan yang diperlukan dalam setiap organisasi. Syaefuddin

Menjelaskan bahwa Tata Usaha/administrasi merupakan kegiatan untuk

melaksanakan tugas, peran dan kemampuan mengintegrasikan pengetahuan yang

7
didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan dalam

pelaksanaan pekerjaannya yang dituntut dalam kecakapan teknis operasional atau

teknis administratif di sekolah.

Simon dan Danim mendefinisikan administrasi sebagai kegiatan dari

sekolompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Menurut

Engkoswara, dkk (2010) Tata Usaha / administrasi pendidikan merupakan

keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan dan memberdayakan segala

sumber yang tersedia melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, pemotivasian, pengendalian, pengawasan dan supervise, serta

penilaian untuk mewujudkan sistem pendidikan yang efektif, efisien dan

berkualitas. Bidang lain garapan administrasi pendidikan adalah administrasi

ketatausahaan. Bidang ini memiliki peranan yang penting. Setiap kegiatan yang

mengandung kerjasama terdapat kegiatan ketatausahaan, termasuk kegiatan dalam

organisasi sekolah.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan menurut Penulis

Ketatausahaan dapat diartikan sebagai kegiatan penyususunan keterangan-

keterangan secara sistematis dan pencatatan secara tertulis semua keterangan yang

diperlukan dengan maksud memperoleh suatu ikhtisar mengenai keterangan-

keterangan tersebut dalam keseluruhannya dan dalam hubungannya satu dengan

lainnya. Fungsi dari kegiatan ketatausahaan itu ialah hanya melakukan pencatatan

tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam suatu organisasi (sekolah, Kantor dan

organisasi, dan lain-lain) untuk digunakan sebagai bahan keterangan bagi seorang

pemimpin.

8
Pada saat ini masih banyak dijumpai system administrasi tata usaha

sekolah yang menggunakan Microsoft excel maupun Microsoft word.

Kenyataannya Kegiatan Administrasi Ketatausahaan Sekolah Dasar di kabupaten

Rokan Hilir masih di lakukan dengan Manual dimana setiap Surat dan Pembuatan

Laporan administrasi Ketatausahaan masih harus melalui konsep tulis tangan yang

harus dibuat oleh Kepala Sekolah.

Dalam studinya dimana Gurr (2000) meneliti efek dari sistem informasi

manajemen ketatausahaan tentang kerja manajer sekolah dasar di Australia,

manajer menyatakan bahwa penggunaan sekolah sistem informasi manajemen

telah memperkenalkan mereka teknologi informasi dan fasilitas, mengurangi

mereka beban kerja dan membuat proses manajemen lebih efisien, membantu

mereka menggunakan waktu lebih efisien, menjadikan guru merasa diri mereka

lebih penting, membuat mereka dan para guru ingin lebih meningkatkan diri,

menjadi penting perubahan dalam pendidikan dan pengajaran, dan peningkatan

kualitas komunikasi di sekolah Dalam studi mereka dengan manajer sekolah.

Telem dan Buvitski (2015) menemukan bahwa manajer sekolah percaya

bahwa manajemen sekolah sistem informasi menyebabkan perubahan penting di

sekolah. Menurut pengelola sekolah, aplikasi ini memiliki peningkatan standar

sekolah, membantu pengambilan keputusan pada tingkat kendali dan strategi,

peningkatan kualitas program pengajaran, memfasilitasi interaksi siswa-guru,

meningkatkan koordinasi antara guru, memfasilitasi transfer informasi yang

sistematis dan berkelanjutan kepada orang tua, dan meningkatkan komunikasi

dengan orang lain lembaga dan organisasi pusat.

9
Dalam studinya dimana Gurr (2000) meneliti efek dari sistem informasi Pada manajer sekolah di

sekolah lokal, ia menetapkan bahwa sistem informasi telah banyak mengubah peran manajer sekolah.

Manajer menyatakan bahwa manajer yang tidak menggunakan sistem informasi tidak mampu mencapai

tugasnya dengan cukup lagi. Anderson dan Dexter (2005) dalam studi mereka menentukan hal itu

kepemimpinan teknologi dari manajer sekolah lebih penting daripada latar belakang dalam penggunaan

teknologi yang efisien di sekolah.

Penerapan sistem informsi manajemen ketatausahaan sekolah

memiliki peran yang sangat penting bagi lembaga pendidikan, seperti

memperbaiki kualitas, mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan

keputusan. Selain itu sistem informasi ketatausahaan sekolah juga sistem yang

membantu pihak institusi pendidik dalam mengolah data akademik seperti data

guru, murid dan data nilai. Penelitian di berbagai negara menegaskan bahwa

sistem informasi manajemen sekolah meningkatkan organisasi dan efektivitas

manajerial. Setelah studi dilakukan dengan manajer sekolah Amerika, Hedberg,

Harper, Bloch dan College (1992) menyatakan bahwa efisiensi telah meningkat

dalam pengambilan keputusan di sekolah tempat manajemen sekolah sistem

informasi digunakan.

10
Dalam studinya dimana Gurr (2000) meneliti efek dari sistem informasi

manajemen ketatausahaan tentang kerja manajer sekolah dasar di Australia,

manajer menyatakan bahwa penggunaan sekolah sistem informasi manajemen

telah memperkenalkan mereka teknologi informasi dan fasilitas, mengurangi

mereka beban kerja dan membuat proses manajemen lebih efisien, membantu

mereka menggunakan waktu lebih efisien, menjadikan guru merasa diri

mereka lebih penting, membuat mereka dan para guru ingin lebih meningkatkan

diri, menjadi penting perubahan dalam pendidikan dan pengajaran, dan

peningkatan kualitas komunikasi di sekolah Dalam studi mereka dengan manajer

sekolah. Sistem Informasi Manajemen merupakan kumpulan dari interaksi antar

sistem informasi yang menyediakan informasi baik untuk kebutuhan Manajerial

maupun kebutuhan operasi” (Didik, 2013). Jadi Sistem Informasi ada dan

diperlukan untuk membantu tugas manajer untuk mengembangkan organisasi.

Menurut Prasojo (2006) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa

“Pertama, peran penting TU dalam suatu organisasi meliputi seluruh tingkatan

dalam organisasi tersebut. Peran TU diperlukan oleh organisasi dalam rangka

mencapai tujuannya. Kedua, Pengembangan TU perlu ditingkatkan dan

disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi. Ketiga, pemanfaatan

teknologi informasi untuk mendukung pengembangan TU dalam suatu organisasi

terutama adalah melalui LAN (Local Area Network), WAN (Wide Area

Network), dan program database. Keempat, pemanfaatan teknologi informasi di

bidang ketatausahaan dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya; keakuratan

data dan

11
informasi lebih terjamin dibandingkan secara normal meningkatkan pentingnya

peranan TU”.

Mika Hariyani (2014) Judul Penelitian pelayanan ketatausahaan peserta

didik pada penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 2 Sewon, Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif dengan analisis data kualitatif, Teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Uji

keabsahan data yang digunakan pada penelitian adalah derajat kepercayaan

(credibility) dengan menggunakan teknik triangulasi sumber dan teknik. Data

hasil penelitian dianalisis menggunakan model Miles and Huberman yaitu reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, hasil penelitian menunjukkan

kualitas pelayanan tata usaha pada tingkat kinerja masih rendah.

Melihat kondisi di atas maka Peneliti menekankan bahwa di perlukan

Penelitian ini dilakukan agar kedepan Ketatausahaan Sekolah Dasar di kabupaten

Rokan Hilir dapat berjalan dengan baik dengan Solusi yang akan disiapkan adalah

dengan mengembangkan model manajemen system informasi yang baik dan

mudah untuk di laksanakan oleh tenaga ketatausahaan Sekolah Dasar melalui

pengembangan Model Sistem Informasi Manajemen katatausahaan.

Dengan pengembangan model sistem informasi manajemen ketatausahaan

sekolah dasar ini dapat mempengaruhi yaitu:

1. Terlaksananya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24

Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah.

2. Mampu diterapkannya Panduan Kerja Tenaga Administrasi Sekolah /

Madrasah sebagaimana diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Tenaga

12
Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal

Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, April 2017

3. Pola tugas administrasi yang harus dikuasai oleh tenaga ketatausahaan

dapat dengan mudah di aplikasikan oleh tenaga ketatausahaan, ini di

dukung sesuai data diatas bahwa 64% tenaga ketatausahaan yang ada

mampu mengoperasionalkan computer.

Penelitian ini perlu di lakukan dimana dengan Model Sistem Informasi

Manajemen Ketatausahaan Sekolah Dasar yang baik akan terlaksananya Standar

Nasional Pendidikan Indonesia (SNP) yaitu:

1. standar isi;

2. standar proses;

3. standar kompetensi lulusan;

4. standar pendidik dan tenaga kependidikan;

5. standar sarana dan prasarana;

6. standar pengelolaan;

7. standar pembiayaan;

8. standar penilaian pendidikan.

Khususnya Standar Pengelolaan, adalah standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan

pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten / kota, provinsi, atau nasional agar

tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Standar

Pengelolaan dalam satuan pendidikan dilakukan oleh manajemen memiliki

kewenangan untuk

13
mengelola sekolah sedemikian rupa. Sehingga dengan Pengembangan Model

Sistem Informasi Manajemen Tata Usaha Sekolah dasar akan berpengaruhi

standar Pengelolaan yang akan lebih baik dari sebelumnya disamping akan

mempermudah bagi tenaga ketatausahaan juga akan meningkatkan kinerja dan

efektifitas kerja dalam manajemen ketatausahaan sekolah Dasar di kabupaten

Rokan Hilir, Provinsi Riau. Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni

standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah

Daerah dan standar pengelolaan oleh Pemerintah. Berikut ini, Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berkaitan dengan Standar

Pengelolaan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 19

Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penelitian ini

memfokuskan pada upaya untuk mengembangkan salah satu system informasi

manajeman administrasi tata usaha sekolah dasar. Hal ini sangat penting

dilakukan karena dengan system informasi manajemen admistrasi tata usaha akan

menambah dan memperdalam pengalaman serta motivasi tenaga tata usaha.

Karena system informasi manajeman administrasi atau tata usaha sifatnya sudah

terintergrasi dengan bentuk dan laporan yang sesuai dengan Standar Nasional

Pendidikan Indonesia (SNP).

Sistem Informasi Manajemen administrasi tata usaha menjadi penting bagi

tenaga tata usaha tanpa dipisahkan tempat maupun waktu karena dalam

pemanfaatannya bisa berkelompok maupun individu. Dengan demikian

dikembangkannya system informasi manajemen administrasi tata usaha sekolah

14
dasar diharapkan dapat membantu tenaga tata usaha dalam proses pembelajaran

sehingga akan bermuara pada peningkatan kinerja tenaga tata usaha sekolah dasar

di kabupaten rokan hilir akan lebih professional.

Profesionalitas Tenaga administrasi sekolah/madrasah adalah memiliki

kemampuan untuk melaksanakan administrasi sekolah dan memiliki pribadi yang

berkembang serta bersifat dinamis. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam

Permendiknas No. 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi

Sekolah/Madrasah yaitu harus memiliki kemampuan melaksanakan 1)

administrasi kepegawaian, 2) administrasi keuangan 3) administrasi sarana dan

prasarana, 4) administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat, 5) administrasi

persuratan dan pengarsipan, 6) administrasi kesiswaan, 7) administrasi kurikulum,

8) menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada kegiatan

administrasi.

Mengacu pada Permendiknas No 24 Tahun 2008 dan diskusi yang

dilakukan peneliti dengan dosen pembimbing (expert judgement), maka

profesionalitas Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah dapat diklasifikasikan

menjadi empat tingkatan, sebagai berikut: (1). Profesional : Tenaga Administrasi

Sekolah/Madrasah dikatakan profesional jika 8 (delapan) komponen kegiatan

administrasi sekolah/madrasah terpenuhi. (2). Cukup Profesional : Tenaga

Administrasi Sekolah/Madrasah dikatakan cukup profesional jika empat sampat

tujuh (4-7) komponen kegiatan administrasi sekolah/madrasah dilaksanakan. (3).

Kurang Profesional : Tenaga Administrasi Sekolah dikatakan profesional jika satu

sampai tiga (1-3) komponen kegiatan administrasi sekolah/madrasah

dilaksanakan.

15
(4). Tidak Profesional : Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah dikatakan

profesional jika tidak melaksanakan kegiatan administrasi sekolah.

Undang-undang No. 2 Tahun 1989 Pasal 31 Ayat 4, menyatakan bahwa

tenaga kependidikan berkewajiban meningkatkan kemampuan profesional sesuai

dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta

perkembangan bangsa. Jadi peningkatan profesional mutlak dilakukan setiap

tenaga kependidikan.

Oleh sebab itu pengembangan sistem informasi manajemen ketatausahaan

yang dimiliki sekolah sebaiknya terus dilakukan secara berkala. Hal ini dalam

rangka inovasi yang dilakukan sekolah dalam bidang pelayanan guna

meningkatkan mutu sekolah. Dengan kata lain, suatu sistem yang dirancang

untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada

kegiatan manajemenb meliputi planning, organizing, actuating, and controlling

dalam lembaga pendidikan atau yang disebut sebagai Sistem Informasi

Manajemen Pendidikan memang sangat diperlukan (Honkis, 2020:52). Artinya

sistem informasi manajemen ketatausahaan dapat membantu kepala sekolah

dalam pemilihan alternative dan pengambilan keputusan untuk pemecahan

masalah di sekolahnya. Melalui sistem informasi manajemen ketatausahaan,

sekolah diyakini dapat meningkatkan kinerja tata usaha. Untuk itu perlu

pengembangan sistem informasi agar dapat memperoleh kesempatan-kesempatan

yang tidak dapat dimiliki olehpenggunan sistem manual.

Pengembangan Model Sistem Informasi manajemen ketatausahaan

sekolah dasar dalam meningkatkan kinerja tata Usaha di Kabupaten Rokan Hilir.

Adapun

16
Komponen karakteristik dasar meliputi Raw input, Instrumental Input,

Enviromental Input, proses dan out put.

Gambar 1.1. Komponen karakteristik dasar

 Raw Input, yang akan menjadi Rew Input nya di batasi hanya pada Data

Siswa, data dan data Guru.

 Instrumental Input adalah komponen yang berperan sebagai alat

pendidikan baik langsung ataupun tidak mempengaruhi proses

keberhasilan dalam hal ini di batasi pada Aturan Kesiswaan, Aturan

Pegawai dan aturan Guru, sarana dan prasarana, Kebijakan tentang

pendidikan yaitu 8 standar Nasional Pendidikan.

 Enviromental Input yaitu kondisi Keluarga, sosial, ekonomi, kultural,

filsafat masyarakat dan sejenisnya.

17
Maka dengan Rew Input, Instrumental Input serta Enviromental Input

yang di proses untuk menhasilkan out put, pada proses ini lah yang di perlukan

Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Ketatausahan Versi Zulfikar

(SIMTUKAR) sehingga di harapkan nya yang merupakan data / File maupun

cetakan yang di hasilkan dari proses pengolahan dari semua data input akan

menghasilkan output berupa : Data Siswa yang lengkap, Data Pegawai Lengkap

dan data guru lengkap serta Arsiparis Surat Masuk, surat keluar tertata, Surat

pindah, Surat Kepangkatan dan Kepegawaian serta surat administrasi lainnya

dapat terkelola dengan baik.

Pengembangan Sistem Informasi adalah salah satu strategi sekolah dalam

melakukan inovasi terhadap pengelolaan dan pelayanan kepada stakeholder

sekolah. Manajemen sekolah harus terus melakukan inovasi guna meningkatkan

kinerja tata usata, kini penggunaan teknologi menjadi salah satu hal penting

dalam kehidupan globalisasi. Tentunya instansi sekolah dapat memahaminya

dan mengimplementasikan dalam proses pelayanan kepada warga sekolah.

18
BAB I

RASIONAL PENGEMBANGAN MODEL SIM

A. Pentingnya Sistem Informasi Manajemen


Mengapa sistem informasi manajemen penting dalam kehidupan

organisasi? Jawaban atas pertanyaan ini sesungguhnya tidak dapat dipisahkan

dari penjelasan tentang bagaimanakah peranan sistem informasi manajemen

tersebut dalam mendukung pelaksanaan fungsi manajemen dalam organisasi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa keseluruhan fungsi manajerial dilaksanakan

melalui pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan pada hakikatnya

merupakan inti dari kegiatan manajemen dan menjadi fungsi utama dari

pimpinan organisasi.

