Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MATA KULIAH

Biologi dasar

Dosen Pembimbing
FEBI DWI WIDAYANTI, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :
NANIK SULISTIYAH (NIM : 1804090002)
RISNA ALIYATUL ULA (NIM: 180409001

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani Raya No. 99, Madyopuro, Kedungkandang, Kota Malang 65193
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dalam bidang studi Biologi
Lingkungan yang bertemakan “Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas) “.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna dan juga masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik, gagasan dan
saran selalu penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga
tulisan sederhana ini semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca.
Khususnya bagi mahasiswa-mahasisiwi Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan
untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan kependidikan
demi terciptanya pendidik professional
Atas semua ini kami mengucapkan terimakasih bagi segala pihak yang
telah ikut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 5
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 5
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 6
C. Tujuan ......................................................................................................... 6
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 7
A. Pengertian Keanekaragaman Hayati ....................................................... 7
B. Tingkat Keanekaragaman Hayati ............................................................ 7
1. Keanekaragaman Tingkat Gen ............................................................. 7
2. Keanekaragaman Tingkat Jenis (Spesies) ........................................... 8
3. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem .................................................. 8
C. Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia ................. 9
1. Nilai Ekonomi Keanekaragaman Hayati ............................................. 9
2. Nilai Pendidikan Keanekaragaman Hayati ....................................... 11
3. Nilai Ekologi Keanekaragaman Hayati .............................................. 11
D. Faktor Penyebab Menghilangnya Keanekaragaman Hayati .............. 11
1. Hilangnya Habitat ................................................................................ 11
2. Pencemaran Tanah, Udara, dan Air .................................................. 12
3. Perubahan Iklim ................................................................................... 12
4. Eksploitasi Tanaman dan Hewan ....................................................... 12
5. Masuknya Spesies Pendatang.............................................................. 12
E. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati ......................................... 14
1. Pelestarian Secara In Situ .................................................................... 14
2. Pelestarian Secara Ek Situ ................................................................... 15

3
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16
A. Kesimpulan ............................................................................................... 16
B. Saran ......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kita ketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai salah satu negara
yang memiliki keaneka ragaman hayati tertinggi didunia. Di dunia ini
tidak ada dua individu yang benar-benar sama. Setiap individu memiliki
ciri-ciri khusus yang berbeda sehingga menunjukkan adanya
keanekaragaman makhluk hidup di bumi ini. Kekhasanan dan tingginya
tingkat keanekaragaman makhluk hidup sangat bermanfaat untuk
kelangsungan hidup umat manusia. Keanekaragaman makhluk hidup yang
ada di bumi ini disebut sebagai keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman
organisme yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan
ekosistem pada suatu daerah. Keanekaragaman hayati melingkupi
berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat
yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan
spesies, maupun tingkatan ekosistem. Gampangnya, keanekaragaman
hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup.
Definisi yang lain menyatakan bahwa biodiversitas sebagai
diversitas kehidupan dalam semua bentuknya, dan pada semua level
organisasi. Dalam semua bentuknya menyatakan bahwa biodiversitas
mencakup tumbuhan, binatang, jamur, bakteri dam mikroorganisme yang
lain. Semua level organisasi menunjukkan bahwa biodiversitas mengacu
pada diversitas gen, speses dan ekosistem.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup
yangmenunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu
daerah. Adadua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor
genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil
pengaruhnya terhadap morfologiorganisme. Sebaliknya, faktor luar relatif
stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Keanekaragaman
hayati dapat terbentuk karena adanya keseragaman dan keanekaragaman
untuk sifat atau ciri makhluk hidup. Keanekaragam hayati dapat terjadi

5
pada berbagai tingkat kehidupan. Saat ini tekanan terhadap
keanekaragaman hayati makin tinggi. Kemajuan tekhnologi telah
mengubah fungsi berbagai flora dan fauna sebagai hasil hutan. Akibatnya
dimasa mendatang diramalkan degradasi lingkungan makin tinggi. Oleh
karena itu keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.

