Oleh: Yuniasih
Sub Bahasan
05
Gibbons (via Coulthard dan Johnson, 2007: 56)
genre adalah prototipe yang dapat diikuti atau
dimodifikasi. Dalam hal ini, untuk mengenali
elemen prototipe diperlukan pengguna ahli genre
tersebut. Jadi, untuk mempelajari suatu genre,
maka diperlukan pelatihan oleh prosedur ahli.
B. Genre Hukum
Maley dan Gibbons (via Coulthard dan Johnson, 2007:
57) genre hukum dalam kaitannya dengan
persidangan, yaitu genre tertulis. mencakup:
dokumen yang sudah ada sebelumnya,
dimodifikasikan, seperti undang- undang, kontrak,
preseden atau putusan yang menginformasikan proses
hukum, atau catatan dan pembuatan hukum yang
membentuk bagian dari proses hukum setelah kasus
disidangkan yang dituangkan dalam laporan kasus
yang diucapkan (Lisan), seperti
wawancara polisi, konsultasi antara
pengacara dan klien,instruksi kepada
pengacara, sidang komitmen dan
instruksi juri.
Gibbons (via Coulthard dan Johnson, 2007: 56) juga
menunjukkan bahwa dalam teks, pola genre yang
lebih formal dapat digunakan untuk tujuan sosial
tertentu. Misalnya, genre wawancara polisi yang
memiliki sejumlah tahapan, dan mencatat bahwa
genre tersebut memiliki struktur naratif yang
mendasarinya.
Heffer (via Coulthard dan Johnson, 2007: 56)
membedakan 3 fase persidangan (wawancara) yaitu
1)Genre prosedural, seperti pemilihan juri,
pemanggilan, dan pengambilan sumpah saksi,
2) Genre permusuhan seperti pernyataan dan
hukuman hakim.
3) Genre dalam genre atau genre kompleks.
didasarkan pada berbagai aktivitas berurutan yang
menyusun persidangan dan beragam fungsi
Hasan (via Coulthard dan Johnson, 2007: 57) Genre dengan
demikian dapat dikatakan hibrida dan dinamis
Salah satu aspek penentu utama genre hukum
adalah gaya, fungsi dan gaya pada genre hukum
dicirikan oleh hibriditas fungsional, yaitu kesadaran
terus- menerus dan interaksi dengan ketetapan
hukum dan undang-undang yang terkait dengannya.
Bhatia (via Coulthard dan Johnson, 2007: 61)
mengemukakan bahwa studi tentang genre
profesional dalam beberapa tahun terakhir beralih
dari fokus pada bentuk dan struktur menjadifokus
pada faktor kontekstual dalam menafsirkan wacana.
C. Konteks Hukum
Konteks – wawancara dan ruang sidang
konteks lingkungan realita untuk wawancara stanada
pdi ruang pengadilan Inggris, yaitu dua petugas
polisi, satu pewawancara, yang lain pencatat, dan
saksi atau tersangka, yang mungkin didampingi oleh
pengacara, orang tua atau pekerja sosial.
diilustrasikan dengan kutipan dari bagian awal
wawancara polisidengan seorang pria yang
didugamenikam pacarnya selama
pertengkaran. Kutipan (1) diawali dengan
pewawancara (I) menginterupsi cerita
tersangka(S).
Contoh kutiapn ada di word
Holmes (via Coulthard dan Johnson, 2007) membahas pilihan linguistik
yang mencerminkan tingkat yang lebihbesar atau lebihkecil dari
komponensituasi bicara berikut:
“The participants: who is speaking and who are they speaking to?
The setting or social context of the interaction: where are they
speaking? The topic: what is being talked about?
The function: why are they speaking?”
‘Para peserta: siapa yang berbicara dan kepada siapa mereka
berbicara? Latar atau konteks sosial dari interaksi: di mana
merekaberbicara?
Topik: apa yang sedang dibicarakan? Fungsinya: mengapa mereka
berbicara’
Daftar Pustaka
Coulthard, Malcolm & Johnson Alison.2007. An Introduction to
Forensic Linguistics: Language in Evidence. New York: Routledge.
Coulthard, Malcolm, dkk. 2017. An Introduction to Forensic
Linguistics: Language in Evidence. Edisi kedua. New York:
Routledge.