Untuk mengambil keputusan yang logis dan rasional maka informasi

yang akurat dan tepat waktu merupakan hal yang sangat esensial dan

dibutuhkan oleh para pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan yang logis

dan rasional pada dasarnya membutuhkan pemahaman tentang masalah yang

akan dipecahkan serta pengetahuan mengenai alternatif untuk pemecahan

masalah. Informasi yang berkualitas tinggi akan menghasilkan keputusan yang

lebih baik. Informasi yang berkualitas dapat diperoleh melalui suatu metode

yang sistematis dan logis dalam pengumpulan, pengolahan, dan penyampaian

informasi kepada para pengambil keputusan. Metode inilah yang lazimnya

dalam bidang ilmu manajemen dikenal sebagai sistem informasi manajemen.

(Goyal: 2003:3).

Saat ini ada kecenderungan pada setiap perusahaan (organisasi) untuk

19
melakukan pengembangan dari Sistem Informasi Manajemen secara terus

menerus sehingga makin lama makin efektif dan efisien guna mendukung

setiap operasi bisnis dan manajemen organisasi. Salah satu yang menjadi

alasan perlunya pengembangan sistem informasi manajemen secara

berkesinambungan adalah karena semakin meningkatnya kompleksitas dalam

dunia bisnis. Setiap organisasi yang bergerak pada lini apapun,bentuk, ukuran,

dan jenis usahanya agar mampu bertahan (survive) dan tetap tumbuh (grow)

harus memiliki sistem informasi manajemen yang perlu direncanakan,

dianalisis, didesain, dan dikelola dengan tepat sehingga sistem informasi

manajemen tersebut dapat menyajikan informasi yang berkualitas sesuai

dengan kebutuhan manajemen dalam pengambilan keputusan organisasi yang

efektif.

Dalam era liberalisasi dan globalisasi setiap organisasi dituntut untuk

bersaing baik secara lokal maupun global. Dengan kata lain, persaingan bisnis

antar organisasi masa depan bukan hanya terjadi pada tingkat lokal, tetapi juga

akan berlangsung di tingkat internasional (global) dalam pasar dunia

(competitionin world market). Kenyataan inilah yang kemudian menjadi

pemicu kebutuhan untuk pengembangan sistem informasi manajemen yang

sudah diterapkan dalam suatu organisasi secara terus menerus atau

berkesinambungan. Tingkat persaingan bisnis yang semakin ketat dan

kompleks tersebut didukung oleh adanya perkembangan dan kemajuan dari

kemampuan komputer dan teknologi informasi yang semakin lama semakin

lebih baik dan lebih canggih. Penggunaan teknologi informasi (komputer) pada

20
dasarnya telah memungkinkan penyelesaian pekerjaan organisasi dan tugas- tugas rutin kantor secara

lebih cepat, akurat, dan efisien.

Informasi memiliki peranan yang sangat penting pada suatu organisasi

ibarat udara yang kita hirup. Informasi merupakan suatu fakta dari kejadian-

kejadian yang telah diolah dalam bentuk yang lebih berguna dan mempunyai arti

bagi penerimanya untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan. Raymond McLeod (2016) berpendapat bahwa informasi

adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk baru yang memiliki makna bagi

penerimanya dan bermanfaat untuk mengambil keputusan saat ini atau di masa

depan.

George R. Terry (2014) berpendapat bahwa informasi adalah data yang

penting yang memberikan pengetahuan yang berguna. Burch dan Strater (2013)

menyatakan bahwa informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk

memberikan pengetahuan atau keterangan. Fajri (2020) berpendapat bahwa

informasi dapat diartikan sebagai sebuah data yang mana telah diproses dan

diubah menjadi konteks yang lebih berarti, Sehingga data tersebut memiliki

makna dan juga nilai bagi si penerima data dan biasanya digunakan untuk

pengambilan keputusan. Dengan adanya informasi tersebut si penerima merasa

yakin dengan keputusan yang dipilih.

The Liang Gie (2017) berpendapat bahwa informasi atau keterangan

adalah rangkaian kata, kalimat, gambar, atau tanda tulis lainnya yang mengandung

buah pikiran maupun pengetahuan yang dapat digunakan oleh pemimpin dalam

membuat keputusan yang tepat berdasarkan fakta.

21
Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Informasi

menurut Penulis adalah sekumpulan fakta-fakta yang telah diolah menjadi bentuk

data, sehingga dapat menjadi lebih berguna dan dapat digunakan oleh siapa saja

yang membutuhkan data-data tersebut sebagai pengetahuan ataupun dapat

digunakan dalam pengambilan keputusan. Informasi yang baik memiliki kualitas-

kualitas tertentu. Adapun kualitas-kualitas itu (Jogiyanto, 2001) antara lain :

a) Akurat

Yang dimaksud berarti informasi harus bebas dari kesalahan- kesalahan

dan tidak bias atau menyesatkan, akurat juga berarti informasi harus jelas

mencerminkan maksudnya.

b) Tepat pada waktunya

Berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat karena

informasi yang sudah usang tidak mempnyai nilai lagi.

c) Relevan

Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya

karena relevansi informasi untuk tiap-tiap orang antara satu dengan yang

lainnya berbeda-beda.

Selain itu informasi bisa bernilai jika manfaatnya lebih efektif

dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Kegunaan dari informasi adalah

untuk mengurangi ketidakpastian didalam proses pengambilan keputusan tentang

suatu keadaan.

22
Tepat Waktu
Releva

Akura
Gambar 2.2 Pilar-pilar Informasi yang Berguna (Sumber : Jogiyanto, 2001)

2.1.1.2. Pengertian Sistem Informasi

Sebuah sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan

perangkat lunak komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data

menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut. Selain itu data juga

memegang peranan yang penting dalam sistem informasi. Data yang akan

dimasukkan dalam sebuah sistem informasi dapat berupa formulir-formulir,

prosedur-prosedur dan bentuk data lainnya. Mc Leod (2016) berpendapat bahwa

system Iformasi adalah suatu sistem yang memiliki kemampuan untuk

mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media

untuk menampilkan informasi.

Erwan Arbie (2018:54) berpendapat bahwa pengertian sistem

informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan

kebutuhan pengolahan transaksi harian, bantuan, dan dukungan operasi. Sistem ini

bersifat manajerial dari suatu organisasi dan membantu memfasilitasi penyediaan

laporan yang diperlukan.

O’Brien (2018) menyatakan bahwa pengertian sistem informasi

merupakan kombinasi dari setiap unit yang dikelola orang-orang, hardware

(perangkat keras),

23
software (perangkat lunak), jaringan komputer, serta jaringan komunikasi data

(komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah, dan

menyebarkan informasi tentang bentuk organisasi.

John F Nash (2014), berpendapat bahwa pengertian sistem informasi

merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur,

dan pengendalian yang ditujukan untuk mengatur jaringan komunikasi yang

penting, proses transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai

intern dan ekstern, dan menyediakan dasar untuk pengambilan keputusan yang

tepat. Alter (2015) memiliki pendapat tersendiri, pengertian sistem informasi ialah

sebagai tipe khusus dari sistem kerja dimana manusia dan atau mesin melakukan

pekerjaan dengan menggunakan sumber daya untuk memproduksi produk tertentu

dan atau jasa bagi pelanggan.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan Penulis bahwa

sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang

mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang

bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu guna

memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling

berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai

sasarannya (Jogiyanto, 2001).

Adapun komponen-komponen sistem informasi meliputi :

a) Blok Masukan (Input Block)

24
Merupakan input yang mewakili data yang masuk ke dalam sistem

informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk

menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-

dokumen dasar.

b) Blok Model (Model Block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang

akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di dasar data

dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang

diinginkan.

c) Blok Keluaran (Output Block)

Produk dari sistem informasi keluaran yang merupakan informasi

berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan

manajemen serta semua pemakai sistem.

d) Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi merupakan “kotak alat” (tool-box) dari pekerjaan sistem

informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan

model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirim

keluaran dan membantu pengendalian dari sistem keseluruhan.

e) Blok Dasar Data (Database Block)

Dasar data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu

dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer (hardware)

dan digunakan perangkat lunak (software) untuk memanipulasinya.

f) Blok Kendali (Controls Block)

25
Untuk upaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, maka

perlu diterapkan pengendalian-pengendalian didalamnya.

Secara umum, kompetensi yang diharapkan muncul setelah mempelajari modul

ini, para mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan konsep dan kerangka dasar sistem

informasi manajemen. Selanjutnya, kompetensi khusus yang diharapkan adalah

mahasiswa mampu:

1. memahami konsep dari Sistem Informasi Manajemen sebagai suatu sistem yang

terintegrasi (integrated system);

2. menggunakan Organisasi untuk menggambarkan komponen-komponen dan berbagai

fungsi dari Sistem Informasi Manajemen secara umum;

3. memahami sifat, ruang lingkup dan karakteristik dari Sistem Informasi

Manajemen;

4. menjelaskan fungsi-fungsi dari Sistem Informasi Manajemen.

Sistem informasi manajemen merupakan suatu badan yang memiliki

bagian-bagian yang memiliki tugas-tugas tertentu. Bagian-bagian itu adalah

pengumpulan data, penyimpanan data, pemroses data, dan pemrogram data

(Pidarta, 1998:157). Dalam bagian-bagian terdapat seseorang coordinator yang

26
bertugas mengkordinir pada semua bagian Dan bertanggung jawab langsung

pada manajemen puncak atau kepala sekolah.

a. Bagian Pengumpulan Data

Bertugas mengumpulkan data, baik bersifat internal maupun eksternal.

Data internal merupakan data yang berasal dari dalam organisasi (level

manajemen), sedangkan data eksternal merupakan data yang berasal dari

luar organisasi akan tetapi masi terdapat hubungan demean perkembangan

organisasi.

Personalia yang bertugas pada pengumpulan data dapat diambilkan

dari seluruh unit kerja dalam organisasi yaitu, wakasek sehingga setiap unit

kerja memiliki wakil-wakil yang akan menunjang keefektifan pengumpulan

data untuk diolah menjadi sebuah informasi yang bermanfaat bagi pengguna

informasi.

b. Bagian Penyimpan Data

Bagian penyimpan data bertugas menyimpan data. Penyimpanan data

sangat diperlukan karena tujuan utama adalah demi keamanan data. Apabila

level-level manajemen membutuhkan data, baik berupa data bahan mentah

maupun data yang telah diolah, maka data dapat diambil dan digunakan

sesuai dengan kebutuhan manajer (kepala sekolah maupun wakilnya).

c. Bagian Pengolah Data

Bagian pengolah data bertugas memproses data dengan mengikuti

serangkaian langkah atau pola tertentu sehingga data dirubah ke dalam

bentuk informasi yang lebih berguna. Pada pemrosesan data bias

dilakukan

27
dilakukan secara manual maupun dengan bantuan mesin. Bagian

pemrosesan data terdiri dari beberapa ahli yang bertugas membentuk

data menjadi informasi yang sesuai dengan kebutuhan level-level

manajemen. Karena kebutuhan setiap manajer (kepala sekolah dan

wakil kepala sekolah) berbeda, maka kebutuhan data padatiap-tiap

manajer berbeda pula.

d. Bagian Program Data

Apabila sistem informasi manajemen sudah memiliki

perangkat computer, maka bagian pemogram data disebut

programmers, yaitu kelompok ahli yang bertanggung jawab atas

penyusunan program untuk diberikan kepada perangkat computer.

Karena computer memiliki bahasa tersendiri, maka tugas

programmer adalah membahasakan data-data yang telah dihimpun

sesuai dengan bahasa computer (Sondang, 2006:159-160).

Badan personalia dalam menjalankan sistem informasi

manajemen terdiri dari seorang koodinator yang dipimpin langsung

oleh kepala sekolah, pengumpul data (dewan guru) teknisi

(programmer). Kesemuanya bertugas sesuai rencana dan posedur

pelaksana pada sistem informasi manajemen.

B. Menghasilkan atau Menyajikan Informasi


Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Goyal (2000:18) maka

tujuan utama dari dibangunnya Sistem Informasi Manajemen oleh suatu

organisasi adalah untuk menghasilkan atau memperoleh informasi manajemen

yang akan digunakan oleh para manajernya dalam pengambilan keputusan

28
(MIS is set up by an organization with the prime objective to obtain

management information to be used by its managers in decision making) atau

dengan kata lain, tujuan utama dari Sistem Informasi Manajemen tersebut

adalah untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan yang cepat dan

29
tepat melalui penyajian/penyediaan informasi.

Sehubungan dengan hal di atas maka yang menjadi tantangan terbesar

bagi Sistem Informasi Manajemen yang efektif dan efisien adalah berkaitan

dengan kemampuan Sistem Informasi Manajemen untuk (a) menghasilkan

jenis dan jumlah informasi yang benar-benar dibutuhkan oleh organisasi,

khususnya oleh level manajemen; (b) menyampaikan informasi yang

memenuhi persyaratan serta mudah dipahami oleh pimpinan organisasi (user).

Informasi yang baik adalah informasi yang mempunyai persyaratan kualitas,

seperti lengkap sesuai kebutuhan, terpercaya, dan up-to-date(terkini);

Satu cara yang banyak membantu agar perancangan dan penggunaan

Sistem Informasi Manajemen dapat efektif dan efisien adalah dengan

memandang informasi sebagai sumber daya yang esensial bagi organisasi

sepanjang menyangkut uang, personalia, perlengkapan, peralatan, dan fasilitas

lainnya. Dengan menempatkan informasi sebagai sumber daya yang esensial

maka efisiensi kerja dalam organisasi dapat dicapai.

Sistem Informasi Manajemen dalam menyajikan informasi guna

mendukung pengambilan keputusan organisasi, ketika sumber informasi

diperoleh baik dari sumber intern maupun ekstern. Informasi relevan yang

berasal dari kedua sumber tersebut akan digunakan dalam rangka pengambilan

keputusan yang tepat. Adapun hasil dari implementasi keputusan akan

berdampak atau memberikan efek terhadap lingkungan eksternal maupun

lingkungan internal organisasi. Efek tersebut kemudian akan dibandingkan

dengan apa yang diinginkan atau diharapkan dari keputusan yang diambil.

30
Apa yang diinginkan itu merupakan standar dan sekaligus merupakan rencana

yang akan dilaksanakan organisasi. Pelaksanaan dari rencana tersebut pada

dasarnya harus selalu dipantau dengan cermat. Hasil pemantauan itu,

kemudian dijadikan bahan untuk melakukan evaluasi. Kalau ternyata tidak

sesuai dengan apa yang diharapkan maka tindakan koreksi harus dilakukan

terhadap penyebab ketidaksesuaian tersebut. Penyebab ketidaksesuaian atau

penyimpangan mungkin berada di tingkat sumber informasinya, tetapi

mungkin juga ada di tingkat pengambilan keputusannya.

Kegiatan mulai dari pemantauan sampai dengan evaluasi, bahkan sampai

dengan tindakan koreksi inilah yang merupakan kegiatan „pengendalian.‟

Sedangkan kegiatan „perencanaan‟ terlihat pada kegiatan penetapan standar

atau apa yang diharapkan/diinginkan organisasi dari keputusan yang diambil.

Jadi, sesuai dengan peran utamanya dalam menyajikan informasi, Sistem

Informasi Manajemen dapat juga menjembatani antara kegiatan perencanaan

dan pengendalian dalam organisasi.

Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi

keorganisasian yang mendukung bukan hanya fungsi operasi, tetapi juga

mendukung proses atau fungsi manajemen. Peran Sistem Informasi

Manajemen dalam mendukung fungsi manajemen adalah dengan menghasilkan

informasi yang cepat, akurat, dan tepat. Informasi ini akan digunakan user atau

dalam hal ini manajemen dalam mengambil keputusan. Manajemen senantiasa

membutuhkan informasi yang up-to-date (informasi terbaru atau terkini) untuk

menghasilkan keputusan yang tepat. Informasi tersebut harus secepatnya

31
diperoleh pada saat dibutuhkan dan tentunya harus sesuai dengan kebutuhan user (manajemen).

Dengan kata lain, sehubungan dengan perannya dalam mendukung fungsi manajemen dan

pengambilan keputusan maka Sistem Informasi Manajemen harus mampu menyajikan „informasi

manajemen‟.

Sistem Informasi Manajemen menurut Pratama, merupakan gabungan

dari perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware) dan sumber daya

manusia (SDM) yang saling berkaitan dalam mengolah data menjadi informasi

yang bermanfaat melalui penciptaan sebuah sistem. Selain penggunaan

komputer, manusia juga turut menjadi bagian dari sistem in. Manusia

menggunakan sebuah ide, pemikiran dan perhitungan dalam menggunakan

komputer yang di dalamnya terdapat software dan hardware. Selain itu terdapat

pula process perencanaan, kontrol,koordinasi dan pengambilan keputusan. Oleh

karena itu sistem informasi dinamakan juga sistem kompleks.

Sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang

selain melakukan pengolahan transaksi yang sangat berguna bagi kepentingan

organisasi, juga banyak memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk

fungsi manajemen dalam pengambilan keputusan (Siswanto, 2011:188). Gordon

B. Davis (2019:43) mengemukakan bahwa sistem informasi manajemen

merupakan suatu sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan

informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan proses pengambilan

keputusan dalam suatu organisasi.

Soetedjo Moeljodiharjo (2020) berpendapat bahwa sistem informasi

manajemen merupakan suatu metode yang menghasilkan informasi yang tepat

waktu yang digunakan untuk langkah pengambilan keputusan dalam rangka

32
memperbaiki perencanaan dan pengendalian. Robert W. Holmes (2013)

mengartikan sistem informasi manajemen sebagai suatu sistem yang dirancang

untuk menyajikan informasi pilihan yang berorientasi kepada keputusan guna

merencanakan, mengawasi, dan menilai aktivias organisasi yang dirancang

dalam kerangka kerja.

Joseph F. Kelly (2014:87) menyatakan bahwa sistem informasi

manajemen merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dengan sumber

daya lainnya yang berlandaskan komputer sehingga menghasilkan kumpulan

penyimpanan, perolehan kembali, komunikasi, dan penggunan data untuk tujuan

operasi manajemen yang efisie.

Goyal (2013:13) mengatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah

suatu sistem yang terdiri atas sekumpulan orang, prosedur, mesin, database, dan

model data sebagai elemen-elemennya, ketika sistem ini berfungsi

mengumpulkan berbagai data, baik yang berasal dari dalam maupun luar

organisasi, kemudian mengolah data tersebut dan menyediakan „informasi

manajemen‟ untuk membantu pimpinan dalam proses pengambilan keputusan.

Berdasarkan pendapat tersebut penulis berkesimpulan bahwa sistem

informasi manajemen merupakan rangkaian keterkaitan antara sumber daya

manusia dengan aplikasi teknologi informasi yang digunakan untuk menyimpan,

mengolah, dan mengambil kembali data dalam rangka untuk mendukung proses

pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan.

Davis dalam batasan yang lebih luas, menyatakan bahwa Sistem Informasi

Manajemen sebagai berikut. “A Management Information System is an integrated

33
user-machine system for providing information to support operations,

management, and decision-making functions in an organization. The system

utilizes computer hardware and software; manual procedures; models for

analysis, planning, control and decision making; and a database.” Jadi, menurut

Davis sistem informasi manajemen adalah suatu sistem manusia-mesin yang

terintegrasi untuk menyajikan informasi dalam rangka mendukung fungsi-fungsi

pengambilan keputusan, manajemen dan operasi dalam suatu organisasi,

manakala sistem tersebut menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak

komputer, prosedur manual, model-model untuk pengambilan keputusan,

pengendalian, perencanaan, dan analisis serta menggunakan sebuah database.

Bila dicermati lebih jauh pada dasarnya ada beberapa konsep atau bagian

penting yang terkandung dalam definisi sistem informasi manajemen

Ketatausahaan dari Davis sebagai berikut. (1). Sistem yang terintegrasi. (2).

Sistem manusia-mesin yang berbasis komputer. (3). Sistem yang menghasilkan

dan menyajikan informasi. (4). Sistem yang mendukung fungsi operasi. (5).

Sistem yang mendukung fungsi manajemen dan pengambilan keputusan. (6).

Sistem yang membutuhkan sebuah database. (7). Sistem yang memanfaatkan

berbagai model perencanaan dan keputusan.

Sistem informasi memiliki tiga elemen utama, yaitu data yang

menyediakan informasi, prosedur yang memberitahu pengguna bagaimana

mengoperasikan sistem informasi, dan orang-orang yang membuat produk,

menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan sistem informasi

tersebut.

34
Sistem informasi menajemcn merupakan bagian dari system yang lebih

besar lagi, yaitu manajemen itu sendiri, informasi yang dikelola dalam sesuatu

sistem dapat membantu para pemimpin dalam melaksanakan kegiatan dalam

lembaga pendidikan berjalan lacar. Oleh karena itu, pemimpin dalam lembaga

pendidikan ketika melaksanakan aktivitas sehari-hari hendaknya menjalankan

fungsi-fungsinya seperti perencana pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian. Dalam melaksanakan fungsi-fungsinya tersebut pimpinan

memerlukan informasi yang tepat, akuran, dan relevan sehingga tujuan akan

terlaksanakan secara efektif dan efisien. Untuk itu, agar informasi yang di

perlukan sesuai dengan harapan dan mampu mendukung tercapainya tujuan yang

telah ditetapkan, perlu dikelola dalam suatu sistem yaitu sistem informasi

manajemen pendidikan.

Dengan mengacu kepada pengertian sistem informasi manajemen maka

dapat disimpulkan bahwa konsep sistem informasi manajemen memiliki

beberapa karakteristik yaitu:

a. Dalam suatu organisasi terdapat satu bagian khusus sebagai pengelola

sistem informasi manajemen

b. Sistem informasi manajemen merupakan jalinan lalu lintas data dan

informasi dari setiap bagian didalam organisasi yang terpusat dibagian

sistem informasi manajemen

c. Sistem informasi merupakan jalinan hubungan antar bagian dalam

organisasi melalui satu bagian sistem informasi manajemen

d. Sistem informasi manejemen merupakan segenap proses yang mencangkup:

35
pengumpulan data, pengolahan data, penyimpanan data, pengambilan data,

dan penyebaran informasi dengan cepat dan tepat.

e. Sistem informasi bertujuan agar para pelaksana dapat melaksanakan tugas

dengan baik dan benar serta pimpinan dapat membuat keputusan dengan

cepat dan tepat (Suryadi, 2011:166-167).

Untuk dapat memanfaatkan sistem informasi dengan efektif, maka harus

diketahui dengan pasti tentang organisasi, manajemen, dan teknologi organisasi

yang membentuk sistem. Berikut ini dijelaskan elemen-elemen sistem

informasi manajemen:

Elemen Pertama, yaitu organisasi meliputi manusia, struktur, prosedur

operasi, politik, dan kultur. Elemen Kedua, yaitu manajemen, mengamati

kesempatan, membuat strategi untuk menjawab kebutuhan, mengalokasikan

orang dan sumber dana untuk mendukung strategi yang telah dibuat,

mengkoordinasikan pekerjaan atau kegiatan dalam organisasi. Elemen Ketiga,

yaitu teknologi informasi yang merupakan alat yang dapat digunakan oleh

manajemen untuk membantu melakukan kontrol dan membuat suatu kegiatan

baru. Teknologi terdiri atas tiga komponen pokok, yaitu manusia

(brainware),perangkat keras (hardware), dan perangkat lunak (software), yang

digunakan membantu menerima masukan (input), mengolah, dan

mengeluarkan hasil (ourput), serta dapat dipakai untuk meneyebarluaskan hasil

olahan atau analisi (Afifuddin, 2013:273)

Tujuan dibentuknya sistem informasi manajemen adalah supaya

organisasi memiliki suatu sistem yang dapat diandalkan dalam mengolah

data menjadi

36
informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang

menyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan strategik.

Dengan demikian Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem yang

menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang

berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi (Wahyudi dan Agus,

2009:13).

Hemawati (2018:54), menegaskankan bahwa implementasi Sistem

Informasi Manajemen bagi Pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Sesuai Standar Nasional Pendidikan

a) Perencanaan Standar Isi

b) Perencanaan Standar Proses

c) Perencanaan Standar Kompetensi Lulusan

d) Perencanaan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

e) Perencanaan Standar Sarana dan Prasarana

f) Perencanaan Standar Pengelolaan

g) Perencanaan Standar Pembiayaan

h) Perencanaan Standar Penilaian Pendidikan

2. Pengambilan Keputusan untuk Mewujudkan Standar

Nasional Pendidikan

a) Pengambilan Keputusan Standar Isi

b) Pengambilan Keputusan Standar Proses

c) Pengambilan Keputusan Standar Kompetensi Lulusan

37
d) Pengambilan Keputusan Standar Proses

e) Pengambilan Keputusan Standar Sarana dan Prasarana

f) Pengambilan Keputusan Standar Pengelolaan

g) Pengambilan Keputusan Standar Pembiayaan

h) Pengambilan Keputusan Standar Penilaian Pendidikan

3. Pengendalian Pendidikan dalam Merealisasikan Standar

Nasional Pendidikan

a) Pengendalian Proses (akademik)

b) Pengendalian Non Akademik

c) Pengendalian Administrasi.

Penelitian ini menyatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen ini

telah memperkenalkan teknologi informasi dan fasilitas, mengurangi

beban kerja tata usaha yang selama ini rumit, masih Manual dan Sistem

Informasi Manajemen akan membuat proses manajemen Ketatausahaan

lebih Mudah, efisien, membantu Pegawai Tata Usaha menggunakan waktu

dengan lebih efisien, membuat perubahan penting dalam Administrasi

pendidikan Sekolah Dasar yang di kembangkan dalam Penelitian ini

dengan nama Model Sistem Informasi Manajemen Tata Usaha (SIMTU)

Sekolah Dasar.

Tujuan dari dibangunnya informasi berupa aplikasi sistem

informasi pendidikanadalah:

a. Membantu seluruh bagian yang berperan di dunia pendidikan dengan

memberikan informasi yang menyeluruh tentang pendidikan dari tingkat

sekolah dasar hingga sekolah menengah umum atau yang setara

dengannya.

b. Pertanggungjawaban publik yaitu dengan memberikan informasi secara


38
transparan tentang kebijakan dan pemakaian sumber daya yang

dialokasikan untuk dunia pendidikan.

c. Memberi sarana agar seluruh bagian yang berperan dalam dunia

pendidikan yang ada di propinsi/kota kabupaten agar dapat berperan aktif

dalam usaha memajukan usaha pendidikan.

d. Meningkatkan pengetahuan pendidik dan peserta didik tentang dunia

informatika serta manfaat yang dapat diambil melalui beberapa pelatihan.

e. Memberikan akses informasi yang mudah dan lengkap bagi pendidik dan

peserta didik mengenai ilmu pengetahuan dan informasi pendidikan

lainnya. Maksud dilaksanakannya sistem informasi manajemen

pendidikan adalah, sebagai pendukung kegiatan fungsi manajemen dalam

rangka menunjang tercapainya sasaran dan fungsi-fungsi operasional

dalam organisasi pendidikan.

Dengan adanya sistem informasi manajemen pendidikan, organisasi

pendidikan akan merasakan beberapa manfaat sebagai berikut, yaitu:

pertama, tersedianya sistem pengelolaan data dan informasi pendidikan.

Kedua, terintegrasinya data dan informasi pendidikan untuk mendukung

proses pengambilan keputusan. Ketiga tersedianya data dan informasi

pendidikan yang lengkap bagi seluruh stakholders yang bergabung dalam

bidang pendidikan.

Sistem informasi manajemen pendidikan digunakan oleh

penggunanya sebagai alat bantu pengambil keputusan dan oleh pihak

yang tergabung dalam interganizational information sistem sehingga

organisasi pendidikan dapat berinteraksi dengan pihak berkepentingan

(stakeholders). Nilai penting sistem informasi manajemen pendidikan

adalah:

1) Sistem informasi yang berbasis komputer memungkinkan

pendelegasian kegiatan rutin.


39
2) Teknologi informasi memungkinkan pengolahan data secara

lebih akurat dan andal

3) Pembuatan keputusan akan ditunjang dengan pilihan alternatif yang

lebih objektif dengan data pendukung yang lengkap

4) Monitoring dan evaluasi memerlukan penyerapan informasi

secara cepat dan efesian.

40
BAB II MANAJEMEN

A. Hakikat Manajemen
Kata “manajemen” berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang

memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur (Suhardi, 2010). Manajemen

belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Manajemen

menurut Follet adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain

(Suhardi, 2010). Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur

dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen

menurut Griffin (Suhardi, 2010) didefinisikan sebagai sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber

daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.

Manajemen menurut White (Arikunto, 2008) adalah segenap proses,

biasanya terdapat pada semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau

swasta, sipil atau militer secara besar–besaran atau secara kecil–kecilan. Gie

(2000) menyatakan bahwa manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan

dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan

tertentu. Robbins dan Coulter (2010) mendefinisikan manajemen sebagai

pendekatan aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan

orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat di selesaikan secara efisien dan

efektif.

Manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinir

berbagai sumberdaya pendidikan (Rivai dan Murni, 2009). Arikunto (2008)

menyatakan manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian

41
kegiatan yangberupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia

yang tergabung dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnyaagar efektif dan efisien.

Menurut Suhardi (2010) secara umum, ada empat fungsi manajemen

yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controling. Dua fungsi yang

pertama dikategorikan sebagai kegiatan mental sedangkan dua berikutnya

dikategorikan sebagai kegiatan fisik. Suatu manajemen bisa dikatakan berhasil

jika keempat fungsi di atas bisa dijalankan dengan baik. Kelemahan pada salah

satu fungsi manajemen akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan

dan mengakibatkan tidak tercapainya proses yang efektif danefisien.

Wagner dan Hollenbeck (Suhardi, 2010) menyatakan bahwaempat fungsi

manajemen adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan (planning) merupakan sebuah proses melihat ke depan guna

memutuskan apa yang harus dilakukan.

2. Pengorganisasian (organizing), manajer mengembangkan sebuah struktur

tugas-tugas yang saling terkait dan mengalokasikan sumber daya manusia

dan sumber daya di dalam struktur ini.

3. Pengarahan/memimpin (directing) mendorong usaha para anggota dan

membimbingnya ke arah pencapaian sasaran dan tujuan organisasional.

Sebagian ini merupakan proses mengkomunikasikan tujuan dan sasaran

kepada para anggota dimana di dalamnya para manajer mengumumkan,

mengklarifikasi dan mengangkat target-target ke arah usaha-usaha yang

harus diarahkan.

42
4. Pengontrolan (controlling) berarti mengevaluasi kinerja organisasi dan unit-

unitnya untuk melihat apakah suatu organiasi mengalami kemajuan sesuai

dengan arah yang diinginkan. Jika evaluasi memperlihatkan sebuah

perbedaan signifikan antara goal dengan kinerja/prestasi aktual, maka

proses kontrol tersebut memasuki sebuah tahap koreksi, dimana dalam tahap

ini para manajer kembali ke tahap perencanaan dan mengembangkan

kembali goal dan objective mereka guna melihat seberapa berbeda sasaran

dengan hasilnya.

Keempat fungsi manajemen tersebut dapat digambarkan dalam Gambar

2.1.

Planning
Menetapkan tujuan
(1)

Controlling Organizing
Mengevaluasi Kinerja Memberikan tanggungjawab
(4) (2)

Directing
Mendorong Motivasi
(3)

Gambar 2.1. Fungsi Manajemen menurut Suhardi (Suhardi,2010)

Fungsi-fungsi manajemen menurut Robbins dan Coulter (2010)

ditunjukkan pada Gambar 2.1 mendeskripsikan beberapa tahapan pekerjaan

43
manajemen yangdikenal sebagai fungsi-fungsi manajemen.

Perencanaan Pemetaan Kepemimpinan Pengendal Berujung


(Planning) (Organizing) (Leading) ian pada
(Controlli
ng)
Mendefinisika Menentukan apa Memotivasi, Mengawas
n sasaran, yang harus memimpin, dan i aktivitas- Tercapain
menetapkan diselesaikan, tindakan- aktivitas ya tujuan-
strategi, dan bagaimana tindakan lainnya demi tujuan dan
mengembangk caranya, dan yang memastika sasaran-
an rencana siapa yang akan meletakkan n segala sasaran
kerja untuk mengerjakannya interaksi sesuatunya yang telah
mengelola . dengan orang terselesaik dicenangk
aktivitas. lain. an sesuai an bagi
rencana. organisasi
Gambar 3.2. Fungsi Manajemen menurut Robbins (Robbins danCoulter, 2010)

Manajemen sumber daya manusia pendidikan merupakan fungsi khusus

dari manajemen pendidikan. Manajemen sumber daya manusia berhubungan

dengan layanan yang harus dilakukan sekelompok individu dalam sebuah

lembaga yang mempekerjakan mereka dan semua aktivitas yang berhubungan

dengan mereka (Jones and Walters, 2008).