B. Rumusan Masalah
Adapun makalah ini membahasa tentang
1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati ?
2. Apa saja tingkat keanekaragaman hayati?
3. Apa fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati di Indonesia ?
4. Apa faktor penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati ?
5. Bagaimana usaha pelestarian keanekaragaman hayati ?

C. Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi
Umum. Selain itu, makalah ini juga untuk menambah wawasan atau
pengetahuan kita mengenai konsep, tingkatan keanekaragaman hayati,
yang bertujuan untuk mengetahui,
1. Tentang pengertian keanekaragaman hayati;
2. Tingkat keanekaragaman hayati;
3. Tungsi dan manfaat keanekaragaman hayati
4. Faktor penyebab hilangnya keanekaragaman hayati;
5. Usaha-uasaha pelestarian keanekaragaman hayati.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini
adalah untuk menambah pengetahuan pembaca tentang keanekaragaman
hayati dan memenuhi tugas mata kuliah Biologi Dasar.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati merupakan pernyataan mengenai berbagai


macam (variasi) bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terdapat pada
berbagai tingkatan makhluk hidup.
Menurut UU No. 5 tahun 1994, keanekaragaman hayati merupakan
keanekaragaman di antara makhluk hidupndari semua sumber, termasuk
diantaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik (perairan) lainnya serta
komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara
spesies dengan ekosistem.
Berdasarkan definisi dari undang-undang di tersebut,
keanekaragaman hayati terdiri atas tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman
gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.

B. Tingkat Keanekaragaman Hayati

1. Keanekaragaman Tingkat Gen


Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang
terjadi dalam suatu jenis atau spesies mahluk hidup. Contohnya, buah
durian (Durio ziberhinus) ada yang berkulit tebal, berkulit tipis, berdaging
buah tebal, berdaging buah tipis, berbiji besar, atau berbiji kecil.
Sementara keanekaragaman genetik pada spesies hewan, misalnya warna
rambut pada kucing (Felis silvestris catus) ada yang berwarna hitam, putih,
abu-abu, dan cokelat.

7
Keanekaragaman sifat genetik pada suatu organisme dikendalikan
oleh gen-gen yang terdapat di dalam kromosom yang di milikinya.
Kromosom tersebut diperoleh dari kedua induknya dari pewarisan sifat.
Namun demikian, ekspresi gen suatu organisme juga dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Peningkatan keanekaraman gen dapat terjadi melalui hibridisasi
atau perkawinan silang antara organisme satu spesies yang berbeda sifat,
atau melalui proses domestikasi atau budidaya hewan atau tumbuhan liar
oleh manusia. Dengan hibridisasi akan diperoleh sifat genetik baru dari
organisme-organisme pada satu spesies. Keanekaragaman gen pada
organisme dalam satu spesies disebut varietas atau ras.
2. Keanekaragaman Tingkat Jenis (Spesies)
Keanekaragaman jenis atau spesies adalah perbedaan yang
dapat ditemukan pada komunitas atau kelompok berbagai spesies yang
hidup disuatu tempat. Contohnya disuatu halaman terdapat pohon
mangga, kelapa, jeruk, rambutan, bunga mawar, melati, cempaka, jahe,
kunyit, burung, kumbang, lebah, semut, kupu-kupuu, dan cacing.
3. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem
Ekosistem terbentuk karena berbagai kelompok spesies
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, kemudian terjadi hubungan
yang saling mempengaruhi antara satu spesies dengan spesies lain, dan
juga antara spesies dengan lingkungan abiotik tempat hidupnya,
misalnya : suhu, udara air, tanah, kelembapan, cahaya matahari, dan
mineral.
Ekosistem bervariasi sesuai spesies pembentuknya, misalnya
ekosistem alami antara lain : hutan, rawa, terumbu karang, laut dalam,
padang lamun (antara terumbu karang dengan mangrove), mangrove
(hutan bakau), pantai pasir, pantai batu, estuari (muara sungai), danau,
sungai, padang pasir, dan padang rumput. Jenis organisme yang
menyusun setiap ekosistem juga berbeda beda misalnya pada
ekosistem sungai terdapat ikan, kepiting, udang, ular, dan ganggang air
tawar.

