Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

Dosen Pengampu : Apt. Sri Maryam, M.Si

Disusun oleh kelompok 3

KONVERSI PAGI AL FATTAH:

Aprina Yolanda (D1A210057)


Ayu Wandira (D1A210168)
Diqa Qualia (D1A210083)
Riko Alexander (D1A210030)
Rizki Asri Rahayu (D1A210112)
Tia Tamara (D1A210211)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan laporan praktikum botani
farmasi ini selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan guna penulisan laporan selanjutnya yang
lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya
penulis ucapkan terima kasih banyak.

Bandung, Februari 2023

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Daun
1.2.2 Akar dan Batang
1.2.3 Bunga dan Buah
1.2.4 Bentuk sel dan Plastida
1.2.5 Bentuk Amilum dan kristal Oksalat
1.2.6 Stomata, Trikoma dan Jaringan Pengangkut
1.2.7 Fotosintesis
1.2.8 Tes Iodine
1.3 Tujuan
1.3.1 Daun
1.3.2 Akar dan Batang
1.3.3 Bunga dan Buah
1.3.4 Bentuk sel dan Plastida
1.3.5 Bentuk Amilum dan kristal Oksalat
1.3.6 Stomata, Trikoma dan Jaringan Pengangkut
1.3.7 Fotosintesis
1.3.8 Tes Iodine
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Farmasi
2.2 Daun
2.3 Akar dan Batang
2.4 Bunga dan Buah
2.5 Bentuk sel dan Plastida
2.6 Bentuk Amilum dan kristal Oksalat
2.7 Stomata, Trikoma dan Jaringan Pengangkut
2.8 Fotosintesis
2.9 Tes Iodine
2.10 Taksonomi Tumbuhan
BAB III HASIL PENGAMATAN
3.1 Daun
3.2 Akar dan Batang
3.3 Bunga dan Buah
3.4 Bentuk sel dan Plastida
3.5 Bentuk Amilum dan kristal Oksalat
3.6 Stomata, Trikoma dan Jaringan Pengangkut
3.7 Fotosintesis
3.8 Tes Iodine
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Daun
4.2 Akar dan Batang
4.3 Bunga dan Buah
4.4 Bentuk sel dan Plastida
4.5 Bentuk Amilum dan kristal Oksalat
4.6 Stomata, Trikoma dan Jaringan Pengangkut
4.7 Fotosintesis
4.8 Tes Iodine
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Daun
5.1.2 Akar dan Batang
5.1.3 Bunga dan Buah
5.1.4 Bentuk sel dan Plastida
5.1.5 Bentuk Amilum dan kristal Oksalat
5.1.6 Stomata, Trikoma dan Jaringan Pengangkut
5.1.7 Fotosintesis
5.1.8 Tes Iodine
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Botani merupakan ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan dan peran
tumbuhan bagi kehidupan. Botani berhubungan dengan studi tumbuhan,
termasuk struktur, sifat dan proses biokimia. Botani juga mempelajari
klasifikasi tumbuhan dan studi penyakit tumbuhan dan interaksi dengan
lingkungan. Prinsip-prinsip dan temuan botani telah memberikan dasar untuk
beberapa ilmu seperti ilmu terapan yaitu pertanian, hortikultura dan
kehutanan. Tidak hanya tumbuh-tumbuhan, jamur dan alga dengan mikologi
dan fikologi juga termasuk kedalam cabang ilmu biologi.
Mempelajari Botani erat kaitannya dengan taksonomi. Menurut
Simpson (2006) taksonomi adalah bagian utama sistematika yang mencakup
empat komponen yaitu Deskripsi, Identifikasi, Nomenklatur, dan Klasifikasi.
Identifikasi suatu tumbuhan adalah proses mencocokkan suatu spesimen
tumbuhan yang belum dikenal dengan takson yang sudah dikenal dengan
melihat deskripsi morfologi akar, batang, daun, (bunga, buah, dan biji jika
ada) (Singh, 2010). Takson tanaman dapat diidentifikasi dalam beberapa cara
salah satunya dengan menggunakan buku lapangan yang berisi kunci
determinasi. Kebanyakan buku lapangan berisi kunci determinasi yang banyak
menyebutkan karakteristik dari bunga untuk mengidentifikasi tumbuhan
hingga tingkat jenis, sedangkan tumbuhan tidak setiap waktu berbunga.
Sehingga, dapat membingungkan mahasiswa biologi dalam mengidentifikasi
tumbuhan hingga tingkat jenis.
Sistem klasifikasi tumbuhan berdasarkan ukuran dan karakter
kandungan kayu dapat dipilih menjadi langkah untuk menentukan habitus
suatu tumbuhan. Habitus tumbuhan tersebut meliputi herba, semak, perdu, dan
pohon (Widodo, 2011). Habitus tumbuhan yang sering ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari adalah habitus herba dan perdu, contohnya adalah
tanaman hias dan tumbuhan liar. Hal ini sesuai dengan data collecting dari 30
mahasiswa Rumpun Biologi (Lampiran 3.), sebanyak 19 mahasiswa (63,34%)
mengatakan habitus tumbuhan yang sering ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari adalah berhabitus herba dan 6 mahasiswa (20%) mengatakan
habitus tumbuhan yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah
perdu
Tumbuhan adalah makhluk hidup yang dapat memproduksi makanan
sendiri. Semua jenis tumbuhan mulai dari yang berukuran kecil sampai dengan
pohon yang sangat besar mempunyai morfologi yang berbeda antara satu
tumbuhan dengan tumbuhan yang lain. Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang
mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik bentuk maupun fungsinya.
Morfologi tumbuhan terdiri dari organ dasar dan organ sekunder. Organ dasar
pada tumbuhan adalah akar, batang dan daun, sedangkan organ sekunder
adalah bunga, buah dan biji. Setiap tumbuhan akan mempunyai morfologi
yang berbeda baikorgan dasar maupun organ sekundernya.
Tumbuhan bukanlah hal yang asing lagi bagi kita semua, kita hidup
sangat membutuhkan tumbuh-tumbuhan, baik yang untuk dikonsumsi atau
sebagai penyeimbang bumi, karena tanpa tumbuh-tumbuhan bumi ini akan
sangat panas. Salah satu bagian dari tumbuhan adalah daun, dimana daun
mampu berfotosintesis dan akan menghasilkan makanan sendiri bagi
tumbuhan tersebut. Oleh karena itu sinar matahari sangat diperlukan dalam
membantu proses fotosintesis. Selain itu diperlukan juga adanya klorofil,
karbondioksida dan juga air (Iserep, 1993).
Daun merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup
tumbuhan, sebab disitu terjadi proses fotosintesis yang akan menghasilkan
makanan bagi tumbuhan. Hasil fotosintesis akan didistribusikan ke seluruh
organ-organ untuk pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak seperti organ
lain dari tumbuhan karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis
diperlukan sinar dan klorofil serta CO2 dan H2O sebagai bahan baku, dengan
demikian posisi daun mempengaruhi strukturnya. Selain itu pengaruh
lingkungan yang lain seperti ketersediaan air, adanya kadar garam yang
tinggi dalam air disekitar tumbuhan juga berpengaruh terhadap struktur luar
dan dalam dari daun (Savitri, 2008). Tumbuhan yang tumbuh di dua macam
habitat (lingkungan) yang berbeda sering menunjukkan struktur yang berbeda
pula. Para ahli menganggap bahwa dalam evolusinya, struktur yang berbeda
merupakan adaptasi terhadap lingkungan. Namun, tumbuhan dengan struktur
berbeda-beda, namun tampak menghuni habitat yang sama mungkin
memiliki cara berbeda dalam menanggulangi kondisi yang mungkin tak
menguntungkan dari lingkungannya itu. Dalam habitat yang kekurangan air,
ada tumbuhan yang membentuk sifat khusus untuk melindunginya terhadap
hilangnya air, yang lain membentuk alat di bawah tanah untuk memperoleh
air, atau memiliki akar yang mampu tumbuh amat dalam ke tanah untuk
menyimpan air dan yang lain lagi mengatur daur hidupnya sehingga hanya
tumbuh pada kurun masa selama air tersedia. Akibat cara yang berbeda-beda
dalam menanggulangi kekurangan air itu tumbuhan dapat mencapai taraf
adaptasi yang sama dengan kombinasi sifat yang berbeda-beda (Rosanti,
2011).
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perbedaan
morfologi dari berbagai jenis tanaman pangan, perkebunan, hias, bunga buah,
sayur dan obat. Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah
praktikan dapat mengetahui bentuk-bentuk morfologi dari berbagai jenis
tanaman dan mengetahui perbedaannya
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Daun
a) Apa perbedaan daun lengkap dan daun tidak lengkap
b) Apa ciri morfologi setiap sampel daun
c) Apa perbedaan daun pada dikotil dan monokotil
1.2.2 Akar dan Batang
a) Apa perbedaan akar serabut dan akar tunggang
b) Apa tipe batang pada lengkuas
c) Apa perbedaan batang dan akar
d) Apa alat tambahan pada batang
1.2.3 Bunga dan Buah
a) Berapa jumlah kelopak, mahkota dan benangsari setiap sampe
b) Bagaimana tipe simetri bunga
c) Apa perbedaan dasar bunga dan bakal buah
d) Apa rumus bunga
e) Apa perbedaan buah sejati dan semu
f) Apa saja bagian-bagian buah
1.2.4 Bentuk Sel dan Plastida
a) Apa perbedaan dinding sel dan gelembung udara
b) Apakah mampu menentukan bentuk sel (oval, lingkaran, bersegi
banyak)
c) Apa perbedaan plastida pada berbagai sampel
1.2.5 Bentuk Amilum dan kristal Oksalat
a) Apa perbedaan amilum konsentris dan eksentris
b) poliadelphApakah mampu menentukan amilum monoadelph, diadelph,
dan
c) Apa perbedaan bentuk kristal kalsium oksalat
1.2.6 Stomata, Trikoma, dan Jaringan Pengangkut
a) Apa perbedaan tipe stomata ginjal dan halter.
b) Aapakah mampu menentukan celah stomata, sel penutup (sel penjaga),
dan sel tetangga
c) Bagaimana gambaran berbagai macam trikoma
d) Apakah mampu menentukan letak jaringan pengangkut
e) Apa perbedaan jenis jaringan pengangkut.

1.2.7 Fotosintesis
a) Bagaimana sifat kelarutan pigmen
b) Apa saja komposisi pigmen tumbuhan
1.2.8 Tes Iodine
a) Apa perbedaan bahan sampel yang mengandung amilum
b) Bagaimana pengaruh matahari selama proses fotosintesis
c) Bagaimana hasil fotosintesis berupa amilum
d) Apa peran stomata dalam proses fotosintesis
1.3 Tujuan
1.3.1 Daun
a) Mampu membedakan daun lengkap dan daun tidak lengkap
b) Mampu menyebutkan ciri morfologi setiap sampel daun
c) Mampu menjelaskan perbedaan daun pada dikotil dan monokotil
1.3.2 Akar dan Batang
a) Membedakan akar serabut dan akar tunggang
b) Menentukan tipe batang pada lengkuas
c) Membedakan batang dan akar
d) Menentukan alat tambahan pada batang
1.3.3 Bunga dan Buah
a) Menghitung jumlah kelopak, mahkota dan benangsari setiap sampel
b) Menentukan tipe simetri bunga
c) Membedakan dasar bunga dan bakal buah
d) Menentukan rumus bunga
e) Membedakan buah sejati dan semu
f) Mampu mempertelakan bagian-bagian buah
1.3.4 Bentuk Sel dan Plastida\
a) Membedakan dinding sel dan gelembung udara
b) Menentukan bentuk sel (oval, lingkaran, bersegi banyak)
c) Membedakan plastida pada berbagai sampel
1.3.5 Bentuk Amilum dan kristal Oksalat
a) Membedakan amilum konsentris dan eksentris
b) Menentukan amilum monoadelph, diadelph, dan poliadelph
c) Membedakan bentuk kristal kalsium oksalat
1.3.6 Stomata, Trikoma, dan Jaringan Pengangkut
a) Membedakan tipe stomata ginjal dan halter.
b) Mampu menentukan celah stomata, sel penutup (sel penjaga), dan sel
tetangga
c) Menggambar berbagai macam trikoma
d) Mampu menentukan letak jaringan pengangkut
e) Mampu membedakan jenis jaringan pengangkut.
1.3.7 Fotosintesis
a) Mampu menjelaskan sifat kelarutan pigmen
b) Mampu menyebutkan komposisi pigmen tumbuhan
1.3.8 Tes Iodine
a) Mampu membedakan bahan sampel yang mengandung amilum
b) Mampu menjelaskan pengaruh matahari selama proses fotosintesis
c) Mampu mengetahui hasil fotosintesis berupa amilum
d) Mengetahui peran stomata dalam proses fotosintesis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Farmasi