Kegiatan manajemen sumber daya manusia dalam pendidikan dapat

dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Akan terdapat banyak

kelompok memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan menyangkut

sumber daya manusia yang pada gilirannya akan memberikan dampak terhadap

pendidikan dan kebijakan pendidikan. Manajemen sumber daya tenaga

pendidikan lebih menjadi pijakan awal dalam penelitian tentang Teaching

Clinic. Manajemen sumber daya manusia pendidikan menurut Jones and

Walters (2008) merupakan pengelolaan layanan sumber daya manusia

44
pendidikan yang bertujuan menyelesaikan berbagai masalah yang menyangkut

profesionalisme tenaga pendidikan, menciptakan prosedur yang menyebabkan

sumber daya manusia bekerja efektif dan efisien serta memberikan bantuan

dalam proses negosiasi, dan pelatihan–pelatihan SDM.

Dalam rangka memaksimalkan guru sebagai sumber daya manusia

profesional maka perlu dibina dalam suatu wadah organisasi profesi.

Pengembangan profesi guru merupakan bentuk manajemen mandiri dari

pembinaan sumber daya manusia tenaga pendidikan.

B. Tahapan Manajemen

Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan organisasi. Pencapaian

tujuan organisasi menunjukkan prestasi dan kinerja organisasi. Hasil kerja

organisasi diperoleh dari serangkaian aktivitas yang dijalankan. Aktivitas

tersebut dapat berupa pengelolaan sumberdaya organisasi maupun proses

pelaksanaan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk

menjamin agar aktivitas tersebut dapat mencapai hasil yang diharapkan,

diperlukan upaya manajemen dalam pelaksanaan aktivitasnya. Dengan

demikian, hakikat manajemen kinerja adalah bagaimana mengelola seluruh

kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Noe, et al (2011) mendefinisikan manajemen kinerja sebagai proses

dimana manajer memastikan bahwa aktivitas- aktivitas karyawan dan

keluarganya sama dengan sasaran- sasaran organisasi. Sistem manajemen

45
kinerja menurut Noe, et al (2011) memiliki tiga bagian yaitu mendefinisikan

kinerja, mengukur kinerja, dan memberikan umpan balik informasi kinerja.

Sistem manajemen kinerja dapat menentukan aspek- aspek kinerja bagi

organisasi. Sistem juga mengukur aspek tersebut melalui penilaian kinerja

(performance appraisal). Umpan balik dilakukan dengan tujuan menyesuaikan

kinerja dengan sasaran-sasaran organisasi.

Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan dilakukan

melalui berbagai cara. Salah satunya adalah melalui peningkatan mutu tenaga

pendidikan dan kependidikan secara berkelanjutan. Peningkatan mutu

pendidikan dilakukan melalui optimalisasi proses belajar mengajar,

pengembangan metodologi, dan pengelolaan pendidikan melalui pemantapan

prinsip manajemen terpadu (Rivai dan Murni, 2009). Langkah peningkatan

mutu diawali dengan perbaikan mutu guru sebagai tenaga pendidikan.

Pengelolaan kinerja guru merupakan bagian sistem manajemen terpadu untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

46
BAB III MANAJEMEN PELATIHAN

A. Definisi Manajemen Pelatihan

Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Sistem Pendidikan Nasional. Tentang Sistem Pendidikan Nasioanal pasal 1,

dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta

didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di

masa yang akan datang”. Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat kita

pahami bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh lembaga

penyelenggara (instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan lain

sebagainya untuk mempersiapkan generasi yang lebih baik di masa yang akan

datang. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pelatihan adalah

bagian dari kegiatan pendidikan.

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional, pasal 26 ayat (4) dinyatakan bahwa lembaga

pelatihan merupakan satuan pendidikan nonformal, di samping satuan pendidikan

lainnya yaitu kursus, kelompok belajar, majelis ta’lim, kelompok bermain, taman

penitipan anak, pusat kegiatan belajar masyarakat serta satuan pendidikan yang

sejenis. Termasuk dalam kegiatan sejenis adalah panti penyuluhan, magang,

bimbingan belajar, kepramukaan, pondok pesantren tradisional (salafiyah),

padepokan dan sanggar. Pelatihan dapat dilakukan alam jenis dan ruang lingkup

pendidikan keagamaan, pendidikan jabatan kerja, pendidikan kedinasan, dan

pendidikan kejuruan.

Manajemen pelatihan merupakan suatu aktivitas manajerial untuk mengatur

47
proses pelatihan agar berlangsung secara efesien dan efektif. Menurut Sumantri

(2000: 2) mengartikan pelatihan sebagai proses pendidikan jangka pendek yang

menggunakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir. Para peserta

pelatihan akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang sifatnya praktis

untuk tujuan tertentu. Menurut Good (1973) pelatihan adalah suatu proses

membantu orang lain dalam memperoleh skill dan pengetahuan (M. Saleh

Marzuki, 1992: 5). Sedangkan Jucius dalam Moekijat (1991: 2) menjelaskan

istilah latihan untuk menunjukkan setiap proses untuk mengembangkan bakat,

keterampilan dan kemampuan pegawai guna menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan

tertentu.Menurut Rothwell (1996: 6-7), pelatihan sering diberi makna pendidikan,

pengembangan, pendidikan karyawan, pengembangan diri, pengembangan SDM,

peningkatan kinerja SDM, kinerja teknologi manusia, dan pengembangan

organisasi.

Manajemen pelatihan dalam arti yang lebih umum mengandung makna

pengelolaan pelatihan, supaya pelatihan bisa berjalan dengan baik dan berhasil

secara efektif dan efisien. Manajemen pelatihan secara konsep bisa diartikan

sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengevaluasian

terhadap kegiatan pelatihan dengan memanfaatkan aspek-aspek pelatihan untuk

mencapai tujuan pelatihan secara efektif dan efisien. Selanjutnya menurut Gomes

(2000:204) mengemukakan ada tiga tahap pada pelatihan yaitu tahap penilaian

kebutuhan, tahap pelaksanaan pelatihan dan tahap evaluasi. Menurut Simamora

(1997:360) menyebutkan ada delapan langkah pelatihan yaitu: (1) Tahap penilaian

kebutuhan dan sumber daya untuk pelatihan; (2) Mengidentifikasi sasaran-sasaran

48
pelatihan; (3) Menyusun kriteria; (4) Pretest terhadap pemagang (5) Memilih

teknik pelatihan dan prinsip-prinsip proses belajar; (b) Melaksanakan pelatihan;

(7) Memantau pelatihan; dan (8) Membandingkan hasil-hasil pelatihan terhadap

kriteria-kriteria yang digunakan.

Manajemen pelatihan dalam konteks yang lebih luas memiliki dimensi

tentang bagaimana pengelolaan pelatihan, supaya pelatihan bisa berjalan dengan

baik dan berhasil secara efektif dan efisien. Manajemen pelatihan secara konsep

bisa diartikan “Proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan

pengevaluasian terhadap kegiatan pelatihan dengan memanfaatkan aspek-aspek

pelatihan untuk mencapai tujuan pelatihan secara efektif dan efisien”.

Gomes (2000: 204) mengemukakan ada tiga tahap pada pelatihan yaitu

tahap penilaian kebutuhan, tahap pelaksanaan pelatihan dan tahap evaluasi. Dari

tiga tahap tersebut, mengandung langkah-langkah pengembangan program

pelatihan. Langkah-langkah yang umum digunakan dalam pengembangan

program pelatihan, seperti dikemukakan oleh William B. Werther (1989:287)

yang pada prinsipnya meliputi (l) need assessment; (2) training and development

objective; (3) program content; (4) learning principles; (5) actual program-, (b)

skill knowledge ability of works; dan (7) evaluation. Pendapat ini sesuai dengan

yang dikemukakan Simamora (1997:360) yang menyebutkan delapan langkah

pelatihan yaitu :

1) Tahap penilaian kebutuhan dan sumber daya untuk pelatihan;

2) Mengidentifikasi sasaran-sasaran pelatihan;

3) Menyusun kriteria;

49
4) Pre tes terhadap pemagang

5) Memilih teknik pelatihan dan prinsip-prinsip proses belajar;

6) Melaksanakan pelatihan;

7) Memantau pelatihan; dan

8) Membandingkan hasil-hasil pelatihan terhadap kriteria-kriteria yangdigunakan.

Sumber Daya Manusia yang terampil dan memiliki kinerja tinggi sangat

diperlukan dalam era globalisasi seperti sekarang ini, sehingga mampu bersaing

dalam tataran internasional. Organisasi pada masa sekarang menyadari bahwa

produktivitas sumber daya manusia yang berkualitas adalah aset utama untuk

mencapai tujuan. Oleh karena itu pengelolaan manajemen Sumber Daya Manusia

harus dioptimalkan. Perlu disadari bersama bahwa untuk mengembangkan

Sumber Daya Manusia setiap organisasi memiliki keterbatasan. Oleh karena itu

perlu melibatkan pihak lain dalam proses pengembangan Sumber Daya Manusia

tersebut. Melalui cara inilah pelatihan dibutuhkan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Hasibuan (2001: 70) yaitu pengembangan

sumber daya manusia, maka diharapkan produktivitas kerja akan meningkat,

kualitas dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill dan

managerial skill sumber daya manusia yang semakin baik”. Nasution (1982: 71)

menegaskan “pelatihan adalah suatu proses belajar mengajar dengan

mempergunakan teknik dan metode tertentu, guna meningkatkan keterampilan

dan kemampuan kerja seseorang. Dimana tujuan pelatihan untuk meningkatkan

produktivitas”.

50
B. Tujuan dan Manfaat Pelatihan

Tujuan dari pelatihan tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap saja, akan tetapi juga untuk mengembangkan bakat

seseorang, sehingga dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan yang

dipersyaratkan. Moekijat (1993: 2) menjelaskan tujuan umum pelatihan sebagai

berikut: (1) Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat

diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif; (2) Untuk mengembangkan

pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional; (3) Untuk

mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan

teman-teman (rekan kerja) dan dengan manajemen (pimpinan). Selanjutnya

menurut Tjiptono dan Diana (1995:223) manfaat pelatihan adalah untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap karyawan serta

meningkatkan kualitas dan produktivitas organisasi secara keseluruhan, dengan

kata lain tujuan pelatihan adalah meningkatkan kinerja dan pada gilirannya akan

meningkatkan daya saing.

Dengan demikian tujuan dan manfaat pelatihan pada prinsipnya adalah

kegiatan proses pembelajaran baik teori maupun praktek, bertujuan meningkatkan

dan mengembangkan kompetensi atau kemampuan akademik, sosial dan pribadi

di bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta bermanfaat bagi peserta

pelatihan dalam meningkatkan kinerja pada kompetensi, tugas atau pekerjaan

yang menjadi tanggung jawabnya.

Pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan atas sesuatu oleh

seseorang senantiasa diperoleh melalui proses belajar. Proses belajar dapat

51
dilakukan dengan sengaja dapat juga tanpa rencana. Proses belajar itu dapat secara

terprogram (seperti dalam pendidikan formal di sekolahan dan pendidikan

nonformal seperti di masyarakat) maupun tanpa program (seperti dalam

pendidikan informal di keluarga). Belajar diperlihatkan melalui perubahan tingkah

laku sebagai hasil pengalaman, yang diperoleh pembelajar melalui interaksi

dengan lingkungannya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan

tingkah laku dalam belajar memiliki enam karakteristik, yakni (1) Terjadi secara

sadar, (2) Bersifat kontinu dan fungsional, (3) Bersifat positif dan aktif,

(4) Bersifat permanen, bukan sementara, (5) Bertujuan atau terarah, dan

(6) Mencakup seluruh aspek tingkah laku (Sudjana, 2007: 36).

C. Prinsip - Prinsip Manajemen Pelatihan


Pengelolaan manajemen pelatihan tidak berlangsung begitu saja melainkan

melalui serangkaian proses kegiatan berupa pengetahuan, pemahaman, sikap dan

keterampilan, hal ini dikemukakan oleh beberapa ahli di bawah ini. Pengetahuan,

pemahaman, sikap, dan keterampilan atas sesuatu oleh seseorang senantiasa

diperoleh melalui proses belajar. Proses belajar dapat dilakukan dengan sengaja

dapat juga tanpa rencana. Proses belajar itu dapat secara terprogram (seperti

dalam pendidikan formal di sekolahan dan pendidikan nonformal seperti di

masyarakat) maupun tanpa program (seperti dalam pendidikan informal di

keluarga). Belajar diperlihatkan melalui perubahan tingkah laku sebagai hasil

pengalaman, yang diperoleh pembelajar melalui interaksi dengan lingkungannya

dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tingkah laku dalam

belajar memiliki enam karakteristik, yakni (1) Terjadi secara sadar, (2) Bersifat

52
kontinu dan fungsional, (3) Bersifat positif dan aktif, (4) Bersifat permanen,

bukan sementara,(5) Bertujuan atau terarah, dan (6) mencakup seluruh aspek

tingkah laku (Sudjana, 2007: 36).

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar dan pembelajar

seringkali digunakan istilah pendidikan, pembinaan, dan pelatihan. Pendidikan

mengacu kepada komunikasi yang terorganisasi dan diarahkan untuk

menumbuhkan kegiatan belajar, pembinaan mengacu kepada usaha, tindakan, dan

kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk

memperoleh hasil yang lebih baik; sedangkan pelatihan mengacu kepada usaha,

proses, atau kegiatan yang dilakukan untuk mencapai keterampilan. Keberhasilan

pembelajaran dipengaruhi oleh trikondisi pendidikan, yakni konsistensi,

konvergensi, dan kontinuitas. Konsistensi berarti bahwa kegiatan pendidikan

harus serasi dan ajeg dalam mengembangkan potensi peserta didik. Konvergensi

berarti pendidikan bertolak dari suatu landasan yang jelas. Kontinuitas berarti

bahwa pendidikan harus ditempuh dan berkelanjutan Sudjana ( 2004: 29).

Menurut Notoatmodjo (2009: 18) Siklus pelatihan ini secara garis besar

adalah sebagai berikut:

a. Analisis Kebutuhan Pelatihan (Training Need Assesment)

Tujuan analisis kebutuhan pelatihan ini antara lain untuk mencari atau

mengidentifikasi kemampuan – kemampuan yang diperlukan oleh karyawan

dalam rangka menunjang kebutuhan organisasi.

b. Menetapkan Tujuan Pelatihan

Tujuan pelatihan pada hakekatnya ialah perumusan kemampuan yang

53
diharapkan dari pelatihan tersebut yaitu adanya perubahan kemampuan.

c. Pengembangan Kurikulum

Menentukan metode belajar mengajar yang akan digunakan, serta alat bantu

belajar mengajar yang diperlukan dalam pelatihan tersebut. Persiapan

Pelaksanaan diklat Sebelum pendidikan dan pelatihan dilaksanakan, terlebih

dahulu dilakukan persiapan yang pada umumnya mencakup kegiatan –

kegiatan administrasi.

d. Persiapan Pelatihan

Sebelum pendidikan dan pelatihan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan

persiapan yang pada umumnya mencakup kegiatan – kegiatan administrasi.

e. Pelaksanaan Pelatihan

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Diklat, antara lain adanya

penanggung jawab harian, adanya monitoring pelaksanaan pelatihan melalui

evaluasi harian.

f. Evaluasi

Setelah berakhirnya pelatihan, seyogyanya dilakukan evaluasi yang mencakup:

(1) Evaluasi terhadap proses kegiatan Diklat, dan (2) evaluasi terhadap hasil

dari kegiatan diklat.

Manajemen pelatihan bergamitan dengan trisula aktivitas, yakni (a)

perencanaan, (b) pelaksanaan, dan (c) evaluasi (Davies, 1976).

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya

untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan

54
yang ditetapkan (Usman, 2008: 60). Perencanaan program pelatihan merupakan

kegiatan sistematis yang menggambarkan penyusunan rangkaian tindakan yang

akan dilakukan untuk mencapai tujuan pelatihan dengan memperhatikan sumber-

sumber yang disediakan. Sumber-sumber tersebut meliputi sumber daya manusia

yaitu penyelenggaraan pelatihan, panitia, nara sumber, peserta pelatihan, dan

pimpinan lembaga terkait pelatihan. Sumber daya non manusia meliputi fasilitas,

alat-alat, waktu, biaya, metode, materi, dan media pelatihan. Penentuan tujuan dan

penyusunan tindakan-tindakan tersebut didasarkan pada hasil analisis kebutuhan

pelatihan agar perencanaan syang dilakukan sesuai dengan kebutuhan

peserta.Perencanaan berfungsi sebagai (1) titik tolak dalam rangka memulai suatu

proses kegiatan, (2) arah dalam pelaksanaan, (3) pegangan (handout) untuk

pelaksana, (4) mempermudah pengawasan.

Dalam merencanakan harus didasarkan pada beberapa prinsip, antara lain,

(1) kooperatif, (2) kreatif, (3) komprehensif, (4) fleksibel, dan (5) kontinu. Syarat-

syarat perencanaan: (1) tilikan jelas tentang tujuan, (2) pengetahuan tentang

metode, (3) pengalaman peserta, (4) pendidik, (5) peserta didik, (6) masyarakat,

(7) media dan sumber, (8) waktu, dan (9) biaya.

