Anda di halaman 1dari 14

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER LAPORAN KASUS


FAKULTAS KEDOKTERAN MARET 2024
UNIVERSITAS BOSOWA

HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :

MAGFIRAH TUZZAHRAH

4522112025

DOSEN PEMBIMBING :

dr. Sri Zakiah Usman

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2024
2

BAB I

DIAGNOSIS HOLISTIK

1.1 Karakteristik Demografi Keluarga

 Nama Kepala Keluarga : Tn.U

 Alamat Lengkap : Jl. Tamangapa Raya RW. 4

 Bentuk Keluarga : Nuclear Family (Keluarga Inti)

Umur Penderita
No. Nama Kedudukan L/ Pendidikan Pekerjaan

P (Thn) klinik

1. Tn.U Kepala L 73 Tamat SD Petani DM Tipe 2

Keluarga

2. An.A Anak 1 P 47 SD IRT Hipertensi

sederajat

3 An. A Anak 2 L 44 SMP Sopir

4 An. N Anak 3 P 38 SMA IRT

 Identitas Pasien

Nama : Tn. U

Umur : 73 Tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

Alamat : Jl. Tamangapa Raya RW.4

Pekerjaan : Petani

Agama : Islam

Tgl. Pemeriksaan : 02 April 2024

 Keluhan Utama

Nyeri pada regio Pedis Dextra

 Riwayat Penyakit Sekarang


3

Seorang Laki – laki berusia 73 Tahun datang ke Puskesmas


Tamangapa dengan keluhan Nyeri pada regio pedis dextra disertai keram –
keram pada tungkai bawah sejak 1 hari yang lalu. Pasien bekerja di sawah
dan ladang. Awalnya pasien mendapati timbul bisul disertai nanah di bagian
tumit kaki sebelah kanan namun lama kelamaan membesar dan menjadi
luka. Demam(-) Batuk (-), sesak (-), nyeri dada (-), mual (-), muntah (-), nyeri
kepala (+). Riwayat penyakit terdahulu DM Tipe 2 sejak kurleb 20 tahun
yang lalu. Riwayat minum obat DM ada namun tidak terkontrol
Pasien mengeluhkan adanya keluhan cepat lapar, haus dengan
meminum kopi susu serta es buah setelah berbuka puasa, pasien juga
sebelumnya sering terbangun tengah malam untuk kencing.

Pemeriksaan Fisis

 Keadaan Umum

Compos Mentis

 Tanda Vital

1) Tekanan Darah : 122/84 mmHg

2) Frekuensi Nadi : 83x/menit

3) Frekuensi Napas : 21x/menit

4) Suhu : 36,4oc

 Status Gizi

1) Berat Badan : 64 kg

2) Tinggi Badan : 178 cm

3) IMT : 22 kg/m2 (normalweight)

Pemeriksaan Penunjang

 Laboratorium

GDS : 218 mg/dL


4

Diagnosis

Ulkus Diabetikum Regio Pedis Dextra ec DM Tipe 2

Diagnosis Banding

Penatalaksanaan Komperhensif

Diagnosis Medis

Dokter memberikan tatalaksana pada pasien yaitu :

 Cefadroxil 500mg 2x1

 Natrium Diclofenak 50mg 2x1

 Ganti verban

 Rujuk ke Rumah Sakit

1.2 Diagnostik Holistik

a) Aspek Personal

1. Keluhan : Nyeri pada regio pedis dextra dan lemah pada seluruh

badan sejak 1 hari yang lalu disertai keram – keram pada tungkai

bawah.

2. Kekhawatiran : kadar gula darah yang tinggi

3. Harapan : kadar gula darah terkontrol.

4. Persepsi : Keluhan terjadi karena pasien sering tidak memakai alas

kaki saat berjalan diluar rumah.

b) Aspek Klinis

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosa

dengan Ulkus diabetikum Regio Pedis Dextra ec. DM Tipe 2

c) Aspek Risiko Internal

Tidak ada aspek risiko internal

d) Aspek Risiko Eksternal

Gaya hidup yang kurang baik, lingkungan tempat tinggal yang padat
5

penduduk, dan ketidakmampuan pasien untuk menolak ajakan makan

makanan yang dapat memperberat keluhan dan pasien sering tidak memakai

alas kaki saat berjalan di luar.

1. Lingkungan tempat tinggal

 Sehari-hari tinggal dan melakukan aktivitas di rumah dan di

luar rumah

 Pasien tinggal di desa yang padat penduduk, memiliki

lingkungan yang kurang higenis.