Botani merupakan ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan dan peran


tumbuhan bagi kehidupan. Botani berhubungan dengan studi tumbuhan,
termasuk struktur, sifat dan proses biokimia. Botani juga mempelajari
klasifikasi tumbuhan dan studi penyakit tumbuhan dan interaksi dengan
lingkungan. Prinsip-prinsip dan temuan botani telah memberikan dasar untuk
beberapa ilmu seperti ilmu terapan yaitu pertanian, hortikultura dan
kehutanan. Tidak hanya tumbuh-tumbuhan, jamur dan alga dengan mikologi
dan fikologi juga masuk kedalam cabang ilmu biologi.
Tumbuhan adalah makhluk hidup yang dapat memproduksi makanan
sendiri. Semua jenis tumbuhan mulai dari yang berukuran kecil sampai
dengan pohon yang sangat besar mempunyai morfologi yang berbeda antara
satu tumbuhan dengan tumbuhan yang lain. Morfologi tumbuhan adalah ilmu
yang mengkaji berbagai organ tumbuhan, baik bentuk maupun fungsinya.
Morfologi tumbuhan terdiri dari organ dasar dan organ sekunder. Organ dasar
pada tumbuhan adalah akar, batang dan daun, sedangkan organ sekunder
adalah bunga, buah dan biji. Setiap tumbuhan akan mempunyai morfologi
yang berbeda baik organ dasar maupun organ sekundernya

2.2. Daun
Daun adalah organ yang sangat penting bagi tumbuhan karena
merupakan apparatus yang berperan dalam berbagai proses fisiologi dan
biokimia bagi kelangsungan hidup tumbuhan. Struktur daun dikelompokkan
menjadi struktur luar dan struktur dalam. Struktur luar (morfologi) daun dapat
dikelompokkan berdasarkan bentuk, helaian daun, bentuk ujung daun, tepi
daun dan susunan tulang daun. Struktur anatomi daun tersusun atas tiga
sistem jaringan, yakni jaringan dermal (epidermis), jaringan dasar
(parenkima) dan jaringan pembuluh (vaskular) (Moekti, 2009).
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh
tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan
fotosintesis paling banyak berlangsung didaun.Fungsi daun antara lain
sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, menyerap Co2 dari udara,
sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, serta untuk
respirasi.Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus),
dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun
tumbuhan skulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi
organ penyimpanan air (Purnomo, 2010).

2.3 Akar dan batang


Akar tmbuhan sering mengalami modifikasi dengan bentuk yang
beragam napas, akar naik keatas tanah, khususnya ke atas air seperti pada
tanaman genera mangrove (Avicennia soneratia), akar gantung adalah akar
yang sepenuhnya berada diatas tanah. Akar gantung terdapat pada tumbuhan
epifit anggrek dan beringin. Akar banir adalah akar yang banyak terdapat
pada tumbuhan jenis tropis. Sedangkan akar penghisap banyak terdapat pada
tumbuhan parasit seperti benalu (Muhlisah, 2007).
Akar tmbuhan sering mengalami modifikasi dengan bentuk yang
beragam napas, akar naik keatas tanah, khususnya ke atas air seperti pada
tanaman genera mangrove (Avicennia soneratia), akar gantung adalah akar
yang sepenuhnya berada diatas tanah. Akar gantung terdapat pada tumbuhan
epifit anggrek dan beringin. Akar banir adalah akar yang banyak terdapat
pada tumbuhan jenis tropis. Sedangkan akar penghisap banyak terdapat pada
tumbuhan parasit seperti benalu (Rochmatul, 2006).
Batang merupakan salah satu bagian dari tumbuan yang amat penting.
Batang berfungsi sebagai penerus penyaluran air dan unsur hara dari akar
kedaun atau bagian tubuh tumbuhan yang membutuhkan. Umumnya
berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bantuk
lain, akan tetapi selalu bersifat aktonomof. Terdiri atas ruang-ruang yang
masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku itulah terdapat
daun. Biasanya tumbuh keatas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop
atau heliotrop).Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering
dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang lebih
terbatas..Mengandung percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak
digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umumnya pendek,
misalnya rumput dan waktu batang masih muda (Rukmana, 2008).
Modifikasi batang merupakan salah satu jalan tubuh tumbuhan dalam
dalam melakukan adaptasi, artinya adaptasi dapat dilakukan tumbuhan
dengan melakukan modifikasi bagian fisik tubuh tumbuhan, termaksud
batang (Eka, 2011).

2.4 Bunga dan buah


Bunga adalah struktur pembiakan pada tumbuhan berbunga, yaitu
tumbuhan-tumbuhan dalam divisi Magnoliophyta. Bunga mengandung organ-
organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui
pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji
merupakan generasi berikutnya, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk
penyebaran individu-individu spesies secara luas (Lakitan, 2010).
Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari
semua bagian yang dipotong melintang jadi pada diagram itu digambarkan
penampang - penampang melintang daun, daun kelopak, tajuk bunga, benang
sari, dan putik, juga bagian lain yang masih ada selain keempat bagian utama
tesebut (Sulasmi, 2009 ).
Berdasarkan jumlah bunga, tumbuhan dapat dibedakan menjadi
tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora) dan tumbuhan berbunga banyak
(planta multiflora). Berdasarkan letaknya, bunga dibedakan menjadi bunga
terminal bila letaknya di ujung cabang atau ujung batang dan bunga aksiler
apabila bunga terletak di ketiak daun (Allard, 2011).
Buah (Fructus) adalah organ pada tumbuhan berbunga yang
merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya
membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas
kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan
(Campbell, 2003).
Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah
ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera
setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal
buah segera menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut
hanya bakal buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur
pula seperti halnya dengan bagian-bagian yang lain (Rosanti, 2011).
Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur, melainkan
ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat
buah itu sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian buah yang penting,
misalnya: (Syaiful, 2011).
Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau paling banyak
padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu,
umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang
telanjang (fructus nudus).Buah ini juga dinamakan buah sejati atau buah
sungguh (Syaiful, 2011).

2.5 Bentuk sel dan pastida


Sel merupakan kesatuan struktur dan fungsional fisiologis yang
terkecil dari organisme hidup. Sel tumbuhan pada dasarnya terdiri dari
protoplas yang dikelilingi oleh sel. Dinding sel biasanya dianggap sebagai
bagian yang mati. Sedangkan protoplas adalah bagian hidup dari suatu sel.
Karena itu, protoplas tidak terdapat pada tumbuhan yang telah mati. Protoplas
tersusun oleh bahan hidup dalam bentuk sederhana yang disebut protoplasma.
Istilah protoplasma, dimaksudkan sebgai zat dalam sel yang merupakan
koloid berstruktur kompleks, sedangkan protoplasma diartikan sebagai
keseluruhan isi sel. Jadi, dapat dikatakan protoplasma terdiri atas Sitoplasma
dimana terdapat pula Plastida dan Mitokondria beserta Nukleus. Sitoplasma
merupakan cairan yang lebih pekat dari air dan bening (translucent). Susunan
kimia maupun fisiknya sangat kompleks. Zat-zat pembentuknya yang paling
penting adalah Protein, Lipida dan Karbohidrat, sedangkan senyawa-senyawa
terutama terdapat dalam sel tumbuhan tinggi adalah Fosfat, Klorida, Sulfat,
Kalsium, Magnesium, Kalium, dan Natrium. Dinding sel tumbuhan pada
umumnya tersusun dengan zat-zat organik dan zat anorganik. Jarang sekali
dinding sel hanya terdiri dari satu zat penyusun, tetapi mengandung beberapa
zat, walaupun demikian pada umumnya dinding sel tersusun secara dominan
oleh selulosa. Plastida, organel yang hanya terdapat pada tumbuhan. Bentuk,
ukuran dan pigmentasinya bermacam-macam. Ada tiga macam plastida yaitu
kloroplas, leukoplas, dan kromoplas (Mulyani, Sri., 2008)
2.6 Amilum dan kristal kalsium oksalat
Amilum mempunyai rumus empiris (C6H10O5). Merupa karbohidrat
atau polisakarida yang berbentuk tepung disebut amiloplas.Dapat dibedakan
menjadi Leukoamiloplas yang berwarna putih dan menghasilkan tepung
cadangan makanan. Kloroamiloplas berwarna hijau dan menghasilkan tepung
asimilasi. Titik permulaan terbentuk amilum disebut hilus (hilum),
berdasarkan letaknya hilus, butir amilum dibedakan menjadi amilum
konsentris bila hilus berada ditengah-tengah, dan amilum eksentris bila
berada ditepi hilusnya. Menurut banyaknya hilus dalam amilum, amilum
dapat dibedakan menjadi, Amilum tunggal, apabila sebutir amilum terdapat
satu hilus. Amilum setengah majemuk, apabila terdapat dua hilus dan masing-
masing dikelilingi lamela, sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi
seluruhnya. Amilum majemuk, apabila terdapat banyak hilus dan masing-
masing dikelilingi lamela, sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi
seluruhnya. Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus
adanya lamela-lamela disebabkan pada waktu pembentukkan amilum, tiap
lapisan mempunyai kadar air yang berbeda, sehingga mempengeruhi indeks
bias. Lamela-lamela akan hilang apabila ditetsi alkohol, karena air akan
terserap alkohol. Di bagian amilum nampak seperti retak, dapat terjadi pada
tepung tapioca. Atau di tengah amilum nampak seperti terkerat, dapat
ditemukan butir amilum pada biji yang sedang berkecambah, disebut korosi,

misalnya pada biji kacang merah yang sedang berkecambah.

2.7 Stomata, trikoma dan jaringan pengangkut


Stoma terdiri dari satu porus atau celah dan dua sel penutup yang
mengapitnya. Stoma berperan penting dalam proses respirasi dan transpirasi
tumbuhan. Sel penutup adalah epidermis yang mengalami perubahan bentuk
dan fungsi. Sel penutup ini berperan dalam mengatur besar-kecilnya porus.
pasangan sel penutup satu sama lain simetris dan keduanya mengandung
kloroplas. Sel penutup ada yang berbentuk halter atau seperti tulang paha,
misalnya pada Graminae dan Cyperaceae tetapi umumnya berbentuk ginjal.
Sel epidermis yang berdampingan atau mengelilingi sel penutup dinamakan
sel tetangga. Sel tersebut terdiri dari dua sel atau lebih (Rustaman, dkk.
2017). Stoma umumnya ditemukan pada bagian tumbuhan di atas tanah,
terutama di daun, batang, dan kadang-kadang pada rizoma. Stoma juga
ditemukan pada perhiasan bunga, bakal buah atau biji, tetapi tidak berfungsi.
Stoma dapat dijumpai dikedua permukaan atau hanya dipermukaan bawah.
Tumbuhan daun yang daunnya terapung, stomanya hanya terdapat di
permukaan atas yang menghadap udara. Daun yang bertulang menjala
stomanya tersebar, sedangkan daun yang tulangnya sejajar stomanya tersusun
berderet.
Trikoma (jamak: trikomata) adalah tonjolan epidermis yang terdiri
dari satu atau lebih sel yang terdapat pada organ tumbuhan selain akar. Sel-sel
trikoma dapat mengadakan penebalan sekunder. Trikoma dapat digolongkan
atas trikoma glandular (rambut berkelenjar) dan trikoma non glalndular
(bukan rambut kelenjar). Trikoma glandular memiliki sel kelenjar yang dapat
mengeluarkan zat seperi garam, gula, dan terpen. Trikoma non glandular
tidak memiliki sel kelenjar, bentuknya dapat berupa rambut tunggal, rambut
bercabang, rambut bintang, dan rambut sisik. Trikoma dan stoma terbentuk
dari protoderm. Keduanya merupakan epidermis (Rustaman, dkk. 2017).
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas xilem dan floem.
xilem merpakan jaringan campuran yang terssun atas beberapa tipe sel
diantaranya ialah pembuluh xilem dan trakeid xilem. Pembuluh xylem
berdinding tebal dan memiliki pola berkas berkas spiral. Bila sudah
berkembang semuanya pembuluh xylem akan melart dan protoplasmanya
mati. Sedangkan trakeid xylemtidak memiliki berkas spiral dan ujung
ujungnya meruncing. Ujung ujungnya ini berfungsi sebagai pentup dan saling
berhubungan dengan noktah noktah. Fungsi jaringan xylem adalah untuk
mengalirkan air dan mineral dari akar ke daun (Kimball, 2003)

2.8 Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan
yang mempunyai klorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi matahari
(dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energI kimia (ATP dan
NADPH). Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari
air dan karbondioksida. Jadi, seluruh molekul organik lainnya dari energy dan
adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau
bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis.

