Anda di halaman 1dari 2

NAMA :AYUNINGTYASS1 – ILMU HUKUM

NIM : 041933017

TUGAS : HUKUM ADAT

Randy berusia 18 tahun, berniat menjual tanah warisan orang tuanya yang telah
meninggal dunia guna membiayai sekolah kedua orang adiknya adiknya, namun
ketika ingin mengajukan akta-akta untuk penjualan tanah ditolak oleh BPN
karena batas ketentuan kedewasaan seseorang yang diatur dalam perundang-
undangan.

Pertanyaan :

1. Berikan analisis saudara mengapa pihak BPN menolak berdasarkan peraturan


perudang-undangan

meski secara sah semua peninggalan orang tua akan menjadi milik sang anak, tetapi
kepemilikan ini belum sah hingga ia memasuki usia dewasa.

Untuk itu, anak tetap membutuhkan wali atau pengganti orang tua terhadap segala
kebutuhan pribadi maupun pengurusan harta benda si anak.

Hal tersebut sesuai dengan isi Pasal 50 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
yang membahas tentang Pokok Perkawinan yang berbunyi,

Anak yang belum mencapai umu 18 atau belum pernah melangsungkan perkawinan, yang
tidak berada di bawah kekuasaan orang tua, berada di bawah kekuasaan wali. Perwalian
itu mengenai pribadi anak yang bersangkutan maupun harta bendanya. Aturan mengenai
perwalian, termasuk segala wewenang dan larangannya tertulis dalam Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 mengenai Pokok Perkawinan Pasal 51 ayat (3) hingga (5).

2. Tentukan solusi yang dapat diberikan atas kasus diatas.

Tentunya harus menggunakan perwalian

Wali wajib mengurus anak yang di bawah penguasaannya dan harta bendanya dengan
sebaik-baiknya dengan menghormati agama dan kepercayaan anak itu.

Sementara itu, ayat (4) Pasal 51 undang-undang ini menyatakan;

“Wali wajib membuat harta benda anak yang berada di bawah kekuasaannya pada waktu
memulai jabatannya dan mencatat semua perubahan-perubahan harta benda anak atau
anak-anak itu.”

Begitu pula pada ayat (5),

“Wali bertanggungjawab tentang harta benda anak yang berada di bawah perwaliannya
serta kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan atau kelalaiannya. Ada pun larangan
yang harus dihindari oleh para wali atau orang tua asuh dari sang anak berdasarkan
Undang-Undang Pokok Perkawinan Pasal 5 yakni Wali tidak boleh memindahkan hak
atau menggadaikan barang-barang tetap yang dimiliki anaknya yang belum berumur 18
tahun atau belum pernah kawin, kecuali apabila kepentingan anak menghendaki.”
Selain Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, aturan mengenai wali terhadap
pengasuhannya juga tertulis dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak.

Pasal 33 dan 34 undang-undang ini menyatakan bahwa,

“Wali yang ditunjuk berdasarkan penetapan pengadilan atau Mahkamah dapat mewakili
anak untuk melakukan perbuatan hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk
kepentingan yang terbaik bagi anak.”

Selain itu, ayat (2) dan (3) pasal ini juga menetapkan bahwa,

“Wali wajib mengelola harta milik anak yang bersangkutan untuk kepentingan anak di
dalam maupun di luar pengadilan untuk kepentingan yang terbaik bagi anak.”

Anda mungkin juga menyukai