Anda di halaman 1dari 32

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H., S.A.P., M.H., M.Si.

Dr. Leni Anggraeni, M.Pd.

Disusun Oleh:

Fauzani Nugraha

2317815

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI GURU
SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


2024
No Aliran Tokoh Inti Aliran Impiklasi bagi Pendidikan Sumber
Pada aliran perenialisme berupaya Perennialisme berpendapat bahwa  Azra, Azyumardi,
menerapkan nilai norma yang siswa (murid, anak didik) adalah (2006). Republika:
bersifat kekal dan abadi yang selalu subyek sekaligus inti dalam Filsafat Perenial.
seperti itu sepanjang sejarah pelaksanaan pembelajaran, dan  Noor Syam,
manusia, jadi aliran ini dianggap guru hanya bertugas menolong Muhammad, (1986)
sebagai suatu aliran yang ingin membangkitkan potensi yang  Muhmidayeli, (2013).
kembali atau mundur kepada nilai- dimiliki anak didik yang masih Filsafat Pendidikan,
nilai kebudayaan masa lampau. tersembunyi, agar menjadi aktif
Maksudnya kembali pada masa dan nyata, bukan membentuk atau
lampau menurut aliran ini, bukanlah memberi kemampuan kepada anak
dalam pengertian bernostalgia dan didik. Karena itu tugas seorang
 Plato sekedar mengingat-ingat kembali pendidik adalah mempersiapkan
 Aristoteles pola kehidupan masa lalu, tetapi peserta didik ke arah kematangan
 Thomas untuk membina kembali keyakinan intelektualnya. Dengan
1. Perenialisme Aquinas akan nilai-nilai asasi masa silam intelektualnya peserta didik dapat
 Seyyed H. Nasr untuk menghadapi problematika hidup bahagia demi kebaikan
 Robert Maynard kehidupan manusia saat sekarang hidupnya sendiri. Perennialisme
dan bahkan sampai kapan pun dan memandang education as cultural
dimana pun. regression atau pendidikan sebagai
Prinsip dasar perenialisme jalan kembali, perjalanan mundur
kemudian dikembangkan oleh ke belakang, atau proses
Sayyed Husin Nasr yang pengembalian keadaan dan
mengatakan pendapat bahwa setiap kebudayaan manusia sekarang
manusia yang lahir memilik fitrah seperti dalam kebudayaan masa
yang sama yakni dengan berpangkal lampau dengan menggunakan
pada asal kejadiannya sebagai kembali nilai-nilai atau prinsip-
manusia yang fitri, yang memiliki prinsip umum yang telah menjadi
konsekuensi logis pada watak pandangan hidup yang kuat, kukuh,
kesucian dan kebaikan. Sifat dan ideal pada masa kuno, juga
manusia tidak berubah sama sekali pada abad pertengahan. Dengan
karena prinsip-prinsipnya demikian, dapat dikatakan bahwa
mengandung kontinuitas dalam tugas pendidikan adalah
setiap ruang dan waktu. Menurutnya memberikan pengetahuan tentang
tradisi yang mengisyaratkan nilai-nilai kebenaran yang pasti,
kebenaran yang fitri bersifat absolut, dan abadi yang terdapat
langgeng, tetap, abadi dan dalam kebudayaan masa lampau
berkisambungan, sifatnya tidak akan yang dipandang sebagai
lenyap bersamaan dengan kebudayaan ideal
lenyapnya waktu. perenialisme
dalam konteks ini terlihat seperti
ingin mengembalikan kesadaran
manusia akan hakikatnya yang fitri
dan suci, yang nantinya akan
membuatnya memiliki watak
kebaikan dan kesucian
 John Dewey Aliran rekonstruksionisme 1. Tujuan Pendidikan  Brameld
 Jean Piaget memandang masalah nilai a. Sekolah-sekolah (kneller,1971)
 Lev Vygotsky berdasarkan azas-azas supernatural rekonstruksionis berfungsi sebagai  Jalaludin, 2010,
yakni menerima nilai natural yang lembaga utama untuk melakukan Filsafat Penddidian
universal, yang abadi berdasarkan perubahan sosial, ekonomi dan Manusia, Filsafat Dan
prinsip nilai teologis. Hakikat politik dalam masyarakat. Pendidikan,
manusia adalah pancaran yang b. Tugas sekolah-sekolah  Pannen, P. (2001).
potensial yang berasal dari dan rekonstruksionis adalah Kontruktivisme
2. kontruktivisme dipimpin oleh Tuhan dan atas dasar mengembangkan ”insinyur- dalam Pembelajaran.
inilah tinjauan tentang kebenaran insinyur” sosial, warga-warga Jakarta
dan keburukan dapat diketahuinya. negara yang mempunyai tujuan  Charalambos, V.
Ke-mudian, manusia sebagai mengubah secara radikal wajah (2000).
subyek telah memiliki potensi- masyarakat masa kini. Constructivism
potensi kebaikan dan keburukan c. Tujuan pendidikan versus Objectivism
sesuai dengan kodratnya. Kebaikan rekonstruksionis adalah
itu akan tetap tinggi nilainya apabila membangkitkan kesadaran para
tidak dikuasai oleh hawa nafsu peserta didik tentang masalah
belaka, karena itu akal mempunyai sosial, ekonomi dan politik yang
peran untuk memberi penentuan. dihadapi umat manusia dalam skala
Neo-Thomisme memandang bahwa global, dan mengajarkan kepada