8
Keanekaragaman ekosistem di suatu wilayah ditentukan oleh
berbagai faktor, antara lain posisi tempat berdasarkan garis lintang,
ketinggian tempat, iklim, cahaya matahari, kelembapan, suhu, dan
kondisi tanah.

C. Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Keanekaragaman Hayati Indonesia merupakan anugrah terbesar


dati Tuhan Yang Maha Kuasa. Keanekaragaman hayati memiliki beberapa
fungsi, yaitu sebagai berikut.

1. Nilai Ekonomi Keanekaragaman Hayati


Nilai ekonomi keanekaragaman hayati merupakan nilai
kemanfaatan dari berbagai sumber hayati yang dapat menghasilkan
keuntungan bagi penggunaanya, yaitu dapat di perjual belikan.
Keanekaragaman hayati yang memiliki nilai ekonomi antara lain
sebagai bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan, dan
memiliki aspek budaya.
a. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan pangan.

Keanekaragaman hayati di jadikan sebagai makanan pokok


yang di konsumsi oleh manusia misalnya dari tumbuhan yaitu padi,
jangung, singkong, ubi jalar, talas kentang, sorgum dan lain lain
sedangkan dari hewan misalnya daging sapi, daging ayam, ikan laut
dan telur.
b. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan obat-obatan

Keanekaragaman hayati yang berasal dari tumbuhan sebagai


sumber obat-obatan, misalnya : mengkudu untuk menurunkan tekanan
darah tinggi, kina untuk obat malaria, buah merah untuk mengobati
kanker, kolesterol tinggi, dan diabetes. Sedangkan yang berasal dari
hewan contohnya madu lebah dimanfaatkan untuk meningkatkan daya

9
tahan tubuh, dan bagian daging dan lemak ular dipercaya dapat
mengobati penyakit kulit

c. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan kosmetik

Beberapa tumbuhan digunakan untuk kosmetika, antara lain


sebagai berikut misalnya : Bunga mawar, melati, cendana, kenanga,
dan kemuning dimanfaatkan untuk wewangian (parfum). Kemuning,
bengkoang, alpukat, dan beras digunakan sebagai lulur tradisional
untuk menghaluskan kulit. Sedangkan urang aring, mangkokan,
pandan, minyak kelapa, dan lidah buaya digunakan untuk pelumas dan
penghitam rambut.
d. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan sandang

Keanekaragaman hayati yang dijadikan sumber sandang,


misalnya : rami, kapas, pisang hutan atau abaca, dan jute,
dimanfaatkan seratnya untuk membuat kain atau bahan pakaian, ulat
sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomi sangat
tinggi, kulit sapi dan kambing untuk membuat jaket, bulu burung
untuk membuat aksesoris pakaian.
e. Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan papan

Sebagai bahan papan, keanekaragaman hayati dimanfaatkan


untuk membuat rumah dan sejenisnya misalnya kayu jati, kelapa,
nangka, meranti keruing, rasamala, ulin dan bambu dimanfaatkan
kayunya untuk membuat jendela, pintu, tiang dan atap rumah.
f. Keanekaragaman hayati sebagai aspek budaya

Beberapa upacara ritual keagamaan dan kepercayaan antara


lain : Budaya nyeka (ziarah kubur) pada masyarakat jawa
menggunakan bunga mawar, kenanga, kuntil, dan melati. Umat islam
menggunakan heawan ternak seperti sapi, kambing dan kerbau pada

10
hari qurban. Upacara ngaben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan
yang mengandung minyak atsiri yang berbau harum, antara lain
kenanga, melati, cempaka, pandan, sirih, dan cendana.

2. Nilai Pendidikan Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati dapat menambah pemahaman dan


pengetahuan manusia. Pemanfaatan hewan dan tumbuhan digunakan untuk
bahan percobaan untuk kedokteran dan eksperimen eksperimen tertentu.

3. Nilai Ekologi Keanekaragaman Hayati

Nilai ekologi dari keanekaragaman hayati, antar lain sebagai


perlindungan terhadap kerusakan lahan karena akar tanaman akan
melindungi tanah dari kerusakan, pengikisan, menyerap air hujan sehingga
tidak terjadi banjir atau tanah longsor.

