Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Pengertian Dhamir

Sebelum mempelajari kaidah-kaidah dhamir dalam penafsiran al-Qur’an, sebaiknya untuk


memahami apa yang dimaksud dengan dhamir itu sendiri. Kata al-Dhamair merupakan bentuk
jamak dari dhamir yang Secara bahasa artinya kurus, dikarenakan jumlah hurufnya yang sedikit,
atau karena dhamir selalu menyembunyikan kata yang seharusnya tampak. Secara istilah, apa yang
digunakan untuk menyebut dengan singkat sesuatu yang nampak (zohir).1 Ringkas nya adalah,
dhamir sesuatu yang menunjuk kepada yang berbicara seperti “saya”, atau lawan bicara “kamu”,
atau menunjuk orang ketiga “dia” dengan kata lain dhamir itu kata yang menggantikan seseorang
baik itu orang ketiga (gaib), orang kedua (mukhattab), dan orang pertama (mutakallim). Dan jika
disimpulkan bahwasanya dhamir merupakan kata ganti nama atau dalam Bahasa Inggris disebut
dengan pronoun.

Tujuan

Adapun salah satu tujuan dari dhamir itu sendiri adalah untuk mempersingkat (li ikhtisar)
suatu kalimat. Atau tujuan dari dhamir adalah untuk menggantikan penyebutan kata-kata yang
banyak dan menempatinya tanpa harus mengubah makan yang di maksud. 2 Hal ini seperti
ditunjukkan oleh firman Allah dalam QS. Al-Ahzâb [33]: 35:

‫ِإَّن اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت َو اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت َو اْلَقاِنِتْيَن َو اْلَقاِنَتاِت َو الَّصاِدِقْيَن َو الَّصاِد َقاِت َو الَّصاِبِرْيَن َو الَّصاِبَر اِت َو اْلَخ اِشِع ْيَن‬
‫َو اْلَخ اِشَع اِت َو اْلُم َتَص ِّد ِقْيَن َو اْلُم َتَص ِّد َقاِت َو الَّصاِئِم ْيَن َو الَّصاِئَم اِت َو اْلَح اِفِظ ْيَن ُفُرْو َج ُهْم َو اْلَح اِفَظاِت َو الَّذ اِك ِرْيَن َهللا َك ثْيًرا َو الَّذ اِكَر اِت َأَعَد‬
‫ُهللا َلُهْم َّم ْغ ِفَر ًة َو َأْج ًرا َع ِظ ْيًم ا‬

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang Muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-
laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki
dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang
bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah
menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

Dhamîr ( ‫ )ُهْم‬yang terdapat pada ayat ‫ َأَع َّد ُهللا َلُهْم َّم ْغ ِف َر ًة َو َأْج ًرا َع ِظ ْيًم ا‬menggantikan 20 kata yang
disebutkan sebelumnya.3 Seandainya dhamir tersebut tidak ada, maka secara kuantitas, kalimat yang
terdapat pada ayat tersebut akan semakin panjang dan tidak enak dipandang.
1

2
Marji Dhamair

Dhomir harus memiliki tempat yang dimana dhomir tersebut kembali kepadanya. Dan
Marji’ dhomir adalah isim yang mana dhomir itu kembali kepadanya. Dan ini dikhusukan untuk
orang ketiga (ghaybah) yang mana akan selalu memiliki marji’ (tempat kembali atau penjelas dari
kata-kata yang digantikannya).

1. Marji’ dhamir adalah lafadzh yang telah disebutkan sebelumnya dan harus sesuai
dengannya.

( ‫)يكون ملفوظا به سابقا عليه مطابقا له‬

Contoh: )42 ‫ونادى نوح ابنه ( هود‬

2. Marji’ dhamir adalah lafadz yang mendahuluinya itu mengandung apa yang dimaksud oleh
dhamir.

(‫)يكون ما سبق متضمنا له‬

Contoh: (8 : ‫وال يجرمنكم شنآن قوم على أال تعدلوا اعدلوا هو أقرب للتقوى(المائدة‬

Dhamir ‫ هو‬kembali kepada makna lafadz yang terkandung pada ‫ اعدلوا‬yaitu ‫العدل‬

3. Marji’ dhamir adalah lafadz yang mendahuluinya itu mununjuk kepada dhamir berdasar
keniscayaan.

(‫)يكون المرجع داال عليه بالتزام‬

Contoh: )178 : ‫فمن عفي له من أخيه شيئ فاتباع بالمعروف و أداء إليه بإحسان ( البقرة‬

Dhamir pada kata ‫ إليه‬kembali pada lafadz ‫( العافي‬orang yang memaafkan) yang harus ada sebagai
perwujudan dari adanya lafadz ‫( عفي‬dimaafkan)

4. Marji’ dhamir terletak sesudah lafadz dhamir itu sendiri, namun hanya dalam pengucapan
saja.

(‫) يكون المرجع متأخرا لفظا ال رتبة‬

Contoh : 67 : ‫فأوجس في نفسه خيفة موسى ( طه‬

Marji Baru 5 nanti gw lanjutin, nah lu kaidah nanti di taro abis tujuan aja man sama foot note
ama referensi nanti gw kasih
3
Manna’ Khalîl al-Qaththân, Mabâhîts fi ‘Ulûm al-Qur’ân, diterjemahkan oleh Mudzakir AS dengan judul Studi Ilmu-
ilmu Qur’an (Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa, 1992), h. 280.
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab indonesia (Surabaya: Penerbit Pustaka
Progresif,1997)

Anda mungkin juga menyukai