Pengertian Dan Sejarah Gerakan Sosial Dunia Dan Indonesia1
Pengertian Dan Sejarah Gerakan Sosial Dunia Dan Indonesia1
INDONESIA
Tugas ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Gerakan Sosial Agama yang
diampu oleh:
Dr. Siti Badiah, M. Ag
Disusun Oleh:
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim,
Alhamdulillah, puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah
ini berisikan tentang penjelasan “Pengertian dan Sejarah Gerakan Sosial
Dunia dan Indonesia”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin allahuma aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
A. Gerakan Sosial....................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerakan sosial merupakan bentuk kegiatan masyarakat sipil (civil society)
yang khas. Gerakan sosial sebagai sebentuk aksi kolektif dengan orientasi
konfliktual yang jelas terhadap lawan sosial dan politik tertentu, dilakukan
dalam konteks jejaring lintas kelembagaan yang erat oleh aktor-aktor yang
diikat rasa solidaritas dan identitas kolektif yang kuat melebihi bentukbentuk
ikatan dalam koalisi dan kampanye bersama. Artinya, dalam konteks gerakan
sosial dapat dimaknai sebagai aksi organisasi atau kelompok masyarakat sipil
dalam mendukung atau menentang perubahan sosial.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas penulis akan menjelaskan
tulisan ini melalui beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Gerakan Sosial?
1
2. Apa factor penyebab Gerakan sosial?
3. Apa tujuan dari Gerakan sosial?
4. Bagaiamana sejarah Gerakan sosial dunia dan Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Gerakan sosial.
2. Mengetahui factor Gerakan sosial.
3. Mengetahui tujuan Gerakan sosial.
4. Dan mengetahui sejarah Gerakan sosial dunia dan Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gerakan Sosial
Gerakan sosial sebagai upaya kolektif untuk mengejar kepentingan
bersama atau gerakan bersama melalui tindakan kolektif (Action Collective)
diluar lingkup lembaga-lembaga yang mapan.1 Sedangkan menurut Robert
Misel mendefinisikan Gerakan Sosial sebagai seperangkat keyakinan dan
tindakan yang tak terlembaga yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
menghalangi perubahan dalam masyarakat.2
1
Fadillah Putra, Gerakan Sosial: Konsep , Strategi, Aktor, Hambatan Dan Tantangan
Gerakan Sosial Di Indonesia. (Malang: Averros Press, 2006).
2
Robert Misel, Teori Pergerakan Sosial (Yogyakarta: Resist Book, 2004).
3
Oman Sukmana, Konsep Dan Teori Gerakan Sosial, Intrans Publishing, 2016.
3
Menurut Weber, suatu tindakan dikatakan terjadi ketika individu
melekatkan makna subjektif dalam tindakan mereka. Kondisi seperti ini tidak
muncul dalam konteks perilaku kolektif (collective behavior). Locher
menyatakan bahwa perbedaan gerakan sosial dari bentuk perilaku kolektif
yang lainnya, seperti: crowd (kerumunan), riot (kerusuhan) dan rebel
(penolakan, pembangkangan), dapat dilihat dari tiga aspek, yakni: (a)
Pengorganisasian (Organized); (b) Pertimbangan (Deliberate); dan (c) Daya
tahan (Enduring). Penjelasan ketiga aspek tersebut adalah sebagai berikut:
4
Keterlibatan para partisipan seringkali didorong oleh janji-janji dan
dorongan keanggotaan (membership drves), gerakan sosial (social
movement) mencari publisitas dan berupaya untuk menarik sebanyak
mungkin orang-orang untuk mendukung gerakan. Pertimbangan
perencanaan ini tidak terjadi pada sebagaian besar bentuk dari perilaku
kolektif (collective behavior).
4
Ibid. 11-12
5
dihadapi kesenjangan antara pemenuhan kebutuhan yuang diinginkan
masyarakat dengan apa yang diperoleh secara nyata.
