Tentang:
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Dosen Pengampu :
1444 H /2023 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hakikat kurikulum
dalam perspektif filsafat pendidikan Islam (Landas al-Qur'an tentang kurikulum,
pengertian kurikulum, azas kurikulum, komponen kurikulum, dan pengembangan
kurikulum pendidikan Islam).
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas ibuk Dr. Susilawati,
MA. Pada mata kuliah filsafat pendidikan islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempuraan
makalah ini.
Kelompok 5
i
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Masalah................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................6
B. Saran................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia diciptakan Allah SWT begitu mulia, karena selain bentuk yang
sempurna manusia juga dibekali piranti-piranti berupa akal, fitrah, qolbu, dan nafsu
sehingga ia mampu mentransformasikan segala anugerah itu untuk dapat
mengaktualisasikan diri dalam mencapai kesempurnaan sebagai khalifah di muka
bumi. Untuk dapat mencapai itu semua manusia butuh proses atau kegiatan yang
ilmiah yaitu pendidikan.
Pendidikan merupakan bentuk usaha sadar dan terencana yang berfungsi untuk
mengembangkan potensi yang ada pada manusia agar bisa digunakan untuk
kesempurnaan hidupnya dimasa depan nanti. Jika dilihat dalam perspektif Islam
adalah untuk membentuk manusia menjadi manusia seutuhnya (insan kamil) dan
menciptakan bentuk masyarakat yang ideal dimasa depan. Dari istilah insan kamil ini
maka segala aspek dalam pendidikan haruslah sesuai dengan idealitas Islam.
Setiap kegiatan yang akan dilakukan apa lagi untuk mencapai sesuatu dari yang
dilakukan tersebut memerlukan suatu perencanaan atau pengorganisasian yang
dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur. Demikian juga dalam suatu pendidikan
baik jenis dan jenjangnya pasti memerlukan suatu program yang terencana dan
sistematis sehingga dapat menghantarkan pada tujuan yang diinginkan, yang proses
perencanaan ini dalam istilah pendidikan disebut dengan kurikulum.
Salah satu tugas dari filsafat pendidikan Islam adalah memberikan arah bagi
tercapainya tujuan pendidikan Islam. Tujuan pendidikan Islam yang akan dicapai
harus direncanakan atau di programkan melalui kurikulum.Oleh karena itu kurikulum
merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pendidikan pada lembaga
1
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media, hal
124.
iii
iv
pendidikan Islam. Dengan demikian akan menjadi jelas dan terencana tentang
bagaimana dan apa yang harus diterapkan dalam proses belajar mengajar.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
iv
v
Secara harfiah, kurikulum berasal dari bahasa Latin, ‘’Curriculum’’, yang berarti
bahan pengajaran.Ada pula yang mengatakan berasal dari bahasa Perancis,
‘’Courier‘’, yang artinya berlari.
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘’curier’’ yang
artinya pelari dan ‘’Curere’’ yang artinya jarak yang harus ditempuh oleh pelari.
Istilah ini pada mulanya digunakan di dunia olah raga yang berarti a lille
recesourse (suatu jarak yang harus ditempuh dalam pertandingan olah raga).
Berdasarkan pengertian ini, dalam kontek dunia pendidikan, kurikulum berarti
‘’circle of intruction’’ yaitu suatu lingkaran pembelajaran dimana guru dan peserta
didik terlibat di dalamnya. Adapula yang mengatakan kurikulum ialah arena
pertandingan, tempat pelajar bertanding untuk menguasai pelajaran untuk mencapai
garis penamat berupa diploma, ijazah, atau gelar kesarjanaan.
3
Nasution, S. Pengembangan Kurikulum.Cet ke-4. (Bandung, Citra.Aditya Bakti, 1991), hal. 9
v
vi
Selanjutnya dilihat dari segi perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan ilmu
pendidikan, pengertian kurikulum sebagaimana telah disebutkan di atas kemudian
mengalami perkembangan. Nasution (1991: 9) mengatakan bahwa kurikulum bukan
hanya sekedar memuat sejumlah mata pelajaran, tetapi termasuk di dalamnya segala
usaha sekolah untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik usaha itu dilakukan di
dalam sekolah ataupun di luar sekolah.
Pendapat yang terakhir mengenai kurikulum ini berbeda dengan pendapat yang
dikemukakan sebelumnya. Perbedaan tersebut tampak dari segi sumber pelajaran
yang termuat dalam kurikulum. Jika sebelumnya kurikulum (pendidikan) hanya
terbatas pada kegiatan pengajaran yang dilakukan di ruang kelas, maka pada
perkembangan berikutnya pendidikan dapat pula memanfaatkan berbagai sumber
pengajaran yang terdapat di luar kelas, seperti perpustakaan, museum, majalah surat
kabar, media elektronik dan sebagainya.