Perencanaan memiliki beberapa jenis, yakni berdasarkan (1) cakupan usaha

(umum dan khusus), (2) wilayah (nasional, regional, lokal), (3) waktu

(panjang/lama, pendek/sempit), dan (4) sifatnya (kebijakan, program,

operasional). Perencanaan atau perancangan pelatihan adalah suatu proses

penyusunan serangkaian kegiatan untuk mencapai sasaran yang berupa kegiatan

melatih. Perencanaan memiliki beberapa manfaat, antara lain; (1) sebagai alat

55
analisis, identifikasi, dan pemecahan masalah yang akan dihadapi agar tercapai

tujuan secermat-cermatnya; (2) sebagai alat peramal dan pengontrol tentang:

(3) kebutuhan yang akan dicapai sespesifik mungkin); (4) penggunaan logika,

proses yang tersusun secara sistematis dalam rangka mencapai perubahan yang

diinginkan; (5) pemilihan pendekatan yang sesuai dengan kondisi dan situasi;

(6) penentuan mekanisme umpan balik (feedback) yang memberitahukan

kemajuan yang dicapai, hambatan, dan langkah-langkah perbaikan yang

diperlukan; (7) pelaksanaan dan langkah-langkah yang jelas, mudah

dikomunikasikan, dan dipahami orang (Gafur, 1992: 17).

b. Pelaksanaan Pelatihan

proses pembelajaran dikelola dengan baik dan kadar prestasi peserta dalam

mencapai tujuan pelatihan/pembelajaran dinilai. Hasil akhir pelaksanaan pelatihan

adalah sejumlah peserta yang terlatih. Peserta yang memenuhi persyaratan selama

proses pelatihan telah memiliki seperangkat kompetensi yang akan ditetapkan di

tempat kerja mereka. Mereka telah siap menerapkan hasil belajar di tempat kerja

masing - masing.

Dalam proses pelaksanaan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu (1) persiapan dan (2)

pelaksanaan pelatihan (Hasan dan Rusdiono, 2015: 86).

1) Persiapan

Urutan kegiatan dalam tahap persiapan pelaksanaan pelatihan yaitu

memahami perencanaan program untuk mencapai tujuan; (2) penentuan tugas-

tugas pekerjaan; (3) pengelompokkan tugas; (4) pembagian tugas dengan jelas;

(5) penyusunan struktur organisasi pelatihan; (6) penetapan prosedur, metode;

56
dan teknik untuk mencapai tujuan pelatihan.

2) Pelaksanaan

Kegiatan dalam pelaksanaan pelatihan yaitu (1) pelatihan dilaksanakan sesuai

dengan bahan dan prosedur pelatihan yang disetujui; (2) kegiatan pelatihan

mendorong partisipasi peserta secara langsung dalam proses pembelajaran; (3)

Instruktur menggunakan metode fasilitasi pembelajaran yang sesuai dengan isi

dan tujuan pelatihan; (4) Penguasaan peserta atas tujuan pelatihan dievaluasi

dengan menggunakan sarana yang sesuai. Saranaitu dapat berupa ujian, baik

berbentuk tertulis atau lisan, ujian performa, kuis, permaianan peran, studi

kasus, dan atau latihan kelompok. Produk pelaksanaan diklat dapat mencakup

hal berikut (1) jadwal Pelatihan (2) dokumen peserta; (3) catatan evaluasi

dalam pelatihan: program, penyelenggaraan, Instruktur, dan peserta (hasil

belajar); (4) Daftar peserta yang terlatih.

c. Evaluasi Pelatihan

Kegiatan pelatihan pada dasarnya untuk menyiapkan sumber daya yang

kompeten supaya dapat bekerja secara efektif dan efisien sesuai dengan standar

kompetensi yang diinginkan. Semua aspek pelatihan perlu dievaluasi secara

berkala untuk menentukan efektivitasnya. Perubahan yang terjadi sebagai hasil

dari proses evaluasi itu harus terdokumentasi dengan baik. Agar program

pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan efektif maka program tersebut harus

merupakan suatu solusi yang tepat bagi permasalahan perusahaan, yaitu bahwa

pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan.

Peningkatkan usaha belajar, para pegawai harus menyadari perlunya memperoleh

57
informasi yang baru atau memperoleh ketrampilan baru dan berkeinginan untuk

belajar hendaknya tetap dapat dipertahankan.

Dessler (2006: 85) mengemukakan mengenai evaluasi sebagai berikut:

Terdapat dua masalah dasar yang harus dikemukakan bila mengevaluasi sebuah

program pendidikan dan pelatihan. Pertama adalah rancangan dari telaah evaluasi

dan terutama apakah eksperimentasi terkendali yang akan digunakan. Kedua

adalah efek latihan yang dapat diukur. Eksperimen terkendali adalah metode

terbaik untuk digunakan dalam mengevaluasi sebuah program pelatihan untuk

menguji efektivitas sebuah program pelatihan, yang lebih disukai adalah dengan

tes sebelum dan sesudahnya.

Ada sejumlah kegiatan evaluasi yang menyediakan informasi tentang

efektivitas program pelatihan. Kegiatan yang umum digunakan adalah sebagai

berikut (1) evaluasi dalam pelatihan; (2) evaluasi fasilitasi pelatihan; (3) evaluasi

pasca pelatihan; (4) tindakan perubahan; (5) evaluasi komprehensif program

pelatihan.

Produk yang dihasilkan dari evaluasi pelatihan adalah sebagai berikut (1)

dokumen hasil evaluasi; (2) dokumen tindakan perbaikan; (3) data analisis yang

dimuktahirkan; (4) bahan pelatihan yang akurat dan mutakhir (Pusdiklat Pegawai

Depdiknas, 2003: 45).

D. Strategi Pelatihan
Salah satu faktor yang ikut menentukan efektivitas pelaksanaan program

pendidikan dan pelatihan adalah ketepatan penggunaan strategi atau teknik

58
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Akan tetapi, pemilihan strategi bukan

pekerjaan yang mudah karena tidak ada strategi yang tepat untuk berbagai situasi.

Penggunaan strategi pendidikan dan pelatihan bergantung waktu, tempat, bahan,

dan peserta pendidikan dan pelatihan.

Zaltman dalam Krisna (2007) menyebutkan empat strategi pendidikan dan

pelatihan, yakni strategi fasilitatif, reedukatif, persuasif (bujukan), dan strategi

paksaan. Dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan perlu diperhatikan

hubungan antara pelatih dan peserta latihan. Hubungan di antara keduanya dapat

berupa hubungan interaktif, proaktif, dan reaktif. Hubungan interaktif

menunjukkan kerjasama yang harmonis antara pelatih dan peserta, hubungan

proaktif menunjukkan pelatih lebih berinisiatif, dan hubungan reaktif

menunjukkan peserta lebih responsif. Penerapan model evaluasi empat level dari

Kirkpatrick dalam pelatihan dapat diuraikan dengan persyaratan yang diperlukan

sebagai berikut:

1) Reaksi

Evaluasi reaksi ini sama halnya dengan mengukur tingkat kepuasan peserta

pelatihan. Komponen-komponen yang termasuk dalam level reaksi ini merupakan

acuan untuk dijadikan ukuran. Komponen-komponen tersebut indikatornya

adalah:

a. Instruktur/pelatih. Indikator-indikatornya adalah kesesuaian keahlian pelatih

dengan bidang materi, kemampuan komunikasi dan keterampilan pelatih dalam

mengikutsertakan peserta pelatihan untuk berpartisipasi.

b. Fasilitas pelatihan. Indikator-indikatornya adalah ruang kelas, pengaturan suhu di

59
dalam ruangan dan bahan dan alat yang digunakan.

c. Jadwal pelatihan. Indikator-indikator dalam komponen ini adalah ketepatan waktu

dan kesesuaian waktu dengan peserta pelatihan, atasan para peserta dan kondisi

belajar.

d. Media pelatihan. Indikator-indikatornya adalah kesesuaian media dengan bidang

materi yang akan diajarkan yang mampu berkomunikasi dengan peserta dan

menyokong Instruktur/ pelatihan dalam memberikan materi pelatihan.

e. Materi Pelatihan. Indikator dalam komponen ini adalah kesesuaian materi dengan

tujuan pelatihan, kesesuaian materi dengan topik pelatihan yang diselenggarakan.

f. Konsumsi selama pelatihan berlangsung. Indikator di dalamnya adalah jumlah dan

kualitas dari makanan tersebut.

g. Pemberian latihan atau tugas. Indikatornya adalah peserta diberikan soal.

h. Studi kasus. Indikatornya adalah memberikan kasus kepada peserta untuk

dipecahkan.

i. Handouts. Indikatornya adalah berapa jumlah handouts yangdiperoleh, apakah

membantu atau tidak.

2) Pembelajaran

Pada level evaluasi ini untuk mengetahui sejauh mana daya serap peserta

program pelatihan pada materi pelatihan yang telah diberikan, dan juga dapat

mengetahui dampak dari program pelatihan yang diikuti para peserta dalam hal

peningkatan knowledge, skill dan attitude mengenai suatu hal yang dipelajari

dalam pelatihan.

Pandangan yang sama menurut Kirkpatrick, bahwa evaluasi pembelajaran

60
ini untuk mengetahui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

diperoleh dari materi pelatihan. Oleh karena itu diperlukan tes guna utnuk

mengetahui kesungguhan apakah para peserta megikuti dan memperhatikan

materi pelatihan yang diberikan. Dan biasanya data evaluasi diperoleh dengan

membandingkan hasil dari pengukuran sebelum pelatihan atau tes awal (pre-test)

dan sesudah pelatihan atau tes akhir (post-test) dari setiap peserta. Pertanyaan-

pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga mencakup semua isi materi dari

pelatihan.

3) Perilaku

Pada level ini, diharapkan setelah mengikuti pelatihan terjadi perubahan

tingkah laku peserta (karyawan) dalam melakukan pekerjaan. Dan juga untuk

mengetahui apakah pengetahuan, keahlian dan sikap yang baru sebagai dampak

dari program pelatihan, benar-benar dimanfaatkan dan diaplikasikan di dalam

perilaku kerja sehari-hari dan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan

kinerja/ kompetensi di unit kerjanya masing-masing.

4) Hasil

Mengukur hasil dari training terhadap keuntungan perusahaan

(profitability), produktifitas, kualitas kerja, penjualan, turnover dan pengeluaran

(expenses), hanya sekitar 7% organisasi yang menerapkan cara ini. Reaksi,

didefinisikan sebagai bagaimana tanggapan peserta terhadap program training

tersebut. Pembelajaran, suatu tingkatan dimana peserta secara tertulis diuji untuk

dapat mengetahui sejauh mana materi training telah diterima oleh mereka.

Perilaku, ditujukan untuk mengukur perubahan sikap kerja dalam kegiatan sehari-

61
hari. Hasil digunakan untuk mengetahui seberapa besar program pelatihan

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Hasil akhir tersebut meliputi, peningkatan hasil produksi dan kualitas,

penurunan harga, peningkatan penjualan. Tujuan dari pengumpulan informasi

pada level ini adalah untuk menguji dampak pelatihan terhadap kelompok kerja

atau organisasi secara keseluruhan. Sasaran pelaksanaan program pelatihan adalah

hasil yang nyata yang akan disumbangkan kepada perusahaan sebagai pihak yang

berkepentingan. Walaupun tidak memberikan hasil yang nyata bagi perusahan

dalam jangka pendek, bukan berarti program pelatihan tersebut tidak berhasil.

Ada kemungkinan berbagai faktor yang mempengaruhi hal tersebut, dan

sesungguhnya hal tersebut dapat dengan segera diketahui penyebabnya, sehingga

dapat pula sesegera mungkin diperbaiki.

62
BAB IV

MODEL MANAJEMEN KETATAUSAHA SEKOLAH

A. Model Sistem Informasi Manajemen Ketatausaha Sekolah


Deni dan Kunkun menjelaskan bahwa Sistem merupakan bagian-bagian

atau komponen yang saling berhubungan dan memengaruhi satu sama lain untuk

mencapai tujuan bersama (Darmawan dan Kunkun, 2013:80). Hanif mengatakan

bahwa Sistem ialah suatu himpunan atau kumpulan dari beberapa unsur atau

variable yang saling berinteraksi, terorganisasi, dan bergantung satu dngan

lainnya (Hanif, 2007:3). Ludwig dikutip oleh Rochaety dkk. sistem ialah

seperangkat unsure yang saling memengaruhi dan berhubungan didalam sebuah

lingkungan tertentu (Eti, 2010:2).

Dari pendapat beberapa tokoh diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa

sistem ialah kumpulan dari variable atau komponen yang saling berhubungan dan

memengaruhi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Sistem

memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya: 1) suatu sistem yang

dibentuk memiliki fungsi untuk menyelesaikan suatu tujuan; 2) salah satu elemen

dalam sebuah sistem ialah perencanaan yang telah ditetapkan; 3) elemen-elemen

dalam sistem harus saling berhubungan; 4) informasi, energy, dan material

merupakan unsure dasar dari proses; 5) pencapaian tujuan dari organisasi

merupakan hal yang paling utama (Faisal, 2008:15).

Informasi adalah data yang telah diolah dan siap digunakan oleh

pengambil keputusan (Faisal, 2008:27). Menurut Rochaety, Informasi ialah

kumpulan data yang sudah diolah baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan

63
memiliki makna yang lebih luas (Eti, 2008:4). Budi Sutedjo, dikutip dalam buku

Sistem Informasi Manajemen Pendidikan mengatakan bahwa informasi

merupakan hasil dari pemrosesan data yang relevan untuk memahami fakta yang

ada, dan dihasilkan dari elemen-elemen sistem yang kemudian dirubah menjadi

bentuk yang mudah dipahami (Eti, 2008:4).

Informasi memberikan pengetahuan kepada organisasi mengenai apa yang

telah terjadi di masa lampau, yang sedangterjadi di masa kini, dan memperkirakan

yang terjadi dimasa yang akan datang. Dan Informasi tersebut, dapat berupa

laporan khusus, laporan periodic, dan output dari sebuah simulasi. Output dari

informasi berfungsi untuk membantu pemimpin maupun karyawannya dalam

mengambil sikap dalam masalah yang sedang dihadapi (Raymond, 2016:30).

Manajemen berasal dari kata “to manage” yang memiliki arti

“mengelola”. Sedangkan manajemen ialah pengelolaan sumberdaya yang dimiliki

oleh organisasi atau sebuah lembaga meliputi metode, uang, manusia, material,

mesin, dan pemasaran yang dilakukan secara sistematis didalam suatu proses

(Rohiat, 2010:14).

Raymond McLeod mengartikan SIM ialah suatu sistem berbasis computer

yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang

serupa (Raymond, 2016:30). Faisal berpendapat bahwa SIM ialah Jaringan

prosedur data yang dikembangkan dalam suatu sistem secara terpadu dengan

maksud memberikan informasi baik intern maupun ekstern kepada manajemen,

sebagai dasar pengambilankeputusan (Faisal, 2018:172).

Rochaety dkk. mengatakan bahwa SIM pendidikan harus mampu

64
memadukan antara sumber daya manusia dengan aplikasi teknologi informasi

yang digunakan untuk memilih, menyimpan, mengelola, dan mengambil kembali

data dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan bidang pendidikan,

selain itu SIM dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung

pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen dalam lembaga pendidikan

(Rochaety, 2017:13). Hanif Al Fatah, mengutarakan pendapat bahwa sistem

informasi manajemen merupakan sistem informasi yang berfungsi untuk

membantu perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan pada level

manajemen dengan cara menyediakan resume rutin dan laporan-laporan tertentu

(Al Fatta, 2017:12)

Dari pendapat beberapa tokoh, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi

Manajemen ialah suatu sistem berbasis computer yang terdiri atas komponen-

komponennya yang menghubungkan antara manusia dan mesin guna

menghasilkan informasi tepat waktu dan berkualitas untuk membantu dalam

proses pengambilan keputusan dan kegiatan manajemen lainnya dalam sebuah

organisasi.

Hussein mengutarakan banyaknya keunggulan dengan keberadaan Sistem

Informasi Manajemen, meliputi kemudahan akses informasi bagi manajemen

berikut dengan unsurnya di setiap level dengan cepat dan cermat, memudahkan

koordinasi antar level dalam suatu manajemen, baik dalam bentuk evaluasi

ataupun pelaporan, pengendalian, serta pelayanan kepada pelanggan (Hussein,

1997:12).

