Disusun oleh:
Nama : Dimas Abimanyu Adwanda.
NIM : 21987.
Kelas : SPKS G.
Nama Co.Ass : Kundartiari Safitri Panjaitan.
LABORATORIUM KLIMATOLOGI
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN YOGYAKARTA
2021
ACARA 6
ANALISIS UNSUR MIKRO DAN MODIFIKASI CUACA
A. Tujuan
1. Mengetahui cara melakukan modifikasi iklim mikro.
2. Mengamati keadaan cuaca mikro pada tempat yang berbeda.
B. Penduluan
Klimatologi merupakan ilmu yang mempelajari keadaan atmoster disuatu
daerah tertentu dalam suatu periode yang panjung. Sedangkan meteorologi
mempelajari keadaan atmosfer sesaat. Iklim dapat dibedakan menjadi iklim
makro, iklim meso, dan iklim mikro.
Iklim mikro merupakan keadaan iklim disekitar tanaman sampai batas 2
meter diatas dan dibawah obyek yang diamati. Iklim mikro selain dikendalikan
oleh iklim makro diatasnya, juga dikendalikon oleh faktor- faktor pengendali
iklim mikro yaitu keadaan vegetasi jenis, tinggi dan kerapatan tanaman,
topografi, kelengasan tanah, penutup tanah, dan faktor lainnya. Mempelajari
iklim mikro penting dilakukan karena berpeluang untuk memodifikasi iklim
mikro sesuai dengan kebutuhan.
Modifikasi cuaca merupakan usaha untuk merubah lingkungan agar sesuai
dengan budidaya suatu jenis tanaman. Modifikasi cuaca ini memungkinkan
untuk merubah cuaca mikro dan memperluas wilayah yang cocok untuk
tanaman budidaya.
Contoh dari modifikasi iklim mikro adalah: pengaturan intensitas cahaya
matahari dengan pemberian naungan atau paranet, pengaturan panjang
gelombang cahaya yang optimal untuk fotosintesis dengan panjang gelombang
warna merah dan biru, pemberian mulsa atau tanaman penutup tanah untuk
mengurangi evaporasi, peningkatan kelembaban udara dengan penambahan uap
air di udara seperti menggunakan irigasi springkel atau Sumisansui dengan
butiran air yang kecil, dll.
Modifikasi iklim mikro yang dilakukan bisa jadi tidak hanya mempengaruhi
satu unsur cuaca saja, namun bisa mempengaruhi unsur cuaca yang lain.
Pemberian naungan selain menurunkan intensitas cahaya matahari juga dapat
menyebabkan penurunan suhu dan peningkatan kelembaban. Contoh yang lain,
peningkatan kandungan uap air di udara dapat meningkatkan kelembaban udara
yang juga dapat menurunkan intensitas cahaya matahari di lokasi tersebut
sehingga suhu udara dapat ditekan. Dengan mempelajari hubungan antar unsur
cuaca, maka kita dapat lebih baik dalam memodifikasi iklim mikro di suatu
lokasi sehingga dapat mengoptimalkan tanaman yang kita budidayakan.
C. Metode
1. Alat dan Bahan
a. Termohigrometer.
b. Luxmeter.
c. Biram anemometer.
d. Termometer.
e. Paranet 55%, 65% dan 75%.
f. Springkel.
g. Alat tulis.
2. Cara Kerja
a. Perlukan Paranet
1) Siapkan lokasi, alat dan yang akan digunakan.
2) Pada pengamatan pemanfaatan paranet dilakukan 4 buah perlakuan
yang diamati pada siang hari sekitar pukul 12.00-14.00 WIB. Keempat
perluan tersebut meliputi:
a. Perlakuan tanpa naungan (kontrol).
b. Perlakuan dengan paranet 55%.
c. Perlakuan dengan paranet 65%.
d. Perlakuan dengan paranet 75%.
3) Pada perlakuan paranet diamati: intensitas cahaya, kelembaban udara,
temperatur udara, dan temperatur tanah.
4) Bandingkan kondisi antar perlakuan.
b. Modifikasi Cuaca
1) Pada pengamatan modifikasi cuaca dilakukan modifikasi berupa
pemberian naungan paranet dan siraman menggunakan springkel.
2) Perlakuan untuk modifikasi cuaca meliputi :
a. Perlakuan tanpa naungan (kontrol).
b. Perlakuan dengan naungan paranet 65%.
c. Perlakuan dengan siraman menggunakan springkel.
d. Perlakuan dengan kombinasi irigasi dan naungan paranet 65%.
3) Pada modifikasi cuaca, pengamatan kondisi iklim mikro dilakukan
pada pagi pukul 08.00 WIB, siang pukul 12.00, dan sore pukul 16.00
WIB.
4) Pada perlakuan siraman menggunakan springkel, dilakukan
penyiraman selama 30 menit sebelum waktu pengamatan.
5) Unsur cuaca yang diamati meliputi: suhu udara, kelembaban udara,
intensitas cahaya, dan temperatur tanah.
6) Bandingkan kondisi antar perlakuan.
c. Kecepatan Angin
1) Pengukuran kecepatan angin dilakukan di lokasi dengan naungan dan
tanpa naungan menggunakan biram anemometer.