D. Faktor Penyebab Menghilangnya Keanekaragaman Hayati


Menghilangnya kanekaragaman hayati di suatu wilayah dapat
disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini :
1. Hilangnya Habitat
Daftar merah IUCN (International Union for Conservation of
Nature) menunjukkan bahwa hilangnya habitat yang diakibatkan
manajemen pertanian dan hutan yang tidak berkelanjutan menjadi
penyebab terbesar hilangnya kenaekaragaman hayati. Bertambahnya
jumlah penduduk menyebabkan semakin bertambah pula kebutuhan yang
harus dipenuhi. Lahan yang tersedia untuk kehidupan tumbuhan dan
hewan semakin sempit karena digunakan untuk tempat tinggal penduduk,
dibabat untuk digunakan sebai lahan pertanian atau dijadikan lahan
industri.

11
2. Pencemaran Tanah, Udara, dan Air
Zat pencemar (polutan) adalah produk buangan yang dihasilkan
dari aktivitas manusia. Polutan tersebut dapat mencemari air, tanah, dan
udara. Beberapa polutan berbahaya bagi organisme misalnya, nitrogen dan
sulfur oksida yang dihasilkan dari kendaraan bermotor jika bereaksi
dengan air akan membentuk hujan asam yang merusak ekosistem.
Pembuangan chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan menyebabkan
lapisan ozon di atmosfer berlubang. Akibatnya intensitas sinar ultraviolet
yang masuk ke bumi meningkat dan menyebabkan banyak masalah, antara
lain berkurangnya biomassa fitoplankton di lautan yang menyebabkan
terganggunya keseimbangan rantai makanan organisme.
3. Perubahan Iklim
Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara
oleh gas karbon dioksida (CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca.
Menurut Raven (1995), “ efek rumah kaca meningkatkan suhu udara 1-
30C dalam kurn waktu 100 tahun.” Kenaikan suhu tersebut menyebabkan
pencairan es di kutub dan kenaikan permukaan air laut sekitar 1-2 m yang
berakibat terjadinya perubahan struktur dan fungsi ekosistem lautan.
4. Eksploitasi Tanaman dan Hewan
Eksploitasi Hewan dan tumbuhan secara besar-besaran biasanya
dilakukan terhadap komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi,
misalnya kayu hutan yang digunakan untuk bahan bangunan dan ikan tuna
sirip kuning yang harganya mahal dan banyak diminati oleh pencinta
makanan laut. Eksploitasi yang berlebihan dapat menyebabkan kepunahan
spesies-spesies tertentu, apalagi bila tidak diimbangi dengan usaha
pengembangbiakannya.
5. Masuknya Spesies Pendatang
Masuknya spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak
spesies lokal yang sebenarnya merupakan spesies penting dan langka di
daerah tersebut. Beberapa spesies asing tersebut dapat menjadi spesies
invasif yang menguasai ekosistem. Contohnya ikan pelangi (Melanotaenia
ayamaruensis) merupakan spesies endemik Danau Ayamaru, Papua Barat.
Ikan pelangi terancam punah karena dimangssa oleh ikan mas (Cyprinus

12
carpio) yang dibawa dari jepang dan menjadi spesies invasif di danau
tersebut.

6. Industrilisasi Pertanian dan Hutan


Para petani cendrung menanam tumbuhan dan memelihara hewan
yang bersifat unggul dan menguntungkan, sedangkan tumbuhan dan
hewan yang kurang unggul dan kurang menguntungkan akan disingkirkan.
Selain itu, suatu lahan pertanian atau hutan industri umumnya hanya
ditanami satu jeis tanaman (monokultur) misalnya teh, karet, dan kopi. Hal
ini dapat menurunkan keanekaragaman hayati tingkat spesies.