Sistem Informasi Manajemen Tata Usaha merupakan tiang utama dalam

65
mengatur segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan, didalam

sistem inilah komponen – komponen yang ada dapat saling berinteraksi. Sebuah

sistem informasi manajemen tata usaha yang baik tentunya mampu menjalankan

semua hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan maupun hal – hal spesifik

lainnya, semua komponen dipermudah dengan adanya system ini, tidak perlu

terjadi kesalahpahaman jika aturan-aturannya sudah masuk kedalam sistem. James

O’Brien (2016) Sistem informasi manajemen Sekolah adalah beberapa kombinasi

dari setiap unit yang dikelola oleh user atau manusia, hardware, software, jaringan

komputer dan jaringan komunikasi data, dan juga database yang mengumpulkan,

mengubah, dan menyebarkan informasi tentang suatu organisasi atau Sekolah.

Danu Wira (2015) Pangestu menjelaskan Konsep Sistem informasi

manajemen Sekolah yakni sekumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi

yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan

informasi yang berguna bagi semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan

perencanaan dan pengendalian.

William Leffingwe dan Edwin Robinson yang telah diterjemahkan oleh

The Liang Gie (2000:60) pekerjaan kantor / tata laksana atau Ketatausahaan

adalah pekerjaan menyangkut segala usaha perbuatan menyangkut warkat,

pemakaian warkat-warkat dan pemeliharaanya guna dipakai untuk mencapai

keterangan dikemudian hari. Warkat ini mungkin merupakan sejarah dari

pelaksaan urusan-urusan badan usaha itu sebagaimana di gambarkan oleh daftar

perhitungan, surat menyurat, surat pesanan, daftar harta benda, rencana, laporan

dan semua jenis nota yang tertulis atau tercetak. Penggunaan istilah sistem di sini

66
menunjukkan bahwa Sistem Informasi Manajemen Ketatausahaan mengikuti

pemikiran dari pendekatan sistem yang berpandangan holistik (menyeluruh) dan

berdasarkan pada konsep sinergi, ketika Sistem Informasi Manajemen lebih

dipandang sebagai sebuah sistem yang terintegrasi, dan bukannya sebuah sistem

tunggal yang setiap bagiannya terpisah-pisah. Sebagai sistem yang terintegrasi,

pada dasarnya semua bagian yang ada dalam Sistem Informasi Manajemen

merupakan satu kesatuan dan rancangannya disesuaikan dengan desain sistem

secara keseluruhan.

Saiman (2002:28) Sistem Informasi Manajemen Ketatausahaan

menangkap data dari berbagai sumber internal maupun eksternal organisasi untuk

kemudian data tersebut akan diolah menjadi informasi manajemen dan akan

disampaikan atau disebarluaskan kepada para pembuat keputusan dalam

organisasi atau Sekolah. Sistem Informasi Manajemen Ketatausahaan juga

melakukan kegiatan penyimpanan terhadap data yang sudah diolah sebelum data

tersebut akan dibutuhkan dan disebarluaskan kepada para penggunanya. Ketika

data atau informasi yang tersimpan dibutuhkan dan akan digunakan oleh

pengguna maka Sistem Informasi Manajemen Ketatausahaan akan memanggil

kembali data yang tersimpan tersebut untuk disampaikan kepada penggunannya.

Sagala (2005:27) administrasi pendidikan merupakan penerapan ilmu

administrasi dalam dunia pendidikan atau sebagai penerapan administrasi dalam

pembinaan, pengembangan, dan pengendalian usaha dan praktek – praktek

pendidikan. Sistem Informasi Manajemen Ketatausahaan disini berkaitan dengan

keseluruhan proses pengarahan dan pengintregasian segala sesuatu baik personal,

67
spriritual, dan material untuk mencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas maka menurut Peneliti Sistem Informasi

Manajemen Ketatausahaan adalah suatu prosedur yang membantu pegawai tata

usaha dalam meningkatkan kinerjanya dimulai dari perencanaan untuk

menghasilkan informasi yang tepat bagi pelaksanaan dari rangkaian aktivitas

menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan

berbagai bahan keterangan untuk keperluan sekolah yang terintegrasi dalam

sebuah sistem yang dapat memberikan informasi kepada kepala sekolah agar

mudah melakukan pengawasan dan evaluasi peningkatan kinerja pegawai tata

usaha (staf pelaksana) dalam memberikan pelayanan prima bagi seluruh warga

sekolah dan orang tua wali murid, khususnya sekolah dasar di kabupaten rokan

hilir.

Sistem informasi terbentuk dari komponen-komponen perangkat keras

(hardware), perangkat lunak (software), dan manusia (brainware), ketiga

komponen tersebut saling terkait dalam sebuah sistem dan melakukan proses pada

data yang diinput sehingga menghasilkan output berupa informasi yang

berkualitas. Whitten et. yang dikutip oleh Al Fatta mengatakan stakeholder pada

pengembangan sistem informasi meliputi : Manajer SI, Analis Sistem, Programer,

Pengguna Akhir, Supporting and User, Manajer Bisnis, Teknisi SI lainnya

(Hanif, 2007:16).

Terdapat lima spesialis informasi menurut Deni darmawan meliputi:

(Dermawan dan Kunkun, 2013:16).

a. Analis sistem, Bekerja sama dengan pemakai untuk pembaruan dan

68
pengembangan sistem, serta perbaikan sistem yang sedang digunakan saat

ini.

b. Pengelola Database, menciptakan database yang berisi data yang diperlukan

untuk menghasilkan informasi bagi pemakai. Engelola database bekerja

sama dengan pemakai dan analis sistem.

c. Spesialis Jaringan, membentuk jaringan komunikasi bersama dengan analis

sistem dan pemakai.

d. Programmer, menggunakan dokumentasi yang disediakan oleh analis sistem

untuk membuat kode intruksi-itruksi yang menyebabkan computer

mengubah data menjadi informasiyang diperlukan.

e. Operator.

Mendukung perkembangan jaman yang cenderung menuju pada End

User Computing (EUC) yang digunakan oleh kantor, maka spesialis informasi

berubah dari sebagai pengembang menjadi sebagai konsultan. EUC

berkembang karena dipengaruhi beberapa faktor, hingga dikenal CBIS atau

Computer Based Information System.

Computer Based Information System (CBIS) merupakan Sistem

informasi yang menggunakan computer. CBIS memiliki beberapa keunggulan,

diantaranya:

a Menyimpan data/informasi dalam jumlah besar, walaupun secara fisik alat

penyimpannya cukup kecil.

b Melaksanakan perhitungan yang rumit, ber-volume besar dan berkecepatan

tinggi.

69
c Menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antar organisasi yang

murah, akurat, dan cepat

d Meningkatkan efektivitas dan efesiensi dari para pekerja baik perorangan

maupun kelompok, dalam satu lokasi maupuntersebar dibeberapa lokasi

e Memungkinkan akses data/informasi dalam jumlah besar dengan waktu

singkat walaupun lokasi geografis mungkinberjauhan (Murhada,

2011:143).

Ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam penyusunan strategi

sistem informasi manajemen, meliputi : (Eti, 2008:21-22).

a. Strategi sistem informasi. Dimana strategi sistem informasi ini lebih

menekankan terciptanya aliran informasi yang efektif dan berkualitas yang

menjadi salah satu permintaan lembaga pendidikan. Strategi ini sangat

emperhatikan hubungan antara informasi dan kebutuhan operasional

lembaga pendidikan secara menyeluruh. Komponen utamayaitu tersedianya

teknologi informasi dan sumber daya manusia yang mampu

mengoperasikannya.

b. Strategi teknologi informasi. Strategi ini berhubungan dengan penyediaan

teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan dan

kemampuan suatu lembaga untuk memiliki serta mengembangkannya.

c. Strategi manajemen informasi. Strategi ini menjelaskan langkah apa saja

yang harus ditempuh untuk mencapai target pengembangan dan

implementasi sistem informasi manajemen pendidikan.

Salah satu fasilitas didalam dunia pendidikan yang ditawarkan oleh

teknologi informasi yakni pembentukan jaringan komunikasi antar lembaga

70
pendidikan. Dikenal sebagai sistem antar organisasi atau Inter

Organizational System/ IOS, akan terbentuk jika terdapat dua atau lebih

organisasi dalam hal ini lembaga pendidikan yang bekerja sama dalam

pemakaian teknologi informasi, dalam pengimplementasiannya, IOS memiliki

tiga kategori sistem yaitu :

a. Intranet, yaitu jaringan internal yang dimiliki lembaga pendidikan yang

menghubungkan antara kantor pusat dengan kantor cabang yang terpisah

lokasi secara geografis, baiklokal maupun regional.

b. Internet, merupakan jaringan computer public yang menghubungkan antara

lembaga pendidikan contohnya sekolah dengan pelanggan jasa layanan

pendidikan atau calonpeserta didik.

c. Ekstranet, merupakan jaringan yang dibangun sebagai alat komunikasi antar

lembaga pendidikan dan lembaga pendukungnya, sebagai contoh

departemen pendidikan, masyarakat, pemerintah dan dunia usaha (Eti,

2008:32).

Jadi Konsep Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Ketatausahaan

(SIMTU) seperti pada diagram 1.1 Spesifikasi produk dapat dibuat dalam

Rancangan Grafis yang menarik akan memberikan citra positif bagi Model

aplikasi Sistem Informasi Manajemen Ketatausahaan (SIMTU) tersebut, juga akan

memberikan daya tarik bagi pengguna yang menggunakan atau bagi orang yang

melihatnya, oleh karena itu rancangan desain grafis aplikasi ini dibuat dengan

mempertimbangkan aspek keindahan, menggunakan warna yang sederhana yang

tidak ramai dan membuat mata pengguna merasa nyaman dalam

71
menggunakannya.

Oleh sebab itu pengembangan sistem informasi manajemen ketatausahaan

yang dimiliki sekolah sebaiknya terus dilakukan secara berkala. Hal ini dalam

rangka inovasi yang dilakukan sekolah dalam bidang pelayanan guna

meningkatkan mutu sekolah. Dengan kata lain, suatu sistem yang dirancang

untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada

72
kegiatan manajemenb meliputi planning, organizing, actuating, and controlling

dalam lembaga pendidikan atau yang disebut sebagai Sistem Informasi

Manajemen Pendidikan memang sangat diperlukan (Honkis, 2020:52). Artinya

sistem informasi manajemen ketatausahaan dapat membantu kepala sekolah

dalam pemilihan alternative dan pengambilan keputusan untuk pemecahan

masalah di sekolahnya. Melalui sistem informasi manajemen ketatausahaan,

sekolah diyakini dapat meningkatkan kinerja tata usaha. Untuk itu perlu

pengembangan sistem informasi agar dapat memperoleh kesempatan-kesempatan

yang tidak dapat dimiliki olehpenggunan sistem manual, lebih jeasnya sesuai

dengan gambar di bawah ini.

Model Faktual

Gambar 2.3. Model Faktual

Secara Faktual sebelum di kembangkan kondisi yang ada dimana semua

tugas Ketatausahaan di Sekolah Dasar Kabupaten Rokan Hilir di kerjakan oleh

Kepala Sekolah yang harus menjadi Konseptor dari semua kebutuhan

Administrasi Surat menyurat yang selanjutnya di Ketik oleh Pegawai Tata


73
Usaha, sehingga

74
banyak surat yang di keluarkan dengan konsep yang tidak seragam dan tidak tertib

administrasi begitu juga dengan Pengelolaan Arsiparis yang di kerjakan Pegawai

tata usaha masih di kelola secara manual, Kondisi ini lah yang menjadi Dasar

Penulis Mengapa Perlu di kembangkan Model Sistem Informasi Manajemen

Ketatausahaan yang lebih baik agar mempermudah dan mempercepat proses

pelayanan.

Model konseptual

Gambar 2.4. Model Konseptual

Model Konseptual, berbeda dengan model faktual Pekerjaan Pegawai tata

usaha lebih banyak di Kerjakan oleh Kepala Sekolah, pada Model konseptual ini

seharusnya semua tugas Administrasi Surat menyurat dan pengarsipan di

Kerjakan oleh Pegawai tata usaha sehingga di harapkan dapat memberikan

pelayanan lebih baik Kepada Siswa, Guru dan Pegawai lainnya.

Sistem informasi terbentuk dari komponen-komponen perangkat keras

(hardware), perangkat lunak (software), dan manusia (brainware), ketiga

75
komponen tersebut saling terkait dalam sebuah sistem dan melakukan proses pada

data yang diinput sehingga menghasilkan output berupa informasi yang

berkualitas. Whitten et. yang dikutip oleh Al Fatta mengatakan stakeholder pada

pengembangan sistem informasi meliputi : Manajer SI, Analis Sistem, Programer,

Pengguna Akhir, Supporting and User, Manajer Bisnis,Teknisi SI lainnya

(Hanif, 2007:16). Terdapat lima spesialis informasi menurut Deni darmawan

meliputi:

(Dermawan dan Kunkun, 2013:16).

a. Analis sistem, Bekerja sama dengan pemakai untuk pembaruan dan

pengembangan sistem, serta perbaikan sistemyang sedang digunakan saat

ini.

b. Pengelola Database, menciptakan database yang berisi data yang diperlukan

untuk menghasilkan informasi bagi pemakai.Engelola database bekerja

sama dengan pemakai dan analis sistem.

c. Spesialis Jaringan, membentuk jaringan komunikasi bersama dengan analis

sistem dan pemakai.

d. Programmer, menggunakan dokumentasi yang disediakan oleh analis sistem

untuk membuat kode intruksi-itruksi yang menyebabkan computer

mengubah data menjadi informasiyang diperlukan.

e. Operator.

Mendukung perkembangan jaman yang cenderung menuju pada End

User Computing (EUC) yang digunakan oleh kantor, maka spesialis informasi

berubah dari sebagai pengembang menjadi sebagai konsultan. EUC

berkembang karena dipengaruhi beberapa faktor, hingga dikenal CBIS atau

Computer Based Information System.

76
Computer Based Information System (CBIS) merupakan Sistem

informasi yang menggunakan computer. CBIS memiliki beberapa

keunggulan, diantaranya:

a Menyimpan data/informasi dalam jumlah besar, walaupunsecara fisik

alat penyimpannya cukup kecil.

b Melaksanakan perhitungan yang rumit, ber-volume besar

danberkecepatan tinggi.

c Menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antar organisasi yang

murah, akurat, dan cepat

d Meningkatkan efektivitas dan efesiensi dari para pekerja baik

perorangan maupun kelompok, dalam satu lokasi maupuntersebar

dibeberapa lokasi

e Memungkinkan akses data/informasi dalam jumlah besar dengan waktu

singkat walaupun lokasi geografis mungkinberjauhan (Murhada,

2011:143).

Penjelasan rancangan desain grafis aplikasi sebagai berikut:

1) Menu Login

Pada menu Login ini kita dapat masuk kedalam Aplikasi SIMTU dengan

menggunakan Password yang menjadi Rahasia Petugas TU sebagai upaya

mengamankan data sekolah dari tangan orang yang tidak berkepentingan.

2) Halaman Utama

Halaman utama adalah tampilan awal aplikasi SIMTU, yang terdiri dari

beberapa menu seperti profile sekolah, Start, Login, File, Data, Proses,

Print Surat, Template, program semester, absensi dan lainnya. terlihat

pada gambar.

77
Gambar 2.3 Spesifikasi produk dapat dibuat dalam
Rancangan Grafis

3) Menu Profil Sekolah

Menu profil sekolah berisikan informasi sekolah seperti nama sekolah,

alamat sekolah, peta lokasi sekolah, visi-misi, nomor statistik, e-mail,

facebook, alamat website sekolah, dan lainnya. Menu profil sekolah

terlihat pada gambar hasil rancangan.

4) Menu FILE

Pada menu FILE ini Aplikasi SIMTU ini berisikan Profile Lembaga,

Akses dan Exit.

5) Menu DATA

Pada menu DATA Aplikasi SIMTU ini berisikan Data Pegawai,

Pelaksana, Siswa, Jabatan, Pangkat, Pendidikan, Status Keluarga, Agama.

6) Menu PROSES

Pada menu PROSES Aplikasi SIMTU ini berisikan Buku Harian.

7) Menu PRINT SURAT

Pada menu Print Surat Aplikasi SIMTU ini berisikan Surat Keterangan,

Surat Kuasa, Surat Pengusulan Naik Pangkat, Surat Tugas, Surat

Pernyataan, Surat Keputusan, Surat Undangan, Surat Pindah / Keluar, SK

salah Tulis Ijazah.