2.9 Tes Iodium

Tumbuhan hijau dapat membuat makanan sendiri.Oleh karena itu,


tumbuhan hijau merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup lainnya
termasuk manusia. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang
mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi
cahaya matahari (Kimball, 2002). Secara sederhana, keseluruhan proses
kimia dalam fotosintesis adalah sebagai berikut:

6CO2 + 12H2O + Energi Cahaya C6H12O6 +6O2 +6H2O

Dalam fotosintesis, dengan bantuan sinar matahari, karbon dioksida dan


air diubah menjadi gula/amilum dan berlangsung di stroma. Di dalam
organel tersebut, sekelompok pigmen pengabsorpsi energi cahaya matahari
menggunakan energi tersebut dalam sintesis glukosa dari karbon dioksida dan
air.Sebagai hasil samping dari fotosintesis, dilepaskan oksigen.

Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan


amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang
sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus,
dimasukkan ke dalam alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan
bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah
menandakan adanya amilum.
2.10 Taksonomi tumbuhan

kapuk kapas
Kingdom : Plantae Kingdom : plantae
Divisi : Magnoliophyta Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae Famili : Malvaceae
Genus : Ceiba Genus : Gossypium
spesies : Ceiba pentandra (L.) spesies : Gossypium sp
Gaertn

Bawang merah wortel


Kingdom : Plantae Kingdom : plantae
Divisi : Magnoliophyta Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Liliales Ordo : Apiales
Famili : Liliaceae Famili : Apiaceae
Genus : allium Genus : Daucus
spesies : Allium cepa spesies : Daucus carota L.

Rhoeo discolor jeruk


Kingdom : Plantae Kingdom : plantae
Divisi : Magnoliophyta Divisi : Sprmatophyta
Kelas : Liliopsida Kelas : Dicotyledonea
Ordo : Commelinales Ordo : Sapindales
Famili : Commelinacea Famili : Rutaceae
Genus : Rhoeo Genus : Citrus
spesies : Rhoeo discolor spesies : Citrus sp.
Sirih hijau temulawak
Kingdom : Plantae Kingdom : plantae
Divisi : Magnoliophyta Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida Kelas : Monokotyledonea
Ordo : Piperales Ordo : Zingebirales
Famili : Piperaceae Famili : zingiberaceae
Genus : Piper Genus : Curcuma
spesies : Piper betle L. spesies : Curcuma zanthoriza.

Ganggang hijau Lumut batu


Kingdom : Protista Kingdom : plantae
Divisi : Clorophyta Divisi : Bryophyta
Kelas : Clotophyceae Kelas : Bryophyceae
Ordo : zygnematales Ordo : Andreales
Famili : Zygnemataceae Famili : Andreaceae
Genus : Spyrogyra Genus : Musci
spesies : Spyrogyra sp. spesies : Musci sp

Paprika Beras
Kingdom : Plantae Kingdom : Plantae
Divisi : Traceophyta Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida Kelas : Liliopsida
Ordo : Solanales Ordo : Ciperales
Famili : Solanaceae Famili : Poaceae
Genus : Capsicum L Genus : Oryza L
spesies : Capsicum annum L spesies : Oryza sativa

jagung Kacang tanah


Kingdom : Plantae Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Monokotiledonea Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Paoles Ordo : Fabales
Famili : Poaceae Famili : fabaleceae
Genus : Zea Genus : Arachis
spesies : Zea mays spesies : Arachis hypogeae L

bayam pisang
Kingdom : Plantae Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliphyta Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida Kelas : Liliopsida
Ordo : Chariophillales Ordo : Zingiberales
Famili : Amaranthaceae Famili : Musaceae
Genus : Amaranthus Genus : Musa
spesies : Amaranthus spesies : Musa paradisiaca
hibridus

Pepaya Lidah buaya


Kingdom : Plantae Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Monokotiledonea Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Liliflorae Ordo : Magnoliopsida
Famili : Liliaceae Famili : Violales
Genus : Aloe Genus : Carica
spesies : Aloe vera spesies : Carica papaya

Mangga Pteris sp
Kingdom : Plantae Kingdom : plantae
Divisi : Spermatophyta Divisi : Traceophyta
Kelas : Sapindales Kelas : Polipodiopsida
Ordo : Sapindales Ordo : Polipidiceae
Famili : Anacardiaceae Famili : Pteridaceae
Genus : Mangilena Genus : Pteris
spesies : M. indica spesies : Pteris sp.
BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 Daun
1. Klasifikasi Sampel

Tingkat Sirih Daun tebu Gandarusa Daun kunyit Pacar cina


Taksom hijau (Saccaharu (Justica (Curcuma (Aglaia
(Piper m offic) gendarussa domestica) odorata)
betle )
L.)

Kingdom Plantae Plantae Plantae Plantae Plantae

Super Angios Angiosperm Spermatop Angiosperm Angiosper


divisio permae ae hyta ae mae

Divisio Sperma Spermatoph magnoliops Spermatoph Spermatop


tophyta yta ida yta hyta

Kelas

a). Umum

b). Dicotile Monokotiled Magnoliop Monokotiled Dicotiledo


Dikotil donae onae sida onae nae
/monokotil

Subkelas Piperal Asteridae


es

Ordo Piperal Graminales Scrophular Zingiberales Rutales


es iales

Famili Piperac Graminae Asanthacea Zingiberace Meliaceae


eae e ae

Genus Piper Saccaharum Justica Curcuma Aglaia

Spesies Piper Saccaharum Justica Curcuma Aglaia


betle L. offic gendarussa domestica odorata

2. Kelengkapan Tulang dan Daun

Karakter Sirih hijau Daun tebu Gandarusa Daun Pacar


(Piper betle (Saccaharu (Justica kunyit cina
L.) m offic) gendarussa (Curcuma (Aglaia
) domestica) odorata)

Bagian
daun
Memanjang Memeluk Agak lunak
a). Pelepah batang

3-15 cm Pendek Ujung Panjang


b). Tangkai Seperti daun runcing
Bulat telur jagung Bulat
c). Helaian 31-83 cm telur

Daun Daun lengkap Tidak lengkap Tidak lengkap Daun lengkap


Lengkap /
tidak lengkap

Tulang Daun

a). Sejajar Sejajar


b). Menjari Menjari

c). Menyirip Menyirip Menyirip Menyirip Menyirip

3. Sebutkan sampel yang termasuk monokotil? Ciri morfologi apa yang


melandasi jawaban saudara?
Jawab : Sampel yang termasuk monokotil yaitu daun tebu dan daun
kunyit. Morfologinya : daunnya berbentuk halus dan bertulang sejajar,
menyirip batang tidak bercabang dan beruas-ruas.

4. Hasil pengamatan

Karakter Sirih Daun Gandar Daun Pacar


hijau tebu usa kunyit cina
(Piper (Saccah (Justic (Curcu (Aglaia
betle arum a ma odorat
L.) offic) gendar domest a)
ussa) ica)

Ujung Runcin Runcing Runcin Runcin Runcin


g g g g

Pangkal Berben Rata Runcin Bertan


tuk g gkai
jantung pendek

Bertoreh/
Tidak

Tepi Rata Rata Rata Rata Rata


Ukuran

a) Panjang 10-30 cm 20-40 cm 5-20 cm 13 cm

1-2 cm 6 cm 8-12,5 cm
b) Lebar
c)Perbandin
gan
Bulat telur Busur Lanset Lanset Lanset
d)Bentuk
daun

Bagian Tengah Tengah Atas


terlebar
bawah/teng
ah/atas

Berdaging/tidak Perkamen Berdaging Berdaging Berdaging Berdaging

Permukaan Agak Kasap Agak Licin


licin/kasap/ kasar kasar
berbulu

Tangkai Pendek Pendek


(Ada/-)

Bentuknya

Kedudukan

a) Berhadapan ü ü
b) Berseling
ü ü ü
c) Roset

Alat
tambahan
Spitula/
Ligula

Gambar
daun

3.2 Akar Dan Batang


1. Apakah beda bentuk akar pada padi, bayam dan mawar!
Jawab:
Bentuk akar padi yaitu serabut, bentuk akar pada bayam yaitu akar
tunggang sedangkan bentuk akar pada mawar yaitu akar serabut
2. Gambar ketiga akar tersebut sebagai berikut!

Akar Padi Akar Bayam Akar Mawar

3. Manakah yang merupakan akar serabut? Mana yang akar tunggang?


Jawab:
Yang merupakan akar serabut yaitu akar padi dan akar mawar, sedangkan
akar tunggang contohnya pada akar bayam
4. Membelah lengkuas dan bawang merah. Hasil pengamatan tertera
pada tabel ini.

No. Lengkuas Bawang Merah

1 Gambar irisan Gambar irisan

2. Bagian-bagian Bagian-bagian
a) Sisik a) sisik-sisik, kuncup
b) Kuncup
b) subang/ cakram
c) Subang / cakram
c) akar serabut

3 Termasuk akar ataukah batang? Termasuk akar ataukah


batang?
Jawab:
Jawab :
Batang
Termasuk batang semu yang
berada di dalam tanah
berubah bentuk dan fungsi
menjadi umbi lapis

5. Apa yang membedakan akar dengan batang?


Jawab:
Akar menancap dalam tanah sedangkan sedangkan batang tumbuh
menjulang keatas, akar berfungsi sebagai penyerap zat hara sedangkan
batang sebagai alat pengangkut

6. Pada lengkuas termasuk akar ataukah batang? Sebutkan cirinya!


Jawab:
Pada lengkuas termasuk batang yang bermodifikasi menjadi rimpang
(Rhizoma). Rimpang biasanya di miliki oleh tumbuh-tumbuhan dari kelas
dicotyledoneo. Rimpang sesungguhnya adalah batang sejati yang merambat
di dalam tanah, karena merupakan modifikasi dari batang sifat-sifat batang
juga nampak pada rimpan, seperti bentuk bulat, mendukung daun-daun,
dan tumbuh menjauhi pusat bumi. Pada batang sejati, ruas-ruasnya batang
yang merupakan jarak antara dua buku. Batang merupakan tempat
duduknya daun. Sifat tersebut juga ditunjukkan pada rimpang. Ruas-ruas
batang terlihat, sedangkan daun termodifikasi menjadi sisik yang melekat
pada setiap ruas ( Rosanti, 2013)

7. Mengapa terbentuk jaringan berlapis-lapis pada bawang merah?


Jawab:
Karena bawang merah merupakan umbi lapis, jika ditinjau dari asalnya
merupakan hasil metamorfosis batang beserta daunnyayang disebut umbi
lapis karena memperlihatkan susunan berlapis-lapis, yang terdiri atas daun-
daun yang telah menjadi tebal, lunak, dan berdaging. Yang dimana bagian
umbi yang menyimpan zat-zat makanan cadangan.

8. Pada bawang merah mengandung apa sehingga mudah menyebabkan


mata berair ketika dipotong-potong?
Jawab:
Ketika umbi bawang merah diiris akan keluar gas tripropanal sulfuksida.
Gas ini menyebabkan keluarnya air mata (lakri motor) bersama dengan
keluarnya tripropanal sulfoksida akan muncul juga bau menyengat aroma
khas bawang merah, dan senyawa propil disulfida dan propil metilsulfida.
(Samadi dan cahyono, 2005)

9. Sebutkan klasifikasi tanaman lengkuas dan bawang merah!


Jawab:
- Klasifikasi Tanaman Lengkuas
Kingdom : plantae
Subkingdom : tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Superdivisi : Magnoliophyta
Kelas : liliopsida
subkelas : commelinidae
Ordo :Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia Galanga L

- Klasifikasi tanaman bawang merah


Kingdom : plantae
Subkingdom : tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Superdivisi : Magnoliophyta
Kelas : liliopsida
subkelas : lilidae
Ordo : liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium Acalonicum L.
10. Bagian manakah yang disebut batang pada tanaman bawang merah!
Jawab:
memliki batang sejati atau disebut “diskus” yang berbentuk seperti cakram
tipis dan pendek sebagai tempat meekatnya akar dan mata tunas (titik
tumbuh) diatas diskus terdapat batang semu yang tersususn dari pelepah-
pelepah daun dan batang semu yang berada didalam tanah berubah bentuk
dan fungsi menjadi umbi lapis.