etika, estetika dan politik sebagai mereka keterampilan-keterampilan
cabang dari filsafat praktis, dalam yang diperlukan untuk mengatasi
pengertian tetap berhubungan dan masalah tersebut.
berdasarkan pada prinsip-prinsip 2. Metode pendidikan
dari praktek-praktek dalam Analisis kritis terhadap kerusakan-
tindakan-tindakan moral, kreasi kerusakan masyarakat dan
estetika dan organisasi politik. kebutuhan-kebutuhan programatik
Karenanya, dalam arti teologis untuk perbaikan.Dengan demikian
manusia perlu mencapai kebaikan menggunakan metode pemecahan
tertinggi, yakni bersatu dengan masalah, analisis kebutuhan, dan
Tuhan, kemudian berpikir rasional. penyusunan program aksi
Dalam kaitannya dengan estetika perbaikan masyarakat.
(keindahan), hakikat sesungguhnya 3. Kurikulum
ialah Tuhan sendiri. Kurikulum berisi mata-mata
pelajaran yang berorientasi pada
kebutuhan-kebutuhan masyarakat
masa depan. Kurikulum banyak
berisi masalah-masalah sosial,
ekonomi, dan politik yang dihadapi
umat manusi, yang termasuk di
dalamnya masalah-masalah pribadi
para peserta didik sendiri; dan
program-program perbaikan yang
ditentukan secara ilmiah untuk aksi
kolektif. Struktur organisasi
kurikulum terbentuk dari cabang-
cabang ilmu sosial dan proses-
proses penyelidikan ilmiah sebagai
metode pemecahan masalah.
· Pelajar
Siswa adalah generasi muda yang
sedang tumbuh menjadi manusia
pembangun masyarakat masa
depan, dan perlu berlatih keras
untuk menjadi insinyur-insinyur
sosial yang diperlukan untuk
membangun masyarakat masa
depan.
· Pengajar
Guru harus membuat para peserta
didik menyadari masalah-masalah
yang dihadapi umat manusia,
mambatu mereka merasa
mengenali masalah-masalah
tersebut sehingga mereka merasa
terikat untuk memecahkannya.
Guru harus terampil dalam
membantu peserta didik
menghadapi kontroversi dan
perubahan. Guru harus
menumbuhkan berpikir berbeda-
beda sebaga suatu cara untuk
menciptakan alternatif-alternatif
pemecahan masalah yang
menjanjikan keberhasilannya.
Menurut Brameld (kneller,1971)
teori pendidikan
rekonstruksionisme ada 5 yaitu:
1) Pendidikan harus di laksanakan
di sini dan sekarang dalam rangka
menciptakan tata sosial baru yang
akan mengisi nilai-nilai dasar
budaya kita, dan selaras dengan
yang mendasari kekuatan-kekuatan
ekonomi, dan sosial masyarakat
modern.
2) Masyarakat baru harus berada
dalam kehidupan demokrasi sejati
dimana sumber dan lembaga
utama dalam masyarakat dikontrol
oleh warganya sendiri.
3) Anak, sekolah, dan pendidikan
itu sendiri dikondisikan oleh
kekuatan budaya dan sosial.
4) Guru harus menyakini terhadap
validitas dan urgensi dirinnya
dengan cara bijaksana dengan cara
memperhatikan prosedur yang
demokratis.
5) Cara dan tujuan pendidikan
harus diubah kembali seluruhnya
dengan tujuan untuk menemukan
kebutuhan-kebutuhan yang
berkaitan dengan krisis budaya
dewasa ini, dan untuk
menyesuaikan kebutuhan dengan
sains sosial yang mendorong kita
untuk menemukan nilali-nilai
dimana manusia percaya atau tidak
bahwa nilai-nilai itu bersifat
universal.
6) Meninjau kembali penyusunan
kurikulum, isi pelajaran, metode
yang dipakai, struktur administrasi,
dan cara bagaimana guru dilatih.
 John Locke Essensialisme berasal dari bahasa a. Fungsi sekolah  Muhmidayeli. 2013
 Johann Inggris yaitu essential yang artinya Sudah tidak asing lagi bagi kita Filsafat pendidikan.
Friederich pokok atau inti dari tntang kata sekolah, sekolah yang Bandung
Frobel sesuatu, sedangkan isme berarti merupakan  unus, H.A. 2016.
 William T. aliran atau madzhab. (Idi, 2017) tempat untuk mengenyam Telaah aliran
Harris Aliran ini menginginkan agar pendidikan dan mendapatkan ilmu pendidikan
 Johan Amos manusia kembali pada kebudayaan pengetahuan. Tempat tersebut progresivisme dan
Comenius lama, karena telah banyak bisa dikatakan wadah dalam essensialisme dalam
melakukan kebaikan untuk umat mendapatkan ilmu pengetahuan perspektif filsafat
manusia. Aliran ini muncul sejak secara akademik. Akan tetapi pendidikan. Jurnal
zaman renaissance sekitar abad bagaimana pandangan aliran cakrawala pendas
14M, dalam zaman renaissance esensialisme tentang sekolah,
yang sudah berkembang dengan apakah sama dengan
megahnya usaha untuk pemahaman kalian tentang fungsi
menghidupkan kembali ilmu sekolah. Menurut aliran ini sekolah
pengetahuan, kesenian dan budaya yang merupakan
3. Esensialisme purbakala terutama zaman Yunani tempat pendidikan harus
dan Romawi. Menurut Brameld melati/mendidik siswa untuk
essensialisme merupakan aliran berkomonikasi dengan jelas dan
yang lahir dari filsafat idealisme dan logis,
