(Materi) Endokrin
(Materi) Endokrin
2023
dr. Bastomy
• UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal • Bedakan antara terapi yang tepat,
dalam 200 menit 1 soal = 1 definitive, abortif, suportif, awal
menit dan pendukung
• Baca soal Baca Kasus Kata • Terapi awal : Tatalaksana
kunci Informasi tambahan simtomatis / kegawat daruratan
• Pemeriksaan Objektif > Subjektif • Terapi definitive : Terapi yang
langsung ke etiologi
• Jika kesulitan Eksklusi jawaban
• Terapi supportif: Terapi yang
Memperbesar kemungkinan
membantu dalam terapi
untuk benar
utama.
2
o Endokrinologi Umum o Gangguan Paratiroid
o Diabetes Mellitus (4A,3A) o Hiperparatiroidisme (1)
o Krisis Hiperglikemia (3B) o Hipoparatiroidisme (3A)
o Hipoglikemia (4A,3B) o Gangguan Adrenal
o Diabetes Insipidus (1) o Cushing Syndrome (3B)
o Gangguan Tiroid o Insufisiensi Adrenal (1)
o Tiroiditis (2) o Krisis Adrenal (3B)
o Hipotiroidisme (2) o Dislipidemia (4A)
o Goiter Endemik (3A) o Sindroma Metabolik (3B)
o Krisis Hipotiroid (3B) o Growth Hormone
o Hipertiroidisme (3A) o Hipersekresi GH (1)
o Thyroid Storm (3B) o Defisiensi GH (1)
Endokrinologi
Umum
Kelenjar Endokrin
Hormon yang di
Kelenjar Fungsi utama
produksi
Anterior: TSH, ACTH,
LH, FSH, GH,
Pituitary Prolaktin Bervariasi
Posterior: Oksitosin,
ADH
Thyroid Thyroxine Metabolisme
Kortek : Aldosteron,
kortisol, androgen
Adrenal Medula : Bervariasi
Katekolamin
(adrenalin)
Insulin dan
Pancreas Kontrol gula darah
glucagon
Estrogen dan
Ovarium Siklus menstruasi
progesteron
Testis Testosteron Maturasi sesual pria
5
Aksis Hipotalamus Hipofisis
Hipotalamus
• Fungsi:
• Regulasi hormone
• Inhibiting hormone
• Menghambat sekresi hormone dari hipofisis
• Contoh: somatostatine, dopamine
• Releasing hormone
• Meningkatkan sekresi hormone dari hipofisis
• Contoh: TRH, CRH, GnRH, GHRH
6
Aksis Hipotalamus Hipofisis
Hipofisis
7
Aksis Hipotalamus Hipofisis
8
4A
3A
Diabetes
Mellitus
4A
3A
Definisi
Klasifikasi
10
4A
3A
DM Tipe Lain
• Untuk membedakan DM tipe 1 dan MODY dapat dilihat dari adanya C-Peptide.
• C-Peptide tidak dijumpai pada DM tipe 1
4A
3A
Keluhan Klasik
• Poliuria
• Polidipsia
• Polifagia
• Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain
• Lemah pada badan, sering disertai kesemutan
• Pandangan kabur
• Disfungsi ereksi pada pria
• Pruritus vulvae pada wanita
4A
3A
Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus Tipe 2
GDPT TGT
• Urinalisis
• Glukosuria
• Mikroalbuminuria bila sudah nefropati diabetikum
• Badan keton bila sudah KAD
• C-Peptide
• DM Tipe I: C-peptide rendah
• DM Tipe II: C-peptide normal/meningkat
4A
3A
Prinsip Tatalaksana
Obat Antihiperglikemia
Manajemen diet Aktivitas Fisik
dengan atau tanpa insulin
• Karbohidrat 45 - 65% • Frekuensi: 3-5 kali/minggu • Pemicu sekresi insulin (insulin
secretagogue)
• Protein 15 – 20% • Durasi: 30-45 menit/kali
• Sulfonilurea dan Glinid
• Lemak 20 – 25% (total 150 menit/minggu)
• Penambah sensitivitas terhadap
• Serat 25 g per hari • Tidak lebih dari 2 hari insulin
berturut-turut • Metformin dan Tiazolidindion
• Intensitas: aerobik sedang • Penghambat absorbsi glukosa
(jalan cepat, sepeda, • Penghambat glucosidase alfa
jogging, berenang) (e.g. acarbose)
16
Tatalaksana Diabetes Mellitus
(PERKENI, 2021)
Terapi Oral Anti Diabetik
Kelas Contoh obat Farmakologi Keuntungan Kerugian
Menurunkan produksi Jarang
Metformin glukosa hati, menambah Masalah GI tract,
menyebabkan
(dikonsumsi sensitivitas terhadap insulin kontraindikasi pada
hipoglikemia,
Biguanida bersamaan Sediaan : 500,850,1000 pasien gagal ginjal,
menurunkan risiko
atau sesudah Dosis harian : 500-3000 dehidrasi, KI pada
Frekuensi : 1-3x/hari kardiovaskular,
makan) LFG <30
menurunkan BB
18
Terapi Oral Anti Diabetik
Kelas Contoh obat Farmakologi Keuntungan Kerugian
Menurunkan
Risiko hipoglikemia,
Metiglinid Repaglinide Meningkatkan sekresi insulin glukosa
BB naik
postprandial