11. Hasil pengamatan padi, lengkuas, bayam, lidah mertua (Sansievera sp.)
dan mawar tertera pada tabel sebagai berikut.

No. Karakter Spesies 1 Spesies 2 Spesies 3 Spesies 5


Spesies 4
Padi Lengkua Bayam Mawar
s Lidah
mertua
1 Sistem akar Serabut Serabut Tunggan Serabut
g Serabut

2 Bentuk akar Benang Benang Benang Silinder


Silinder/ benang Benang
/ besar
3 Arah tumbuh Kearah Menjahui Menyebar Tegak
akar bawah Menyebat lurus
Pusat
bumi
Macam akar Tunjang Tunjang Tunjang Tunjang
4 Tunjang
Pembelit/banir
tunjang/ dll

5 Bentuk batang Bulat Batang Bulat Batang Bulat


semu semu
Bulat/ pipih/
Bersegi
6 Jenis batang Calamus Basah/ basah Basah Kayu
Kayu/ basah/ semu
calamus
7 Arah tumbuh Tegak Tegak Tegak Tegak Tegak
lurus lurus lurus lurus lurus

8 Alat tambahan Rambut Tidak Duri Tidak Duri


ada ada
Duri/ rambut/
Sisik

9 Modifikasi Geragih Rimpan Geragih Rimpan Kladodia


g g
Umbi/ geragih/
Rimpang/
filodia
/ kladodia

3.3 Akar dan Batang

1. Tanaman paitan, Bougenville sp. dan Ipomoea sp.


berumah satu ataukah berumah dua?

Jawab : Berumah satu

2. Pada sampel bunga, tentukan masing – masing jenis


simetrinya ! Jawab :

- Bunga paitan (zigomorf)

- Bunga Bougenville sp (aktinomorf)

- Bunga Ipomoea sp (zigomorf)

- Bunga mawar (zigomorf)

3. Hasil studi literatur tertera klasifikasi setiap sampel pada tabel berikut
Kingdom Plantae Plantae Plantae Plantae Plantae

Super Spermatophy Spermat Spermatoph Spermatop Spermatop


divisi ta ophyta yta hyta hyta

Divisio Magnolioph Magnoli Magnolioph Magnoliop Magnoliop


yta ophyta yta hyta hyta

Class Magnoliopsi Magnoli Magnoliopsi Magnoliop Magnoliop


da opsida da sida sida
a) Umum

b)
Dikotil /
Monok Dikotil Dikotil Dikotil Dikotil Dikotil
otil

Sub Rosidae Asteridae Caryophyllid Asteridae Asteridae


Class ae

Ordo Rosales Solanales Caryophyala Asterales Scrophulari


les ales

Familia Rosaceae Convolv Nyctaginace Asteraceae Bignoniace


ulaceae ae ae

Rosa Ipomoea Bougainville Jacaranda


Genus a Tithonia

Tithonia Jacaranda
Baugainville diversifolia mimosifoli
Ipomoea Ananas a glabra ( Hemsl a
batatas L. comosu gray)
choisy
s
Spesies

4. Hasil pengamatan morfologi bunga tertera pada tabel sebagai berikut.


Spesies 3
Spesies 1 Spesies 2 Bunga Spesies 4
Karakter Ipomoea sp Paitan
Mawar Bougenville sp

Simetri Zigomorf Akinorf Zigomorf Zigomorf


Bunga

Bractea - Bractea - -

Kelopak
a. a. Tidak a. a.
a. berlekatan
Berlekatan Tidak Berlekatan Berlekatan
/ tdk berlekatan b. b. 5 b. 5

b. Jumlah b. 5

5. Pada setiap sampel buah, Bagian buah yang kita makan itu bagian
apa ? Jawab : Daging buah

6. Gambarlah setiap sampel buah Ketika utuh dan dibelah (dipotong


melintang)

Karakter Spesies 1 Speises Spesies Spesies

Mengkudu Nanas Semangka Pepaya


Gambar buat
utuh

Gambar
potongan
melintang

7. Pada setiap sampel buah, apakah masih ada bagian –


bagian bunga yang melekat pada buah tersebut ?
Jawab : Ada, contohnya pada buah nanas

8. Hasil pengamatan buah tertera pada tabel sebagai berikut

Spesies 2
Karakter Spesies 1 Spesies 3 Spesies 4
Nanas
Mengkudu Semangka Pepaya

Bentuk buah Bulat Lonjong Bulat Lonjong


/Lonjong Sempurna

Ukuran buah Panjang Panjang 25-28 15-45


10cm 20 cm cm cm

Tangkai buah

a. Bentuk a.Bentuk:V a. Kaku a. – a.Bergerombo


b.Tipe buah b. Sendiri b. Sendiri
bergerombol b. Sendiri l
/sendiri

Buah Ya, sejati Ya, sejati Ya, Ya,


sejati sejati

a. Ada bagian Ada bagian


- yang - -
bunga yang
melekat
melekat

b. Tipe buah
Buah Buah Buah
sejati/buah semu sejati sejati sejati
Buah sejati

Buah
tunggal/ganda/ Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal
majemuk

Warna buah a. Putih


b.
a. Muda a. Hijau a. Putih a.
b. Masak b. Kuning
b. putih Putih
kuning b. keemasa

n
Merah,

kuning

Epicarp,
Bagian ( epi, mesocarp Mesoca Eksoca pericarp,
peri, atau rp, rp, dan
endocarp) endocarp
endocar mesoca
p, rp,
epicarp endoca
rp
Jumlah biji >6 >6 >6 >6
satu/dua/3-

6/ >6

Jumlah keping biji Dikotil Monokot Dikotil Dikotil


il

Rasa buah Pahit Manis Manis Manis


asam

Menye
Aroma buah ngat Harum Beraro Menyen
(keju dan khas ma gat
busuk) manis

3.4 Bunga dan Buah


Taksonomi Gambar Keterangan

1. Kapuk(Celba 1. Dinding sel


Pentanata) 2. Sel memiliki
Kingdom : Plantae
bentuk Panjang
Divisi : Magnodiophyta
Class : Magnoliophyta 3. Gelombang
Subkelas : Dillenidae Udara
Ordo : Rutales
4. Plastida
Famili : Bombacaceae
Genus : Celba Bening
Spesies : C. Pentandra

2. Kapas (Gossympium 1. Dinding Sel


sp) 2. Sel Memiliki
Kingdom : Plantae
bentuk pnajng/jarum
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledone 3. Plastida
Subdivisi : Angios Permae Bening
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Gossypiium
Spesies : Gossypium Sp

1. Dinding Sel
3.Bawang Merah (Alium
2. Memiliki sel
Cepal)
dengan bentuk segi
banyak
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta 3. Plastida
Divisi : Magnodiophyta berwarna ungu
Subdivisi : Spermatophyta
kemerahan
Class : Liliopsida
Famili : Liliaceae
Genus : Allium

Spesies : Allium cepa L

4. Lumut Batu (Brypsida 1. Dinding sel


Cepa L) 2. Sel Memiliki
Kingdom : Plantae bentuk persegi
Divisi : Bryophyta 3. Plastida hijau
Class : Bryophyta
Ordo : Bryopceales
Famili : Bryopceae
Genus : Bryopsida

Spesies : Bryopsida Sp

5, Wortel (Daucus Carota L) 1. Dinding Sel


Kingdom : Plantae 2. Memiliki Sel
Divisi : Magnodiophyta bentuk segi banyak
Class : Magnoliopsida
3. plastida
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae berwarna
Genus : Daucus

Spesies : D Carrota L
1. Dinding Sel
6.Adam Eva (Rheo Discolor)
2. Sel Memiliki
bentuk segi banyak
Kingdom : Plantae
3. Plastida
Divisi : Magnodiophyta
Class : Magnoliophyta berwarna ungu
Subkelas : Dillenidae 4.
Ordo : Rutales
Famili : Bombacaceae Terlihat/tampak
Genus : Celba
stomata
Spesies : C. Pentandra

7. Kulit Jeruk (Citus Sinesis) 1. Dinding Sel


2. Sel memiliki
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnodiophyta bentuk bulat kecil
Class : Magnoliopsida 3. Plastida
Ordo : Sapindales berwarna kuning
Famili : Rubiceae
4. terdapat bitnik
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sinesis minyak atsiri

8. Sirih Hijau (Piper Betle) 1. Dinding sel


Kingdom : Plantae 2. Sel memiliki
Divisi : Magnodiophyta
bentuk bulat kecil
Class : Magnoliopsida
Ordo : Piperalses 3. Plastida
Famili : Piperceae berwarna hijau
Genus : Piper
bening

9. Alga Hijau ( Spirogyra sp) 1. Dinding Sel


2. Sel memiliki
Kingdom : Plantae
Divisi : Chorophyta banyak
Class : Choropyceae 3. Plastisida
Ordo : Zgnematales hijau
Famili : Zagnemataceae
Spesies : Spyrogyra sp
10. Temulawak (Curcuma 1. Dinding Sel
xanthoriza) 2. Sel Memiliki
Kingdom : Plantae
bentuk sel banyak
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyladone 3. Plastisida
Subdivisi : Angiospermae berwarna jingga
Ordo : Zingiberales
kekuningan
Famili : Zingiberceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthoriza

11. Paprika Merah (Capsicum 1. Dinding sel


Ani) 2. Sel memiliki
bentuk
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae banyak//bulat
Class : Edicotyl 3. Plastidaa
Ordo : Solanales berwarna jingga
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum merah
Spesies : C. annum

3.5 Bentuk Sel dan Plastida

Taksonomi Gambar Keterangan


1. Tepung Beras 1. Jenis amilum
Kingdom : Plantae konsentris
Subkingdom : tracheobonta 2. Jumlaah hilus
Superdevisi : spermatophyta banyak

1. Jenis Amilum
2.Tepung Jagung Konsentris
Kingdom : Plantae 2. Jumlah Hilus
SubDivisi : Spermatophyta 3. Lamela
Class : Monocotyledonea 4. Macam Amilum
Famili : Graminaae Poliadelph
Genus : Zea
Spesies : Zeamayz

1. Jenis Amilum
3. Tepung Kanji Konsentris
Kingdom : Plantae 2. Jumlah Hilus
Divisi : Spermatophyta 3. Lamela
Class : Dicotyledone
Ordo : Eupiarbiates
Famili : Eupiarbiates
Genus : Manihot Utilisma

Spesies : Manihot Escuenta

4.Tepung Kacang Tanah 1. Jenis Amilum


Kingdom : Plantae Konsentris
Divisi : Tracheophyta 2. Jumlah hilus
Class : Magnoliophyta 3. Macam amilum
Ordo : Leguminales poliadelph
Famili : leguminoceae
Genus : Archis
Spesies : Arachis Hypogea

1. Jenis amilum
5.Tepung Kunyit konsentris
Kingdom : Plantae 2. Jumlah hilus
Divisi : Magnodiophyta 3. Macam amilum
Class : Liopsida poliadelph
Subkelas : Zingiberae
Ordo : Zingiberae
Famili : Curcuma
Genus : Curcuma

1. Jenis Amilum
6.Tepung Kencur Konsentris
Kingdom : Plantae 2. Macam amilum
SubDivisi: Angiospermae monodelph
Class : Monocotyledone
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberceae
Genus : Kohteria L

7. Tepung Lengkuas 1. Jenis Amilum


Kingdom : Plantae Konsentris
Divisi : Magnodiophyta 2. Macam amilum
Class : Liliopsida diadelph
Ordo : Zingiberae
Famili : Zingiberceae
Genus : Alpinia
Spesies : A. galanga

8. Kentang 1. Jenis amilum


Kingdom : Plantae eksentris
Divisi : Magnodiophyta 2. Jumlah Hilus
Class : Dycotyledone dua
Ordo : Solenales 3. Lamela
Famili : Solenaceae 4. Macam amilum
Genus : Solanum diadelph
Spesies : Solanum Tubersium

9. Buah Pisang 1. Jenis amilum


Kingdom : Plantae butir
Subdivisi : Spermatophyta 2. Posisi hilus
Class : Liliopsida konsentris
Ordo : Zingiberae 3. Hilus poliadelph
Famili : Misaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa Paradise
10. Bayam 1. Bentuk kristal
Kingdom : Plantae kalsium oksalat
Divisi : Magnodiophyta kristal pasir
Class : Magnoliophyta 2. Dinding sel
Ordo : Caryophylullus
Famili : Amaranthae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus hybridus
L

11. Jeruk 1. Bentuk kristal


Kingdom : Plantae kalsium oksalat
Divisi : Magnodiophyta prisma
Class : Magnoliopsida 2. Dinding sel
Ordo : Sapindales kelihatan
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus Sinensis

12. Lidah Buaya 1. Bentuk kristal


Kingdom : Plantae kalsium oksalat
Subkingdom : Tracheobonita jarum
Divisi : Magnodiopsida 2. Dinding sel
Class : liliopsida kelihatan
Ordo : Asporagales
Famili : Aloe

13. Pepaya 1.Bentuk kristal


Kingdom : Plantae kalsium oksalat
SubDivisi : Spermatophyta berbentuk kelenjar
Class : Magnoliopsida
Ordo : Violates 2.Dinding sel
Famili : Caricaceae kelihatan
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L

