Anda di halaman 1dari 8

BAB III

MANAJEMEN PELAKSANAAN

A. Perencanaan Penggunaan Sumber Daya (material, alat, dan tenaga kerja)


Perencanaan penggunaan sumber daya dalam proyek meliputi material, alat dan
tenaga kerja. Untuk menghitung ketiga komponen tersebut, maka perlu perhitungan volume
pekerjaan, analisa harga per satuan pekerjaan dan penentuan harga material secara update.
Perencanaan penggunaan sumber daya berisi rincian pekerjaan yang harus diselesaikan
dalam hitungan waktu yang sudah ditargetkan, besarnya masing-masing volume pekerjaan,
mekanisme kerja dan durasi waktu pelaksanaan pada masing-masing komponen pekerjaan
yang harus disesuaikan dengan batas akhir penyelesaian pekerjaan.

1. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya yang perlu diperhatikan. Tenaga kerja
yang dibutuhkan dalam pekerjaan proyek adalah yang mempunyai kemampuan atau
keterampilan kerja, sehat jasmani dan rohani, dan berusia produktif. Perencanaan daftar
tenaga kerja dijelaskan pada lampiran.
2. Pengadaan Alat
Pengadaan alat akan membantu proses berlangsungnya pekerjaan. Peralatan dengan
jumlah yang memadai dan berfungsi dengan baik maka akan mempermudah pekerjaan.
Perencanaan daftar peralatan utama yang akan digunakan dijelaskan padan lampiran.
3. Material
Material didatangkan sebelum proyek pembangunan dilaksanakan dan disimpan ke
dalam gudang yang aman. Kebutuhan material dijelaskan pada lampiran.

B. Rencana Anggaran dan Biaya Pelaksanaan


RAB didapatkan dari perhitungan volume pekerjaan, yaitu perhitungan jumlah volume
pekerjaan dalam satu-satuan dan estimasi yang terdiri dari Analisa Harga Satuan Pekerjaan
dan Harga Upah. Analisa harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga pekerjaan dan upah
tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis, sedangkan anggaran biaya adalah
perhitungan jumlah biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah tenaga kerja dan hasil
perkalian volume dengan harga satuan pekerjaan. RAB dibuat sebelum pelaksanaan proyek
dijalankan, berisi uraian tentang jenis pekerjaan, volume pekerjaan, harga satuan pekerjaan

74
dan rincian anggaran biaya pekerjaan yang harus diselesaikan dalam hitungan waktu yang
sudah ditentukan. Berikut adalah rencana anggaran dan biaya pelaksanaan (RABP) ditinjau
dari pekerjaan struktur yang meliputi pondasi, sloof, kolom, balok dan atap terdapat pada
lampiran. Adapun RABP dapat dilihat pada lampiran.

C. Penjadwalan (Schedule)
1. Penjadwalan Pelaksanaan
Penjadwalan atau biasa disebut time schedule adalah pengaturan rencana kerja dari satu
bagian atau satu unit pekerjaan dalam suatu proyek pembangunan. Selain fungsi
penjadwalan diatas penjadwalan ini juga berfungsi sebagai fasilitas untuk memantau
perkembangan pekerjaan, yaitu dipakai sebagai patokan batas waktu dimulai dan
berakhirnya suatu proyek. Adapun penjadwalan pelaksanaan proyek dapat dilihat pada
lampiran.

2. Penjadwalan Pengadaan Bahan/Material


Pengadaan bahan/material harus dilakukan sebelum pekerjaan dimulai serta
persediaanya harus mencukupi. Hal ini karena berdampak pada proses berlangsungnya
pekerjaan proyek. Adapun penjadwalan pengadaan bahan/material pada proyek dapat dilihat
pada pada lampiran.

3. Penjadwalan Pengadaan Alat


Alat-alat perlengkapan harus ada sebelum pekerjaan pembangunan dimulai.
Penjadwalan alat-alat harus disesuaikan dengan pekerjaan, agar alat yang ada dimanfaatkan
dengan sabaik-baiknya. Adapun penjadwalan pengadaan alat pada proyek dapat dilihat pada
lampiran.

4. Penjadwalan Tenaga Kerja


Untuk kebutuhan tenaga kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan
proyek. Jumlah tenaga kerja disesuaikan dengan pembangunan. Sehingga pekerja dapat
semaksimal mungkin melaksanakan pekerjaan. Adapun penjadwalan tenaga kerja pada
proyek pembangunan proyek pembangunan dapat dilihat pada pada lampiran.