Menambah sensitivitas BB naik, risiko fraktur
Pioglitazone terhadap insulin meningkat pada
Thialozidi- (tidak Sediaan : 15,30 Menurunkan TGA,
perempuan
nedione tergantung Dosis harian : 15-45 meningkatkan HDL
Frekuensi : 1x/hari menopause, KI
jadwal makan)
pada CHF
19
Terapi Oral Anti Diabetik
20
Terapi Oral Anti Diabetik
Kelasx Contoh obat Farmakologi Keuntungan Kerugian
Tidak
menyebabkan
Gangguan GI
Agonis Meningkatkan sekresi hipoglikemia,
Liraglutide, tract,
reseptor insulin, menghambat menurunkan
dulaglutide pankreatitis
GLP-1 sekresi glukagon risiko
akut
kardiovaskular,
menurunkan BB
• Rapid
acting
Efektif
• Short
menurunkan
acting
Menekan produksi gula darah, Hipoglikemia,
• Intermedia
Insulin glukosa hati, stimulasi baik digunakan BB naik, tidak
te acting
penggunaan glukosa untuk pasien nyaman
• Basal
infeksi, ibu
insulin
hamil
analogs
• premixed
21
4A
3A
Insulin
22
Terapi Insulin
GOLONGAN NAMA ONSET WAKTU KERJA KETERANGAN
Humalog atau Rispro <15 min 3-5 jam
- Injeksi obat 10-15 menit sebelum
RAPID <15 min
Novolog atau Aspart 3-5 jam makan
- Sering digunakan berbarengan
<15 min dengan insulin long-acting
APIDRA atau Glulisine 1-2 jam
Humulin regular,
Actrapid atau 30-60 min 6-8 jam
SHORT
23
Terapi Insulin
30 min-3
Ultralente 20-36 jam - Merupakan insulin basal yang
jam
LONG dapat mencukupi kebutuhan
Lantus atau Glargine 1-1,5 jam 20-24 jam insulin seharian (24 jam)
- Dapat dikombinasikan dengan
LEVEMIR atau insulin rapid atau short acting
1-2 jam 24 jam
Detemir
Humulin 70/30 30 min 14-24 jam
Parameter Sasaran
IMT 18,5 - < 23
Tekanan Darah < 140 / 90
GDP 80 – 130
GD2PP < 180
HbA1c < 7%
Kadar LDL < 100 (< 70 bila resiko
KV sangat tinggi)
Kadar HDL Laki-laki > 40
Perempuan > 50
Trigliserida < 150 mg/dL
Komplikasi Diabetes Mellitus
Komplikasi
Akut Kronis
Hyperosmolar
Ketoasidosis
Hyperglicemia State
Diabetikum (KAD)
(HHS)
26
Diabetes Mellitus
•DM Tipe I : defisiensi insulin absolut
Klasifikasi/ •DM Tipe II : resistensi insulin •Meningkatkan sensitasi insulin
Tipe •MODY : “DM tipe II” pada anak CAA (-) •Biguanid (Metformin) : Gangguan GIT
•LADA : “DM Tipe I” pada dewasa CAA (+) •Tiazolidinedion (Pioglitazone) : Edema
•Meningkatkan sekresi insulin
OAD dan •Sulfonilurea (glibenklamid) : BB naik, hipoglikemia
Efek
samping •Glinid : BB naik, hipoglikemia
•Menghambat absorbs glukosa di usus
•Acarbose : flatus
•GDP ≥ 126 mg/dL •Menghambat absorbs glukosa di tubulus renal
Kriteria •GD2PP ≥ 200 mg/dL •SGLT-2 inhibitor (sitagliptin) : ISK
Diagnosis •GDS ≥ 200 mg/dL + Gejala klasik (4P)
•HbA1C ≥ 6,5%
Krisis
Hiperglikemia
3B
Definisi
• Komplikasi akut dari diabetes mellitus tidak terkontrol yang menyebabkan
keadaan emergency metabolic
Etiologi
• Terapi insulin tidak adekuat dan kebutuhan insulin meningkat (infeksi,operasi,
permakaian kortikosteroid)
Patofisiologi
• Gula darah, Asidosis, Osmolalitas darah, Kalium
3B
Klasifikasi
DKA HHS
Tatalaksana
• NaCl 0,9% 1,5L/ dalam • Dosis: • < 3 mEq/L • <7 : 100 mEq HCO3-
jam pertama • Bolus 0,1 U/kgBB lalu • Tunda insulin • 7 – 7,1 : 50 mEq HCO3-
• jika GDS < 200mg infus continuous 0,1 • KCl 75 mEq/L / 6 jam • >7,1 : tidak dikoreksi
ganti dengan D5% U/kg/jam (observasi • 3 – 4,5 mEq/L
• jika Na+ >145 mEq perjam)
• KCl 50 mEq/L / 6 jam
ganti infus dengan • Target GDS:
• 4,5 – 6 mEq/L
NaCl 0,45% • Penurunan GD >10%
• KCl 25 mEq/L / 6 jam
maka ganti infus
continous • > 6 mEq/L
• 200-250 mg/dL • Tunda kalium
• Bila target tercapai: • Monitor tiap 6 jam
turunkan dosis insulin
0,05 – 0,1 U/kgBB
Krisis Hiperglikemia
Hyperosmolar
Diabetik Ketoasidosis (DKA)
Hyperglycemic State (HHS)
- GDS 300-400 mg/dl - GDS 600-1200 mg/dl
- HCO3 <18 mEq/L - HCO3 >18 mEq/L
- Keton (+) - Keton (-)
- pH <7,3 - pH >7,3
Krisis Hiperglikemia
Emergency Metabolic
Etiologi Tatalaksana
Hipoglikemia
4A
3B
Definisi
• Gula darah rendah, tidak ada nilai cutoff spesifik yang digunakan. Umumnya saat GDS
<70 mg/dL.