realisme, kedua aliran ini bertemu keterampilan-keterampilan yang
sebagai pendukung essensialisme harus diberikan adalah membaca,
tetapi tidak melepaskan sifat utama menulis,berbicara dan
dirinya masingmasing.(riyadi, berhitung. Keterampiolan tersebut
2021) Akan tetapi, mereka memiliki harus diawasi dan diperhatikan
persamaan dalam empat prinsip terhadap siswa yang ada
pokok, keempat hal yang dimaksud sehingga siswa tersebut dapat
adalah pertama. Belajar. Mereka menguasainya pihak sekolah harus
sepakat bahwa belajar adalah bertanggung jawab
melibatkan kerja dan memaksa. dalam hal itu.
Kedua, inisiatif dalam pendidikan Menurut esensialisme juga
berada pada guru. Ketiga, Pusat berepndapat bahwa pendidikan
proses pendidikan terletak mata harus bersifat praktis,
pelajaran yang disesuaikan dengan tidak mempengaruhu dalam hal
kondisi lingkungan social. Keempat, kebijakan sosial dan menetapkan
Sekolah harus melestarikan metode kebijakan tersebut
disiplin tradisional yaitu (Sadulloh,2008). Peran sekolah
mengajarkan konsep-konsep dasar, adalah memelihara dan
meskipun konsep itu harus menyampaikan warisan budaya
disesuaikan dengan tingkat dan
intelektual dan psikologi anak. sejarah pada generasi pelajar
Filsafat essensialisme dari sudut dewasa, melalui hikmat dan
pandang pendidikan bertujuan untuk pengalaman yang terakumulasi
membentuk pribadi bahagia di dunia dari disiplin tradisionakl (Erjati
dan diakhirat, dengan kurikulum Abas,2015).
yang memuat ilmu pengetahuan, Berdasarkan pemaparan pendapat
kesenian, dan segala yang dapat diatas dapat dipahami bahwa fungsi
menggerakkan kehendak manusia.) sekolah
Dengan kata lain Islam memiliki adalah memelihara nilai-nilai yang
landasan yaitu al-Qur’an dan Hadist telah turun temurun, sekolah tidak
yang dapat dijadikan sebagai boleh mempengaruhi
rujukan dalam proses bimbingan siswa yang ada. Fungsi sekolah
dan pembinaan agar manusia hanya untuk mendidik siswa
menjadi orang-orang yang taat supaya lebih memperhatikan
dalam menjalani kehidupan di warisan budaya dengan memiliki
dunia. Karena akal yang dimiliki ketrampilan yang sudah disebutkan
berfungsi untuk berfikir sesuatu di atas.
tentang pendidikan yang sesuai b. Tujuan pembelajaran
dengan sumber utama yang telah Tujuan pendidikan yang dari
ditinggalkan kepada manusia. konsep esensialisme ialah untuk
Aliran essensialisme yang bersandar meneruskan
dari filsafat-filsafat sebelumnya warisan budaya dan warisan
dapat memenuhi nilai-nilai yang sejarah melalui pengetahuan inti
berasal dari kebudayaan yang yang terakumulasi dan telah
korelatif sejak abad renaisence dan
puncak gagasan ini ketika
pertengahan abad 19M dengan bertahan dalam kurun waktu yang
munculnya tokoh-tokoh utama yang lama(H.A.Yunus, 2016).
berperan menyebarkan aliran Pengetahuan ini diikuti oleh
essensialisme. keterampilan. Keterampilan-
keterampilan, sikap-sikap-, dan
nlai-nilai yang tepat, memebntuk
unsur yang inti dari sebuah
pendidikan. Pendidikan bertujuan
untuk mencapai standar
akademik yang tinggi,
pengembangan intelek atau
kecerdasan (Redja Mudyahardjo,
2013).
Selain dari hal di atas, aliran
esensialisme juga menyatakan
bahwa tujuan
pendidikan esensialisme adalah
mempersiapkan manusia untuk
hidup, tidak berarti seklah
lepas tangan dengan hal tersebut
tetapi sekolah memebri kontribusi
bagaimana merancang
sasaran mata pelajaran sedemikian
rupa, yang pada akhirnya memadai
untuk
mempersiapkan manusia hidup
(Erjati Abas,2015).
c. Metode pembelajaran
Aliran ini memiliki beberapa
metode pembelajran dalam dunia
pendidikan bagi
siswanya metode dalam Redja
Mudyahardjo,2013 sebagai
berikut:
1. Pendidikan berpusat pada guru
(teacher centered), jadi guru
merupakan
peran utama dalam meberikan
pembelajaran dalam dunia
pendidikan.
2. Pelajaran tidak betul-betul
mengetahui apa yang diinginkan,
dan mereka
harus dipaksa belajar, memberikan
kelonggaran pada siswa dalam
aliran ini
tidak diterapkan, semua siswa
harus belajar dengan metode
tradisional.
3. Metode utama adalah latihan
mental, misalnya melalui diskusi
dan pemberian
tugas dan penguasaan pengetahuan,
misalnya melalui penyampaian
informasi dan membaca. Jadi
dalam metode ini siswa memang
benar-benar
belajar tanpa harus main-main,
dengan adanya pemberian tugas
dan harus
menguasai setiap ilmu pengetahuan
dalam aliran ini siswa harus siap
menerima keadaan yang menguji
mental mereka dalam dunia
pendidikan.
Dari beberapa metode di atas dapat
kita pahamai bahwa keinginan
aliran ini
dalam dunia pendidkan ialah
,menginginkan setiap siswa tidak
