MAKALAH SISTEM POLITIK INDONESIA (Analisis Peran Serikat Buruh Dalam Sistem Politik) - 1
MAKALAH SISTEM POLITIK INDONESIA (Analisis Peran Serikat Buruh Dalam Sistem Politik) - 1
Program Studi
Hubungan Internasional
Oleh:
Agit Imtiyaz Basman (232030074)
Tasya Pricilia T. Kasim (232030048)
Sherin Amanda Zahra (232030050)
Nuri Utami (232030056)
Qarien Salisa (232030071)
Muhammad Tiar Pradipta (232030054)
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Analisis Peran
Serikat Buruh dalam Sistem Politik” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Kata Pengantar..............................................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................................5
D. Manfaat Masalah...................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................5
A. Definisi Kelompok Kepentingan..........................................................................................5
B. Jenis – Jenis Kelompok Kepentingan...................................................................................6
C. Definisi Serikat Buruh..........................................................................................................7
D. Tujuan Serikat Buruh...........................................................................................................7
E. Serikat Buruh dijadikan sebagai kelompok kepentingan...................................................8
F. Studi Kasus terhadap Serikat Buruh...................................................................................8
BAB III PENUTUP...................................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam organisasi bisnis, terdapat dua kelompok pemangku kepentingan.
Pemegang saham merupakan kelompok kepentingan pertama. Kelompok kedua yang
memiliki kepentingan adalah karyawan, atau dikenal juga sebagai kelompok
Stakeholder. Permasalahan gaji merupakan permasalahan utama dalam hubungan
industrial, yakni hubungan antara manajemen dan karyawan. Pemerintah membuat
perubahan penilaian setiap tahun, sehingga upah menjadi masalah yang cukup besar
bagi pembuat kebijakan perusahaan, tidak peduli jenis perusahaan atau organisasi apa
yang ada di dalamnya. Karena kemampuan pelaku usaha dalam membayar kewajiban
upah kepada karyawan atau pekerja sesuai dengan nilai nominal UMR terbatas, maka
tingkat upah yang ditetapkan setiap tahun oleh pemerintah semakin sulit bagi
manajemen.
Sejarahnya gerakan buruh bisa ditelusuri hingga abad ke-14 di Inggris. E.W.
Campbell menyatakan bahwa kemunculan kelas buruh pada saat itu disebabkan oleh
perubahan kondisi ekonomi yang semakin memperkuat kapitalisme pedagang dan juga
menandai kemunduran feodalisme. Pada masa itu, salah satu ciri utama yang
menyebabkan faktor tersebut ialah adanya peningkatan kuasa golongan pedagang atau
saudagar yang mulai mengawal sektor ekonomi masyarakat.
Aksi buruh ini telah mengubah sistem politik dalam menyuarakan aspirasi dan
tuntutan mereka terhadap perubahan dalam kebijakan ketenagakerjaan. Seringkali
gerakan buruh menjadi pendorong untuk reformasi sosial dan politik, mendorong
pembentukan undang-undang yang melindungi hak-hak pekerja, menentang eksploitasi,
dan memperjuangkan kesetaraan dalam hubungan kerja. Pada tambahan itu, efeknya
bisa menyebar ke ranah politik yang lebih luas dan mengakibatkan perubahan dalam
kebijakan ekonomi serta pembagian kembali kekayaan. Dengan mengungkapkan
kebutuhan dan hak-hak mereka, gerakan buruh telah secara signifikan membentuk
dinamika politik, menciptakan perubahan struktural, dan menjadi bagian integral dari
evolusi sistem politik dalam banyak konteks sejarah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kelompok Kepentingan?
C. Tujuan Masalah
1. Memahami konsep dan karakteristik kelompok kepentingan serta
mengidentifikasi peran dan dampaknya dalam konteks penyelesaian perselisihan
dan konflik.
