Dosen Pengampu: MASTUR, MHI: Makalah
Dosen Pengampu: MASTUR, MHI: Makalah
Tentang :
KAANA
Oleh :
RISKI ABDULLAH.10123036
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan limpahan
rahmatnya sehingga terselesaiya penyusunan makalah ini . Tak lupa pula penyusun mengucapkan
terimakasih kepada segala pihak yang telah membantu agar terselesainya makalah ini yang
berjudul “ .” dengan tepat waktu .
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu nahwu merupakan salah satu ilmu alat yang bisa memahamkan kita dalam berbahasa arab serta
memahami al-Quran dan Hadits yang menjadi pedoman umat islam di dunia. Serta dapat memahamkan
kita dalam mengkaji kitab-kitab karangan para ulama pada zaman dahulu maupun sekarang. Ilmu nahwu
dan shorof kalau kita ibaratkan bagaikan perahu dan dayung yang kita gunakan untuk menuju ke sebuah
pulau yang indah. Tanpa dayung dan perahu tersebut kita tidak akan dapat menuju ke sebuah pulau
tersebut, sama halnya apabila kita tidak tahu tentang ilmu alat ( nahwu dan shorof ) kita tidak akan bisa
memahami al-Quran dan Hadits secara baik dan benar. Maka dari itu ilmu alat mempunyai peran yang
sangat penting sekali bagi kita semua sebagai media untuk memahamkan kita mempelajari konteks arab.
Dalam makalah ini akan dijelaskan sebagian kecil dari ilmu nahwu, yaitu tentang Kaana dan Saudara-
saudaranya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Kaana dan Akhwatnya?
2. Bagaimana penggunaan Kaana dan Saudara-saudaranya
3. Bagaimanakah pengertian Kaana Taam dan Kaana Naqhis?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kaana
Kaana dan Saudaranya berfungsi merafa’kan mubtada yang sekaligus sebagai isim kaana dan
menashabkan khabar yang sekaligus menjadi khabar kaana.
Contoh : ( َك اَن ُم َّح َّم ٌد َج ا ِلًساMuhammad duduk)
َفَاَم ا َك اَن َو اَخ َو ا ُتَها َفِاَّنَها َتْر َفُع ِاالِس م َو َتْنِص ُب اْلَخ َبَر َو ِهى َك اَن َاْمَس َو َاْص َبَح َو َاْض َح ى َو َظَّل َو َباَت َو َص اَر َو َلْيَس َوَم ازَاَل َوَم ا ْنَف َك َوَم ا َفِتَئ
َوَم ا َبِرَح َوَم اَداَم َوَم ا َـَص َّرَف ِم ْنَها َنْح ُو َك اَن َو َيكُو ُن َو ُك ْن َو َاْص َبَح ُيْص ِبُح َو َاْص ِبْح َتُقوُل كَاَن َزْيُد َقا ِئًم اوَلْيَس َعْم ٌر َو َشاِخ ًصا َوَم ا َأْش َبَه َذ ِلَك.
Adapun kaana dan saudara-saudaranya berfungsi merafa’kan isimnya dan menashabkan khabarnya, yaitu :
( َك اَنadalah/keadaan), ( َاْمَسWaktu sore), ( َاْص َبَحwaktu pagi), ( َاْض َح ىwaktu dhuha), ( َظَّلwaktu siang hari),
( َباَتwaktu malam hari), ( َص ارmenjadikan), ( َلْيَسmeniadakan) ( َوَم ازَاَل َوَم ا ْنَفَك َوَم ا َفِتَئ َوَم ا َبِرَحtidak terputus-
putus), ( َم اَداَمtetap dan terus menerus), dan lafazh-lafazh yang bisa di tashrif darinya, misalnya: َو َاْص ِبْح َك اَن
ُو ُن َو ُك ْن َو َاْص َبَح ُيْص ِبُحU َو َيكcontoh: ( كَاَن َز ْي ُد َق ا ِئًم اadalah Zaid berdiri) dan ( َلْيَس َعْم ٌر َو َشاِخ ًص اtiadalah Amr
menampakan diri).