diberikan kelonggaran dalam
dunia pendidika, aliran ini ingin
menghasilkan siswa yang
berkualitas dengan cara
memberikan metode yang sangat
disiplin kepada siswannya dan
peran gurulah yang sangat
mempengaruhi duni pendidikan
dalam aliran ini.
d. Kurikulum
Berdasarkan konsep yang
menyatakan bahwa sekolah
memiliki fungsi utama
dalam duni pendidikan , kurikulum
juga demikian,sangat spesifik
dalam menginstruksikan
apa yang disebut keterampilan
dasar dan mata pelajaran.
Keterampilan dasar dan mata
pelajaran tersebut harus di tentukan
dengan cakupannya yang tepat,
memiliki urutan,
bersifat komulatif, dan menyiapkan
masa depan bagi peserta didik
(Hengki Wijaya, 2018)
Beberapa tokoh dalam alira ini
memandang bahwa kurikulum
yang ada berpusat
pada mata pelajaran dan berpakar
pada landasan ideal dan organisasi
yang kuat.
Penguasaan materi kurikulum yang
bersifat essensialisme general
education yang di
perlukan dalam hidup. Dalam
Redja Mudyahardjo ,2013
kurikulum yang digunakan dalam
aliran ini biasanya berpusat pada
mata pelajaran yang mencakup
mata-mata pelajaran yang
pokok, kurikulum sekolah dasar
ditekankan pada pengemabangan
keterampilan dasar dalam
membaca, menulis, dan
matematika. Kurikulum sekolah
menengah menekankan pada
perluasan mata pelajaran
matematika ,ilmu
kealaman,humaniora,serta bahasa
dan sastra.
Dengan pola pengembangan mata
pelajaran tersebut maka dapat
dianggap sebagai
landasan utama bagi siswa untuk
dapat hidup sempurna. Oleh karena
itu, jelaslah bahwa
aliran ini emang menginginkan
konspe pendidikan dengan yang
palingdasar dan dari
pengetahuan dasar tersebut akan
terus dikembangkan sehingga
siswa dapat memahami
tidak hanya ilmu pengetahuan saja
akan tetapi lingkungan sekitar
merekapun dapat
mengetahuinya.
Maka dalam proses perkembangan
aliran ini, kurikulum yang
diterapkan
menggunakan berbagai pola
kurikulum, seperti pola idealisme,
realisme,behariovarisme, dan
sebagainya sehingga pola
pendidikan yang diterapkan
disekolah sesuai dengan
prinsipprinsip yang sesuai dengan
kenyataan sosial yang ada di
lingkungan sekitar
masyarakat(H.A.Yunus, 2016).
e. Pelajar
Pelajar merupakan sasaran utama
bagi aliran ini karena merekalah
yang menjadi
peranan untuk menerapkan konsep
pendidikan yang ada dalam
esensialisme. Peran peserta
didik adalah belajar bukan untuk
mengatur pelajaran. Menurut
idealisme belajar, yaitu
mnyesuaikan diri pada kebaikan
seperti yang sudah ditetapk oleh
yang absolut. Menurut
realisme belajar adalah
penyesuaian terhadap alam dan
masyarakat. Belajar berarti
menerima dan mengenal terhadap
apa yang diterima dan mengenal
sungguh-sungguh nilainilai sosial
yang diterima oleh angkatan baru
dan diberikan kapada angkatan
berikutnya.
Aliran esensialisme mengakui
bahwa siswa merupakan makhluk
yang rasional dalam
kekuasaan fakta dan keterampilan-
keterampilan pokok yang siap siaga
melakukan latihanlatihan intelektif
atau berpikir.
f. Pengajar
Guru (pengajar) dalam aliran ini
dianggap sebagi seorang yang
menguasai
lapangan subjek khusus dan model
yang dianggap baik sebagai contoh
dan dapat ditiru oleh
peserta didik. Guru yang dapat
menguasai ilmu pengetahuan, dan
kelas berada dibawah
penguasaan guru, gurulah yang
berperan penting dalam kelas selain
peserta didik
Peran guru kuat dalam
mempengaruhi dan mengawasi
kegiatan-kegiatan di
kelas, guru berperanan sebagai
contoh dalam pengawalan nilai dan
penguasaan
pengetahuan atau gagasan. Adapun
secara moral guru haruslah orang
yang terdidik yang
dapat dipercaya. Dengan demikian
inisiatif dalam pendidikan
ditekankan pada guru, bukan
pada peserta didik.
Aliran progesifisme mengakui dan Menurut progesivisme proses  Uyoh Sadulloh,
berusaha mengembangkan asas pendidikan mempunyai dua segi, Pengantar Filsafat
progesifisme dalam semua realita yaitu psikologis dan sosiologis. Pendidikan
kehidupan, dengan tujuan agar Dari segi psikologis, pendidik (BANDUNG:
manusia dapat bertahan menghadapi harus dapat mengetahui tenaga- ALFABETA, 2003)
semua tantangan hidup. Aliran ini tenaga atau daya-daya yang ada  Redja Mudyaharjo,
dinamai pula sebagai aliran pada anak didik yang akan PENGANTAR
 Frederick C. intrumentalisme, karena aliran ini dikembangkan. Dari segi PENDIDIKAN
Neff beranggapan bahwa kemampuan sosiologis, pendidik harus (JAKARTA: PT
 Lawrence intelgensi manusia sebagai alat mengetahui ke mana tenaga-tenaga RajaGrafindo
4. Progresivisme
 Ernest Bayley untuk hidup, untuk kesejahteraan, itu harus dibimbingnya. Persada, 2001),
 O.Stanley dan untuk mengembangkan Guru dalam melakukan tugasnya  Djumransyah. Filsafat