Klasifikasi Kadar Gula
• Hipoglikemia ringan
• GDS kapiler 55-70
• Hipoglikemia Sedang
• GDS kapiler <55 mg/dL tanpa penkes
• Hipoglikemia Berat
• GDS kapiler <70 mg/dL dengan penkes
Derajat Keparahan
• Hipoglikemia ringan tidak membutuhkan orang lain untuk pemberian glukosa
peroral (compos mentis)
• Hipoglikemia berat membutuhkan bantuan orang lain untuk memberikan glukosa
intravena (biasanya tidak compos mentis)
4A
3B
Manifestasi Klinis
• Autonomik
• ↑ Simpatis tremor, pucat, cemas, takikardia, keringat dingin
• ↑ Parasimpatis lapar, parestesia, mual, muntah
• Neuroglikopenik
• Rasa lemas
• Kebingungan
• Hipotermia
• Kejang
• Somnolen Stupor Koma
4A
3B
Penegakan Diagnosis
Whipple’s triad
Membaik
Gejala
GDS dengan
hipoglike
<70mg/dl pemberia
mia
n gula
4A
3B
Tatalaksana
• Ringan :
• glukosa murni 15 – 20 g (setara 2-3 sendok makan gula pasir) yang
dilarutkan dalam air (periksa GD setelah 15 menit)
• Berat :
• Infus D10% 150cc dalam 15 menit atau D40% 25 cc (periksa GD 15 menit, jika
belum mencapai target, bisa diulang dan monitor GD setiap 1-2 jam).
PERKENI 2021 D20% 75-100cc dalam 15 menit
• Maintenance : D10% dg kecepatan 100cc/jam
Tatalaksana Alternatif
• Glukagon 1 mg IM
Hipoglikemia
Klasifikasi Kadar Gula Whipple Triad
Derajat Keparahan
Ringan Berat
Compos Mentis Penurunan Kesadaran
D10% 150cc
Glukosa Oral 15– 20g
D40% 25cc
D20% 75-100cc PERKENI 2021
Diabetes
Insipidus
1
Definisi Etologi
40
1
Klasifikasi
41
1
Pemeriksaan Penunjang
• Elektrolit
• Volume urin 24 jam konfirmasi poliuria
• Osmolalitas plasma dan urin
• Tes deprivasi air & Desmopressin bedakan DI dengan polidipsia psikogenik
• Deprivasi air puasa air 2-3 jam, lalu ukur osmolalitas plasma dan urin
• Desmopressin monitor osmolalitas urin setelah pemberian desmopresin
1
Pemeriksaan Penunjang
Osmolalitas plasma
Naik Naik Turun
(mOsm/kg)
Osmolalitas urin
Turun Turun Turun
(mOsm/kg)
Tes deprivasi air Osm urin tetap rendah Osm urin tetap rendah Osm urin naik
Water deprivation
Osmolaritas Urin
Pasien tidak boleh minum hingga
terjadi dehidrasi (ditandai dengan
> 300 mOsm/L Tidak Meningkat
penurunan BB 2% dan peningkatan
osmolaritas plasma >300 mOsm/kg)
Vasopressin
44
Diabetes Insipidus
Klasifikasi Diabetes Insipidus
47
Seorang pria usia 45 tahun dibawa ke IGD karena penurunan kesadaran. Sehari
sebelumnya pasien mengeluhkan lemas dan muntah. Sekitar seminggu yang lalu
pasien sempat demam tinggi. Pada pemeriksaan TTV dijumpai GCS E2M4V2, TD
90/60 mmHg, HR 110x/i, RR 30x/i, suhu 36,5C. Pada pemeriksaan fisik dijumpai
mukosa mulut kering disertai turgor kulit yang melambat. Pada pemeriksaan
dijumpai pH darah 7,36, Na 130 mEq/L, K 4 mEq/L, HCO3 21 mEq/L, GDS 750
mg/dL, dan keton (-).
Diagnosis yang tepat untuk kondisi diatas adalah
A. Syok sepsis
B. Ketoasidosis diabetikum
C. Hyperglycemic hyperosmolar state
D. Thyroid storm
E. Krisis adrenal
48
Seorang pria usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas yang disertai
dengan keringat dingin dan tangan gemetar sejak 2 jam yang lalu. Pasien
memiliki riwayat DM tipe 2 terkontrol dengan OAD glimepiride. Menurut
pengakuan pasien, pagi ini pasien lupa sarapan karena terburu-buru untuk
berangkat ke kantor namun tetap mengkonsumsi obat gulanya. Pada
pemeriksaan dijumpai TD 100/70 mmHg, HR 77x/i, RR 18x/i, GCS E4V5M6. Pada
pemeriksaan GDS dijumpai hasil 65 mg/dl.
Apa tatalaksana yang tepat untuk pasien?
A. Infus D10% IV
B. Bolus D40% 25cc IV
C. Insulin kerja cepat SC
D. Laruta gula 2-3 sdm PO
E. Infus normal saline
49
Seorang pria usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas yang disertai
dengan keringat dingin dan tangan gemetar sejak 2 jam yang lalu. Pasien
memiliki riwayat DM tipe 2 terkontrol dengan OAD glimepiride. Menurut
pengakuan pasien, pagi ini pasien lupa sarapan karena terburu-buru untuk
berangkat ke kantor namun tetap mengkonsumsi obat gulanya. Pada
pemeriksaan dijumpai TD 100/70 mmHg, HR 77x/i, RR 18x/i, GCS E4V5M6. Pada
pemeriksaan GDS dijumpai hasil 65 mg/dl.
Apa tatalaksana yang tepat untuk pasien?
A. Infus D10% IV
B. Bolus D40% 25cc IV
C. Insulin kerja cepat SC
D. Larutan gula 2-3 sdm PO
E. Infus normal saline
50
Seorang perempuan usia 55 tahun datang dengan keluhan sering merasa haus
dan berkemih sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan tanda vital dan
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan GDS 90 mg/dL. Dokter
meminta pasien menampung urin 24 jam dan didapatkan 7,9 L dengan
osmolalitas 200 mOsm/kg. Setelah restriksi cairan, osmolalitas urin tidak berubah
banyak. Dokter memberikan desmopressin lalu osmolalitas urin meningkat
menjadi 450 mOsm/kg.
