Anda di halaman 1dari 20

PERAN AYAH

DALAM TUGAS-TUGAS PENGASUHAN

Alimatul Qibtiyah
Komisioner Komnas Perempuan
Guru Besar Kajian Gender
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Perkenalan
• Prof. Alimatul Qibtiyah, Ph.D. Pengalaman Organisasi
v 081329360436- • Komisioner Komnas Perempuan RI (20-
alimatul.qibtiyah@uin-suka.ac.id 24)
v www.genderprogressive.com • Direktur PSW UIN Yogya 2014-2015

• Kerja: Dosen FDK UIN SUKA • Koordinator SPAK Yogyakarta


• Ketua LPPA PPA (2015-2022)
• Pendidikan
• Anggota MTT PPM (2015-2022)
v S1: Dakwah IAIN Sunan Kalijaga
v S2: Psikologi UGM • Founder Akademi Feminis Muslim

v S2: Women’s Studies IOWA USA


v S3: Social Science, UWS Australia
Mengenal Komnas Perempuan
• KP hadir sebagai:
• Respon terhadap tuntutan masyarakat
anti kekerasan terhadap perempuan
akan pertanggungjawaban negara atas
Kekerasan terhadap Perempuan,
khususnya atas kekerasan seksual yang
diderita oleh perempuan etnis Tionghoa
dalam Tragedi Mei 98.
• Lembaga HAM RI dan bersifat
indpendent
Mandat dan Tugas Komnas Perempuan

¡ Mengembangkan kondisi yang kondusif 1. Meningkatkan kesadaran publik


bagi penghapusan segala bentuk 2. Melakukan tinjau ulang dan
Kekerasan terhadap Perempuan dan reformasi atas produk hukum
dan peraturan
penegakan HAM, khususnya Hak Asasi 3. Melakukan pemantauan dan
Perempuan di Indonesia melaporkan Kekerasan terhadap
Perempuan
¡ Meningkatkan upaya pencegahan dan
penanggulangan segala bentuk Kekerasan 4. Menyediakan masukan dan
rekomendasi
terhadap Perempuan dan perlindungan
5. Membangun
Hak Asasi Perempuan kerjasama/kemitraan (lokal-
nasional-regional-internasional)
Ketua Subkom Pendidikan KetuaTim Disbilitas Ketua Subkom Pemantauan Ketua GKPerempuan Ketua tim Advokasi
Internasional Ketua Tim Reseource Center
Akademisi, anggota PP Konsultan, aktivis disabilitas Tokoh Masy. Adat & Penganut dalam Kebhinnekaan Dokter, Akademisi
Muhammadiyah Agama Leluhur Ulama, Pengajar Mahat Ali Penulis, teolog Protestan

Ketua Subkom Pengembangan Ketua Subkom Partisipasi


Ketua tim Advokasi Kelembagaan Koord tim SRHR Ketua Subkom Reformasi Sistem Pemulihan Ketua Tim Perempuan Pekerja
Masyarakat
Akademi, Aleg 2004-2009 Ketua PKBI, 2017-2019 Hukum& Kebijakan Konsultan, trainer Aktivis buruh,Pengacara,
Pendamping korban, ketua
Pengacara, trainer Akademisi,
KPU Dairi (2014-2019)

Wakil Ketua
Ketua Wakil Ketua Sekretaris
Birokrat, Wakil Walikota
Peneliti, Fasilitator Penulis, trainer Jendral
Ambon, 2006-2011
CONTENT