 George Axtelle- kepribadian manusia. Selain itu, dalam praktek pendidikan berpusat Pendidikaan.
aliran ini juga dinamai pada anak, mempunyai peranan- (Malang: Bayu
ekprementalisme, karena aliran ini peranan sebagai berikut: Media, 2004)
menyadari dan mempraktikkan asas • Fasilitator, atau orang yang  Basuki As’adi,
eksperimen untuk menguji menyediakan dirinya untuk Miftahul Ulum,
kebenaran suatu teori. Selanjutnya memberikan jalan bagi kelancaran Pengantar Filsafat
aliran ini juga dinamai environ proses belajar sendiri siswa. Pendidikan (Penerbit
mentalisme, karena aliran ini
menganggap lingkungan hidup itu • Motifator, atau orang yang STAIN PO PresS,
mempengaruhi pembinaan mampu membangkitkan minat 2010)
kepribadian. siswa untuk terus giat belajar
Menurut aliran progesivisme, suatu sendiri menggunakan semua alat
keterangan itu baru dapat dikatakan dirinya.
benar jika sesuai dengan realitas, • Konselor, atau orang yang
atau suatu keterangan akan dapat membantu siswa menemukan
dikatakan benar kalau sesuai dengan dan mengatasi sendiri
kenyataan. Dengan pandangan yang masalah-masalah yang telah
demikian itu, aliran progesifisme dihadapi setiap siswa dalam
tercatat sebagai pelopor yang kegiatan belajar sendiri.
membawa kemajuan, dalam bidang Guru perlu mempunyai
kehidupan maupun dalam bidang pemahaman yang baik tentang
ilmu pengetahuan, karena setiap krakteristik siswa, dan teknik-
ilmu yang dikembangkan oleh aliran teknik memimpin perkembangan
ini selalu dikaitkan manfaatnya siswa, serta kecintaan kepada anak,
untuk kemajuan manusia. Aliran ini agar dapat melaksanakan peranan-
mencoba mengembangkan ilmu peranan yang baik.
biologi (ilmu hayat), dan ilmu ini Peranan guru adalah membimbing
manusia diharapkan dapat siswa-siswa dalam dalam kegiatan
mengetahui semua masalah pemecahan masalah dan kegiatan
kehidupan. Mereka juga proyek. Mungkin akan banyak guru
mengembangkan antropologi yang kurang senang terhadap peran
sebagai alat untuk mendapatkan ini, karena didasarkan atas suatu
pengalaman hidup, penciptaan anggapan bahwa siswa mampu
budaya dan mencapai hal-hal baru. berpikir dan mengadakan
Selanjutnya, mereka penjelajahan teradap kebutuhan
mengembangkan psikologi, dan dan minat sendiri.
dengan ilmu inilah manusia akan Guru harus menolong siswa dalam
berfikir tentang dirinya sendiri, menentukan dan memilih masalah-
lingkungan, pengalaman, sifat-sifat masalah yang bermakna,
alam, serta dapat menguasai, dan menemukan sumber-sumber data
mengatur alam. Dengan berbagai yang relevan, menafsirkan dan
kemampuan yang dicapai tersebut menilai akurasi data, serta
maka manusia akan mencapai merumuskan kesimpulan. Guru
kemajuan harus mampu mengenali siswa,
terutama pada saat apakah dia
memerlukan bantuan khusus dalam
suatu kegiatan, sehingga ia dapat
meneruskan penelitiannya. Guru
dituntun untuk sabar, fleksibel,
berfikir interdisipliner, kreatif dan
cerdas.
Dalam prinsip-prinsip pendidikan
peranan guru tidak langsung,
melainkan memberi petunjuk
kepada siswa. Kebutuhan dan
minat siswa akan menentukan apa
yang mereka pelajari. Anak harus
diizinkan untuk merencanakan
perkembangan diri sendiri, dan
guru harus membimbing kegiatan
belajar .
Filsafat pendidikan humanisme tujuan umum pembelajaran dengan  Dewey, John, 1920,
merupakan suatu bentuk filsafat menerapkan filsafat pendidikan Reconstruction in
pendidikan yang memandang bahwa humanisme antara lain: Philosophy,).
manusia memiliki satu kehidupan (1) perbaikan komunikasi antara  Ahmadi dan
yang diisi dengan kreatifitas dan individu, Supriyono (2004:240)
kebahagiaan, yang tidak (2) meniadakan individu yang
5. Humanisme membutuhkan persetujuan ataupun saling bersaing,
dukungan dari entitas supernatural (3) keterlibatan intelek dan
manapun, dimana entitas ini sama emosi dalam suatu proses belajar,
sekali tidak ada. Manusia, dengan (4) memahami dinamika
kecerdasan dan saling bekerjasama, bekerjasama,
(5) kepekaan kepada pengaruh
perilaku individu lain dalam
dapat membangun sebuah lingkungan.
kedamaian dan keindahan di muka Dari tujuan umum tersebut, dapat
bumi ini Dari definisi diatas, dapat dipahami bahwa proses pendidikan
ditarik kesimpulan bahwa filsafat seharusnya mampu memperbaiki
pendidikan humanisme memandang komunikasi antar individu, tidak
bahwa kerjasama dan kecerdasan adanya rasa saling menyaingi,
yang dimiliki manusia, mereka akan adanya ketelibatan intelektual
mampu menciptakan keindahan dan dalam proses pembelajaran,
kedamaian dimuka bumi. pemahaman dinamika
bekerjasama, dan adanya kepekaan
terhadap lingkungan.