D. Manfaat Masalah
1. Memberikan pemahaman dasar tentang kelompok kepentingan yang relevan
dalam konteks penelitian.
2. Menjelaskan dan menggali lebih dalam tentang peran serikat buruh sebagai
kelompok kepentingan dalam menyelesaikan perselisihan.
3. Menyajikan pemahaman mendalam tentang efektivitas mekanisme
penyelesaian konflik yang diterapkan dalam kasus konkret serta memberikan
wawasan untuk perbaikan dan pemahaman lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kelompok Non-Assosiasional,
3. Kelompok Instusional
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, serikat buruh, federasi, dan konfederasi
serikat buruh memiliki fungsi-fungsi penting, antara lain:
1.. sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian
perselisihan industrial
Selain itu, ada beberapa pegawai yang justru melakukan perlawanan secara
sukarela. Pekerja berhenti bekerja secara sukarela tanpa ada provokasi dari pihak lain,
karena pekerja mengalami kekurangan pada harga yang telah ditentukan dan melakukan
penawaran melalui walkout atau mogok kerja.Secara teori, pemogokan beberapa
pekerja bukanlah suatu kelompok kepentingan, melainkan perkumpulan orang-orang
yang menyadari kepentingannya, yaitu kebebasan dari penindasan. Pada tahap ini buruh
hanya sadar akan kepentingan-kepentingan yang harus diperjuangkannya, namun tidak
tergolong dalam kelompok kepentingan, karena kondisi ini merupakan bentuk
perkumpulan individu-individu dan belum terbentuk suatu organisasi atau program atau
tujuan tersendiri. . (Dahrendorf). 1959, hal. 222). Untuk mengendalikan hubungan
kekuasaan antara pekerja dan pengusaha, pekerja bergabung dengan serikat pekerja
untuk mendapatkan perlindungan hukum atas upaya pekerja melawan dan melepaskan
diri dari penindasan.Sebagai serikat pekerja yang mengadvokasi kesejahteraan pekerja,
SBSI menawarkan serangkaian pendidikan terkait pekerjaan dan pelatihan. pelatihan
dan organisasi. Sehingga pegawai mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
kehidupan kerja dan pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan pekerjaan. Karena
kondisi ini, para pekerja sebelumnya tidak memiliki informasi yang cukup tentang
dirinya sebagai pekerja. Melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh serikat pekerja,
karyawan secara bertahap belajar tentang undang-undang ketenagakerjaan.
2. Studi kasus hak PHK antar serikat buruh dalam satu perusahaan
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan desain studi kasus tunggal terjalin, sebuah
desain dari pendekatan dengan lebih dari satu unit analisis. Kasus yang terjadi di
Perusahaan “X” merupakan kasus tunggal, yakni kasus hubungan industri atau kasus
ketenagakerjaan di Perusahaan “X”. Peneliti melakukan analisis berdasarkan unit yang
telah ditetapkan dalam kasus yang tunggal. Beberapa unit analisis yang ditetapkan
memiliki keterkaitan satu sama lain sebagai bentuk mekasnisme keberlangsungan
konflik dalam masyarakat industri.
Peneliti melihat beberapa unit analisis dan sekaligus menjadikan fokus dalam
penelitian ini, yaitu distribusi wewenang dan kekuasaan yang secara teoritis menjadikan
faktor adanya pertentangan sosial dalam masyarakat industri saat ini. Peneliti melihat
bagaimana mekanisme keberlangsungan konflik dimulai dari distribusi wewenang dan
kekuasaan sehingga menyebabkan pertentangan antara buruh dan pengusaha. Unit
kedua dalam penelitian ini yaitu kepentingan laten yang dimiliki oleh buruh dan
berimplikasi pada pembentukan kelompok semu. Gejala ini merepresentasikan
timbulnya benih-benih konflik yang disebabkan oleh dominasi kelompok superordinat
terhadap subordinat. Pada unit selanjutnya ialah kepentingan manifest dan kelompok
kepentingan sebagai tindaklanjut dari kepentingan laten. Hal ini merepresentasikan
kepentingan yang disadari oleh buruh yang menyadari apa yang harus diperjuangkan.