3.6 Stomata, Trikoma, dan Jaringan Pengangkut


1 Nama Preparat : Irisan bawah, Daun jagung Keterangan

Perbesaran : 40 x 10

1. Tipe sel penutup halter


2. Celah stomata
3. Sel penutup
4. Sel tetangga
5. Macam stomata diasiklik

2 Nama Preparat : Irisan bawah, Daun Keterangan


mangga

Perbesaran : 40 x 10

1. Tipe sel penutup ginjal


2. Celah stomata
3. Sel penutup
4. Sel tetangga
5. Macam stomata diasiklik

3 Nama Preparat : Irisan bawah, Daun Rheo Keterangan


discolour

Perbesaran : 40 x 10
1. Tipe sel penutup ginjal
2. Celah stomata
3. Sel penutup
4. Sel tetangga
5. Macam stomata parasiklik

4 Nama Preparat : Irisan bawah, Daun sirih Keterangan


hijau

Perbesaran : 40 x 10

1. Tipe sel penutup ginjal


2. Celah stomata
3. Sel penutup
4. Sel tetangga
5. Macam stomata parasiklik

5 Nama Preparat : Irisan bawah, Daun pepaya Keterangan

Perbesaran : 40 x 10
1. Tipe sel penutup halter
2. Celah stomata
3. Sel penutup
4. Sel tetangga
5.Macam stomata parasiklik

6 Nama Preparat : Kerokan bawah, Daun Keterangan


durian

Perbesaran : 40 x 10

1. Epidermis
2. Bentuk terikoma sisik

7 Nama Preparat : Irisan melintang, Batang Keterangan


seledri
Perbesaran : 40 x 10

1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Xylem
5. Tipe jaringan pengangkut
koleteral terbuka

8 Nama Preparat : Irisan melintang, Pteris sp. Keterangan

Perbesaran : 40 x 10

1. Epidermis
2. Korteks
3. Floem
4. Xylem
5. Tipe jaringan pengangkut
amphikribal

3.7 Fotosintesis

1. Apa warna larutan dalam tabung reaksi yang berisi aceton+sampel ?

Jawab:

Daun bayam + aseton Bening, hijau muda

Daun mangga + aseton Pekat, hijau tua

Daun Rheo sp + aseton Hijau pekat

Daun puring + aseton Kuning kehijauan


Daun hanjuang + aseton Hijau kekuningan

2. Pigmen apa saja yang ada dalam sampel tersebut?

Jawab:

Daun bayam Klorofil a dan klorofil b

Daun mangga Klorofil a dan klorofil b

Daun Rheo sp Klorofil a dan klorofil b

Daun puring Xantofil dan klorofil b

Daun hanjuang Xantofil dan klorofil b

3. Urutkan tabung reaksi mulai dari berisi larutan yang paling pekat ke yang lebih
jernih?
Jawab:

a. Daun bayam : Aseton Alkohol 70% Aquadest

b. Daun mangga : Aseton Alkohol 70% Aquadest

c. Daun Rheo sp : Aseton Alkohol 70% Aquadest

d. Daun puring : Aseton Alkohol 70% Aquadest

e. Daun hanjuang : Aseton Alkohol 70% Aquadest

4. Mengapa terjadi perbedaan warna padahal berasal dari daun yang sama?

Jawab:

Hal ini dapat dikarenakan pelarut aquadest tidak dapat melarutkan pigmen
klorofil, sedangkan pada alkohol dan aseton pigmen dapat terlarut. Aseton
memiliki tingkat kepolaran yang paling mirip dengan pigmen warna, sehingga
dapat melarutkan pigmen dengan sangat baik. Karena perbedaan sifat-sifat pelarut
inilah dapat terjadi perbedaan warna yang dihasilkan.

5. Hasil pengamatan tertera pada gambar berikut ini!

Jawab:

Hasil foto tiga tabung reaksi setelah diurutkan dari yang paling pekat

Spesies 1: Daun Rheo discolour Spesies 4: Daun hanjuang

Spesies 2: Daun mangga Spesies 5: Daun bayam

Spesies 3: Daun puring


6. Apa kesimpulan dari percobaan 1?

Jawab:Klorofil tidak larut dalam air (aquadest), hal ini dikarenakan sifat kimia
klorofil yang tidak dapat larut dalam air, tetapi klorofil larut dalam pelarut
organik seperti alkohol dan aseton.

7. Pada percobaan 2, Apa fungsi aceton?

Jawab:Fungsi aseton pada percobaan 2 adalah untuk melarutkan pigmen yang


terkandung didalam tanaman.

8. Apa pengertian dari filtrat?

Jawab: Filtrat adalah cairan yang diperoleh melalui proses penyaringan atau
filtrasi.

9. Hasil percobaan 2 berupa kertas saring 2x14 tertera pada tabel sebagai berikut.

Spesies 1 Spesies 2 Spesies 3 Spesies 4 Spesies 5

Daun puring Daun bayam Daun Rheo Daun Daun


sp. mangga hanjuang

10. Warna apa saja yang muncul di kertas saring dari sampel puring/ Codiaeum
sp.?
Jawab:Hijau kekuningan

11. Pigmen apa saja yang ada dalam sampel puring/ Codiaeum sp.?
Jawab: Pigmen xantofil a dan pigmen klorofil b

12. Sampel manakah yang memiliki jumlah lingkaran warna terbanyak?


Mengapa?
Jawab :Tidak diukur

13. Hasil pengamatan pigmen percobaan 2 tertera pada tabel sebagai berikut:

Spesies 1 Spesies 2 Spesies 3 Spesies 4 Spesies 5


Daun Rheo.D Daun mangga Daun puring Daun Daun bayam
hanjuang

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


pigmen (2) pigmen (3) pigmen (3) pigmen (2) pigmen (2)

Nama Nama Nama Nama Nama


pigmen: pigmen pigmen pigmen: pigmen:
1. Klorofil a 1. Klorofil a 1. Klorofil a 1. Klorofil a 1. Klorofil a
2. Klorofil b 2. Klorofil b 2. Klorofil b 2. Klorofil b 2. Klorofil b
3. Xantofil 3. Xantofil

3.8 Tes Iodium


1. Apa fungsi larutan iodium ?

Jawab : digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya kandungan


amilum

2. Apakah larutan iodium berbeda dengan larutan lugol? Jelaskan !

Jawab : larutan iodium adalah nama lain dari larutan lugol

3. Rumus reaksi fotosintesis pada tumbuhan yaitu

Jawab : CO2 + H2 O C 6H12O6 + O2

4. Apa peranan cahaya matahari dalam fotosintesis?

Jawab : Cahaya matahari merupakan sumber energi utama dalam proses


fotosistesis hasil fotosintesis yang berupa bahan organik dimanfaatkan oleh
hewan dan manusia sebagai sumber makanan. Cahaya matahari merupakan
sumber energi utama dalam ekosistem

5. Gas yang dibutuhkan dalam reaksi fotosintesis diperoleh dari mana ? dan
masuk melalui apa?

Jawab : CO2 diperoleh dari udara dan diserap melalui stomata. Air
diperoleh dari dalam tanah yang diserap oleh akar kemudiaan keseluruh
tubuh oleh pembuluh xilem.

6. Hasil pengamatan tertera pada gambar berikut ini

Jawab :

Daun A Daun B
Hasil Foto daun A 2 hari Hasil Foto daun B 2 hari

Hasil uji amilum daun Pada daun B ditemukan adanya stomata.


Jenis stomata yang terkandung adalah
a. Terbungkus
stomata tertutup
Warna daun menjadi lebih terang
dibandingkan dengan bagian yang
tidak terbungkus karena tidak
adanya proses fotosisntesis yang
terjadi karena terhalang dengan
aluminium foil

b. Daun terbuka

Menjadi lebih gelap dibandingkan


dengan bagian yang terbungkus,
dikarenakan pada daun terbuka
yang terjadi proses fotosistesis dan
menghasilkan amilum
7. Apakah warna uji daun A (terbuka) sama dengan hasil uji daun B ?

Jawab : berbeda

8. Apa pengaruh penutupan daun dengan aluminium foil ?

Jawab : Penutupan daun dengan aluminium foil berpengaruh pada proses


fotosintesis karena menghalangi cahaya matahari yang mengakibatkan tidak
dapat menghasilkan amilum.

9. Apa kesimpulan dari percobaan 1?

Jawab : Cahaya matahari memiliki pengaruh penting dalam proses


fotosintesis terbukti dari bagian daun yang ditutupi dengan aluminium foil
yang tidak dapat berfotosintesis 10. Pada percobaan 2, apa pengaruh
pemanasan sampel pada penangas air ?

Jawab : Untuk mematikan sel klorofil pada daun

11. Daun yang memberikan hasil positif adalah daun

Jawab : daun yang positif adalah daun yang mengandung amilum, yaitu
pada bagian daun yang terbuka.

12. Hasil Percobaan 2 tertera pada tabel sebagai berikut :

Jawab :

Daun bayam Daun Mangga Rhoe discolor

Daun + Etanol Daun + Etanol Daun + Etanol


Hasil uji Hasil uji Hasil uji

Positif Positif Positif

Daun + Aceton Daun + Aceton Daun + Aceton

Hasil uji Hasil uji Hasil uji

Positif Positif Positif

13. Apakah ada perbedaan hasil uji dari ketiga sampel daun? Mengapa?

Jawab : dari percobaan yang telah dilakukan ditemukan perbedaan pada 3


daun dimana yang telah ditetesi dengan iodin didapatkan yang telah
dilarutkan dengan pelarut aseton warnanya berubah menjadi lebih
pekat/gelap daripada dengan etanol.

14. Apa kesimpulan dari percobaan 2

Jawab : dari hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa


warna daun yang ditetesi aseton menjadi lebih gelap karena pigmen pada
daun larut dalam aseton.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Daun
Daun merupakan salah satu bagian yang terpenting dari suatu tanaman
karena daun memiliki fungsi sebagai tempat proses terjadinya fotosintesis,
tempat menyerap Co2, tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi
serta tempat respirasi. Daun berfungsi mengambil zat-zat makanan (resorpsi),
penguapan air (transpirasi), dan pernapasan (respirasi). Daun memiliki
struktur dalam dan struktur luar. Struktur dalam daun terdiri atas jaringan
epidermis, mesofil, dan berkas pengangkut (xylem dan floem). Struktur luar
daun adalah struktur daun yang dapat kita lihat secara langsung.
Berdasarkan jumlah daunnya, daun terbagi menjadi daun tunggal
(folium complex) dan daun majemuk (folium compositum). Daun majemuk
terbagi lagi menjadi daun majemuk menjari, daun majemuk menyirip, daun
majemuk bangun kaki, dan daun majemuk campuran. Daun majemuk menjari
terbagi menjadi daun majemuk beranak satu, daun majemuk menjari beranak
dua, daun majemuk menjari beranak tiga, daun majemuk menjari beranak
lima, daun majemuk menjari beranak tujuh, dan daun majemuk menjari
beranak banyak. Daun majemuk menyirip terbagi menjadi daun majemuk
menyirip beranak satu (unifoliolatus). daun majemuk menyirip
genap/berpasangan (paripinnatus) dan daun majemuk menyirip ganjil
(imparipinnatus).
Berdasarkan kelengkapannya daun terbagi menjadi daun lengkap dan
daun tidak lengkap. Daun lengkap terdiri dari dari tiga bagian yaitu
upih/pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiole), dan helaian daun
(lamina). Sedangkan daun tidak lengkap biasanya hanya terdiri dari satu atau
dua bagian saja. Daun tidak lengkap terbagi menjadi daun bertangkai, daun
berupih, daun duduk dan daun semu.
Berdasarkan jumlah daunnya, daun terbagi menjadi daun tunggal
(folium). Dari hasil studi literatur dapat dilihat pada tabel diatas bahwa dari
ke 5 tanaman yaitu daun sirih hijau dan daun kunyit merupakan daun lengkap
karena memiliki semua yaitu pelepah dan helaian daun, sedangkan yang tidak
lengkap daun tebu, daun gandarusa dan pacar cina karena memiliki satu
bagian dari daun yang lengkap. Daun lengkap umumnya banyak ditemukan
pada tumbuhan monokotil. Jumlah spesies tumbuhan yang memilki daun
lengkap jumlahnya jauh lebih kecil.
Pengamatan pada daun ditemui daun yang beranekan ragam sehingga
sering digunakan untuk mengamati jenis tumbuhan, bentuk daun umum
berdasarkan letak bagian daun yang terlebar. Perbedaan antar lebar dengan
panjang helaian daun dapat ditemukan antara helai daun dengan tangkai daun,
bentuk pangkal, dan ujung tepi daun. Keragaman daun dapat dilihat dari
susunan tulang daun, ketebalan helaian daun, dan warna serta bagian
permukaannya.