maka proses pembalajaran menurut


aliran Humanisme itu harus yang
alami seharusnya memiliki ciri-ciri,
1. Belajar melalui contoh dan
Keteladanan.
2. Mengamati dengan langsung
Melakukan.
3. Bertanya dan mempertanyakan.
4. Belajar dengan langsung
mencoba melakukannya sendiri.
5. Memperbaiki penalaran dengan
menggunakan bahan ajar dari
berbagai sumber lain.
 John Dewey Dari bahasan tentang pengalaman 3. Implikasi Aliran Pragmatisme  Provenzo, Eugene, F.,
 Charles Sandre John Dewey di atas, sangat jelas dalam Pendidikan & John Philip Renaud
Pierce terlihat bahwa aliran Pragmatisme a. Pengalaman sebagai Basis (ed.), 2009,
 William James Pendidikan menghadirkan nuansa Pendidikan pengalaman selalu Encyclopedia of The
6. Pragmatisme
 Heracleitos lain dari dunia pendidikan yang memuat kutub subyek (dengan Social and Cultural
selama ini biasa diketahui. segala keinginan, kepentingan, Foundations of
Pragmatisme pendidikan perasaan, sejarah, budaya, dan latar Education (vol. 1-3).
memposisikan anak didik sebagai belakang pengetahuannya) maupun
pihak yang sangat penting dan mesti obyek (dengan segala Sage Publications:
dipahami dengan baik dan benar. kompleksitasnya), mental maupun London.
Dengan pemahaman yang baik dan fisik, rasional maupun empirik.  Damsar.2012.
benar terhadap kebutuhan anak Menurut Dewey, pengalaman Pengantar Sosiologi
didik, diharapkan agar anak didik adalah basis pendidikan, atau Pendidikan.Jakarta
dapat menikmati sistem pendidikan dalam terminologi Dewey sendiri
yang diterapkan kepada mereka. “pengalaman” sebagai “sarana dan
Dalam proses pelaksanaan tujuan pendidikan”. Oleh karena
pendidikan saat ini, pendidikan yang itu, bagi John Dewey, pendidikan
dimulai dari play group sampai pada hakekatnya merupakan suatu
dengan di tingkat pendidikan tinggi proses penggalian dan pengolahan
juga telah menganut pragmatisme pengalaman secara terus-menerus.
pendidikan. Walaupun demikian, Inti pendidikan tidak terletak dalam
tidak ada satu aliran pendidikan pun usaha menyesuaikan dengan
yang diterapkan secara sendiri- standar kebaikan, kebenaran dan
sendiri dalam sistem pendidikan. keindahan yang abadi, melainkan
Selalu saja ada gabungan dari aliran- dalam usaha untuk terus-menerus
aliran pendidikan yang ada sehingga menyusun kembali (reconstruction)
menghasilkan suatu sistem dan menata ulang (reorganization)
pendidikan yang baik dan dapat pengalaman hidup subjek didik.
memenuhi standar. Seperti dirumuskan oleh John
Dewey sendiri dalam bukunya,
Pragmatisme Pendidikan yang bahwa perumusan teknis tentang
dipelopori oleh filsuf Amerika John pendidikan, yakni “menyusun
Dewey didasarkan pada perubahan, kembali dan menata ulang
proses, relatifitas, dan rekonstruksi pengalaman yang menambahkan
pengalaman. Pragmatisme arti pada pengalaman tersebut, dan
pendidikan Dewey cukup yang menambah kemampuan untuk
dipengaruhi oleh teori evolusi mengarahkan jalan bagi
Charles Darwin bahwa semua pengalaman berikutnya”. Dengan
makhluk hidup baik secara biologis kata lain, pendidikan haruslah
maupun sosiologis memiliki naluri memampukan subjek didik untuk
untuk bertahan hidup dan untuk menafsirkan dan memaknai
berkembang. Setiap organisme rangkaian pengalamannya
hidup di dalam habitat atau sedemikian rupa, sehingga ia terus
lingkungannya. Dalam proses bertumbuh dan diperkaya oleh
kehidupan, organisme manusia pengalaman tersebut. Pengalaman
mengalami situasi-situasi yang baru peserta didik diperoleh dari
problematik sebagai ancaman bagi sekolah, baik yang
kelanjutan eksistensinya. Manusia dirancang maupun tidak.
yang sukses dalam hal ini adalah Penentuan pengalaman yang
yang mampu memecahkan diperoleh di sekolah harus melihat
masalahmasalah itu dan ke depan, yaitu tuntutan
menambahkan rincian-rincian dari masyarakat di masa depan, karena
proses-proses pemecahan masalah perubahan yang dilakukan saat ini
yang berbeda-beda ke dalam gudang akan diperoleh hasilnya di masa
pengalaman-pengalamannya untuk depan. Akumulasi pengetahuan
digunakan menghadapi masalah- baru bagi peserta didik menentukan
masalah yang mungkin saja mirip di kemampuan peserta didik.
masa akan datang. Dalam filsafat Kemampuan ini sering disebut
pendidikan John Dewey, dengan kompetensi, yaitu
pengalaman adalah kata kunci. kemampuan yang dapat dilakukan
Pengalaman dapat didefinisikan oleh peserta didik. Kompetensi ini
sebagai interaksi antara makhluk sangat penting dalam era
manusia dengan lingkungannya. globalisasi, karena persaingan yang
Dalam pandangan Darwin, untuk terjadi terletak pada kompetensi
hidup tergantung dari kemampuan lulusan lembaga pendidikan atau
memecahkan masalah-masalah, pelatihan. Kompetensi lulusan ini
maka Dewey memandang bahwa ditentukan oleh pengalaman belajar
pendidikan menjadi tempat peserta didik, sedang pengalaman
pelatihan bagi ketrampilan- belajar ini merupakan bagian dari
ketrampilan dan metode-metode kurikulum sekolah.
pemecahan masalah (problem
solving skills and methods).

b. Pandangan tentang Peran Guru


Guru menurut pragmatisme
bukanlah guru dalam pengertian
tradisionil. Yakni, ia bukan
seseorang yang tahu apa yang
dibutuhkan siswa di masa depan
dan oleh karenanya mempunyai
fungsi memberi/menanamkan
seperangkat pengetahuan esensial
kepada siswa. Untuk satu hal, kaum
pragmatis mengaku, tak
seorangpun tahu apa yang siswa
butuhkan sejak ia hidup di dunia
yang berubah secara terus-
menerus.
Pendidik atau guru berperan
mengaktifkan peserta didiknya
agar memiliki kemampuan
berkomunikasi, berdialog dengan
orang lain, utamanya di kelas, baik
dengan pendidiknya, maupun
dengan sesama peserta didik
tentang berbagai hal sebagai suatu
cara mengekspresikan ide-idenya
yang diharapkan bermanfaat untuk
mengatasi persoalan keseharian.
Sudah barang tentu, titik tolak
pembicaraan dalam pembelajaran
adalah materi pelajaran/bahan ajar
yang dibicarakan pada saat itu,
yang kemudian dikembangkan
menjadi persoalan-persoalan
keseharian yang terjadi di
sekitarnya yang merupakan realitas
yang terjadi di masyarakat.

c. Pandangan tentang Peserta Didik


Dalam pengamatan Dewey, ia
menemukan bahwa cara anak-anak
belajar banyak hal adalah sama
dengan orang dewasa, yang
berbeda hanyalah informasi yang
mereka butuhkan untuk
memecahkan masalah-masalah
yang mereka mengerti dalam sudut
pandang mereka sendiri. Oleh
karena itu, pendidikan menurutnya
bukanlah tujuan pada dirinya
sendiri, tetapi akan bermakna
dalam rangka pemecahan masalah-
masalah. Siswa yang paling muda
‘bermain’ rumah-rumahan, belajar
berbagai tugas seperti memasak,
menjahit, menggergaji dan
memaku kayu dan membuat
perabotan. Tetapi sementara
bermain, mereka juga belajar
matematika dengan mengukur,
menambah dan mengurangi.
Mereka juga belajar membaca
dengan melihat resep masakan,
juga belajar pola dan rencana dalam
proses menjahit.