Kesenjangan ini dinamakan deprivasi sosial relatif. Apabila kesenjangan
sosial relatif ini semakin melebar sehingga melewati batas toleransi
masyarakat, misalnya karena pertumbuhan ekonomi dan sosial diikuti dengan
kemacetan bahkan kemunduran mendadak maka, menurut teori Davies
revolusi akan tercetus. Sejumlah ahli sosiologi lain berpendapat bahwa
deprivasi tidak dengan sendirinya akan mengakibatkan terjadinya gerakan
sosial
Menurut mereka perubahan sosial memerlukan pengerahan sumber daya
manusia maupun alam (resource mobilization). Tanpa adanya pergerakan
sumber daya suatu gerakan sosial tidak akan terjadi, meskipun tingkat
deprivasi tinggi. Keberhasilan suatu gerakansosial bergantung, menurut
pandangan ini, padasosial manusia seperti kepemimpinan, organisasi dan
keterlibatan, serta sosial sumber daya lain seperti dana dan sarana. Deprivasi
yang dialami oleh masyarakat kita pada tahun 1966 tingkat inflasi tinggi yang
dampaknya terasa pada harga kebutuhan pokok, ketidakmampuan terhadap
klebijaksanaan politik dalam negeri kepemimpinan nasional setelah peristiwa
percobaaqn kudeta “Gerakan 30 September”.
Menurut teori ini tidak akan menghasilkan Gerakan sosial berupa
kebangkitan “Angkatan 1966” apabiula ditunjang dengan pengerahan sumber
daya kepemimpinan, organisasi dab keterlibatan mahasiswa dan pelajar,
dukungan moral dan materiel kekuatan dalam TNI, dukungan berbagai
kalangan masyarakat, dan peliputan oleh media massa dalam negeri dan luar
negeri.5
5
Abdul Wahid Situmorang, Gerakan Sosial: Teori Dan Praktik (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013).
6
Ada yang terbatas tujuannya; hanya untuk mengubah aspek
tertentu kehidupan masyarakat tanpa menyentuh inti struktur institusinya,
gerakan yangn hanya menginginkan perubahan “di dalam” ketimbang
perubahan masyarakatnya sebagai keseluruhan. Ini disebut gerakan
reformasi. Gerakan lain mengupayakan perubahan yang lebih mendalam
yang menyentuh landasan organisasi sosial. Karena landasan sentral
(strategis) institusi yang mereka serang, maka, bila efektif, perubahan akan
meluas melampaui target semula dan akan menghasilkan transformasi
masyarakatnya ketimbang perubahan “di dalam” masyarakat itu semata.
Ini disebut gerakan radikal.
7
b) Gerakan sosio-kultural yang ditujukan pada aspek yang kurang teraba
dari kehidupan sosial, mengusulkan perubahan keyakinan, nilai,
norma, simbol dan pola hidup sehari-hari.
5. Gerakan sosial yang berbeda dalam strategi yang melandasi atau logika
tindakan mereka.
8
persamaan hak, emansipasi politik dan kultural bagi anggotanya atau untuk
mendapatkan pendukung lebih banyak.
6. Perbedaan tipe gerakan sosial yang ditemukan sangat menonjol dalam epos
sejarah berlainan.
Ada dua tipe besar gerakan yang berkaitan dengan sejarah modern.
Gerakan yang menonjol di fase awal modernitas memusatkan perhatian pada
kepentingan ekonomi; anggotanya umumnya direkrut dari satu kelas sosial
tertentu, organisasinya kaku, desentralisasi. Contoh klasik seperti gerakan
buruh dan petani yang disebut gerakan sosial lama. Dengan berkembangnya
modernitas maka muncul gerakan sosial baru seperti gerakan ekologi,
perdamaian dan feminis. Ada tiga ciri khas gerakan sosial baru, (a) Gerakan
ini memusatkan perhatian pada isu baru, kepentingan baru dan medan konflik
sosial baru, (b) Keanggotaannya tidak dikaitkan dengan kelas khusus tertentu
tetapi lebih saling berpotongan dengan pembagian kelas tradisonal,
mengungkap masalah penting yang dihadapi anggota berbagai kelas yang
berlainan, (c) Gerakan sosial baru biasanya mengambil bentuk jaringan
hubungan luas dan relatif longgar ketimbang menggunakan organisasi yang
kaku dan hierarkis. Singkatnya, desentralisasi.
6
Rizal A Hidayat, “Gerakan Sosial Sebagai Agen Perubahan Sosial,” Forum Ilmiah
Indonusa 4, no. 1 (2007): 15–22.