3. Tanggung
1. Data Pembuka
Wawasan Tentang Jawab Parengting
Pengasuhan dan dalam Islam
Keterlibatan Ayah

2. Dampak peran Gender


yang Rigit terhadap
Kebahagiaan Anggota
Keluarga
URGENSI KETERLIBATAN AYAH DALAM PENDIDIKAN
• Lulusan terbaik tercepat perempuan, ASN sejak 2018
juga banyak perempuan
• Budaya kolektivitas yang semakin menipis, keterlibatan
ayah dalam pengasuhan sebuah kebutuhan
• Kebutuhan keluarga yang semakin banyak, sehingga
keterlibatan perempuan dalam pemenuhan kebutuhan
keluarga sebuah kebutuhan
• Kebutuhan Perkembangan Anak yang baik
Data Pembuka Wawasan Tentang
Pengasuhan dan Keterlibatan Ayah
Keterlibatan ayah dalam Anak yang dirawat dan
merawat dan mengasuh diasuh oleh ayah
anak, secara tidak
cenderung memilki
kepribadian yang positif
langsung memberikan seperti siap untuk
kesempatan untuk ibu berkompetisi, memiliki
serta keluarga lain untuk rasa percaya diri yang
Keterlibatan Ayah dalam beristirahat (Hobson, & tinggi dan mampu
pengasuhan berdampak Noyes, 2011) mengambil resiko.
pada Kecenderungan Rahmalina dkk:
Anak untuk tidak https://ejournal.unisba.ac
.id/index.php/golden_age
melakukan kekerasan /article/view/4809
(Rifka Anisa-PSKK UGM)
Hasil Penelitian ttg Peran laki-laki dan perempuan
• Keluarga yang mempunyai fleksibilitas peran dalam keluarga, maka semakin
mempunyai peluang kebahagiaan. Semakin fleksibel peran gender (laki-laki &
perempuan) maka semakin bahagia keluarga tersebut (Alimatul Qibtiyah-Siti
Syamsiyatun).
• Budaya patriarkhi di masyarakat merugikan perempuan khususnya di masa
pandemi Covid-19. Perempuan bekerja hampir 4 kali lipat dari pada laki-laki
dalam hal mengerjakan pekerjaan rumah tangga dengan durasi lebih dari 3 jam
(Komnas Perempuan)
• Pola asuh otoriter lebih punya peluang meningkatkan sikap intoleransi dan
kekerasan anak, sebaliknya semakin demokratis pola asuh, semakin berkurang
kecenderungan kekerasannya (20 sekolah di 4 kabupaten dan 1 kotamaya di
DIY, Jumlah Responden ada 802- Laki:296, perempuan: 506
• Parenting Style and The Level of Islamism among Senior High School Students
In Yogyakarta: http://jiis.uinsby.ac.id/index.php/jiis/article/view/1407
Keterlibatan Ayah dan Pengalaman anak ketika Ayah yang ikut terlibat
dirawat dan diasuh oleh ayah dalam merawat dan
Ibu diperoleh anak dari kuantitas mengasuh anak secara
dan kualitas keterlibatan
positif akan merasa
Pengalaman yang diberikan ayah sehingga akan
memperngaruhi senang ketika melihat
oleh ayah maupun ibu kepada anaknya senang sehingga
perkembangan sosial-
anak akan membantu anak emosional anak. Hubungan pengalaman yang
untuk melewati tahapan- tersebut sangat diperlukan didapatkan oleh ayah
tahapan perkembangan di agar hubungan anak menjadi
memiliki nilai yang
lebih mendalam ketika
awal tahun pertama berharga (Hobson, &
proses adaptasi anak dengan
kehidupan, termasuk lingkungannya (Der Voort, Noyes, 2011).
mempengaruhi stuktur dan Juffer,
fungsi otak terhadap BakermansKranenburg, 2014;
Cabrera, Tamis-Lemonde,
perkembangan kognitif, bahasa
Bradley, 2000).
dan emosi (Belsky & Haan,
2011)
Ayah lebih sabar dan Ketidakhadiran ayah pada perkembangan
penuh kasih sayang sosialemosional anak laki-laki cenderung
kepada anak menunjukan masalah perilaku pada peran sex,
perempuan identitas jenis kelamin, hasil belajar di sekolah
dibandingkan dengan dan sulit mengontrol diri sendiri, sedangkan
anak laki-laki sebab ketidakhadiran ayah pada perkembangan
pola asuh yang sosial-emosional anak perempuan berdampak
diberikan ayah kepada
pada menarik diri. Jika pengalaman
anak laki-laki lebih
ketidakhadiran ayah berada pada level rendah
keras dan otoriter
(Chae & Lee, 2011). di masa peka diprediksi bahwa ketika anak
sudah dewasa dapat melakukan tindak
kejahatan (Chae & Lee, 2011)
Ketidakadilan gender:

• Tidak adanya kehadiran


ayah dalam pengasuhan
• Beban berlebih pada
Perempuan
• Penyalahan perempuan
Jika anak tidak sukses
• Gaji Kecil pada Guru
(Kebanyakan Perempuan)
• dll
Gambar mana yang lebih mudah Ibu/Bapak terima?