4.2 Akar dan Batang


Sesuai apa yang dikemukakan oleh (setiawan, 2010) morfologi
tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuh baik mengenal
akar, daun, batang bunga, buah maupun bijinya. Pada dasarnya tumbuhan
terdiri atas 3 (tiga) organ pokok , yaitu akar (radiks), batang (caulis) dan daun
(folium). Praktikum kali ini praktikan dituntut untuk mengamati morfologi
akar dan batang tumbuhan. Tumbuhan yang di amati meliputi akar padi, akar
bayam, akar mawar, batang padi, batang lengkuas, batang bayam, batang
lidah mertua dan batang mawar. Morfologi pada tumbuhan tersebut diamati
dengan keterangan seperti sistem akar, bentuk akar, arah tumbuh akar, jenis
akar, bentuk batang, jenis batang, arah tumbuh batang, alat tambahan pada
batang dan modifikasi pada batang.
Menurut (Kamajaya,1996) batang biasanya digunakan untuk proses
percabangan bagian tumbuhan yang terletak diatas tanah. Namun ditinjau dari
sudut botani, bagian batang yang tumbuh keudara, melainkan hanya bagian
yang berdaun. bagian ini dapat dibagi menjadi buku (yaitu tempat daun
melekat) dan ruas (yaitu bagian diantara dua buku). Dari data hasil
praktikum, diketahui bahwa pada batang memiliki modifikasi pada batangnya
yang berfungsi utuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Dari
tabel hasil pengamatan ada dua jenis tanaman yang mengalami modifikasi
batang yaitu lengkuas dan tanaman lidah mertua. Pada batang lengkuas
(Alpinia galanga) habitat biasanya ditanah yang lembab, namun tidak basah.
Pada praktikum ini di dapati bahwa lengkuas modifikasipada batangnya yaitu
rimpang (Rhizoma), dengan batang yang berjenis basah / semu (herbaceus)
yang terbentuk bulat (teres) dengan percabangan monopodiat dan berwarna
hijau, organ tumbuhannya yaitu akar dengan adaptasi morfologinya upih dan
akar.
Hal ini sesuai menurut (Rosinta, 2013) bahwa arah tumbuh batang
selalu menjauhi pusat bumi juga dimiliki oleh rimpang. Rimpang tidak pernah
tumbuh kebawah melainkan mendatar didalam tanah. Contoh tumbuhan yang
memiliki rimpang adalah kunyit, jenis-jenis Sonseviera Sp. (lidah mertua) dan
sebagainya. Duri juga merupakan modifikasi dari batang, akar ataupun
daun. Biasanya duri berbentuk struktur kecil yang tajam. Menurut asalnya
duri dapat dibedakan menjadi duri semu dan duri sejati. Duri semu
merupakan semacam alat tambahan, hanya menepempel pada batang atau
tangkai, sehingga disebut juga duri tempel (Rosanti, 2013). Biasanya duri
tempel mempunyai struktur yang tajam, dan mudah dilepas tanpa
menyebakan luka pada tumbuhan. Duri semu dapat dilihat pada mawar (Rosa
sinensis) dan sebagainya (Rosanti, 2013).
Menurut (Sutejo, 2007) akar merupakan bagian bawah dari sumbu
tanaman dan biasanya berkembang dibawah permukaan tanah, meskipun
adapula akar yang tumbuh diatas tanah. Sistem prakaran pada tumbuhan
dibedakan menjadi dua yaitu sitem perakaran tunggang dan sistem perakaran
serabut. sistem perakaran tunggang dimiliki oleh tumbuhan dikotil.
Sedangkan pada tumbuhan monokotil memiliki sistem perakaran serabut.
Perbedaan dari kedua sistem perakaran ini dapat dilihat melalui struktur yang
ada pada masing-masing ini yaitu padi (Oryza sativa L.) dan mawar (Rosa
sinensis) yang meliputi pangkal akar (collum), serabut akar (Fibrilla
radikalis), rambut akar (pillus radikalis) ujung akar (apec radias) dan tudung
akar (Calyptra). Sedangkan struktur dari akar tunggang pada tumbuhan dikotil
pada praktikum ini yaitu bayam (Amaranthus spinosus) yaitu meliputi
pangkal akar, batang akar, cabang akar serabut akar, rambut akar, ujung akar
dan tudung akar.
Dari struktur tersebut sudah terlihat perbedaan antara sistem akar
tunggang dan sitem akar serabut. Pada sistem akar tunggang terdapat batang
akar atau yang biasanya disebut dengan akar pokok atau akar primer. Akar
primer ini berasal dari akar lembaga yang terus tumbuh menjadi akar primer
yang kemudian pada akar primer ini akan tumbuh akar yang paling kecil.
Sebagai percabangan dari akar primer sedangkan pada sistem akar serabut
akar lembaga yang dalam perkembangannya mati kemudian digantikan oleh
akar adventik yang semua memiliki ukuran hampir sama dan semua muncul
dari pangkal akar.

4.3 Bunga dan Buah

Bunga merupaka modifikasi dari batang dengan bagian-bagiannya


yang merupakan daun khusus yang berfungsi sebagai alat reproduksi.
Beradsarkan jenisn kelaminnya bunga dibedakan atas bunga jantan, bunga
betina dan bunga banci. Bunga juga memiliki diagram bunga yaitu susanan
dari bagian-bagian bubga yang menjelaskan dari bunga paling luar sampai
bunga yang paling dalam dan diagram bunga juga berkaitan dengan rumus
bunga dimana rumus bunga yaitu menjelaskan bagian-bagian bunga dan
jumlah masing-masing bagian- bagian bunga yang meliputi putik dan benag
sari.
Berdasarkan hasil praktikum dapat kita ketahui bahwa dalam
menentukan rumus bunga pada bunga mawar, bunga Ipomoea sp, dan bunga
paitan dapat dilihat dari simetri bunga, kelopak bunga, mahkota bunga,
benang sari, putik, jenis bunga dan bakal buah. Buah seperti yang
dikekemukan oleh Hidayat (1995), buah adalah pertumbuhan sempurna dari
bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisis satu atau lebih biji (ovulum),
yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu sendiri dibuahi
melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni
berpindahnya serbuk sari dari kepala putik ke kepala putik. Buah sendiri
digolongkan menjadi 2 yaitu buah semu dan buah sejati, buah semua adalah
seperti yang dikemukakan oleh Rosanti (2014) semu tunggal yakni buah
terjadi dari satu bunga ke bunga dengan satu bakal buah. Menurut
Tjitrosoepmo (1984) , buah semua ganda yaitu jika pada satu bunga terdapat
lebih dari satu bakal buah yang beda satu sama lain, dan kemudian masing-
masing dapat tumbuh menjadi buah. Dan buah semua majemuk adalah buah
semua yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi selyruhnya dari luar tampak
sejati seperti satu buah saja.
Pengamatan pertama adalah mengamati buah mengkudu termasuk
buah sejati tunggal yaitu buah sejati yang terjadi dari satu bunga yang dengan
satu bakal buah saja. Buah ini berisi satu atau lebih, dapat pula tersusun dari
satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan. Bagian
buahnya terdiri dari eksocarp, mesocarp dan endocarp.
Pengamtan kedua adalah mengamati buah nanas. Termasuk buah
sejati ganda (buni majemuk) yaitu jika bakal buah masin-masing bunga dalam
bunga majemuknya membentuk suatu buni. Pada sumbu perbungaan (rachis)
buah nanas ikut mengambil bagian daun pelindung dan daun tenda bunga
sehingga keseluruhan tampak satu bunga saja dan menghasilkan buah yang
berdaging tebal. Buah ini mempunyai warna hijau sampai orange, biji kecil
dan kerapkali tidak berbiji.
Pengamatan ketiga adalah mengamati buah pepaya yang merupakan
buah sejati tunggal berdaging (buah buni) yaitu buah sejati yang terjadi dari
satu bungan dengan satu bakal buah. Buah pepaya terjadi dari beberapa daun
buah dalam satu ruang yang terdiri dari banyak biji. Buah ini juga termasuk
dalam buah buni karena mempunyai dua lapisan yaitu lapisan luar tipis agak
menjangat dan lapisan dalam yang tebal, lunak, berair dan dapat dimakan,
selain itu juga terdapat biji yang terbesar dan dibungkus oleh tali yang
berwarna putoh yang sering disebut dengan tali pusar.
Pengamatan keempat adalah mengamati buah semangka yang
merupakan buah sejati tunggal dan buah basah yang memiliki dua lapisan
yaitu lapisan exocarp dan lapisan mesocarp. Buah semangka sendiri meiliki
bentuk bulat/lonjong dengan warna kulitnya hijau, jika buah sudah masak,
maka biasanya buah berwarna merah atau kuning dengan banyak biji yang
menempel pada buah.

4.4 Bentuk Sel dan Plastida


Sel merupakan unit terkecil tubuh makhluk hidup. Baik secara
structural maupun fungsional. Sel terdiri dari membrane sel, sitpoplasma
nucleus dan organel-organel lain yang masing masing mempunyai fungsi
khusus dan secara terpadu Menyusun sistm yang kompak. Meskipun tipe satu
sel bermacam-macam, terdapat persamaan tertentu pada sifat-sifat bentuk dan
fungsional yang lazim bagi kebanyakkan sel (Kimball,1983). Perbedaan
pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan pada dinding selnya, sethawan
hanya memiliki dinding sel yang berupa plasma sedangkan sel tumbuhan
memiliki dinding sel yang nyata. Pada sel tumbuhan dijumpai adanya
plastisida serta vakuola sel yang dapat membesar, sedangkan pada sel hewan
tidak demikian. Pada dasarnya sel hidup mempunyai kemampuan
memperbanyak dini (sumardi, 1993).
Pada praktikum kali ini yaitu mengamati bagian-bagian sel seperti
dinding sel, bentuk sel dan warna plastisida pada ssampel yang diamati. Dari
10 sampel yang digunakan terdapat dinding sel pada masing masing sampel,
dan memiliki bentuk sel yang bermacam-macam ada yang memiliki segi
(prisma), persegi Panjang, bantuk spiral bentuk seperti serat serat benang
terpelilin. Begitu juga dengan warna plastisida yang bermacam- macam. Dari
sampel yang digunakan hanya 7 sampel yang memiliki plastida yaitu paprika
merah, sirih hijau berwarna, kulit jeruk, rheo discolor, wortel, bawang merah,
ganggang hijau, sedangkan sampel yang tidak memliki plastidana yaitu
kapuk, kapas dan temulawak.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat kita ambil beberapa sampel
seperti umbi bawang merah diiris membujur dan di amati dibawah mikroskop
dengan perbesaran 10x terlihat dinding sel sitoplasma plastida dan inti sel.
Adapun bentuk selnya adalah persegi Panjang sel pada umi lapas bawang
merah adalah sel hidup karena memiliki bagian sitoplasma yang merupakan
komponen sitoplasmik yang bersifat air. Sitoplasma tampak jelas Ketika
diamati karena berbentuk butiran butiran halus. Secara kimia sitoplasma
sangat komplek dan mempunyai bahan dasar air 85-90% tersusun oleh air
(conquest, 1981). Dari hail pengamatan pada ganggang hijau. Dengan
perbesaran 10x memiliki bentuk koloni sel benang yang bersekat tidak
bercabang. Koloni tersebut selalu bertambah Panjang karena pembelahan
selnya yang sangat vegetative. Pada bagian luarnya terdapat dinding sel
dengan ruang antar sel. Selain itu juga terdapat plastida yang berupa
chloroplast, sitoplasma dan inti sel (Cronquist. 1981).
4.5 Bentuk Amilum dan Kristal Oksalat
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam
air, berwujud bubuk putih tawar dan tidak berbau tidak ada satu senyawa
organik lain yang tersebar begitu luas sebagai kandungan tanaman seperti
hanya pati dalam jumlah besar, pati dihasilkan dalam daun daun hijau sebagai
wujud penyimpanan sementara dan produk fotosintesis pati juga tersinpan
dalam bahan tanaman cadangan permanen untuk tanaman, dalam biji, kulit,
akar tanaman menahan dan umbi pati merupakan 50-60% berat kering biji
gandum dan 90% bahan kering umbi kentang.
Pati berbentuk granul atau butir butir keil dengan lapisan-lapisan yang
karakteristik lapisan-lapisan ini serta ukuran dan bentuk granul seringkali
khas bagi beberapa spesies tanaman sehingga dapat digunakan untuk identitas
tanaman asalnya secara umum pati terdiri dari 20% bagian yang larut air
(amilosa) dan 80% yang tidak larut dalam air (amilopektin) amilosa
merupakan molekul yang lurus terdiri dari 250-300 satann diglukosa dan
dihubungakn ssecara seragam oleh ikatan x-1,4 glukosida yang cenderung
menyebabkan molekul tersebut dianggap berbentuk seperti aliran helix pada
pati/amilum juga terdapat hilus yaitu titik perumbiaan terbentuk butir tepung
berdasarkan banyaknya hilus terdapat macam amilum yaitu satu hilus
(moadelph) dua hilus (diadelplh) dan banyak hilus (poliadelph).
Dalam tumbuhan kristal sangat umum dijumpai yang tersebar pada
setiap organ terutama pada daun dan batang, kristal tersebut biasanya terdiri
dari kalsium oksalat yang berbentuk akibat kelebihan kalsium di dalam sel
yang kemudian terikat pada hasil metabolisme seperti asam oksalat yang
dalam kadar tinggi berbaha bagi sel. Oleh karena itu yang dibedakan menjadi
kristal pasir, rephida dan sistolit. Kristal yang paling umum terdapat pada sel
tumbuhan adalah kalsium kristal jarum, pasir, druse, prisma dan sebagainya.
Kristal kalsium oksalat merupakan endapan dan garam oksalat yang
jika terakumulasi terlalu banyak akan bersifat racun pada tumbuhan kristal
kalsim oksalat (coox) merupakan benda benda non protopasmik dalam sel
yang bersifat padat ayng terbsntuk dari kalsium (co) yang berasal dari
lingkungan dan asam oksalat (2 karbon asam dikarboksilat) pembentukan
kristal coox tersebut melalui pruses metabolisme dari beberapa jalur biokimia
yang berbeda.
Pada praktikum kali ini dapat menentukan serta membedakan amilum
serta kristal kalsium oksalat yang ada pada tumbuhan untuk amilum bahan
yang digunakan adalah tepung beras, tepung jagung, tepung kanji, kentang,
tepung kacang tanah, tepung kunyit, tepung kencur, tepung lengkuas, umbi
kentang dan buah pisang, untuk kristal kalsium oksalat sendiri bahan yang
digunakan adalah batang bayam, daun jeruk, aloe vera, batang pepaya.