2. Sosial Ekonomi

Menengah ke bawah

e) Derajat Fungsional

Derajat 2 yaitu pasien masih mampu melakukan pekerjaan ringan

sehari-hari di dalam maupun luar rumah

1.3 Fungsi Keluarga

No Fungsi Isian

1. Biologis A. Anggota Keluarga


1. 3 Orang Anak
Bentuk keluarga pada pasien ini adalah
Nuclear Family (Keluarga Inti)
B. Riwayat Kelahiran
1. Pasien lahir normal.
C. Penyakit yang Pernah Diderita
- Tidak ada
D. Penyakit yang Diderita Saat Ini
1. DM Tipe 2
2. Ulkus Diabetikum
E. Riwayat Konsumsi Obat:
Metformin
Cefadroxil
Natrium Diclofenak
6

2. Sosial A. Kedudukan sosial bermasyarakat :


warga biasa
B. Keaktifan dalam kegiatan
masyarakat : Sikap pasien dan
keluarganya ditengah masyarakat
sangat baik. Dimana pasien
dan keluaganya saling mengenal dan
3. Psiologis sangat akrab dengan tetangga dan
sering bersilaturahmi

A. Penderita tinggal di rumah dengan


anaknya
B. Hubungan antar anggota
keluarga : Hubungan dengan
keluarga baik
Penyelesaian masalah dalam keluarga :
Pasien berkomunikasi dengan anggota
keluarga, dan memberi semangat serta
solusi akan kesembuhan pasien

4. Ekonomi dan Penghasilan utama keluarga dari :


A.
Diri sendiri dan anak
Pemenuhan Kebutuhan Pekerjaan pasien : Petani
B. Sehari-hari makan dengan :
- Nasi, ikan, dan sayur dan kopi
Biaya Berobat : KIS
5. Penguasaan Masalah A. Keputusan penting keluarga

diputuskan oleh: Anak


dan Kemampuan
B. Cara menyelesaikan masalah dengan
Beradaptasi
keluarga: Pasien berusaha untuk
berdiskusi dengan keluarga lainnya
untuk menyelesaikan masalah
bersama-sama
C. Hubungan dengan masyarakat
sekitarnya: Pasien dengan tetangga
saling mengenal satu sama lain

1.4 Fungsi Fisiologis (Skor APGAR – Adaptation, Partnership, Growth,

Affection, Resolve)
7

Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR score. APGAR score adalah

skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut pandang

setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota keluarga

yang lain. APGAR score meliputi:

1. Adaptation :

dalam menghadapi masalah hidup, Ny. S sering memecahkan masalah bersama

anggota keluarga yang lain.

2. Partnership :

Pasien kadang meminta pendapat anak – anaknya.

3. Growth :

Dalam memecahkan masalah, pasien memilih untuk mengkomunikasikan

dulu setiap permasalahan yang ada dengan keluarganya.

4. Affection :

Antara anggota keluarga saling mendukung, memperhatikan dan menunjukkan

kasih sayang satu sama lain.

5. Resolve :

Pasien sering menghabiskan waktu dengan keluarga di rumah

Total APGAR score = 10 tidak ada disfungsi keluarga

Terdapat interpretasi penilaian yaitu:

- <3 menandakan disfungsi keluarga yang sangat tinggi

- 4-6 menandakan disfungsi keluarga sedang

- 7-10 menandakan tidak ada disfungsi

Fisiologis (APGAR Ny. S Terhadap Keluarga)


Nama Anggota Keluarga : Ny. S Sering Kadang Jarang
Posisi Dalam Keluarga : Istri 2 1 0
8

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke √


A keluarga saya bila saya menghadap masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya √
P membahas dan membagi masalah dengan
saya
Saya puas dengan cara keluarga saya √
menerima dan mendukung keinginan saya
G untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
Saya puas dengan cara keluarga saya √
mengekspresikan kasih sayang dan
A merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian, dll
Saya puas dengan cara keluarga saya dan √
R saya membagi waktu Bersama-sama.
Total APGAR score An. ME = 10

2.5 Fungsi Patologis (Skor SCREEM – Social, Cultural, Religion, Education,


Economic, Medical)

Sumber Patologis Ket


Social Ikut berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya Baik
Culture Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, Baik
dapat dilihat dari sikap pasien dan keluarganya yang
menghargai adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari
Religious Pemahaman terhadap ajaran agama baik Baik
Economic Masalah keuangan mempersulit keluarga untuk Kurang
kehidupan sehari hari
Educational Tingkat Pendidikan dan pengetahuan keluarga ini Kurang
kurang baik

Medical Keluarga ini mengaggap pemeriksaan rutin Baik


Kesehatan sebagai kebutuhan

Kesimpulan : Dalam keluarga pasien Tn. U tidak terdapat gangguan pada fungsi
9

patologis. Pasien dan tetangga saling mengenal dan hidup rukun dalam bertetangga

memiliki pemahaman agama yang baik, memiliki ekonomi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari, dan tingkat pengetahuan yang baik sehingga menganggap

pemeriksaan rutin kesehatan sebagai kebutuhan.