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah
A. DM tipe 1
B. DM tipe 2
C. Polidipsi psikogenik
D. DI tipe sentral
E. DI tipe nefrogenik
51
Seorang perempuan usia 55 tahun datang dengan keluhan sering merasa haus
dan berkemih sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan tanda vital dan
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan GDS 90 mg/dL. Dokter
meminta pasien menampung urin 24 jam dan didapatkan 7,9 L dengan
osmolalitas 200 mOsm/kg. Setelah restriksi cairan, osmolalitas urin tidak berubah
banyak. Dokter memberikan desmopressin lalu osmolalitas urin meningkat
menjadi 450 mOsm/kg.
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah
A. DM tipe 1
B. DM tipe 2
C. Polidipsi psikogenik
D. DI tipe sentral
E. DI tipe nefrogenik
52
3A
Gangguan
Tiroid
3A
Fisiologi Anatomi
PREVALENSI
Hipotiroid > Hipertiroid
54
Benjolan Pada Leher
Bergerak saat
menelan?
Tidak Ya
Julurkan lidah,
bergerak ?
Tidak Ya
Kista Ductus
Tiroid
Tiroglosus
55
3A
Goiter
Toxic Non-Toxic
56
3A
• Pengukuran kadar hormon tiroid (T3, T4, FT4, dan TSH) menilai fungsi tiroid
• USG tiroid Pemeriksaan Awal
• Dapat menentukan volume, jumlah nodul, ukuran nodul dan juga membedakan nodul
solid ataupun kistik. Menurut penelitian, 15% nodul kistik pada tiroid umumnya bersifat
ganas.
• Biopsi/FNA Gold Standard
• merupakan tindakan yang paling akuran (gold standar) untuk memastikan struma
nodusa/nodul tiroid tipe jinak atau ganas.
• Pemindaian tiroid (thyroid scanning) yang melibatkan isotop radioaktif, dapat
membedakan jenis nodul jinak dan ganas namun tidak selalu tepat
57
Pemeriksaan dan Interpretasi Fungsi Tiroid
TSH Hormon pertama yang dicek
fT4 turun fT4 normal fT4 naik fT4 turun fT4 normal fT4 naik
Perhatikan fT4 saja, kalau dia tinggi, penanda hipertiroid; dia rendah penanda hipotiroid
Kalau fT4 normal, lihat TSH; RENDAH: HIPERTIROID SUBKLINIS; TINGGI: HIPOTIROID SUBKLINIS
58
Gangguan
Hormon Tiroid
3A
Hipertiroidisme
3A
Terminologi
Etiologi
61
3A
T3 dan T4 tinggi,
Hipertiroidisme sekunder Hipofisis anterior
TSH tinggi
62
Grave’s Disease 3A
63
3A
Indeks Wayne
Index Wayne :
Skor >19 hipertiroid
Skor <11 eutiroid
Skor 11-19 equivocal
Grave’s Ofthalmopathy
• Vongraef’s/lidlag:
ketidakmampuan kelopak
atas mata mengikuti gerakan
mata ke bawah.
• Stellwag sign:
jarang berkedip
• Joffroy sign:
hilangnya lipatan dahi
• Dalrymple sign :
palpera superior tampak
retraksi karena fissure
palperbrae melebar
65
3A
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
• Propiltiourasil (PTU)
• Resiko ↑ nekrosis hepatosellular; efek lebih lambat
• Dosis awal 300 –600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
• DOC pada ibu hamil Trim 1
• Methimazole first line DOC
• Dosis awal 20 –40 mg/hari.
• Efek samping: pruritus, rash, arthralgia, demam, & agranulocytosis pada 0.5% kasus
• DOC untuk pasien dewasa, anak-anak dan ibu hamil Trim 2 dan 3
• Beta blocker (Propranolol) terapi simtomatis
• 10-20 mg/6 jam
• Dosis ditingkatkan sampai gejala terkontrol
• Umumnya sampai 80-320 mg/hari Bedakan METAMIZOL & METIMAZOL
Metamizol itu anti-nyeri
Metimazol itu anti-hipertiroid
3B
Thyroid Storm /
Thyrotoxicosis
Crisis
3B
Definisi
Etiologi
• Penyakit tiroid yang mendasari
• Penyakit Graves tidak terkontrol
• Adenoma pituitari
• Ca tiroid
• Iatrogenik
• Tiroidektomi saat masih hipertiroid
• Terapi radioiodine, obat-obatan (mis. amiodarone)
3B
Manifestasi Klinis
Interpretasi
• < 25 : kemungkinan tidak thyroid
storm
• 25 – 45 : impending thyroid storm
• > 45 : thyroid storm
3B
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
73
2
Hipotiroidisme
2
Definisi
• Kumpulan penyakit yang disebabkan oleh rendahnya aktivitas hormon tiroid di dalam
darah (kadar T3 dan T4 rendah).