2) Pengamatan dilakukan pada menit ke-3, ke-5, dan ke-10.
3) Bandingkan kondisi ke dua lokasi.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan data praktikum klimatologi acara enam
yaitu tentang Analisis unsur mikro dan modifikasi cuaca pada suatu wilayah
khususnya wilayah ataupun daerah perkebunan. Dari hal tersebut dibutuhkan
data pengamatan iklim mikro pada perlakuan pemberian naungan dengan
bebagai macam paranet terhadap lingkungan, kecepatan angin, data modifikasi
cuaca.
Tabel 1. Rekap rerata iklim mikro perlakuan berbagai jenis paranet.
Paranet Paranet Paranet
Parameter Kontrol
55% 65% 75%
Intensitas penyinaran (Lux) 697.3 94 85.7 59.3
Temperatur udara (°C) 39.6 35.3 35 33.4
Kelembaban udara (%) 47 50.7 52.3 53.3
Temperatur tanah (°C) 31.4 31.2 31.1 30.5
Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa, perlakuan paranet 75%
terhadap iklim mikro lah yang sangat bagus menghalangi masuknya cahaya
matahari yang berlebihan ke daerah tanam dan begitujuga dengan unsur cuaca
yang lain dapat dikontrol dengan menggunakan paranet 75%.
Dari grafik unsur cuaca yang telah diamati baik yang kontrol maupun
pakai naungan dapat kita simpulkan bahwa. Apabila kita tidak memakai
paranet baik itu 55% atau 75% sekalipun unsur iklim mikro sangat berpengaruh
sekali terhadap lahan maupun kondisi di sekitar area tanam.
Tetapi kalau kita menggunakan naungan dalam pengamatan iklim mikro,
intensitas iklim tersebut dapat kita control sesuai dengan kebutuhan tanaman
yang dibudidayakan ingin menggunakan paranet 55% atau menggunakan
paranet yang persenannya lebih besar lagi. Karena dari persenan jenis paranet
yang berbeda kita dapat meminimalisir dampak penyinaran matahari yang
berlebihan dengan menggunakan paranet tersebut, penggunaan naungan
terhadap iklim mikro dapat mengurangi persenan unsur cuaca seperti
intensitas cahaya, temperatur udara, kelembaban udara maupun temperatur
tanah sekalipun.
Dalam memodifikasi iklim mikro di sekitar lahan pertanian kita dapat
menggunakan paranet. Manfaat dan fungsi Paranet (shadding net) adalah
untuk, melindungi tanaman dari terik panas matahari yang berlebihan,
melindungi tanaman dari terpaan hujan secara langsung, melindungi tanaman
dari tiupan angin yang dapat merusak tanaman. Paranet juga memiliki persenan
yang berbeda untuk meminimalisir masuknya sinar matahari ke daerah tanam,
misalnya paranet dengan kerapatan 55%, artinya sinar matahari yang mampu
dihalangi paranet sebesar 55%. Dengan kata lain sinar matahari yang masuk ke
lahan sebesar 45%, paranet dengan kerapatan 65%, artinya sinar matahari yang
mampu dihalangi paranet sebesar 65% . Dengan kata lain sinar matahari yang
masuk ke lahan sebanyak 35% . Paranet dengan kerapatan 75%, artinya sinar
matahari yang mampu dihalangi paranet sebesar 75% atau bisa juga diartikan
sinar matahari yang masuk ke lahan sekitar 25%.
Dalam penggunaan paranet tersebut bukan semata-mata hanya digunakan
begitu saja karena setiap persenan paranet memiliki fungsinya masing-masing,
karena dari persenan jenis paranet yang berbeda kita dapat meminimalisir
dampak penyinaran matahari yang berlebihan dengan menggunakan paranet
tersebut, penggunaan antara lain ialah (Matnawi 1997), Intensitas cahaya
matahari berkurang sebesar 30-40%, aliran udara di sekitar tajuk berkurang,
kelembaban udara di sekitar tajuk lebih stabil (60-70%), laju evapotranspirasi
berkurang, terjadi keseimbangan antara ketersediaan air dengan tingkat
yang berbeda.
Naungan (netting house) merupakan salah satu alternatif
untuk mengatasi intensitas cahaya matahari yang tinggi. Pada fase
bibit, semua jenis tanaman tidak tahan terhadap intensitas cahaya
matahari penuh. Pada tanaman kelompok C3 termasuk tanaman
cabai, naungan tidak hanya diperlukan pada fase bibit, tetapi
diperlukan juga sepanjang siklus hidup tanaman tersebut.
Para penggiat tanaman tentu mengenal paranet. Paranet dibuat sebagai
‘naungan’ tanaman dengan membangun kondisi optimal yang dibutuhkan oleh
tanaman untuk tumbuh mulai dari perkecambahan, bibit, maupun tanaman
dewasa yang hidup tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari
penuh. Suhu, kelembaban, intensitas cahaya, kadar asam dan lain sebagainya
dibuat sedimikian rupa sehingga menyerupai habitat tanaman yang asli.
Tabel 2. Pengaruh naungan terhadap kecepatan angin.