Laki-laki pakai daster 13


Perempuan pakai jas
MENGAPA MASIH BANYAK KELUARGA
YANG TIDAK MELIBATKAN AYAH DALAM PENGASUHAN?

Tugas Reproduksi
Perempuan dihubungkan Alam bawah Sadar manusia
dengan tugas pengasuhan Menempatkan Perempuan makhluk
dan bahkan tugas domestik nomer dua, Ketika seorang laki-laki
melakukan tugas yang dianggap itu
tugas perempuan dianggap turun
derajatnya, sehingga masyarakat
Ayah bertanggungjawab tidak dapat menerima, keluarga
besar gusar dan negara tidak
untuk mencari nafkah, mengapresiasi.
sehingga tidak perlu lagi
ikut mengasuh anak
Menghidupkan Nilai Pendidikan Tanggung Jawab Bersama Ayah-Ibu
(Bukan hanya Ibu)
Level Indikator Keterangan Perubahan
Pola Trend Perilaku, • Banyak Keluarga yang tidak melibatkan REFRAMING
kebiasaan, ayah dalam pengasuhan • Ayah ikut terlibat dalam
sikap yang • Perempuan 3 X lipat daripada laki-laki pengasuhan anak meningkat
terlihat dalam melakukan pengasuhan selama • Keluarga akan lebih Bahagia
pandemi karena tidak ada anggota
• Ibu menjadi Guru semua mata pelajaran keluarga yang punya beban
lebih
Struktur Tradisi, • Tidak elok ayah terlibat dalam REDESIGNING
Penyebab budaya, pengasuhan • Apresiasi bapak rumah tangga
kebijakan • Pimpinan belum punya komitmen untuk • Work Father Award Program
pemerintah, menguatkan nilai pengasuhan bersama
sistem
Mental Paradigma, • Pendidikan adalah tanggungjawab ibu, RETHINKING:
Model perspektif karena ayah bertanggungjawab nafkah Pengasuhan adalah Tanggung jawab
dan • Anak nakal salah ibu sebagai pendidik Bersama ayah dan ibu berdasarkan
keyakinan QS Luqman dan Hadist
MENDIDIK ANAK KEWAJIBAN BERSAMA AYAH-BUNDA
Landasan Normatif pendidikan QS Luqman (31) ayat 13. Di masyarakat
sering dibebankan mendidik anak hanya kewajiban ibu, bukan orang tua
(ayah dan bunda)
PERUBAHAN POLA KERJA GENDER

Masyarakat Traditional-Feudal Urban-Modern Kesalingan


Pola Kerja Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Gender
Publik √ √ √ √ √

Domestik √ ? √ √ √

Produksi √ √ √ √ √

Reproduksi √ ? √ √ √
RELASI SUAMI ISTRI YANG SEHAT
BUKAN SEPERTI LILIN

• Filosofi Lilin: Merelakan dirinya hancur


untuk penerangan orang lain
• Sakinah/Harmonis itu membagiakan
orang lain dan membahagiakan diri
sendiri, memberikan kebaikan kepada
anggota keluarga dan kepada dirinya
sendiri juga
• Jangan menggunakan komunikasi BATIN,
tetapi harus menggunakan komunikasi
asertif
Terima Kasih Alimatul Qibtiyah
alimatulqibtiyah@kom
nasperempuan.go.id


Komnas Perempuan
• Jl. Latuharhari 4B, Menteng, Jakarta Pusat 10310
Phone: 021-3903963
Fax: 021-3903922
Email : mail@komnasperempuan.go.id
Website : www.komnasperempuan.go.id
Facebook : www.facebook.com/stopktpsekarang
Twitter : @KomnasPerempuan

Anda mungkin juga menyukai