1.6 Struktur Keluarga

Keterangan

= Ayah = Anak

= Isteri

1.7 Pola Interaksi Keluarga

Informasi pada pola keluarga

Ayah Anak

Keterangan

: Hubungan Baik antar anggota keluarga

Keadaan Lingkungan Tempat Tinggal, Keadaan Rumah dan Lingkungan


10

Ruang Tamu Kamar Utama

Kamar mandi Dapur dan tempat cuci piring


11

a. Ukuran Rumah 10 m x 12 m

b. Ruang Tamu Ruang tamu merangkap ruang keluarga

c. Ruang Keluarga Seperti ruang tamu

d. Kamar Tidur 2 kamar ruang tidur

e. Kamar Mandi 1 ruang kamar mandi

f. Dapur Dapur gabung dengan tempat cuci piring

g. Dinding Rumah Tembok

h. Ventilasi Rumah kurang

i. Lantai Rumah Keramik

j. Sumur/Sumber Air Sumur Bor

k. Septi Tank -

l. Tempat

Pembuangan -

Sampah

Denah Rumah
12

1.8 Daftar Masalah

 Masalah Medis

Tn. U adalah seorang kepala keluarga yang berusia 73 tahun yang

keseharianya sebagai petani, saat ini Tn. U didiagnosis Ulkus

Diabetikum

 Masalah Non Medis

Tidak terdapat masalah non-medis pada Tn. U

Intervensi
Intervensi yang diberikan pada pasien ini adalah edukasi dan konseling

mengenai penyakitnya, pencegahan agar tidak terjadi komplikasi. Intervensi

yang dilakukan terbagi atas patient center, family focus dan community

oriented

a. Patient Center

Non-Medikamentosa

 Menjelaskan pasien mengenai konsumsi obat seumur hidup

dan kemungkinan yang dapat terjadi


13

 Hindari konsumsi gula seperti; gula pasir, gula jawa, Kue,

sirup, manisan, susu kental manis, minuman bersoda, dodol

dan es krim.

 Batasi penggunaan karbohidrat kompleks seperti: Nasi,

lontong, roti, ketan, jagung, kentang (Contoh jumlah Nasi

sebanyak 1 kepal dari kebiasaan sehari – hari)

 Tidak merokok dan mengindari asap rokok

 Diet dengan gizi seimbang

 Menghindari makanan makana manis

 Menghindari minum alcohol

 Olahraga Ringan

Medikamentosa

Tatalaksana dan terapi yang diberikan :

 Cefadroxil 500mg 2x1

 Natrium Diclofenak 50mg 2x1

 Ganti Verban

 Rujuk ke Rumah Sakit

b. Family Focused

 Menjelaskan mengenai keadaan pasien

 Menjelaskan mengapa pasien harus rutin mengonsumsi obat

antihipertensi dan kemungkinan yang dapat terjadi.

 Hindari konsumsi gula seperti; gula pasir, gula jawa, Kue, sirup,

manisan, susu kental manis, minuman bersoda, dodol dan es krim.

 Batasi penggunaan karbohidrat kompleks seperti: Nasi, lontong, roti,

ketan, jagung, kentang (Contoh jumlah Nasi sebanyak 1 kepal dari


14

kebiasaan sehari – hari)

 Tidak merokok dan mengindari asap rokok

 Diet dengan gizi seimbang

 Menghindari minum alcohol

 Berolahraga ringan

c. Community Oriented

1) Memberikan penyuluhan tentang hipertensi pada pasien maupun

keluarga pasien serta warga sekitar.

2) Memberikan edukasi kepada warga sekitar mengenai penyakit Diabetes

Melitus Tipe 2 atau darah tinggi dan pencegahan terhadap penyakit ini

3) Memberikan dorongan kepada masyarakat yang memilki keluhan serupa

untuk segera mencari pengobatan ke layanan kesehatan terdekat

sebagai upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti gagal

jantung, ginjal, dan hati.

Anda mungkin juga menyukai