d. Pandangan tentang Kurikulum


Pragmatisme berkeyakinan
mengenai perlunya menempatkan
siswa, kebutuhan dan minatnya
sebagai sesuatu yang sentral. Mata
pelajaran, mereka claim,
seharusnya dipilih dengan
mengacu pada kebutuhan siswa.
Selain itu, kurikulum seharusnya
tidak dibagi ke dalam bidang mata
pelajaran yang bersifat membatasi
dan tak wajar. Kurikulum mestinya
lebih dibangun di unitunit yang
wajar yang timbul dari pertanyaan-
pertanyaan yang mendesak dan
pengalaman-pengalaman siswa.
Unit-unit studi yang spesifik
mungkin bervariasi dari kelas 4 dan
berikutnya, tapi ideanya adalah
bahwa mata pelajaran sekolah yang
tradisionil (seni, sejarah,
matematika, membaca, dan lain-
lain) dapat disusun ke dalam teknik
problem solving yang berguna
untuk menumbuhkan rasa ingin
tahu siswa untuk belajar materi-
materi tradisionil sebagaimana
mereka bekerja pada
problemproblem atau isu-isu yang
telah menarik mereka di dalam
pengalaman sehari-hari.

e. Pandangan tentang Metode


Metode pendidikan seharusnya
berpusat pada memberi siswa
banyak kebebasan memilih dalam
mencari-cari situasi-situasi belajar
berpengalaman yang akan menjadi
paling bermakna baginya. Kelas
(yang dipandang tidak
hanya sebagai setting sekolah,
tetapi tempat dimana pengalaman
diperoleh) dilihat di dalam
hubungannya dengan sebuah
laboratorium keilmuan dimana
gagasan diletakkan untuk diuji dan
dikritisi. Studi lapangan, dalam
catatan kaum pragmatis, jelas
memberi keuntungan-keuntungan
lebih, karena memberi kesempatan
berinteraksi langsung dengan
lingkungan. Yaitu benar bahwa
studi lapangan dan pengalaman
aktual lainnya banyak menyita
waktu. Namun, dengan metode itu
mereka tampak lebih termotivasi.
Sebagai contoh, seseorang belajar
lebih tentang perusahaan susu dan
sapi dengan langsung ke gudang
dan pemerahan, membau dan
mendengar suara seekor sapi
daripada dengan seminggu
membaca dan memandang proses
pada layar film. Dengan demikian,
metodologi pragmatisme adalah
langsung dengan pengalaman
mereka. Dengan kata lain, anak-
anak seharusnya secara bertahap
berubah dari belajar berdasarkan
pengalaman langsung ke metode
belajar yang seolah mengalami
sendiri/dialami oleh orang lain.
Inti ajaran Kognitivisme Implikasi teori perkembangan  Nurhadi, N. (2020).
memberikan banyak konsep utama kognitif dalam pembelajaran Teori Kognitivisme
 Robert M. dalam lapangan psikologi adalah : Bahasa dan cara berfikir serta Aplikasinya
Gagne perkembangan dan berpengaruh anak berbeda dengan orang dalam Pembelajaran.
 Jerome S Bruner terhadap perkembangan konsep dewasa. Oleh karena itu guru EDISI, 2(1)
 Ausebel kecerdasan. Menurut Piaget, bahwa mengajar dengan menggunakan  J. Anidar. (2017).
 Jean Piaget belajar akan lebih berhasil apabila bahasa yang sesuai dengan cara Teori Belajar
disesuaikan dengan tahap berfikir anak. Anak-anak akan Menurut Aliran
perkembangan kognitif peserta belajar lebih baik apabila dapat Kognitif Serta
didik. Peserta didik hendaknya menghadapi lingkungan dengan Implikasinya Dalam
diberi kesempatan untuk melakukan baik. Guru harus membantu anak Pembelajaran.
eksperimen dengan obyek fisik, agar dapat berinteraksi dengan  Wisman, Y. (2020).
yang ditunjang oleh interaksi lingkungan dengan sebaik-baiknya. Teori Belajar Kognitif
7. Kognitivisme dengan teman sebaya dan dibantu Bahan yang harus dipelajari anak dan Implementasi
oleh pertanyaan tilikan dari guru. hendaknya dirasakan baru tetapi dalam Proses
Guru hendaknya banyak tidak asing. Berikan peluang agar Pembelajaran. ( Jurnal
memberikan rangsangan kepada anak belajar sesuai tahap Ilmiah Kanderang
peserta didik agar mau berinteraksi perkembangannya. Di dalam kelas, Tingang)
dengan lingkungan secara aktif, anak-anak hendaknya diberi
mencari dan menemukan berbagai peluang untuk saling berbicara dan
hal dari lingkungan. diskusi dengan teman-temanya.

perkembangan kognitif merupakan


suatu proses genetic, artinya proses
yang didasarkan atas mekenisme
biologis dari perkembangan system
syaraf. Semakin bertambah umur
seseorang, makin komplek susunan
sel syarafnya dan makin meningkat
pula kemampuannya (Travers,
1976) [5]. Sehingga ketika dewasa
seseorang akan mengalami
adaptasi biologis dengan
lingkungannya yang menyebabkan
adanya perubahan-perubahan
kualitatif didalam struktur
kognitifnya. Piaget membagi
proses belajar kedalam tiga tahapan
yaitu :
a) Asimilasi
Proses pengintgrasian informasi
baru ke struktur kognitif yang
sudah ada. Contoh : seorang siswa
yang mengetahui prinsip-prinsip
penjumlahan, jika gurunya
memperkenalkan prinsip perkalian,
maka terjadilah proses
pengintegrasian antara prinsip
penjumlahan (yang sudah ada
dipahami oleh anak) dengan prinsip
perkalian (informasi baru yang
akan dipahami anak).
b) Akomodasi
Proses penyesuaian antara struktur
kognitif ke dalam situasi yang baru.
Penerapan proses perkalian dalam
situasi yang lebih spesifik.
Contohnya : siswa ditelah
mengetahui prinsip perkalian dan
gurunya memberikan sebuah soal
perkalian.
c) Equilibrasi
Proses penyesuaian yang
berkesinambungan antara asimilasi
dan akomodasi. Hal ini sebagai
penyeimbang agar siswa dapat
terus berkembang dan menambah
ilmunya. Tetapi sekaligus menjaga
stabilitas mental dalam dirinya,
maka diperlukan roses
penyeimbang. Tanpa proses ini
perkembangan kognitif seseorang
akan tersendat-sendat dan berjalan
tidak teratur, sedangkan dengan
kemampuan equilibrasi yang baik
akan mampu menata berbagai
informasi yang diterima dengan
urutan yang baik, jernih, dan logis.