13
E. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Menurunnya keanekaragaman hayati menyebabkan semakin
sedikit pula manfaat yang dapat diperoleh manusia. Penurunan
keanekaragaman hayati dapat dicegah dengan melakukan pelestarian
(konservasi) keanekaragaman hayati. Konservasi keanekaragaman hayati
memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :
a. Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga
kehidupan;
b. Mencegah kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan
habitat dan pemanfaatan yang tidak terkendali;
c. Menyediakan sumber plasma nuftah untuk mendukung
pengembangan dan budidaya tanaman pangan, obat-obatan,
maupun hewan ternak.
Konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia diatur oleh UU No.
5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya dan UU No. 23 tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan tiga azas, yaitu tanggung
jawab, berkelanjutan, dan bermanfaat.
Pelestarian sumber daya alam hayati harus dilakukan secara terpadu
dan melibatkan banyak pihak. Beikut ini akan dijelaskan dua jenis
pelestarian yaitu pelestarian secara In Situ dan Pelestarian Ek Situ.

1. Pelestarian Secara In Situ


Pelestarian secara in situ artinya pelestarian sumber daya alam
hayati yang dilakukan di habitat asalnya. Contohnya, bunga Rafflesia
arnoldi di Bengkulu, badak jawa di Ujung Kulon, dan komodo di Pulau

14
Komodo. Yang termasuk pelestarian sumber daya alam hayati secara in
situ yaitu :
a. Perlindungan alam ketat, yaitu perlindungan alam yang membiarkan
alam berkembang secara alamiah.
b. Perlindungan alam terbimbing, yaitu perlindungan alam yang dibina
oleh para ahli.
c. Perlindungan geologi, yaitu perlindungan terhadap formasi geologi
(tanah).
d. Perlindungan alam zoologi, yaitu perlindungan terhadap hewan langka
dan hampir punah serta perkembangbiakannya.
e. Perlindungan alam botani, yaitu perlindungan terhadap tumbuhan.
f. Taman nasional, digunakan sebagai tempat rekreasi.
g. Perlindungan pemandangan alam berupa danau dan air terjun.
h. Perlindungan monumen alam berupa perlindungan terhadap benda
benda alam yang terpencil.
i. Perlindungan suaka margasatwa, yaitu perlindungan hewan dari
perburuan.

2. Pelestarian Secara Ek Situ


Pelestarian secara ek situ artinya pelestarian sumber daya alam
hayati yang dilakukan di luar habitat asalnya atau dipelihara di tempat lain.
Pelestarian secara ek situ ada beberapa macam, misalnya
a. Taman Safari
b. Kebun Raya
c. Kebun Binatang
d. Plasma Nutfah (sifat yang diwariskan oleh organisme secara turun
temurun)

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman
organisme yang menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis,
dan ekosistem pada daerah. Tingkat keanekaragaman hayati terdiri dari
tiga yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan
keanekaragaman ekosistem.
Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati yaitu memiliki nilai
ekonomi sebagai sumber bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang,
papan dan memiliki aspek budaya. Selain itu keanekaragaman hayati juga
memiliki nilai pendidikan dan ekologi.
Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman
hayati di suatu daerah disebabkan oleh hilangnya habitat, pencemaran
tanah, udara dan air, perubahan iklim, eksploitasi tanaman dan hewan,
masuknya spesies pendatang dan industrilisasi pertanian dan hutan.
Untuk mencegah kepunahan keanekaragaman hayati diperlukan
usaha untuk melestarikannya baik usaha untuk perlindungan maupun
pengawetan alam serta pelestarian keanekaragaman hayati yang meliputi
pelestarian secara in situ maupun ek situ.

B. Saran
Didalam kehidupan didunia ini terdapat berbagai jenis
keanekaragaman baik hewan maupun tumbuhan. Untuk mencegah
kepunahan maka diperlukan usaha bersama antara pemerintah dan
masyarakat dalam upaya untuk melestarikannya, dan memberikan sanksi
yang tegas kepada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab atas
perusakan keanekaragaman hayati tersebut

16
DAFTAR PUSTAKA

Irnaningtyas. (2013). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.


Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas
X. (cetakan ke-1). Bandung : Yrama Widya.

Henny Riandari. (2014). Biologi untuk Kelas X SMA dan MA. Solo : Global

Mochamad Indrawan. (2007). Biologi Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor


Indonesia

Supardi. (1994). Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung : Alumni

Anonim. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

17
18

Anda mungkin juga menyukai