75
2
Gejala Hipotiroid
Tanda Hipotiroid
76
2
Pemeriksaan Penunjang
TSH 2 - 10 mU/L
Tatalaksana
• Levothyroxine 1,6-1,8 mcg/kg/hari terapi utama hipotiroidisme
• Hashimoto dan tiroiditis lainnya
• Lini pertama tumor hipofisis yang menyebabkan hipotiroidisme
• Suplementasi iodin pada goiter endemik
Goiter
Endemik
3A
Grading
80
3A
Pemeriksaan Penunjang
• USG (Volume tiroid)
• Pengukuran eksresi yodium urin
Tatalaksana
Pencegahan
81
3B
Krisis Hipotiroid
3B
Definisi
Pencetus
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• TSH ↑, T4 dan T3 ↓
• Hipoglikemia, hyponatremia
Tatalaksana
• Resusitasi cairan
• Koreksi hyponatremia dan hipoglikemia
• Loading Levothyroxine 5–8 μg/kg T4 IV, kemudian 50–100 μg IV / hari
2
Tiroiditis
Tiroiditis
Tiroiditis
Painless Painfull
86
2
Tiroiditis Subakut
• Painless Tiroiditis postpartum; tiroiditis limfositik subakut
• Painfull Tiroiditis de Quervain’s, tiroiditis granulomatosa, tiroiditis viral
Mumps, Coxsackie, Influenza, Adenovirus, Echovirus
87
2
Pemeriksaan Penunjang
• Fungsi tiroid
• Darah rutin (peningkatan leukosit)
• Antibody (-)
• Uptake I131 menurun
• FNAB Multinucleated giant cell
• USG gambaran hypoechoic batas tidak tegas
Tatalaksana
88
2
Tiroiditis Kronis
• Hashimoto
• Riedel
• Infeksiosa
89
2
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
90
Diagnosa Banding Hipotiroidisme Primer
Subacute
Postpartum
Hashimoto Tiroiditis Tiroiditis (De Kretinisme Riedel Tiroiditis Goiter Endemic
Tiroiditis
Quervain)
Agenesis
Terjadi 1 tahun kelenjar tiroid Tiroiditis
Etiologi Tiroiditis autoimun inflamasi Defisiensi iodine
post-partum Tiroiditis autoimun
Autoimun
Tidak nyeri
Klinis Goiter Tidak nyeri Tidak nyeri Nyeri Tidak nyeri Tidak nyeri
Keras
Anti-TPO (+)
Antibodi Anti-TPO(+) (-) TgAb(+) Anti-TPO(+) (-)
TgAb (+)
Hurthle dan
agregasi limfoid Multinucleated Jaringan fibrotic
Patologi Agregasi limfoid Tidak khas Tidak khas
dengan germinal Giant Cell padat
center
Gangguan Hormon Tiroid
Penurunan Kesadaran • O2, Rehidrasi, Antipiretik
Thyroid Storm/ PTU 500-1000mg (loading) + 200-
Demam tinggi •
Aritmia Krisis Hipertiroid 250mg / 4 jam
Etiologi Tersering:
Grave’s Disease
TRAB(+)
Metabolisme ↑:
fT4 ↑ +
Intoleransi panas • Methimazole 20-40mg/hari
TSH ↓ Primer
Hipertiroid Penurunan BB • PTU 300-600mg Hamil Trim 1
TSH ↑ Sekunder
Takikardi • Propanolol Simtomatis
Hanya TSH ↓ Subklinis
Eksoftalmus
Tiroid
Metabolisme ↓:
fT4 ↓ +
Intoleransi dingin
TSH ↑ Primer • Levothyroxine 1,6-1,8 mcg/kg
Hipotiroid Peningkatan BB
TSH ↓ Sekunder • Iodin Goiter endemik
Myxedema
Hanya TSH ↑ Subklinis
Goiter
Etiologi tersering:
Hashimoto Thiroiditis
Anti-TPO (+)
Penurunan Kesadaran • Resusitasi, Koreksi Elektrolit
Hipotermi Koma Myxedema/ • Levothyroxine 5–8 μg/kg IV
Hipotensi, Bradikardi Krisis Hipotiroid (Loading) + 50-100 μg IV / hari
MED QUIZ
+
Seorang pria usia 24 tahun datang dengan keluhan berdebar-debar sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan mudah berkeringat, tidak tahan
panas dan mudah lelah. Pada pemeriksaan TTV dijumpai TD 140/80 mmHg, HR
135x/i, RR 24x/i, Suhu 37,2C. Pada pemeriksaan fisik teraba benjolan difus dengan
konsistensi kenyal yang bergerak ke atas saat pasien menelan. Tremor pada
kedua tangan dijumpai. Pada pemeriksaan lab dijumpai kadar FT4 meningkat
sedangkan TSH menurun.
Diagnosis yang tepat pada pasien adalah
A. Penyakit Hashimoto
B. Penyakit Graves
C. Penyakit Pott
D. Penyakit Cushing
E. Penyakit Addison
94
Seorang pria usia 24 tahun datang dengan keluhan berdebar-debar sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan mudah berkeringat, tidak tahan
panas dan mudah lelah. Pada pemeriksaan TTV dijumpai TD 140/80 mmHg, HR
135x/i, RR 24x/i, Suhu 37,2C. Pada pemeriksaan fisik teraba benjolan difus dengan
konsistensi kenyal yang bergerak ke atas saat pasien menelan. Tremor pada
kedua tangan dijumpai. Pada pemeriksaan lab dijumpai kadar FT4 meningkat
sedangkan TSH menurun.
Diagnosis yang tepat pada pasien adalah
A. Penyakit Hashimoto
B. Penyakit Graves
C. Penyakit Pott
D. Penyakit Cushing
E. Penyakit Addison
95
Seorang wanita usia 30 tahun datang ke dokter dengan keluhan nyeri pada leher
sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh terdapat benjolan di leher sejak
mulai muncul nyeri tersebut. Pasien sering merasa berdebar-debar, gemeter dan
berkeringat belakangan ini. Pasien memiliki riwayat nyeri tenggorokan sekitar 1
minggu yang lalu. Pada pemeriksaan TTV dijumpai suhu 38,5C. Pada PF dijumpai
pembesaran difus kelenjar tiroid dengan nyeri tekan. Pada pemeriksaan TSH
dijumpai menurun, T3 dan T4 meningkat.