Kaana dan saudaranya semuanya adalah kalimah fi’il dan dapat dibedakan menjadi tiga macam :
1. Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi, mudhari, dan amar, yaitu : 2 َك اَن, َاْص ًبَح, َاْمَس ا, َبا َت, َظَل, َص اَر.
2. Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi dan mudhari, yaitu : َم ا َبِرَح, َوَم ا َفِتَئ. َم ا ْنَفَك, َم ازَاَل.
3.Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi saja َلْيَس, dan َوَم اَداَم
Kaana apabila mudhari; dan i’robnya jazm maka harf nun-nya boleh di buang.
Contoh : َال َتُك ْن َظا ِلًم ا َال َتُك َظا ِلًم ا
Khabar kaana dan saudaranya sering ditambah dengan harf jat ba’ ( ) اْلَباُء.
Ada lagi fi’il yang fungsinya sama dengan kaana dan saudaranya, antara lain :
a. Fi’il muqarobah, yaitu fi’il yang menunjukan dekat atau hampir terjadinya khabar, seperti َكادdan َاْو َش َك
Contoh : ( َكا َد الَفْقُر َأْن َيُك ْو َن ُك ْف ًراhampir saja kekafiran merubah kekufuran) ( َو َاْو َش ْك َت الَح ْر ُب َأْن َتْنَتهىPerang
Hampir Selesai)
b. Af’alur raja’, yaitu fi’il yang menunjukkan harapan akan terjadinya khabar, fi’il ini antara lain: َعَسdan
َج َر ى
( َح َر ى الُمَع ِّلُم َأْن َيْح ُض َرmudah-mudahan bapak guru segera datang)
Kaana dan saudaranya yang mempunyai isim dan khabar seperti pembahasan tersebut di atas, disebut fi’il
naqis. Akan tetapi kaana dan saudaranya kecuali ( َلْيَس, َم ا َفِتئ. ) َم ازَاَلyang tidak mempunyai isim dan
khabar, dan hanya memiliki fai’l, maka dalam hal ini disebut fi’il tam,
( َس َأْد َهُب ِأَلى َح ْيُث َيُك ْو ُن ُذ ْو ِع ْألِمsaya akan pergi ke mana saja tempat yang ada orang yang mempunyai ilmu)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kaana dan saudaranya berfungsi merafa’kan mubtada yang sekaligus sebagai isim kaana dan
menashabkan khabar yang sekaligus menjadi khabar kaana. Kaana dan saudaranya semuanya adalah
kalimah fi’il dan dapat dibedakan menjadi tiga macam :
1. Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi, mudhari, dan amar, yaitu : َك اَن, َاْص ًبَح, َاْمَس ا, َبا َت, َظَل, َص اَر.
2. Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi dan mudhari, yaitu : 6 َم ا َبِرَح, َوَم ا َفِتَئ. َم ا ْنَفَك, َم ازَاَل.
3. Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi saja َلْيَس, dan َوَم اَداَم
Kaana dan saudaranya yang mempunyai isim dan khabar disebut fi’il naqis. Akan tetapi kaana dan
saudaranya kecuali ( َلْيَس, َم ا َفِتئ. ) َم ازَاَلyang tidak mempunyai isim dan khabar, dan hanya memiliki fai’l,
maka dalam hal ini disebut fi’il tam,
B. Saran
Dengan mempelajari pembahasan kaana wa akhowatuhu, semoga kita dapat mengaplikasikan berbahasa
arab yang baik dan benar,
DAFTAR PUSTAKA
Sukamto Imanuddin, Akhmad Munawari, Tata Bahasa Arab Sistematis, Yogyakarta: Nurma Media Idea,
2007. Anwar, Moch, Tarjamah Matan Alfiyah, Bandung: Alma’arif, 1972.