Dengan demikian, cakupan bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum pada
masa sekarang tampak semakin luas. Hal ini selain disebabkan kemajuan di
bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan sebagaimana telah disebutkan di atas, juga
karena semakin bertambahnya beban yang harus dipikul oleh sekolah.4
1.Asas religius/agama
4
Nizar, Syamsul. Filsafat Pendidikan Islam.cet.ke-1. (Jakarta, Ciputat Pers,2002), hal.55-56
vi
vii
2.Asas falsafah
Asas ini memberikan arah tujuan pendidikan Islam. Dengan dasar filosofis maka
kurikulum akan mengandung suatu kebenaran terutama kebenaran di bidang nilai-
nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini sebagai suatu kebenaran.
3.Asas Psikologis
Asas ini mempertimbangkan tahapan kejiwaan peserta didik, yang berkaitan dengan
perkembangan jasmaniah, intelektual, bahasa, emosi dan lain-lain, sehingga dengan
landasan ini kurikulum bisa memberikan peluang belajar bagi anak-anak dan
bagaimana belajar itu berlangsung, serta dalam keadaan bagaimana anak itu bisa
memberikan hasil yang sebaik-baiknya.5
4.Asas Sosiologis
A.Mementingkan tujuan agama dan akhlak dalam berbagai hal seperti tujuan,
kandungan, kaedah, alat dan tekniknya.
5
Ibid.,hal.57
vii
viii
C.Adanya prinsip keseimbangan antara kandungan kurikulum tentang ilmu dan seni,
pengalaman dan kegiatan pengalaman yang bermacam-macam.
D.Bersikap menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh
anak didik, dan juga meliputi seni halus, aktifitas pendidikan jasmani, latihan militer,
teknik, pertukangan, bahasa asing dll.6
E.Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan dengan minat, bakat, keperluan dan
perbedaan individual antara siswa. Disamping itu juga dikaitkan dengan alam sekitar,
budaya dan sosial diman kurikulum itu dilaksanakan.
Kurikulum tersebut tidak akan bermakna apapun apabila tidak dilaksanakan dalam
situasi dan kondisi dimana tercipta interaksi edukatif yang timbal balik antara
pendidik disatu sisi dengan peserta didik disisi lain. Aspek kurikulum yang tertulis
dan lebih popular itu sering disebut “stated curriculum” atau “manifested
curriculum”. Adapun aspek kurikulum yang tidak tertulis itu sering disebut “hidden
curriculum” atau “unstudied curriculum”. Karekteristik dari kurikulum terutama
stated curriculum ialah:
6
Crow and Crow. Pengantar Ilmu Pendidikan.edisi ke-1( Yokyakarta, Rake Sirasi,1990), hal.75
viii
ix
1. Hubungan manusia dengan Allah SWT. Artinya sejauh mana kita sebagai
hamba Allah telah melaksanakan segala kewajiban yang diperintahkan-Nya
dan seberapa taat kita mematuhi segala dalam Islam di kehidupan kita sehari-
hari.7
2. Hubungan manusia dengan sesama manusia. Artinya kita sebagai Muslim
menjadikan orang lain tenteram berada didekat kita dan jangan sampai kita
merugikan orang lain apalagi sampai mendholiminya.
3. Hubungan manusia dengan diri sendiri. Artinya penghargaan orang lain
terhadap diri kita, tergantung sejauh mana kita menghargai diri kita sendiri.
4. Hubungan manusia dengan makhluk lain dengan lingkungannya. Artinya
manusia di bumi mempunyai tugas dan tanggung jawab mengelola dan
melestarikan alam serta makhluk didalamnya, jangan sampai alam dan
makhluk lain terusik karena keberadaan manusi yang akibatnya akan kembali
kepada manusia itu sendiri.
c.Adab atau akhlaq al-karimah, yakni nilai-nilai universal untuk menata kehidupan
diri sendiri, masyarakat dan alam semesta yang sejahtera, anggun dan mulia.
7
Al –Shaibani, Umar Muhammad al-Taumi.Filsafat Pendidikan Islam, Terj. Hasan Langgulung, cet. ke-
2( Jakarta, Bulan Bintang,1979), hal.478
ix
x
melalui nabi dan rasulNya di alam semesta dan dalam diri manusia, yang dapat
didekati manusia lewat pengindraan , pemikiran dan eksperimentasi ilmiah.
Karenanya, dalam konteks ini, kurikulum pendidikan Islam harus memuat ilmu-ilmu
kealaman dan ilmu-ilmu terapan. 8
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
8
Ibid.,hal.490
x
xi
dan fisafat tak boleh mengabaikan pendidikan, karena keduanya seumpama dua sisi
mata uang antara satu dengan lainya saling ketergantungan karena yang menjadi
objek kajianya adalah manusia, baik manusia sebagai diri sendiri, bermasayakat dan
berketuhanan.
Asas kurikulum satu dengan asas lainnya merupakan suatu kesatuan yang integral
sehingga dapat membentuk kurikulum pendidikan Islam yang terpadu, yaitu
kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pengembangan anak didik dalam unsur
ketauhidan, keagamaan, pengembangan pribadinya sebagai individu dan
pengembangannya dalam kehidupan sosial.
B.Saran
xi
12