Diagnosis yang tepat adalah
A. Radiation induced thyroiditis
B. Tiroiditis Hashimoto
C. Penyakit Grave
D. Tiroiditis de Quervain
E. Tiroiditis Riedel
96
Seorang wanita usia 30 tahun datang ke dokter dengan keluhan nyeri pada leher
sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh terdapat benjolan di leher sejak
mulai muncul nyeri tersebut. Pasien sering merasa berdebar-debar, gemeter dan
berkeringat belakangan ini. Pasien memiliki riwayat nyeri tenggorokan sekitar 1
minggu yang lalu. Pada pemeriksaan TTV dijumpai suhu 38,5C. Pada PF dijumpai
pembesaran difus kelenjar tiroid dengan nyeri tekan. Pada pemeriksaan TSH
dijumpai menurun, T3 dan T4 meningkat.
Diagnosis yang tepat adalah
A. Radiation induced thyroiditis
B. Tiroiditis Hashimoto
C. Penyakit Grave
D. Tiroiditis de Quervain
E. Tiroiditis Riedel
97
Gangguan
Paratiroid
1
Hiperparatiroidisme
1
Definisi
• Gejala yang muncul akibat tingginya kadar PTH di dalam darah.
Klasifikasi
• Hiperparatiroidisme primer (pHPT): Hiperkalsemia yang disebabkan oleh
kelenjar paratiroid yang hiperaktif
• Hiperparatiroidisme sekunder (sHPT): Hipokalsemia akibat overproduksi PTH
yang disebabkan oleh penyakit lainnya (CKD, defisiensi vitamin D)
• Hiperparatiroidisme tersier (tHPT): Hiperkalsemia akibat sHPT yang tidak
ditangani dan ditandai dengan kadar PTH yang tinggi secara persisten
1
Etiologi
Manifestasi Klinis
Primer
Sekunder
Pemeriksaan Penunjang
Hiperparatiroidisme
Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
Tersier
Tatalaksana
Hipoparatiroidisme
3A
Definisi
• Kondisi dimana terjadi penurunan produksi hormon paratiroid (PTH) dari kelenjar
paratiroid.
Etiologi
• Iatrogenik Post-operatif akibat kerusakan kelenjar paratiroid tidak disengaja saat
operasi (tiroidektomi, paratiroidektomi, diseksi leher radikal)
• Autoimun
• Kongenital aplasia atau hipoplasia kel. paratiroid
3A
Manifestasi Klinis
Tanda Hipokalsemia
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
Gejala Neurologik:
- Chvostek sign : kontraksi otot
PTH ↓
wajah QT memanjang pada
Hipoparatiroid - Hipokalsemia
- Trosseau sign : spasme hipokalsemia
- Hiperfosfatemia
karpopedal
- Parestesia, spasme
Cushing
Syndrome
3B
Definisi
• Gangguan endokrin akibat kadar kortisol berlebih di dalam tubuh
Manifestasi Klinis
Tanda Gejala
Distribusi Lemak Dewasa
• Buffalo hump • Perubahan selera makan
• Obesitas sentral • Penurunan konsentrasi berpikir
• Moon face • Penurunan Libido
• Kenaikan BB • Kelelahan
Gambaran Tidak Spesifik
• Hipertensi
• DM
• Dislipidemia Anak
• Manifestasi kulit (akne, striae, hiperpigmenasi) • Pubertas yang tertunda
• Perawakan pendek
Gambaran Protein Wasting
• Pertumbuhan kambat
• Demineralisasi tulang dan osteoporosis
• Pertumbuhan berhenti
• Gangguan imun
Gangguan Neuropsikiatri
• Depresi mayor
3B
Dexamethasone suppression
test low dose
o Dengan pemberian DST 1 mg
pada orang normal
seharusnya kortisol
tersupresi akibat mekanisme
negative feedback
hasilnya kortisol menurun.
o Pada cushing syndrome
karena baseline sudah
hiperkortisolisme, dengan
pemberian dexa kadar
kortisol tidak tersupresi.
117
3B
118
1
Insufisiensi
Adrenal
1
Definisi
• Kelenjar adrenal gagal memproduksi hormon mineralokortikoid dan glukokortikoid
secara adekuat.
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
1
Tatalaksana
Cosyntropin Test
Kortisol
Krisis Adrenal
3B
Defisiensi Etiologi
127
3B
Pemeriksaan Penunjang
• Hipoglikemia
• Imbalans elektrolit (hiponatremia, hyperkalemia, hiperkalsemia)
Tatalaksana
• Hidrokortison intravena 100 mg diberikan segera, dilanjutkan 200 mg/hari iv
continue atau iv bolus (50mg) setiap 6 jam
• Rehidrasi 1000cc NaCL 0.9% pada 1 jam pertama
128
MED QUIZ
+
Seorang pria usia 55 tahun datang ke RS dengan keluhan lemas sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri otot di tungkai bawah. Pasien pernah
memiliki riwayat operasi pengangkatan tiroid 2 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan dijumpai tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai Chvostek sign (+) dan kulit kering. Pada pemeriksaan EKG pada pasien
dijumpai pemanjangan interval QT.
Patofisiologi yang mendasari temuan pada pemeriksaan pasien adalah
A. Hipoglikemia
B. Hiperkalemia
C. Hipofosfatemia
D. Hipokalsemia
E. Hipokalemia
130
Seorang pria usia 55 tahun datang ke RS dengan keluhan lemas sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri otot di tungkai bawah. Pasien pernah
memiliki riwayat operasi pengangkatan tiroid 2 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan dijumpai tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai Chvostek sign (+) dan kulit kering. Pada pemeriksaan EKG pada pasien
dijumpai pemanjangan interval QT.