9
terjadi dalam suatu masyarakat. Beragam varian teoritik dan pendekatan
perspektif tidak muncul dengan sendirinya, melainkan dikonstruksi
berdasarkan dinamika bentuk dan model gerakan yang terjadi di masyarakat.
Dinamika sosial gerakan inilah yang kemudian melahirkan komunitas-
komunitas intelektual studi terhadap gerakan sosial dengan beragam perspektif
yang kemudian di antaranya saling mempengaruhi satu dengan lain.
Paradigma adalah sebuah pendekatan yang digunakan oleh para ilmuwan
untuk memahami sebuah pokok persoalan di bidang ilmu pengetahuan yang
mereka geluti.
Pada tahun 1930-an hingga memasuki era tahun 1960an studi gerakan
sosial lebih difokuskan pada perspektif teori psikologi sosial, termasuk juga
sebagai reaksi terhadap popularitas psikonalisis dan pengaruh “dunia nyata”
Nazisme, fasisme, Stalinisme, tindakan main hakim sendiri misalnya dengan
mengeroyok atau membunuh, termasuk juga kerusuhan-kerusuhan yang
berbau ras. Menurut R. Mirsel, pada tahapan pertama ini teori gerakan sosial
meneliti asal-usul irasional dari setiap gerakan yang muncul di bawah
beberapa pemikiran yang saling berhubungan seperti dalam berbagai unit
analisis kajian pada tema misalnya perkumpulan massal (mass society) dan
tingkahlaku kolektif (collective behavior).
10
Menjelang akhir tahun 1960-an lebih jelasnya mengawali tahun 1970-an
ke atas, munculnya suatu upaya baru dari para teoritisi studi gerakan sosial
baik di Eropa maupun di Amerika, untuk memformulasi kembali perspektif
teori gerakan sosial yang cukup berpengaruh kuat pada periode pertama yang
didominasi oleh psikologi sosial klasik. Periode kedua ini lahir dan menandai
semangat baru dalam merumuskan ulang berbagai pendekatan studi gerakan
sosial lama, ke dalam formulasi baru yang disebut Gerakan Sosial Baru (New
Social Movement). Pada masyarakat kontemporer yang banyak berubah, telah
menjadikan Gerakan Sosial Baru (GSB) memiliki citra baru dalam berbagai
tampilan wajah, tipe-tipe, bentuk serta model gerakan sosial.
11
Ada tiga paradigma studi gerakan sosial baru (GSB), meliputi; paradigma
ketegangan struktural (structural strain paradigm), paradigma mobilisasi
sumber daya (resource mobilization paradigm) dan terakhir paradigma
berorientasi identitas. Walaupun ketiga paradigma besar ini berbeda soal
konseptualisasi teoritik dalam menganalisa berbagai fenomena gerakan sosial,
namun ketiga paradigma ini saling melengkapi satu sama lain.7
12
mengidentifikasi adanya orang kaya baru (new rich) di Indonesia yang turut
mengkonstruksi budaya dan kontestasi identitas kelompok, melalui budaya
konsumsi, yang kemudian disebutnya sebagai kelas menegah (baru).
13
meskipun sistem demokrasi diinstal pada ‘folder’ feodalisme, kapitalisme,
agama dan tradisi. Kita bisa melihat bagaimana dalam sistem demokrasi di
Indonesia masih ada sistem feodal/tradisi seperti di Yogyakarta dan Solo, serta
ada juga sistem syariah seperti di Aceh. Tetapi setidaknya, gerakan sosial baru
perlahan muncul sebagai efek demokratisasi dan dorongan kepada bentuk
demokrasi yang kerap disebut sebagai demokrasi langsung.
14
partisipan tradisional ini dengan jalur partisipasi publik dalam kebijakan
pemerintah.8
8
Yongky Gigih Prasisko, “Gerakan Sosial Baru Indonesia: Reformasi 1998 Dan Proses
Demokratisasi Indonesia,” Jurnal Pemikiran Sosiologi 3, no. 2 (2016): 9.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa di
pertanggungjawabkan nantinya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah di atas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Prasisko, Yongky Gigih. “Gerakan Sosial Baru Indonesia: Reformasi 1998 Dan
Proses Demokratisasi Indonesia.” Jurnal Pemikiran Sosiologi 3, no. 2
(2016): 9.
Sukmana, Oman. Konsep Dan Teori Gerakan Sosial. Intrans Publishing, 2016.
17