4.6 Stomata, Trikoma, dan Jaringan Pengangkut


Pada dasarnya tumbuhan terdiri dari beberapa organ, diantaranya
adalah batang, daun, akar, bunga, buah, dan biji. Tiap-tiap organ terdiri dari
beberapa jaringan, yakni jaringan epidermis, jaringan dasar, dan jaringan
pengangkut. Epidermis merupakan jaringan yang letaknya dilapisan paling
luardan berfungsi menutup setiap bagian tanaman baik batang, akar, daun,
dan bagian lainnya. Pada daun, jaringan epidermis terbagi atas jaringan
epidermis atas (sisi aduksial) dan jaringan epidermis bagian bawah (sisi
abuksial). Umumnya jaringan epidermis pada daun dapat mengalami
perkembangan dan modifikasi, misalnya menjadi stomata dan trikoma.
Stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang
dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard
Cell) dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah
mengalami kejadian atau perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur
besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya, dengan mengubah bentuknya,
sel penutup mengatur pelebaran dan penyempitan celah. Sel yang
mengelilingi stomata dapat berbentuk sama atau berbeda dengan sel
epidermis lainnya. Sel yang berbeda bentuk sama atau berbeda dengan sel
epidermis lainnya. Sel yang berbeda bentuk itu dinamakan sel tetangga. Yang
kadang-kadang berbeda juga isinya. Sel tetangga berperan dalam perubahan
osmotic yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah
(Dwijoseputro, 1978).
Pada praktikum yang telah dilaksanakan, pengamatan stomata
dilakukan pada beberapa tumbuhan, yakni daun jagung, daun manga, daun
rheo discolor, daun sirih dan daun papaya. Pengamatan stomata ini meliputi
pengamatan bentuk yakni ginjal (bagian tengah sel menggembung) dan halter
(bagian tengah sel penutup mengecil). Selain bentuk, pengamatan ini juga
ditujukan untuk menentukan letak sel tetangga yang ada pada stomata.
Berdasarkan bentuk sel tetangga ini terbagi atas diasiklik, parasiklik, dan
aninosiklik. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa tanaman jagung
(irisan bawah daun) memiliki sel penutup tipe halter dengan tipe sel penjaga
diasitik, pada irisan bawah daun manga memiliki tipe sel penutup ginjal
dengan tipe sel penjaga diasitik pula. Pada irisan daun rheo discolor memiliki
tipe ginjal dan parasitic, pada daun sirih hijau memiliki stomata tipe ginjal
dengan sel penutup parasitic, dan daun papaya memiliki stomat atipe halter
dengan sel penutup tipe parasitik. Hasil praktikum ini telah sesuai dengan
literature, dimana pada umunya tumbuhan monokotil (jagung dan pepaya)
memiliki stomata tipe halter.
Trikoma adalah rambut-rambut yang tumbuh dari sel-sel epidermis
dengan bentuk, susunan serta fungsinya bervariasi (Sutrian, 1992). Trikoma
biasanya muncul pada permukaan luar hampir seluruh organ tumbuhan baik
organ vegetatif seperti daun, cabang, daun pelindung dan akar maupun organ
reproduksi seperti sepal, petal, stamen, ginosium, biji dan buah (Werker,
2005; Adedeji et al., 2007). Trikoma dapat diklasifikasikan menjadi 2
golongan yaitu trikoma nonglandular yang tidak mempunyai sekresi dan
trikoma glandular yang mempunyai hasil sekresi. Berdasarkan jumlah sel
yang membangunnya, trikoma dapat dibedakan menjadi uniseluler dan
multiseluler. Trikoma uniseluler merupakan trikoma yang terdiri dari satu sel,
sedangkan multiseluler merupakan trikoma yang bersel banyak (Sutrian,
1992). Beberapa bentuk trikoma yang terdapat pada tumbuhan diantanya
adalah bentuk sisik, bentuk bintang, bentuk rambut, dan lain-lain.
Pada praktikum ini pengamatan trikoma dilakukan pada daun waru
(kerokan bagian bawah daun waru) dan daun durian (kerokan bagian bawah
daun durian). Bentuk trikoma pada daun waru tidak dapat dilakukan, hal ini
dikarenakan bahan yang diperlukan, yakni daun waru tidak dapat diperoleh.
Bila didasarkan literature, daun waru memiliki trikoma yang berbentuk
bintang. Pada kerokan bawah daun durian, terlihat trikoma berbentuk sisik
yang memipih dan bersel banyak. Trikoma pada daun durian ini berfungsi
untuk mengurangi penguapan. Hasil pengamatan trikoma pada daun durian
ini telah sesuai dengan literature.
Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu dari tiga
kelompok jaringan permanen yang dimiliki tumbuhan hijau berpembuluh
(Tracheophyta). Jaringan ini disebut juga pembuluh dan berfungsi utama
sebagai saluran utama transportasi zat-zat hara yang diperlukan dalam proses
vital tumbuhan. Ada dua kelompok jaringan pengangkut, berdasarkan arah
aliran hara. Pembuluh kayu (xilem) mengangkut cairan menuju daun.
Sumbernya dapat berasal dari akar (yang utama) maupun dari bagian lain
tumbuhan. Pembuluh tapis (floem) mengangkut hasil fotosintesis (terutama
gula sukrosa) dan zat-zat lain dari daun menuju bagian-bagian tubuh
tumbuhan yang lain. Baik pembuluh kayu maupun pembuluh tapis memiliki
beberapa tipe sel yang agak berbeda.
Pada praktikum ini dilakukan dengan tujuan pengamatan jaringan
pembuluh xylem dan floem dari tanaman seledri dan batng Pteris sp. dari
hasil pengamatan irisan melintang batang selederi terlihat bahwa batang
seledri memiliki pembuluh angkut berupa koleteral terbuka. Hal ini sesuai
dengn literature, dimana disebutkan bahwa pembuluh angkut pada tanaman
dikotil (termasuk seledri) adalah tipe koleteral terbuka. Pada pengamatan
jaringan pembuluh batang Pteris sp. atau sring dikenal dengan nama pakis ini
memiliki jaringan pembuluh berupa amphikribal.

4.7 Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan,
alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi)
dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup
bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga
berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.
Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti
cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara
asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat
(difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.
Pada percobaan ini, menggunakan 3 buah tabung reaksi dengan
larutan yg berbeda. Masing-masing tabung di beri potongan-potongan kecil
daun mangga, daun bayam, daun rheo.d, daun hanjuang, dan daun puring.
Tabung reaksi diisi dengan aquades, aseton, dan alkohol 70%. Terlihat dari
percobaan, bahwa warna larutan alkohol dan aseton menjadi hijau. Tidak
seperti aquades yg tetap tidak berwarna. Perubahan warna yg dialami oleh
aseton lebih hijau dibandingkan alkohol 70%. Klorofil tidak larut dalam air,
dikarenakan sifat kimia klorofil antara lain tidak larut dalam air, melainkan
larut dalam pelarut organik seperti alkohol, aseton dan klororform. Sifat
klorofil yg lain yaitu inti Mg akan tergeser oleh 2 atom H bila dalam suasana
asam,sehingga membentuk suatu persenyawaan yg disebut feofitin yg
berwarna coklat. (Dwidjoseputro. D. 1994).
Perbedaan warna hijau pada alkohol dan aseton disebabkan karena
klorofil yg larut dalam aseton lebih banyak dan pada alkohol, pelarut aseton
dipilih karena aseton mempunyai sifat-sifat polar sehingga selektif terhadap
senyawa yg bersifat antioksidan dan antibakteri. Aseton memiliki kelarutan
yg relatif baik, tidak beracun dan dapat bercampur dengan air. Klorfil ada
banyak jensinya seprti klorofil a dan b. Perbedaan klorofil a dan b adalah
pada atom CH3 terdapat gugusan metil untuk klorofil a dan aldehid untuk
klorofil b. Karena itu keduanya mempunyai penyerapan gelombang cahaya
yang berbeda. Disamping itu tanaman memiliki berbagai jenis pigmen warna
adalah sebagaia berikut:
1. Klorofil a mengandung warna hijau dan mempunyai rumus molekul
C55H72O5N4Mg. Dapat mengabsorbasi blue violet dan merah dalam
gelombang yg lebih pekat dibandingkan dengan menyerapa cahaya merah
semaksimal mungkin yg terjadi pada gelombang cahaya yang panjang.
2. Klorofil b mengandung warna biru dan mempunyai rumus molekul
C55H70O6N4Mg. Biasanya hanya terdapat pada alga hijau.
3. Xantofil merupakan pigmen warna dengan biasanya berada bersama-sama
dengan klorfil yg bila jumlah hanya dominan akan tampak warna kuning
pada tanaman dan apabila klorofil yg tampak akan berwarna hijau.
Pada percobaan 1, yang diamati adalah pigmen yang terkandung
didalam tanaman, pengamatan dilakukan melalui kepekatan warna hasil
rrendaman tiap sampel dengan berbagai pelarut. Dari hasil pengamatan ini
diperoleh daun manga yang berwarna hijau pekat pada pelarut aseton, hal ini
menandakan bahwa sampel daun mangga banyak mengandung pigmen
klorofil a dan klorofil b. Hal ini terjadi pula pada sampel daun bayam, hanya
saja filtrate yang dihasilkan oleh daun bayam tidak sepekat warna hijau daun
mangga. Secara berurutan pelarut yang memberi warna paling pekat ke tidak
pekat adalah aseton, alkohol 70%, dan aqudest. Hal ini membuktikan bahwa
pigmen terlarut dalam pelarut organic seperti etanol dan aseton.
Pada percobaan 2, yang diamati adalah hasil dari filtrate yang
dicelupkan oleh kertas saring. Kertas saring dengan ukuran 14 x 2 cm yang
telah diberi tanda batas, dimasukkan dalam beaker glass dan diamati
pergerakan pigmen warnanya. Pada sampel daun Rheo discolor diperoleh
warna hijau pekat, hal ini membuktikan bahwa daun Rheo discolor
mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b. Pada sampel daun mangga
diperoleh warna hijau agak pekat kekuningan, hal ini mengindikasikan bahwa
daun mangga yang diuji mengandung pigmen klorofil a, klorofil b, dan
xantofil. Warna yang mirip juga terlihat pada kertas saring dari sampel daun
puring, yang mana hal ini menandakan bahwa daun ouring mengandung
pimen klorofil a, klorofil b, dan xantofil. Sedangkan pada sampel daun
hanjuang dan daun bayam, pada kertas saring teramati warna kehijauan, yang
menandakan bahwa kedua sampel ini mengandung pigmen klorofil a dan
klorofil b. berdasarkan hasil pengamatan ini diketahui bahwa sebagian besar
sampel daun yang diuji mengandung pigmen warna berupa klorofil a, klorofil
b, dan xantofil.