8) Menu TEMPLATE
78
Pada menu Print Surat Aplikasi SIMTU ini berisikan Notulen rapat, Surat

pengantar, Surat perintah perjalanan dinas Lembar supervisi adm

kesiswaan Lembar supervisi adm pengarsipan Lembar supervisi adm

sarana prasarana, Lembar supervisi adm keuangan, Lembar supervisi

adm kepegawaian, Kartu inventaris barang (kib) A, Pembagian tugas

tenaga adm sekolah, Kartu kendali surat masuk, Kartu Kendali Surat

Keluar, Buku Agenda Surat Masuk, Buku Agenda Surat Keluar.

SIMTU adalah suatu prosedur yang membantu pegawai tata usaha dalam

79
meningkatkan kinerjanya dimulai dari perencanaan untuk menghasilkan informasi

yang tepat bagi pelaksanaan dari rangkaian aktivitas menghimpun, mencatat,

mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan berbagai bahan keterangan

untuk keperluan sekolah yang terintegrasi dalam sebuah sistem yang dapat

memberikan informasi kepada kepala sekolah agar mudah melakukan pengawasan

dan evaluasi peningkatan kinerja pegawai tata usaha (staf pelaksana) dalam

memberikan pelayanan prima bagi seluruh warga sekolah dan orang tua wali

murid, khususnya sekolah dasar di kabupaten rokan hilir. Lebih jelasnya

ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

80
EVALUASI
Tenaga Tata Usaha
Simtu Tidak Efektif

Sistem Berjalan Baik


o Menghimpun
o Mencatat
o Mengolah Kegiatan

atau Tidak
o Menggandakan
o Mengirim
o Menyimpan
PELAKSANAAN
PERENCANAAN

SISTEM Efektif
Proses INFORMASI KINERJA TATA
MANAJEME USAHA
N (SIMTU)

Penggunaan Sistem
o Desain layout o Entri Data Pegawai
o Desain Flowchat o Entri Data Siswa
o Data base o Membuat Surat
o Desain profil o Buat Laporan
o Data Pegawai
o Data Siswa
o Format Surat
o Blangko Surat
Penggunaan Sistem
Kegiatan
PENGAWASAN

Gambar 4.2 Spesifikasi Produk

Keterangan Gambar :

1. Perencanaan adalah Prosedur awal yang dilakukan untuk merencanakan

Administrasi Tata Usaha Sekolah yang efektif dengan melakukan: Desain

Layout, desain Flowchat, Data base, Desain Profil, Data Pegawai, Data Siswa,

Format Surat dan Blangko Surat.

81
2. Pelaksanaan adalah Rangkaian Aktifitas Proposisi dari Perencanaan Kegiatan

Administrasi Menghimpun, Mencatat, Mengolah, Menggandakan, Mengirim

dan menyimpan berbagai keterangan untuk Keperluan Warga Sekolah.

3. Pengawasan adalah Kegiatan mengawasi dan memantau berjalannya Sistem

Informasi Manajemen Tata usaha (SIMTU) dalam Penggunaan system: Entri

data Pegawai, Entri Data Siswa, membuat surat dan Membuat Laporan agar

dapat mempermudah ketatalaksanaan kerja Administrasi Tata Usaha .

4. Evaluasi adalah Tahap dimana kepala Sekolah akan menilai keberhasilan dan

efektifitas Kinerja pegawai Tata Usaha, melakukan klarifikasi dan koreksi juga

memberikan Solusi masalah yang terjadi selama proses kerja SIMTU

berlangsung.

5. Kinerja Tata Usaha adalah Suatu tindakan menujukan meningkatnya actual

performance, yaitu prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang

berdasarkan wewenang dan tanggung jawabnya, setelah memakai Sistem

Informasi Manajemen Tata Usaha (SIMTU), bilamana terjadi Peningkatan

Kinerja Pegawai Tata Usaha maka Penggunaan SIMTU dapat dinyatakan

Efektif dan Bilamana tidak meningkatkan kinerja pegawai tata usaha maka

akan di lakukan evaluasi kembali dan di perbaiki melalui proses perencanaan

awal.

82
83

BAB V
CARA PENGGUNAAN APLIKASI SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN TATA USAHA SEKOLAH DASAR VERSI
ZULFIKAR
(SIMTUKARSD)

83
84

I. TENTANG SIMTUSD v.1


Data pada SIMTUSD v1 terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu:
1. Data Master
2. Data Surat
3. Data Template Surat

II. CARA MENGINSTAL APLIKASI SIMTUSD v.1


Berikut ini adalah langkah-langkah menginstal aplikasi SIMTUSD v.1:
1. Klik 2x pada SIMTUSD v.beta.EXE

2. Pada langkah ke-2 akan menampilkan jendela kerja, “Selamat Datang di Program
Instalasi SIMTUSD”. Untuk melanjutkan klik tombol LANJUT >

84
85

3. Pada langkah ke-3 akan menampilkan jendela kerja “Pilih Komponen”. Klik tombol
LANJUT > untuk meneruskan proses instalasi.

4. Pada langkah ke-4 akan menampilkan jendela kerja “Pilih Folder Start Menu”. Klik
tombol LANJUT > untuk meneruskan.

5. Pada langkah ke-5 akan menampilkan jendela kerja “Pilih Task Tambahan”, pastikan
kotak “Buat Icon di Desktop”, telah terceklis agar nantinya dapat membuat icon di
layar desktop. Klik tombol LANJUT >.

85
86

6. Pada langkah ke-6 akan menampilkan jendela kerja, “Siap Memulai Instalasi”, artinya
semua kebutuhan sudah disiapkan. Langkah selanjutnya klik tombol “INSTAL”.

7. Pada langkah ke-7 menandakan proses Instalasi sedang berjalan. Tunggu sampai selesai.

8. Pada jendela kerja ke-8 menandakan proses instalasi sudah selesai dan berjalan dengan
baik. Selanjutkan klik tombol SELESAI untuk menutup form instalasi.

9. Selanjutkan beralih ke layar desktop dan anda akan menemukan icon


aplikasi SIMTUSD, seperti pada gambar di bawah ini:

10. Selesai

86
87

III. CARA MENGGUNAKAN APLIKASI SIMTUSD v.1


A. DATA MASTER
1. SIMTU Connector
Berfungsi untuk menghubungkan aplikasi dengan mesin database yang digunakan.
Form ini akan tampil secara otomatis pada awal menjalankan aplikasi. Petugas dapat
mengatur tampil atau tidaknya dengan menonaktifkan tanda checklist pada pilihan
SELALU TAMPILKAN FORM KONEKSI, tapi dengan syarat koneksi sudah
dipastikan berjalan.

Cara menyeting form koneksi:


a. Mengisi data-data berikut pada kolom yang telah
disediakan: Host/IP : 127.0.0.1
User : root
Password : anradev99
Port 5566
Database : Tuliskan dengan mengikuti syarat: tidak boleh ada spasi.
Contoh: simtusd, simtusd01, simtusd02, dan seterusnya.
Setelah disetting jangan diubah.

b. Klik tombol SAVE + CONNECT


c. Klik tombol CREATE NEW DATABASE hanya untuk penggunaan awal
saja, setelah instalasi awal.
d. Maka akan tampil halaman LOGIN user

87
88

Gunakan Username dan Password bawaan aplikasi untuk pertama


kali menggunakan:
Username : admin
Password :a

e. Selesai

2. PROFIL LEMBAGA
Klik menu File -> PROFIL LEMBAGA

Cara Menggunakannya:
a. Isikan data-data sekolah pada kolom-kolom yang sudah tersedia: Nama
Lembaga, Alamat, Kecamatan, Kabupaten, No. Telepon, No. HP,
Email, Website, dan Kode Pos.
b. Klik tombol BROWSE untuk memasukkan Logo sekolah (gambar
harus bertipe *.BMP)
c. Klik tombol SAVE untuk menyimpan
d. Klik tombol CLOSE untuk menutup form pengisian Profil Lembaga

88
89

3. PEGAWAI
Klik menu DATA -> PEGAWAI

Cara Menggunakannya:
1. ADD untuk membuka form input data dan memulai penginputan
a. Klik ADD untuk memulai penginputan DATA PEGAWAI

b. Isikan sebagaimana mengetik seperti biasanya untuk semua kolom


yang telah disediakan.
c. Klik SAVE untuk melakukan penyimpanan.
d. Klik NEW untuk memulai penginputan data pegawai yang baru.
Tombol NEW juga dapat berfungsi untuk membersihkan/menghapus
data yang baru diketik (bukan menghapus data dari database)

89
90

2. EDIT untuk mengubah data


a. Pilih Data yang akan diubah, Klik tombol EDIT

b. Akan tampil form yang sudah berisi data yang siap untuk diubah
c. Klik tombol SAVE untuk menyimpan perubahan

3. DELETE untuk menghapus data


a. Pilih data yang akan dihapus
b. Klik tombol DELETE

4. CLOSE untuk menutup form yang sedang aktif

4. PELAKSANA
Klik menu DATA -> PELAKSANA

90
91

Cara menggunakannya:
a. ADD untuk mengaktifkan komponen dan memulai pengisian data
1. Klik tombol ADD untuk memulai
2. Isikan data berupa Kode dan Nama Pelaksana
3. Klik tombol SAVE untuk menyimpan
4. Klik tombol YES pada konfirmasi

5. Selesai

b. EDIT untuk mengubah data


1. Pilih data yang akan diedit (perhatikan daftar pelaksana yang
sudah ditampilkan)
2. Klik tombol EDIT
3. Ubah data yang akan diubah
4. Kemudian klik tombol SAVE
5. Klik tombol YES pada konfirmasi

6. Selesai

c. DELETE untuk menghapus data


1. Pilih data yang akan diubah (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol DELETE untuk menghapus data
3. Klik tombol YES pada konfirmasi

91
92

4. Selesai

d. CANCEL untuk membatalkan proses pengetikan input atau ubah data.


e. Klik tombol X untuk menutup form.

5. SISWA
Klik menu DATA -> SISWA

Cara menggunakannya:
a. ADD untuk mengaktifkan komponen dan memulai pengisian data
1. Klik tombol ADD untuk memulai
2. Isikan data berupa Nis, Nisn, Nama Lengkap, Tempat Lahir, Tanggal Lahir,
Alamat, HP, Telp, Nomor STTB, Nama Orang Tua, Pekerjaaan Orang
Tua, Tahun Pembelajaran, dan Kelas.
3. Klik tombol SAVE untuk menyimpan
4. Klik tombol YES pada konfirmasi

92
93

5. Selesai

b. EDIT untuk mengubah data


1. Pilih data yang akan diedit (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol EDIT
3. Ubah data yang akan diubah
4. Kemudian klik tombol SAVE
5. Klik tombol YES pada konfirmasi

6. Selesai

c. DELETE untuk menghapus data


1. Pilih data yang akan diubah (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol DELETE untuk menghapus data
3. Klik tombol YES pada konfirmasi

4. Selesai

d. CANCEL untuk membatalkan proses pengetikan input atau ubah data.


e. Klik tombol X untuk menutup form.

93
94

B. DATA SURAT
1. SURAT KETERANGAN
Klik menu PRINT SURAT -> SURAT KETERANGAN

Cara menggunakannya:
a. ADD untuk mengaktifkan komponen dan memulai pengisian data
1. Klik tombol ADD untuk memulai
2. Isikan data berupa Nomor Surat, Pihak 1, Pihak 2, Seterusnya,
Tembusan, Hari, Tanggal, Jam, dan Tahun.
3. Klik tombol SAVE untuk menyimpan
4. Klik tombol YES pada konfirmasi

5. Selesai

b. EDIT untuk mengubah data


7. Pilih data yang akan diedit (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
8. Klik tombol EDIT
9. Ubah data yang akan diubah
10. Kemudian klik tombol SAVE
11. Klik tombol YES pada konfirmasi

94
95

12. Selesai

c. DELETE untuk menghapus data


5. Pilih data yang akan diubah (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
6. Klik tombol DELETE untuk menghapus data
7. Klik tombol YES pada konfirmasi

8. Selesai

d. CANCEL untuk membatalkan proses pengetikan input atau ubah data.


e. Klik tombol X untuk menutup form.

2. SURAT KUASA
Klik menu PRINT SURAT -> SURAT KUASA

95
96

Cara menggunakannya:
a. ADD untuk mengaktifkan komponen dan memulai pengisian data
6. Klik tombol ADD untuk memulai
7. Isikan data berupa Nomor Surat, Pihak 1, Pihak 2, Seterusnya,
Tembusan, Hari, Tanggal, Jam, dan Tahun.
8. Klik tombol SAVE untuk menyimpan
9. Klik tombol YES pada konfirmasi

10. Selesai

b. EDIT untuk mengubah data


13. Pilih data yang akan diedit (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
14. Klik tombol EDIT
15. Ubah data yang akan diubah
16. Kemudian klik tombol SAVE
17. Klik tombol YES pada konfirmasi

18. Selesai

c. DELETE untuk menghapus data


9. Pilih data yang akan diubah (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
10. Klik tombol DELETE untuk menghapus data
11. Klik tombol YES pada konfirmasi

96
97

12. Selesai

d. CANCEL untuk membatalkan proses pengetikan input atau ubah data.


e. Klik tombol X untuk menutup form.

3. SURAT PENGUSULAN KENAIKAN PANGKAT


Klik Menu PRINT SURAT -> SURAT PENGUSULAN KENAIKAN PANGKAT

Cara menggunakannya:
a. ADD untuk mengaktifkan komponen dan memulai pengisian data
1. Klik tombol ADD untuk memulai
2. Isikan data berupa Nomor Surat, Instansi, Nip1, Nip2, Kota, Pangkat
Lama, Pangkat Baru, Tembusan, Day, Time, Date, dan Year.
3. Klik tombol SAVE untuk menyimpan
4. Klik tombol YES pada konfirmasi

97
98

5. Selesai

b. EDIT untuk mengubah data


1. Pilih data yang akan diedit (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol EDIT
3. Ubah data yang akan diubah
4. Kemudian klik tombol SAVE
5. Klik tombol YES pada konfirmasi

6. Selesai

c. DELETE untuk menghapus data


1. Pilih data yang akan diubah (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol DELETE untuk menghapus data
3. Klik tombol YES pada konfirmasi

4. Selesai

d. CANCEL untuk membatalkan proses pengetikan input atau ubah data.


e. Klik tombol X untuk menutup form.

98
99

4. SURAT TUGAS
Klik Menu PRINT SURAT -> SURAT TUGAS

Cara menggunakannya:
a. ADD untuk mengaktifkan komponen dan memulai pengisian data
1. Klik tombol ADD untuk memulai
2. Isikan data berupa Nomor Surat, Pemberi, Penerima, Dasar,
Untuk, Tembusan, Hari, Tanggal, Time, dan Tahun.
3. Klik tombol SAVE untuk menyimpan
4. Klik tombol YES pada konfirmasi

5. Selesai

b. EDIT untuk mengubah data


7. Pilih data yang akan diedit (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
8. Klik tombol EDIT
9. Ubah data yang akan diubah
10. Kemudian klik tombol SAVE
11. Klik tombol YES pada konfirmasi

99
100

12. Selesai

c. DELETE untuk menghapus data


5. Pilih data yang akan diubah (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
6. Klik tombol DELETE untuk menghapus data
7. Klik tombol YES pada konfirmasi

8. Selesai

d. CANCEL untuk membatalkan proses pengetikan input atau ubah data.


e. Klik tombol X untuk menutup form.

5. SURAT PERNYATAAN
Klik Menu PRINT SURAT -> SURAT PERNYATAAN

100
101

Cara menggunakannya:
a. ADD untuk mengaktifkan komponen dan memulai pengisian data
1. Klik tombol ADD untuk memulai
2. Isikan data berupa Nama, Isi Pernyataan, Hari, Tanggal, Time, dan Tahun.
3. Klik tombol SAVE untuk menyimpan
4. Klik tombol YES pada konfirmasi

5. Selesai

b. EDIT untuk mengubah data


1. Pilih data yang akan diedit (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol EDIT
3. Ubah data yang akan diubah
4. Kemudian klik tombol SAVE
5. Klik tombol YES pada konfirmasi

6. Selesai

c. DELETE untuk menghapus data


1. Pilih data yang akan diubah (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol DELETE untuk menghapus data
3. Klik tombol YES pada konfirmasi

101
102

4. Selesai

d. CANCEL untuk membatalkan proses pengetikan input atau ubah data.


e. Klik tombol X untuk menutup form.