3. Ringkasan pada kasus PHK hak PHK antar serikat buruh dalam satu
perusahaan
Mekanisme konflik terdiri dari hubungan antar unsur yang timbul akibat adanya
pembagian kekuasaan dan wewenang. Dampak-dampak ini menghubungkan berbagai
elemen menjadi satu dan berlangsung dari fase sebelum hingga pasca-konflik. Unsur-
unsur yang muncul tersebut adalah relasi kekuasaan antara pengusaha dan pekerja,
adanya dominasi yang digambarkan oleh peraturan dan sanksi, adanya pemaksaan yang
dialami oleh pekerja, bentuk-bentuk kepentingan yang secara teoritis terdiri dari
kepentingan yang terang-terangan dan tersembunyi. Hubungan antara unsur-unsur yang
muncul tersebut menjelaskan bagaimana terjadinya konflik mekanisme di perusahaan
“X” terjadi. Fenomena tersebut juga dapat dilihat dari model hubungan pekerja-
pengusaha, dimana perusahaan mengeksploitasi pekerja dan pekerja melakukan
perlawanan melalui pemogokan dan demonstrasi. Dalam mekanisme konflik, peneliti
menemukan bahwa kepentingan nyata tidak hanya terbentuk melalui kesadaran, namun
muncul ketika pekerja dengan keterampilannya tidak mampu mempertahankan diri
sebagai kelompok tertindas. Konflik diselesaikan melalui kompromi antara karyawan
dan perusahaan. Perusahaan diwakili oleh cucu pengusaha dan tidak mempunyai
hubungan struktural di dalam perusahaan. Hal ini dilakukan karena mereka mempunyai
pandangan yang berbeda mengenai mekanisme penyelesaian konflik industrial dengan
struktur perusahaan. Ketidaksepakatan ini tercermin dalam mekanisme penyelesaian
konflik yang diterapkan. Pihak perusahaan menginginkan penyelesaian melalui PHI,
sedangkan cucu pedagang menginginkan penyelesaian konflik secara dua arah agar
konflik dapat cepat selesai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelompok kepentingan, salah satunya yaitu Serikat Buruh, memegang peran
penting dalam dinamika hubungan industrial. Sejarah serikat buruh menunjukkan
perkembangan dari kondisi ekonomi abad ke-14 di Inggris, yang memicu kesadaran
pekerja akan perlunya perlindungan dan perjuangan hak Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2000 menegaskan tujuan serikat buruh dalam melindungi, membela, dan
meningkatkan kesejahteraan pekerja. Studi kasus mengenai perselisihan hak PHK di
Perusahaan "X" mencerminkan konflik antara kepentingan pekerja dan pengusaha yang
melibatkan distribusi kekuasaan, relasi kekuasaan, dan pertentangan kelompok
kepentingan. Hal tersebut akan memberikan wawasan mendalam tentang peran serikat
buruh dalam mengatasi tantangan hubungan industrial dan memperjuangkan hak-hak
pekerja dalam konteks dinamika sosial dan ekonomi yang terus berkembang.
B. Saran
Meskipun terdapat beberapa kekurangan yang mungkin tidak disadari oleh
penulis membuat makalah ini belum dapat dianggap sebagai karya yang sempurna.
Untuk melakukan penyempurnaan, penulis akan merujuk kepada sejumlah sumber
terpercaya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan kritis dan saran terkait
dengan topik yang telah dibahas dalam kesimpulan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://runsystem.id/id/blog/serikat-pekerja/
http://dewihardiningtyas.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/tentang-serikat-pekerja-revisi-
april-2008.pdf
https://peraturan.bpk.go.id/Details/44988/uu-no-21-tahun-2000
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/download/24673/22587/