4.8 Tes Iodium


Berdasarkan hasil percobaan, bahwa fotosintesic mempatan proses
penyusunan seryawa organik (H2O dam CO₂) menjadi senyawa organik,
glukosa (C6H12O6) dengan bantuan cahaya matahari. Hanya daun dengan
memiliki Pigmen fot of interas yang mampu melarutan fotosintesis. Karena
pigmen itulah yang mampu menangkap energi dan cahaya. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan daun bauhinia purpurea. Daun yang ditutupi
ujungnya dengan alumunium foil dan daun yang ditutup bagian bawah daun
dengan alumunium foil. Penutupan daun oleh alumuniumfoil menghasilkan
pengaruh pada proses fotosintesis. Dan pengujian yang telah dilakukan
mendapatkan hasil bahwa daun yang ditutupi oleh alumunium foil
menggagalkan fotosintesis.
Berdasarkan hasil didapatkn bahwa daun yang ditutupi dengan
aluminium foil didapatkan bahwa pada bagian ujung dan pangkal daun
berwarna lebih pekat kecoklatan dan sedikit amilum, pada bagian daun yang
ditutupi aluminium foil berwama pucat. Salah satu penyebab keluarnya
amilum pada saat mendidihkan daun didalam alkohol mendidih kurang lama.
Sehingga klorofil luruh seutuhnya. Seharusnya hasil menunjukkan bahwa
bagian pangkal dan ujung daun mengandung amilum ditandai wama biru
keunguan serta pada bagian tengah yang ditutupi aluminium foil tidak
mengandung amilum. Karena hanya pada bagian yang tidak ditutupi bisa
melakukan fotosintesis dan alumunium foil tidak bisa melakukan fotosintetis.
Hal itu terjadi dikarenakan daun yang tertutup alumunium foil menghalangi
Spektrum warna lain untuk masuk kedalam daun sehingga proses fotosintesis
tidak terjadi.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Modul 1 Daun
- 1. Daun merupakan salah satu bagian yang terpenting dari suatu tanaman
karena daun memiliki fungsi sebagai tempat proses terjadinya fotosintesis,
tempat menyerap Co2, tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi
serta tempat respirasi
2. Daun berfungsi mengambil zat-zat makanan (resorpsi), penguapan air
(transpirasi), dan pernapasan (respirasi).
3. Dari hasil studi literatur dapat dilihat pada tabel diatas bahwa dari ke 5
tanaman yaitu daun sirih hijau dan daun kunyit merupakan daun lengkap
karena memiliki semua yaitu pelepah dan helaian daun, sedangkan yang
tidak lengkap daun tebu, daun gandarusa dan pacar cina karena memiliki
satu bagian dari daun yang lengkap.

5.1.2 Modul 2 Akar dan Batang


- Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum ini, maka diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Setiap tumbuhan memiliki morfologi akar dan batang, serta bentuk
modifikasi yang berbeda-beda antar satu tumbuhan dengan tumbuhan yang
lain
2. Rhizoma merupakan salah satu modifikasi dari batang, seperti pada
tanaman lengkuas dan lidah mertua
3. Duri merupakan modifikasi dari batang, seperti pada tanaman mawar
4. Jenis akar pada tumbuhan ada dua yaitu akar tunggang dan akar serabut,
akar tunggang terdapat pada tanaman dikotil. Contohnya padi dan mawar
sedangkan akar serabut contohnya pada tanaman bayam
5.1.3 Modul 3 Bunga dan Buah
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum kali, maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Jumlah kelopak, mahkota, benang sari, putik masing-masing berbeda
jumlahnya dari setiap sampel bunga
2. Tipe simetri bunga ada yang zigomorf dan aktinomorf yang termasuk
aktinomorf yaitu bunga Bougenville sp, sedangkan yang termasuk zigomorf
yaitu bunga paitan, bunga mawar, dan bunga Ipomoea sp
3. Dasar bunga terdiri dari mahkota dan kelopak bunga. Sedangkan bakal
buah terdari dari suferus dan inferus
4. Rumus bunga berbeda-beda dari beberapa sampel yang diamati
5. Buah sejati yaitu buah yang terbentuk dari bakal buah. Yang termasuk
buah sehati yaitu buah mengkudu, buah nanas, buah semangka dan buah
pepaya
6. Bagian-bagian buah yaitu terdiri dari exocarp (lapisan luar), mesocarp
(lapisan tengah), dan endocarp (lapisan kuliat paling dalam yang
membungkus biji buah)

5.1.4 Modul 4 Bentuk Sel dan Plastida


Berdasarkan hasil pengamatan praktikum ini, maka diperoleh beberapa
kesmpulan sebagai berikut :
1. Setiap sampel memiliki dinding sel berbentuk sel dan warna plastida
2. Bentuk sel pada sampel bermacam-macam ada yang memiliki segi 6,
persegi Panjang, bentuk spiral, bentuk seperti serat-serat benang,
3. Plastida yang terdapat pada sampel memiliki warna yang berbeda-beda
yaitu Chlorplast (hijau), chromoplast (merah,orang,ungu) dan leucoplast
(plastida yang tidak memiliki warna)

5.1.5 Modul 5 Bentuk Amilum dan Kristal Oksalat


– Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air
berwujud bubuk putih tawar dan tidak berbau. Kristal kalsium oksalat
merupakan endapan dan garam oksalat yang jika terakumulasi terlalu
banyak akan bersifat racun pada tumbuhan utuk hasil yang telah dilakukan
didapatkan amilum beragam bentuk, ada yang konsentris dan eksentris akan
tetap, pada praktikum kali ini bentuk yang di dapat kurang jelass karena
adanya kekuranagn pada pembentukan preparat sehingga tidak dapat
diidentifikasi dibawah mikroskop.

5.1.6 Modul 6 Stomata, Trikoma dan Jaringan Pengangkut


Dari pengamatan yang telah dilaksanakan disimpulkan bahwa;
1. Tumbuhan yang memiliki stromata bentuk ginjal adalah; daun manga,
daun sirih, dan daun Rheo discolor. Sedangkan tumbuhan yang memiliki
bentuk halter adalah daun jagung dan daun papaya.
2. Tipe stomata diasiklik dimiliki oleh daun jagung dan daun manga,
sedangkan daun sirih, daun papaya, dan Rheo discolor memiliki bentuk
parasitic.
3. Kerokan bawah daun durian memiliki trikoma berbentuk sisik.
4. Jaringan pembuluh pada irisan batang seledri adalah tpe koleteral terbuka,
sedangkan pada batang Pteris sp. adalah amphikribal

5.1.7 Modul 7 Fotosintesis


Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukkan, maka diperoleh beberapa
kesimpulan:
1. Klorofil lebih mudah larut dalam pelarut organik yaitu alkohol dan
aseton, sedangkan pada pelarut aquades klorofil tidak larut.
2. Dari percobaan yg dilakukan ada beberapa pigmen yg dapat kita amati
yaitu:
a. Klorofil a (warna hijau)
b. Klorofil b (warna kehijuan)
c. Xantofil (warna kuning)
5.1.8 Modul 8 Tes Iodine
- Hasil Percobaan membuktikan bahwa daun yang tertutup alumunium foil
tidak dapat berfotosintesis dengan baik. Dan pada daun yang tidak ditutup
oleh alumunium foil berwarna coklat kehitaman, menunjukkan bahwa daun
tersebut terdapat amilum karena melakukan proses fotosintesis secara
langsung dengan bantuan cahaya matahari.
DAFTAR PUSTAKA

Wilkins, M. B. 1989. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara : Jakarta

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius : Yogyakarta

Rosanti. 2011. Morfologi Tumbuhan. Erlangga: Jakarta.

Moekti, 2009. Daun dan Alat Tambahan. UM Press. Malang

Purnomo, 2010.Daun Majemuk dan Duduk Daun.Zanzacm.Blogspot. Com

Eka, 2011.Struktur Pertumbuhan Pada akar. Journal Penelitian Tentang


Tumbuhan. 4 (2):142-146

Muhlisah, 2007. Macam-macam akar. Bioliogi Penerbit Erlangga. Jakarta.

Rocmatul, 2006. Struktur Anatomi Tumbuhan. Yogyakrta.

Syaiful A.S., 2011. Respon Tumpangsari Tanaman Jagung dan Kacang


Hijau Terhadap Sistem Oleh Tanah dan Pemberioan Pupuk
Organik. Jurnal Agronomika. Vol.1, No.1.

Campbell. 2003. Biologi Jilid 2 lux ed. 5. Erlangga: Jakarta

Abidin, Zainal. 2010. Ilmu Tumbuhan. Bandung Angkasa.Hidayat, Estiti


B. 1995.

Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB. Iserep, Sumardi. 1993.


Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Bandung: ITB.

Nugroho, Hartanto, dkk. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.


Jakarta:Penebar

Swadaya Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta:


Erlangga.Savitri

Sandi, dkk. 2008. Morfologi Tumbuhan. Malang: UIN Press.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1993. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM


Press

Eka, 2011.Struktur Pertumbuhan Pada akar. Journal Penelitian Tentang


Tumbuhan. 4 (2):142- 146

Kamajaya, 1996. Sains Biologi. Ganesa Exact. Bandung.

Muhlisah, 2007. Macam-macam akar. Bioliogi Penerbit Erlangga. Jakarta.


Rocmatul, 2006. Struktur Anatomi Tumbuhan. Yogyakrta.

Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga.

Rukmana, 2008. Definisi batang. Bina Akasara. Jakarta.

Setiaji, 2009. Struktur Anatomi Tumbuhan. Bina Akasara. Jakarta.

Suprapti, 2006. Fungsi akar. http://www.blogspot.com. Diakses pada


tanggal 19 oktober 2016, pukul 20.24 WITA.

Sutejo, J. 2007. Morfologi Tumbuhan. Bandung : Penebar.

Hidayat. 1995. Mikrobiologi Hasil Pertanian. IKIP . Malang Rosanti.

Dewi, 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta. Erlangga.

Tjirosoepomo. 1984. Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta: UGM Press

Nugroho, Hartanto; Purnomo; dan sumardi, issirep, 2006. Struktur dan


perkembangan Tumbuhan. Jakarta : Penebar Swadaya

Ramdiah, Siti; Mayasari, Ria; dan Adawiyah, Rabiatul.2012. Morfologi


Tumbuhan. Banjarbaru: Scripta Cendekia.

Tjitrosoepomo, Gembong.2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM


press
Mustahib, 2007. Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

Fahn, A.1995. Anatomi Tumbuhan edisi ketiga.Yogyakarta: Gajah Mada


University Press

Gunawan,D.,Mulyani,S.2004.Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1.


Jakarta: Penebar Swadaya

Nugroho, Hartanto, Purnomo ; dan Sumardi, Issirep. 2006. Struktur dan


perkembangan tumbuhan. Jakarta : penebar swadaya.

Poedjiadi.2009.Dasar-dasarBiokimia.Jakarta:Universitas Indonesia Press

Ramdiah, Siti; Mayasari, Ria; dan adawiyah, Rabiatul 2012. Morfologi


tumbuhan. Banjarbaru: Scripta Cendekia

Syamsuni, H. A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Tjitrosoepomo, Gembong 1988. Taksonomi tumbuhan: Spermatophyta.


Yogyakarta : UGM Press
Tjitrosoepomo, Gembong, 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta :
UGM Press

Dedeji, O., O.Y. Ajuwon and O. O. Babawale. 2007. Foliar epidermal


studies, organographic distribution and taxonomic importance of
trichomes in the family Solanaceae. International Journal of Botany. 3:
276-28.

Dwijoseputro. D. (1978). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama. Hal: 232.

Esau, K. (1969) Anatomy of Plants. Publishing House World, Moscow,


138-416. (In Russian)

Fahn, A. (1991). Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University


Press. Hal: 15.

Lakitan, B. (2007). Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sutrian, Yayan (1992). Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan. Edisi


revisi. Jakarta: Rineka cipta.

Werker E. 2005. Trichome diversity and development in plant trichomes


(hallahan d.l and j.c gray, eds.). Advances in Botanical Research. Vol 31.
New York. Academic Press

Willmer, CM. (1983). Stomata. London: Longman. Hal: 166

Heldt, H.W. 2005. Plant Biochemistry 3rd Edition. California: Elsevier


Academic Press.

Hopkins, W.G. & Huner, N.P.A. 2009. Introduction to Plant Phsiology


4th Edition. New York : John Willey & Sons Inc.

Nugroho, Hartanto; Purnomo; dan Sumardi, Issirep. 2006. Struktur dan


Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya

Salisbury, F.B. & Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung:
Penerbit ITB

Tjitrosoepomo, Gembong. 1988. Taksonomi Tumbuhan: Spermatophyta.


Yogyakarta: UGM Press

Wirahadikusumah, M. 2005. Biokimia: Metabolisme Energi, Karbohidrat,


dan Lipid. Bandung: Penerbit ITB.

Anda mungkin juga menyukai