Patofisiologi yang mendasari temuan pada pemeriksaan pasien adalah
A. Hipoglikemia
B. Hiperkalemia
C. Hipofosfatemia
D. Hipokalsemia
E. Hipokalemia
131
Seorang pria usia 50 tahun datang dengan keluhan lemas sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan disertai dengan mual muntah dan penurunan BB 2 kg dalam dua bulan
belakangan ini. Pada pemeriksaan dijumpai GCS 15, TD 90/60 mmHg, HR 80x/i, RR
16x/i, Suhu 37 C. Pada PF dijumpai konjungtiva tidak anemis, hiperpigmentasi
kecoklatan pada palmar, mukosa mulut, dan bibir serta kerontokan rambut axilla
dan pubis. Pada pemeriksaan lab dijumpai hasil glukosa 66 mg/dL, Na 123 mEq/L,
K 5,6 mEq/L.
Pemeriksaan yang dapat mengkonfirmasi diagnosis kasus adalah
A. Tes supresi dexamethasone dosis rendah
B. Pengukuran kadar TRAbs
C. Administrasi desmopressin
D. Tes stimulasi ACTH
E. Tes deprivasi air
132
Seorang pria usia 50 tahun datang dengan keluhan lemas sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan disertai dengan mual muntah dan penurunan BB 2 kg dalam dua bulan
belakangan ini. Pada pemeriksaan dijumpai GCS 15, TD 90/60 mmHg, HR 80x/i, RR
16x/i, Suhu 37 C. Pada PF dijumpai konjungtiva tidak anemis, hiperpigmentasi
kecoklatan pada palmar, mukosa mulut, dan bibir serta kerontokan rambut axilla
dan pubis. Pada pemeriksaan lab dijumpai hasil glukosa 66 mg/dL, Na 123 mEq/L,
K 5,6 mEq/L.
Pemeriksaan yang dapat mengkonfirmasi diagnosis kasus adalah
A. Tes supresi dexamethasone dosis rendah
B. Pengukuran kadar TRAbs
C. Administrasi desmopressin
D. Tes stimulasi ACTH
E. Tes deprivasi air
133
Seorang Wanita usia 41 tahun datang ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak 1 jam yang lalu. Riwayat pasien mengkonsumsi steroid untuk
penyakit autoimun yang dideritanya namun menghentikan sendiri pengobatan
karena merasa sudah enakan. Pada pemeriksaan dijumpai GCS E2V3M4, TD
80/50 mmHg, HR 90x/i, RR 18x/i, suhu 37,3C. Pada inspeksi dijumpai
hiperpigmentasi pada telapak tangan dan bibir. Pada pemeriksaan darah
dijumpai Na 121 mEq/L dan K 6 mEq/L.
Tatalaksana yang paling tepat pada pasien adalah
A. Propranolol 80 mg PO
B. PTU 1000 mg PO
C. Hidrokortison 100 mg IV
D. Fludrocortisone 0,2 mg PO
E. Infus normo saline
134
Seorang Wanita usia 41 tahun datang ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak 1 jam yang lalu. Riwayat pasien mengkonsumsi steroid untuk
penyakit autoimun yang dideritanya namun menghentikan sendiri pengobatan
karena merasa sudah enakan. Pada pemeriksaan dijumpai GCS E2V3M4, TD
80/50 mmHg, HR 90x/i, RR 18x/i, suhu 37,3C. Pada inspeksi dijumpai
hiperpigmentasi pada telapak tangan dan bibir. Pada pemeriksaan darah
dijumpai Na 121 mEq/L dan K 6 mEq/L.
Tatalaksana yang paling tepat pada pasien adalah
A. Propranolol 80 mg PO
B. PTU 1000 mg PO
C. Hidrokortison 100 mg IV
D. Fludrocortisone 0,2 mg PO
E. Infus normo saline
135
4A
Dislipidemia
4A
Faktor Resiko
137
4A
138
4A
(PERKENI, 2021)
139
4A
4A
Farmakologi
Flushing,
hiperglikemia,
• Hambat sirkulasi entero-hepatik
Bile acid Kolesistramin hiperurisemia,
• Meningkatkan perubahan LDL-C 18-25% ↓
sequestrant Kolestipol hepatotoksik,
asam empedu di hati.
gangguan
pencernaan
141
4A
Farmakologi
• Dispepsia, batu
• apoC3, ApoA1 dan
Gemfibrozil TG ↓ 20-35 % empedu, miopati
Fibrat ApoA2 menurunkanTG dan
Fenofibrat • HDL ↑5-15 % KontraIndikasi: CKD,
menaikkan HDL.