6. SURAT KEPUTUSAN
Klik Menu PRINT SURAT -> SURAT KEPUTUSAN

Cara menggunakannya:
a. ADD untuk mengaktifkan komponen dan memulai pengisian data
1. Klik tombol ADD untuk memulai
2. Isikan data berupa Nomor Surat, Pihak 1, Instansi, Tentang Kop,
Menimbang, Mengingat, Tanggal, Ditetapkan, Hari, Tanggal,
Waktu, Tahun, dan Profil Lembaga.
3. Klik tombol SAVE untuk menyimpan
4. Klik tombol YES pada konfirmasi

102
103

5. Selesai

b. EDIT untuk mengubah data


1. Pilih data yang akan diedit (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol EDIT
3. Ubah data yang akan diubah
4. Kemudian klik tombol SAVE
5. Klik tombol YES pada konfirmasi

6. Selesai

c. DELETE untuk menghapus data


1. Pilih data yang akan diubah (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol DELETE untuk menghapus data
3. Klik tombol YES pada konfirmasi

4. Selesai

d. CANCEL untuk membatalkan proses pengetikan input atau ubah data.


e. Klik tombol X untuk menutup form.

103
104

7. SURAT UNDANGAN
Klik Menu PRINT SURAT -> SURAT UNDANGAN

Cara menggunakannya:
a. ADD untuk mengaktifkan komponen dan memulai pengisian data
1. Klik tombol ADD untuk memulai
2. Isikan data berupa Nomor Surat, Lampiran, Pejabat 1, Hal, Pejabat
2, Pembuka, Hari, Tanggal Acara, Jam Acara, Tempat, Nama
Acara, Penutup, Tembusan, Date, dan Year.
3. Klik tombol SAVE untuk menyimpan
4. Klik tombol YES pada konfirmasi

5. Selesai

b. EDIT untuk mengubah data


1. Pilih data yang akan diedit (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol EDIT
3. Ubah data yang akan diubah
4. Kemudian klik tombol SAVE
5. Klik tombol YES pada konfirmasi

104
105

6. Selesai

c. DELETE untuk menghapus data


1. Pilih data yang akan diubah (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol DELETE untuk menghapus data
3. Klik tombol YES pada konfirmasi

4. Selesai

d. CANCEL untuk membatalkan proses pengetikan input atau ubah data.


e. Klik tombol X untuk menutup form.

105
106

8. SURAT PENSKORSAN
Klik Menu PRINT SURAT -> SURAT PENSKORSAN

Cara menggunakannya:
a. ADD untuk mengaktifkan komponen dan memulai pengisian data
1. Klik tombol ADD untuk memulai
2. Isikan data berupa Nomor, Kepala Sekolah, Guru BP, Nis / Nama Siswa,
Wali Kelas, Semester, Jumlah Alpa, Tanggal Skors, Bulan Skors,
Tahun Skors, Jumlah Hari Skors, Hari, Jam, Tanggal, dan Tahun.
3. Klik tombol SAVE untuk menyimpan
4. Klik tombol YES pada konfirmasi

5. Selesai

b. EDIT untuk mengubah data


1. Pilih data yang akan diedit (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol EDIT
3. Ubah data yang akan diubah
4. Kemudian klik tombol SAVE
5. Klik tombol YES pada konfirmasi

106
107

6. Selesai

c. DELETE untuk menghapus data


1. Pilih data yang akan diubah (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol DELETE untuk menghapus data
3. Klik tombol YES pada konfirmasi

4. Selesai

d. CANCEL untuk membatalkan proses pengetikan input atau ubah data.


e. Klik tombol X untuk menutup form.

9. SURAT PINDAH/KELUAR
Klik Menu PRINT SURAT -> SURAT PINDAH / KELUAR

107
108

Cara menggunakannya:
a. ADD untuk mengaktifkan komponen dan memulai pengisian data
1. Klik tombol ADD untuk memulai
2. Isikan data berupa Nomor Surat, Kepala Sekolah, Pengawas, Nis,
Alasan Pindah, Catatan, Nomor, Hari, Jam, Tangga, dan Tahun.
3. Klik tombol SAVE untuk menyimpan
4. Klik tombol YES pada konfirmasi

5. Selesai

b. EDIT untuk mengubah data


1. Pilih data yang akan diedit (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol EDIT
3. Ubah data yang akan diubah
4. Kemudian klik tombol SAVE
5. Klik tombol YES pada konfirmasi

108
109

6. Selesai

c. DELETE untuk menghapus data


1. Pilih data yang akan diubah (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol DELETE untuk menghapus data
3. Klik tombol YES pada konfirmasi

4. Selesai

d. CANCEL untuk membatalkan proses pengetikan input atau ubah data.


e. Klik tombol X untuk menutup form.

10. SK. SALAH TULIS IJAZAH


Klik Menu PRINT SURAT -> SK. SALAH TULIS IJAZAH

109
110

Cara menggunakannya:
a. ADD untuk mengaktifkan komponen dan memulai pengisian data
1. Klik tombol ADD untuk memulai
2. Isikan data berupa Nomor Urut, Pegawai, Nis / Nama Siswa, Tahun
Pelajaran, Tertulis, Yang Benar, Hari, Tanggal, Tahun, dan
Waktu.
3. Klik tombol SAVE untuk menyimpan
4. Klik tombol YES pada konfirmasi

5. Selesai

b. EDIT untuk mengubah data


1. Pilih data yang akan diedit (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol EDIT
3. Ubah data yang akan diubah
4. Kemudian klik tombol SAVE
5. Klik tombol YES pada konfirmasi

110
111

6. Selesai

c. DELETE untuk menghapus data


1. Pilih data yang akan diubah (perhatikan daftar yang sudah ditampilkan)
2. Klik tombol DELETE untuk menghapus data
3. Klik tombol YES pada konfirmasi

4. Selesai

d. CANCEL untuk membatalkan proses pengetikan input atau ubah data.


e. Klik tombol X untuk menutup form.
CARA MENCETAK SEMUA SURAT YANG ADA PADA MENU DATA SURAT
1. Sebagai contoh pada SURAT PERNYATAAN

Tombol Preview

Pilih surat yang akan cetak

111
112

Klik Tombol Preview untuk menampilkan surat sebelum dicetak.

2. Maka akan tampil SURAT yang dipilih untuk ditampilkan

Gunakan tombol 1 untuk mencetak ke printer dan gunakan tombol 2 untuk mengekspor
surat ke format *.PDF.

Catatan:
Untuk semua surat caranya sama.

C. DATA TEMPLATE SURAT


Template surat merupakan blangko kosong yang sudah didesain sedemikian
rupa, sehingga jika petugas tata usaha membutuhkannya hanya mencetak dari
aplikasi SIMTUSD dengan cara yang sangat mudah.

Adapun beberapa template surat yang telah disediakan adalah sebagai berikut:
1. Notulen Rapat
2. Surat Pengantar 2
3. Surat Perintah Perjalanan Dinas
4. Lembar Supervisi Adm. Kesiswaan
5. Lembar Supervisi Adm. Persuratan/Pengarsipan
6. Lembar Supervisi Adm. Sarana/Prasarana
7. Lembar Supervisi Adm. Keuangan
8. Lembar Supervisi Adm. Kepegawaian
9. Kartu Inventaris Barang (KIB) A Tanah
10. Pembagian Tugas Tenaga Adm. Sekolah

112
113

11. Kartu Kendali Surat Masuk


12. Kartu Kendali Surat Keluar
13. Buku Agenda Surat Masuk
14. Buku Agenda Surat Keluar
Cara membuka dan mencetak template (blangko) surat pada SIMTUSD v1:
1. Klik menu TEMPLATE

2. Klik pada salah 1 template yang akan dibuka. Contoh SURAT PENGANTAR 2,
maka hasilnya:

113
114
Untuk mencetak dengan printer

Export ke *.Pdf

3. Selesai

D. PENUTUP
Semoga panduan singkat mengenai cara menggunakan aplikasi SIMTUSD
v1 ini bermanfaat bagi petugas tata usaha yang ingin menggunakan
aplikasi SIMTUSD v1.

114
115
DAFTAR PUSTAKA

Andaryani, G. 2006. Klinik Pembelajaran. Online atwww.lct4pr.org. (diunduh 24


Oktober 2010).

Arikunto, S. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.

Boyd, W., O’ Reilly, M., Bucher, D., Fisher, K., and Morton, A. 2010. Activating
The Teaching-Reseach Nexus in Smaller Universities: Case Studies
Highlighting Diversity of Practice. Journal of University Teaching and
Learning Practice. 2/7: 31-43.

Castetter, William. 2003. The Personal Function in Educational Administration.


Third Edition. New York: Collier Mac Millan, Inc.

Cherif, A., Overbye, D., and Stefurak, L. 2009. Developing a Paradigm for
Academic Leadership Development. Journal of Higher Education
Management. 24/1: 15-74.

Crandall, J. 2001. Keeping Us to Date as an ESL or EFL Professional. Boston:


Hemle and Henle. 535-552.

Dirjend PMPTK.2006. Program for Strengthening in Service Teacher Training of


Mathematics and Science Education at Junior Secondary Level. Online at
http ://74.6.146.244/search/cache?ei=UTF-
8&ppeningkatan+mutu+guru.(diunduh 20Maret 2009).

Depdiknas. 2007. Lampiran Permendiknas nomor 16 th. 2007 tentang Standar


Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Jakarta.

Dirjend Ketenagaan Kemendiknas. 2008. Klinik Pembelajaran. Online at http//


Klinik pembelajaran.com. (diunduh 24 Oktober 2010).

Dirjend PMPTK. 2008. Paket Pembelajaran Manajemen : Modul 1 Profil


Kebutuhan Guru. Jakarta.

Dirjend PMPTK. 2010. Sertifikasi Guru dalam Jabatan : Buku 1 Pedoman


Penetapan Peserta. Jakarta.

Dixon, P. and Wilke, R. A. 2007. The Influence of Teacher Reseach Experience


on Elementary Teachers “Thinking and Instruction”. Journal of Elementary
Science Education. 19/1: 25-43.

Dwiyanto, Agus. 2011. Mengembalikan Kepercayaan Publik Melalui Reformasi


Birokrasi. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama.

115
116

Fisher, R. 2006. The Scholarship of College Teaching: Reseach Opportunities in


The New Millennium. Journal of Teachingand Learning. 4/1: 57-71.

Freestone, R. and Wood, D. 2006. Exploring Strategies for Linking Reseach and
Teaching. Journal for Education in TheBuilt Environment. 1/1:94-111.

Garet, M. S. 2001. What Makes Professional Development Effective ? Result


from a National Sample a Teachers. American Educational Reseach
Journal. 38/4: 915-945.

Gie, The Liang. 2000. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty.


Glover. 2005. Improving Learning. Jakarta : Gramedia.

Gregson, R. 2004. Teacher-Reaseach: The Benefit and The Pit Falls. Online
Journal Professional Journal.pdf : 1-14.

Jones, J. J, and Walters, D. L. 2008. Human Resource Management in Education.


Yogyakarta: Q-media.

Kemendikbud. 2012. Hasil UKG Online. www. Infoukgkemendikbud. go.id.


(diunduh 10 Desember 2021).

Kisbiyanto, M. 2008. Bunga Rampai Penelitian Manajemen Pendidikan.


Semarang : Rasail.

Kitchen, M., and Jeurissen, M. 2006. Teacher Reseach as Tesol Professional


Development: a Case Study. New Zeeland Journal of Teachers’work.
3/1:33-41.

Kurniawan, Agung. (2005) Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:


Pembaruan.

Lamb, J., Cooper, T., and Warren, E. 2007. Combining Teaching Experiments and
Professional Learning: Conflict between Reseach and Teacher Outcomes.
Mathematics Education Reseach Journal. 19/3: 73.

Looy, B. V., Dierdonck, R. V., and Gemmel, P. 2003. Service Management: An


Integrated Approach. New York: PrenticeHall Inc.

Lopes, C. J. 2012. Continuing The Professional Development of Language


Teachers. Education Reform in Professional Educational Practice-
Educational Reseach International. Venezuela: Hindawi Publishing
Corporition.

Metens, P., and Flowers, O. 2003. Leader for Movement: Professional Preparation
and Development of Middle Level Teachers and Administrators.
Journal

116
117

Professional Development Greenwich. 3/1: 145-160

Murniati, N. A. N. 2013. Pengembangan Model Pembinaan Profesionalisme Guru


IPA SMP melalui Manajemen Teaching Clinic MGMP. Disertasi.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Noe, R. A., Hollenbeck, J. R., Gerhart, B., and Wright, P. M. 2011. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Park, S. Oliver, J. S. Johnson, T. S., Garaham, P., & Opprof, N. K. 2007.


Colleagues Roles in The Professional Development of Teachers: Result
from a Reseach Study of National Board Certification Teaching and
Teacher Education. 368-369.

Pearce, J. and Robinson Jr., R. B. 2009. Manajemen Strategis. Jakarta :


Salemba.

Pelonis, P., Cherif, A., and King, L. 2009. Preparing High School Students for
College Success: a College and High School Leadership Collaborative.
Journal of Higher Education Management. 24/1: 68-77.

Phelps. A. J., Lee, C., 2003. They Power of Practice: What Students Learn from
How We Teach. Journal of Chemical Education.20/7: 829-832.

Poerwopoespito, Oerip S. dan Utomo, Tatag. 2000. Mengatasi Krisis Manusia di


Perusahaan ( Solusi Melalui Pengembangan Sikap Mental). Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.

Price, J. and Valli, O. 2005. Preservice Teacher Becoming Agents of Change.


Journal Teacher Education. 56-72.

Rivai, V. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Rivai, V. dan Murni, S. 2009. Education Management. Jakarta: Rajawali Press.

Robbins, S. P. 2001. Analisis Kinerja Organisasi. Jakarta: SalembaEmpat.

Robbins, S. P., dan Coulter, M. 2010. Manajemen. Jilid 1. Jakarta: Gramedia.

Roof, L. M., and Kreuitter, C. A. 2010. The TPRS Puzzle: Effective Story Telling
in a LOTE Classroom. Online Journal for Teacher Reseach Networks.
12/1:10-14.

Ryan, O. H. 2010. Leading with Passion and Knowledge: The Principal as Action
Researcher. Online Journal for Teacher Reseach Networks. 12/1:1-2.

117
118

Safari, I. 2011. Pengembangan Model Pembinaan Profesionalisasi Guru


Pendidikan Jasmani di SD melalui Lesson Study berbasis KKG. Jurnal
Metodik Didaktik. Bandung: UPI Bandung. 12/2/Oktober 2011.

Santyasa. 2007. Keberadaan dan Kepentingan Pengembangan Model untuk


Pembinaan Profesi Guru. Laporan Penelitian. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesa Bali.

Sergiovanni, M. 2004. Supporting Teacher Professional. Higher Educational


Journal. 2 : 51.

Setiono, Agus et al. 2004. Memahami Good Governance dalam Perspektif


Sumber Daya Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Siagian, Sondang P. 2009. Administrasi Pembangunan. Jakarta: Bumi Aksara.

Snyders, A. R, Mc. Leod, T. C., and Sauers, E. L.,.2007. Defining, Valuing and
Teaching Clinical Outcames Assesment in Professional and Post Athletic
Professional Training Education Programs. Athletic Training Educational
Journal,2/25:31 – 41.

Sofiraeni, R. 2011. Model Pengembangan Profesional Berkelanjutan Guru IPA


SMP melalui Lesson Study Berbasis MGMP. Disertasi. Bandung: UPI
Bandung.

Spencer, L. M., and Spencer, S. M. 1993. Competence at Work Models for


Superior Performances. USA: AmazonPublishing.

Stoll, K., and Fink, J. 1996. Changing our School: Lingking School Effectivenes
and School Improvement. Buchingham: Open University Press.

Stremmel, A., Fu, D.Y., and Hill, J. 2002. The Transformation of self in early
Childhood Teacher Education. Journal of Development and Education
Greenwich. 7:253-70.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Suparlan. 2006. Guru sebagai Profesi. Yogyakarta : HikayatPublishing.

Taube, S. 2010. Guiding Teachers in Conducting Action Reseach. Online Journal


http://finderarticle.com. 1-8. (diunduh 1 Januari 2011).

Uno, H. B. 2007. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi


Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

118
119

Wether, W. B., and K., Davis. 1996. Human Resources and


Personel Management, New York: Mc. Graw Hill Inc.

Young, R. B., and Edwards, M. C. 2006. Importent Element of The


Student Teaching Experience in Agricultural Education : A
Comparison of Cooperatif Teachers and Student Teacher
Perceptions. Journal of Southern Agricultural Education
Reseach. 56/1 : 89-100.

Yuwono, Ismantoro Dwi. 2011. Memahami Berbagai Etika Profesi &


Pekerjaan.
Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Zamroni. 2001. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta:


BIGRAF Publishing.

Zohar, T. 2002. Changing The Face of Teacher Education in Israel:


Training Reflective Professional Teacher-a new Integrated
Model. Journal of Teacher Education, Dilemma and
Prospeect London Uk and USA.

119

Anda mungkin juga menyukai