Menurut bruner ada 3 tahap dalam


perkembangan kognitif, yaitu: [8]
1. Enaktif : usaha/kegiatan untuk
mengenali dan memahami
lingkungan dengan observasi,
pengalaman terhadap suatu realita.
2. Ikonik :siswa melihat dunia
dengan melalui gambar-gambar
dan visualaisasi verbal.
3. Simbolik : siswa mempunyai
gagasan-gagasan abstrak yang
banyak dipengaruhi oleh bahasa
dan logika dan penggunaan
symbol.
Keuntungan belajar menemukan
(Free Discovery Learning):
a. Menimbulkan rasa ingin
tahu siswa sehingga dapat
memotivasi siswa untuk
menemukan jawabannya.
b. Menimbulkan keterampilan
memecahkan masalahnya secara
mandiri dan mengharuskan siswa
untuk menganalisis dan
memanipulasi informasi.

v Teori Perkembangan Kognitif,


dikembangkan oleh Ausebel.
Proses belajar terjadi jika siswa
mampu mengasimilasikan
pengetahuan yang dimilikinya
dengan pengetahuan baru (belajar
menjadi bermakna/ meaning full
learning). Proses belajar terjadi
melalui tahap-tahap:
1) Memperhatikan stimulus yang
diberikan.
2) Memahami makna stimulus
menyimpan dan menggunakan
informasi yang sudah dipahami.
Meaning full learning adalah suatu
proses dikaitkannya
Menurut Ausebel siswa akan
belajar dengan baik jika isi
pelajarannya didefinisikan dan
kemudian dipresentasikan dengan
baik dan tepat kepada siswa
(Advanced Organizer), dengan
demikian akan mempengaruhi
pengaturan kemampuan belajar
siswa. Advanced organizer adalah
konsep atau informasi umum yang
mewadahi seluruh isi pelajaran
yang akan dipelajari oleh siswa.
Advanced organizer memberikan
tiga manfaat yaitu :
1. Menyediakan suatu
kerangka konseptual untuk materi
yang akan dipelajari.
2. Berfungsi sebagai jembatan
yang menghubungkan antara yang
sedang dipelajari dan yang akan
dipelajari.
3. Dapat membantu siswa
untuk memahami bahan belajar
secara lebih mudah.
Untuk itu pengetahuan guru
terhadap isi pembelajaran harus
sangat baik, dengan demikian ia
akan mampu menemukan
informasi yang sangat abstrak,
umum dan inklusif yang mewadahi
apa yang akan diajarkan. Guru juga
harus memiliki logika berfikir yang
baik, agar dapat memilah-milah
materi pembelajaran,
merumuskannya dalam rumusan
yang singkat, serta mengurutkan
materi tersebut dalam struktur yang
logis dan mudah dipahami.

v Teori Perkembangan Kognitif,


dikembangkan oleh Robert M.
Gagne
Menurut gagne belajar dipandang
sebagai proses pengolahan
informasi dalam otak manusia.
Dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi, untuk
kemudian diolah sehingga
menghasilkan keluaran dalam
bentuk hasil belajar. Pengolahan
otak manusia :
a) Reseptor
b) Sensory register
c) Short-term memory
d) Long-term memory
e) Response generator
Salah satu teori yang berasal dari
psikolog kognitiv adalah teori
pemrosesan informasi yang
dikemukakan oleh Robert M.
Gagne. Menurut teori ini belajar
dipandang sebagai proses
pengolahan informasi dalam otak
manusia. Sedangkan pengolahan
otak manusia sendiri dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Reseptor (alat indera) :
menerima rangsangan dari
lingkungan dan mengubahnya
menjadi rangsaangan neural,
memberikan symbol informasi
yang diterimanya dan kemudian di
teruskan.
b. Sensory register
(penempungan kesan-kesan
sensoris) : yang terdapat pada
syaraf pusat, fungsinya
menampung kesan-kesan sensoris
dan mengadakan seleksi sehingga
terbentuk suatu kebulatan
perceptual. Informasi yang masuk
sebagian masuk ke dalam memori
jangka pendek dan sebagian hilang
dalam system.
c. Short term memory (
memory jangka pendek ) :
menampung hasil pengolahan
perceptual dan menyimpannya.
Informasi tertentu disimpan untuk
menentukan maknanya. Memori
jangka pendek dikenal juga dengan
informasi memori kerja,
kapasitasnya sangat terbatas, waktu
penyimpananya juga pendek.
Informasi dalam memori ini dapat
di transformasi dalam bentuk kode-
kode dan selanjutnya diteruskan ke
memori jangka panjang.
d. Long Term memory
(memori jangka panjang)
:menampung hasil pengolahan
yang ada di memori jangka pendek.
Informasi yang disimpan dalam
jangka panjang, bertahan lama, dan
siap untuk dipakai kapan saja.
e. Response generator
(pencipta respon) : menampung
informasi yang tersimpan dalam
memori jangka panjang dan
mengubahnya menjadi reaksi
jawaban.

Anda mungkin juga menyukai