penyakit hepar
142
4A
• Merokok
Dislipidemia • Hipertensi
• HDL rendah
• Riwayat PJK pada keluarga
• Usia pria > 45 tahun, wanita
> 55 tahun
Optimal : < 200 mg/dl Optimal : < 150 mg/dl Nir Optimal : 100-129 mg/dl Rendah : < 40mg/dl
Borderline : 200-239 mg/dl Borderline : 150-199 mg/dl Borderline : >130 mg/dl
Tinggi : >240 mg/dl Tinggi : 200 mg/dl Tinggi : >160 mg/dl
Sangat Tinggi : > 500 mg/dl Sangat Tinggi : > 190 mg/dl
3B
Sindroma
Metabolik
3B
Definisi
Faktor Risiko
• Riwayat orang tua dengan penyakit kardiovaskular / DMT2
• Riwayat diabetes pada ibu saat kehamilan
• Pola makan
• Gaya hidup kurang gerak
• Faktor genetic
• Paparan asap rokok
146
3B
Kriteria Diagnosis
Lainya Mikroalbuminuria
147
3B
• Obesitas Abdomen
• Mengurangi BB 7-10% selama 1 tahun pertama; teruskan penurunan BB sampai mencapai nilai
IMT yang diinginkan
• Inaktivasi fisik
• Aktivitas fisik intensitas sedang secara teratur 30 menit minimal 5 hari/minggu
• Diet aterogenik
• Mengurangi asupan lemak jenuh (<7% total kalori), lemak trans dan kolesterol
• Dislipidemia
• Target LDL sesuai dengan faktor risiko
• Hipertensi
• Turunkan TD sampai mencapai target
• Intoleransi glukosa
• Target HbA1c < 7,0 % pada DM
148
Sindrom Metabolik
Sindrom Metabolik/ Sindrom X Faktor Risiko
Kelompok gejala abdominal,
• Riwayat keluarga penyakit CV/DMT2
dislipidemia, hiperglikemia
• Riwayat diabetes pada ibu saat kehamilan
dan hipertensi
• Pola makan
• Gaya hidup kurang gerak
• Faktor genetik
Kriteria Diagnosis • Paparan asap rokok
Hipersekresi GH
1
Definisi
Etiologi
• Adenoma pituitari (95%)
• Tumor hipotalamus, sindrom paraneoplastik
Klasifikasi
Gigantisme Akromegali
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
• Analisa Hormon
• Konsentrasi IGF-1 Serum
• Meningkat suspek akromegali/gigantisme TTGO
• Normal rule out akromegali/gigantisme
• Tes Toleransi Glukosa Oral / TTGO dari GH baseline
• Supresi GH rule out akromegali/gigantisme
• Tidak ada surpresi GH konfirmasi akromegali/gigantisme
• MRI Pituitary
• Konfirmasi adenomapituitari
1
Tatalaksana
• Bedah Adenomektomi transsphenoidal definitif
• Medikamentosa
• Analog somatostatin Octreotide
• Antagonis reseptor GH Pegvisomant
1
Defisiensi GH
1
Definisi
Etiologi
• Kongenital:
• Defek genetik: mutasi GHRH, GH1
• Sindrom kongenital: sindrom Turner, Prader-Willi, dll.
• Malformasi kongenital: lahir tanpa kelenjar pituitari.
• Didapat: trauma otak berat
1
Manifestasi Klinis
• Pertumbuhan terhambat/tidak tumbuh perawakan pendek proporsional
• Perkembangan seksual terganggu/terlambat
• Keterlambatan pubertas
• Kognitif tidak terganggu
Diagnosis Klinis
• Tinggi badan <-2 SD kurva WHO atau <P3 kurva CDC
• Kecepatan tumbuh <P25 atau <4 cm per tahun pada fase prepubertas
• Perkiraan tinggi badan dewasa dibawah potensi tinggi genetik
1
1
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
Gangguan
Gangguan pertumbuhan otak
pertumbuhan otot dan tulang
Manifestasi
Klinis Utama
dan tulang perawakan pendek
perawakan pendek tidak proporsional
proporsional dan gangguan
kognitif
Hipersekresi Hiposekresi
167
Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke RS untuk melakukan medical
checkup. Pada anamnesis dijumpai bahwa pasien selama ini memiliki kadar gula
yang tidak terkontrol namun tidak konsumsi obat. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai BB 97 kg, TB 160 cm, lingkar perut 100cm, TD 150/80 mmHg, HR 100x/i, RR
18x/i, Suhu 36,8C. Pada pemeriksaan kimia darah dijumpai GDS 274 mg/dL,
Cholesterol total 250 mg/dL, HDL 40, Trigliseride 150.
Diagnosis yang tepat untuk pasien adalah
A. Hipertensi stg 1
B. Sindroma metabolik
C. DM tipe 2
D. Hiperurisemia
E. Hiperkolesterolemia
168
Seorang pria usia 55 tahun datang ke RS dengan keluhan jari tangan kaku dan
membesar disertai perubahan bentuk wajah. Pasien baru menyadari hal ini
sekitar 2 minggu yang lalu. Pasien merupakan seorang atlit dan menyadari
bahwa belakangan ini sepatu yang digunakan menjadi semakin sempit. Nyeri
kepala juga dikeluhkan oleh pasien. Pada pemeriksaan TTV dalam batas normal.
Pada PF dijumpai frontal bossing (+), makrognathia (+) dan pada pemeriksaan
lapang pandang dijumpai hemianopsia bitemporal.
Diagnosis dan etiologi yang tepat adalah
A. Akromegali ec Injeksi HGH jangka panjang
B. Akromegali ec adenoma pituitari
C. Akromegali ec sekresi GH berlebih sebelum lempeng epifisis menutup.
D. Gigantisme ec injeksi HGH jangka panjang
E. Gigantisme ec tumor batang otak.
169
Seorang pria usia 55 tahun datang ke RS dengan keluhan jari tangan kaku dan
membesar disertai perubahan bentuk wajah. Pasien baru menyadari hal ini sekitar
2 minggu yang lalu. Pasien merupakan seorang atlit dan menyadari bahwa
belakangan ini sepatu yang digunakan menjadi semakin sempit. Nyeri kepala
juga dikeluhkan oleh pasien. Pada pemeriksaan TTV dalam batas normal. Pada
PF dijumpai frontal bossing (+), makrognathia (+) dan pada pemeriksaan lapang
pandang dijumpai hemianopsia bitemporal.
Diagnosis dan etiologi yang tepat adalah
A. Akromegali ec Injeksi HGH jangka panjang
B. Akromegali ec adenoma pituitari
C. Akromegali ec sekresi GH berlebih sebelum lempeng epifisis menutup.
D. Gigantisme ec injeksi HGH jangka panjang
E. Gigantisme ec tumor batang otak.
170
Terima Kasih
#OneShotBersamaMedsense +