75
D. Pengendalian (Controlling) Pelaksanaan Pekerjaan
Pengendalian dilakukan mulai dari tahap persiapan hingga tahap pelaksanaan proyek.
Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pengawasan pekerjaan dan
pelaporan setiap seminggu sekali, akan tetapi akan lebih baik jika dilakukan setiap hari. Hal
ini berguna untuk mengetahui tingkat perkembangan proyek yang sedang dikerjakan, dan
jika terjadi kekurangan maka dapat segera diatasi. Pengendalian proyek terdiri dari
pengendalian kualitas, pengendalian waktu, dan pengendalian biaya. Berikut penjelasannya
adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Kualitas
Untuk menjamin mutu pada proyek ini dilakukan dengan kegiatan pengawasan dan
pengendalian mutu yang meliputi pemilihan bahan, pengujian berkala, cara pelaksanaan,
perawatan, dan pemeliharaan.
Pengendalian kualitas dilakukan dengan melaksanakan program kontrol inspeksi.
Program inspeksi ini dapat disusun dalam suatu prosedur-prosedur tata laksana yang menjadi
pedoman bagi semua unsur yang terlibat dalam proyek. Pengendalian kualitas proyek ini
diverifikasi oleh kontraktor yang terdiri dari Project Manager, bagian K3L, Quality Control,
Logistik dan oleh konsultan Pengawas. Untuk menjamin pekerjaan pengendalian mutu
dilakukan dalam tiga tahapan yaitu:
a. Pengendalian pada setiap pemulaan kerja dan kedatangan bahan
b. Pengendalian pada setiap proses pekerjaan
Pengendalian pada akhir proses pekerjaan.

2. Pengendalian Waktu
Dalam pelaksanaannya di lapangan komponen yang digunakan untuk pengendalian
waktu pelaksanaan pekerjaan selain menggunakan time schedule pelaksanaan proyek
meliputi:
(1) Laporan Harian
Laporan harian bertujuan untuk mengetahui dan mengendalikan kemajuan fisik
pekerjaan yan dilaksanakan. Laporan ini berisi data-data pekerjaan yang telah dilakukan
dalam satu hari penuh yang dibuat oleh pihak kontraktor. Laporan ini juga berfungsi
sebagai dasar penyusunan laporan mingguan sehingga dapat mengetahui perkembangan
tiap pekerjaan.
(2) Laporan Mingguan

76
Laporan mingguan bertujuan untuk mengetahui kemajuan pekerjaan yang telah
dicapai dalam satu minggu yang bersangkutan, disusun berdasarkan laporan harian
selama satu minggu yang kemudian disesuaikan dengan time schedule. Laporan
mingguan ini juga sebagai acuan untuk menyusun laporan bulanan.
(3) Laporan Bulanan
Dalam laporan ini tertujuan untuk mengetahui beberapa persen kemajuan pekerjaan
yang sudah dikerjakan sampai akhir bulan. Laporan bulanan kemudian dibandingkan
dengan time schedule agar semua pihak yang terlibat dalam proyek tersebut mengetahui
kemajuan yang telah dicapai dalam bulan tersebut.
Dengan adanya laporan bulanan akan memudahkan bagi kontraktor maupun
pengawas untuk memantau dan mengendalikan tingkat kemajuan pekerjaan proyek,
sehingga pekerjaan dapat terkontrol dan sesuai dengan time schedule.
Laporan kemajuan pekerjaan tersebut minimal mengenai semua keterangan yang
berhubungan dengan kejadian selama satu bulan yang mencakup mengenai:
(1) Jumlah semua tenaga kerja yang digunakan dalam bulan ini.
(2) Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan.
(3) Semua bahan/barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima di tempat
pekerjaan.
(4) Keadaan cuaca.
(5) Kunjungan tamu yang berkaitan dengan proyek.
(6) Kunjungan tamu-tamu lain.
(7) Kejadian khusus.

3. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya pada proyek ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pihak kontraktor
dan pihak owner (pemilik). Pengendalian biaya dilakukan oleh pihak kontraktor dan pemilik
agar tidak ada pihak yang dirugikan dalam pelaksanaan suatu proyek.Pengendalian biaya
dapat dilakukan dengan cara antara lain:
(1) Pengendalian biaya oleh kontraktor (pelaksana):
Berpedoman pada Rencana Anggaran Biaya dan Pelaksanaan (RABP) Pekerjaan
Proyek. Pengendalian Biaya menggunakan RABP ini menyangkut pengendalian
harga bahan dan upah kerja per item pekerjaan. Pengendalian menggunakan sistem

77
akutansi disesuaikan dengan cash flow yaitu menyangkut pemasukan dan
pengeluaran uang.
(2) Pengendalian biaya oleh owner (pemilik)
Owner (pemilik) memberikan pembayaran dengan cara termin, pembayaran
berdasarkan termin merupakan pembayaran yang dilakukan berdasarkan progress
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh kontraktor.

E. Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (SMK3)

1. Identifikasi resiko kecelakaan kerja


Langkah pertama manajemen resiko kesehatan kerja adalah identifikasi atau
pengenalan bahaya. Dalam tahap ini dilakukan identifikasi mengenai kesehatan
yang tergolong fisik, kimia, biologi dan psikologi. Bahaya yang tergolong
fisiklah yang banyak terjadi karena kelalaian pekerja dan pengawas. Saat ini
masih banyak pekerja yang enggan menggunakan APD karena risih. Dalam
proyek ini juga melakukan survey / inspeksi setiap kejadian / kecelakaan kerja
yang terjadi.
a. Pekerjaan Pondasi
3.1 Resiko Pekerjaan Pondasi

Identifikasi resiko
Item
Bahaya Resiko
Galian pondasi - Terpeleset di sekitar - Meninggal dunia
footplat lubang galian
- Luka berat
- Tertimpah material galian
- Luka ringan
- Terkena peralatan
pekerjaan

Bekisting - Tangan tertusuk serpihan - Meninggal dunia


papan dan kayu
- Patah tulang
- Mata /tubuh terkena
serpihan kayu saat - Infeksi / tetanus
pemotongan
- Luka berat / cacat
- Batuk akibat serpihan permanen
debu kayu

78
- Luka ringan / gores
- Tangan dan anggota
tubuh lain terluka
/terpotong akibat alat
pemotong

- Tertimpah material kayu

- Terjatuh saat pemsangan


bekisting

Pembesian - Tubuh tertusuk basi - Meninggal Dunia


tulangan
- Gangguan
- Terjatuh akibat terinjak pendengaran
material
- Luka gores/lecet
- Wajah / tubuh terkena
serpihan besi saat - Cacat permanen
pemotongan
- Luka Berat
- Tangan / terpotong bar
cutter - Gangguan
pernafasan/ sesak
- Terjatuh / terpleset saat nafas
pemasangan besi tulangan

- Tertimpa besi tulangan

Pengecoran - Terluka akibat peralatan - Meninggal dunia


kerja
- Infeksi/tetanus
- Tertusuk besi tulangan
- Infeksi kulit
- Terpeleset dan terjatuh
akibat pengecoran - Luka Berat/cacat
permanen
- Vibrator rusak dan
mencederai pekerja - terkilir/patah tulang

79
Pembongkaran - Tertimpah - Meninggal dunia
Bekisting
- Terjepit - Patah tulang

- Tertusuk paku - Luka berat / cacat


permanen

- Luka ringan / gores

b. Pekerjaan Kolom
3.2 Resiko Pekerjaan Kolom

Identifikasi resiko
Item
Bahaya Resiko
Survey / Marking - Terpeleset / terjatuh - Cacat permanen
untuk penanda akibat alat kerja
- Patah tulang
- Tertimpa alat kerja
- Iritasi mata
- Terkena debu saat
menandai marking - Ganguan
dengan alat. pernafasan

- Tertusuk material besi - Pendarahan /


menerus terluka

- Tertimpah material yang - Patah tulang


jatuh dari ketinggian

80
Bekisting - Tangan tertusuk - Meninggal dunia
serpihan papan dan
kayu - Patah tulang

- Mata /tubuh terkena - Infeksi / tetanus


serpihan kayu saat
pemotongan - Luka berat / cacat
permanen
- Batuk akibat serpihan
debu kayu - Luka ringan / gores

- Tangan dan anggota


tubuh lain terluka
/terpotong akibat alat
pemotong

- Tertimpah material
kayu

- Terjatuh saat
pemsangan bekisting

81

Anda mungkin juga menyukai