Anda di halaman 1dari 128

Love, Dream and Repentance

mpulan perjalanan arif Rousyan Fikri di tahun 2011 tp://rousyan.tumblr.com

Love Dream and Repentance


Syarif Rousyan Fikri

Quote

Hari ini Anda bercita-cita untuk menguasai dunia. Suatu saat Anda akan benar-benar menguasai dunia. Setelah itu, apa yang akan Anda lakukan?
Di saat sedang berpikir bahwa hidup ini sebuah game di mana boss terakhir sebenarnya bukan boss terakhir. Dan banyak orang yang salah sehingga tidak bisa memenangkan game ini.(5/3/11)

Our greatest glory is not in never failing, but in rising every time we fail
Confucius (via ypratomo) (20/6/11)

berkaryalah untuk duniamu seolah-olah kau akan hidup selamanya dan berkaryalah untuk akhiratmu seolah-oleh kau akan mati besok
kalau besok pagi kita akan mati, artinya waktu kita hanya sebentar. pekerjaan yang harus dilakukan tidak bisa ditunda. tapi kalau kita punya waktu tak terbatas, tentu saja pekerjaan bisa dicicil dan ditunda. jadi, mana yang harus didahulukan? dunia atau akhirat #renungan (30/6/11)

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
Qur an 3:92 (26/9/11)

Do the people think that they will be left to say, We believe and they will not be tried? But We have certainly tried those before them, and Allah will surely make evident those who are truthful, and He will surely make evident the liars.
Surat Al-Ankabut (The Spider): 2-3(7/10/11)

Say, O My servants who have transgressed against themselves [by sinning], do not despair of the mercy of Allah . Indeed, Allah forgives all sins. Indeed, it is He who is the Forgiving, the Merciful.
Surat Az-Zumar (The Troops) : 53(1/10/11)

Laugh when you can, Apologize when you should. And let go of what you can t change. Love deeply and forgive quickly. Take chances and give your everything. Life is too short to be anything but happy. You have to take the good with the bad. Love what you have. Always remember where you came from. Forgive and forget. And always remember that life goes on.
10

Remember, there is always something to be thankful for.


sms dari mama, berbulan-bulan yang lalu.( 18/12/11 )

11

When I was 5 years old, My mother always told me that happiness was the key to life. When I went to school, they asked me what I wanted to be when I grew up. I wrote down happy . They told me I didn t understand the assignment, and I told them they didn t understand life.
John Lennon (via copp3lia)(10/11/11)

12

ketika laki-laki merasa jemu,dia membutuhkan seseorang untuk mendorongnya agar maju kedepan, ketika perempuan merasa jemu, dia membutuhkan seseorang yang menopang dari belakang agar ia tidak terjatuh
M.Quraish Shihab - Perempuan (via kurniawangunadi) This is so true.. gatau kenapa baru nyadar aja, momentum perubahan diri saya sering datang dari pertemuan dengan lawan jenis.
13

dan tentu saja ibu saya, nenek saya, adalah wanita.. Sayangnya sampai sekarang sepertinya belum ada wanita yang butuh saya topang dari belakang. Terkadang, saya juga pengen loh bisa menopang seseorang dari belakang, saya ingin juga bisa ngasih buat orang lain, bukan hanya terus-terusan dikasih aja.. Hidup rasanya belum berarti ketika kita terus-terusan belajar, berkembang, dapet sesuatu dari dunia, sedangkan kita belum bisa menjadi rahmat bagi semesta.. (via cloudboy) (9/11/11)

14

kata pepatah : Cintai dan sayangi ibumu, karena meski terkadang kamu tak menyukai keputusannya, pada akhirnya hanya dia yg selalu ada untukmu.
Status Facebook Om Saya, Ali Wahyudin As ad( 14/11/11)

15

Show me a person who has never made a mistake and I ll show you somebody who has never achieved much.
Joan Collins(16/11/11)

16

Setiap orang adalah guru. Setiap tempat adalah sekolahan mbak, makanya kita nggak boleh memandang remeh orang lain, nggak boleh merasa lebih baik dari orang lain.
Percakapan Mama di telepon(20/11/11)

17

Setiap orang diciptakan bukan tanpa alasan. Setiap diri kita adalah penting serta memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setiap kita adalah superman dengan abilitynya masing-masing. Ribuan orang pernah menginginkan tempat yang sekarang
18

kita tempati. Apakah kita bisa beresenang-senang dan merayakannya?


Makalah PikoHME yang pernah saya buat dua tahun lalu..(25/11/11)

19

Rasakanlah mati sebelum engkau mati.


Sabda Rasulullah SAW(25/11/11)

20

Terkadang jalan yang dipilihkan Tuhan memang begini. Aneh. Unik. Nampak tidak logis. Tapi indah dan menyenangkan
(7/12/11)

21

Inilah cinta. Inilah Tuhan. Tangan kita bau menyengat, mata kita perih seperti disengat, dan tetap kita tidak menggenggam apa-apa. Itulah cinta. Itulah Tuhan. Pengalaman, bukan penjelasan. Perjalanan, bukan tujuan. Pertanyaan, yang sungguh tidak berjodoh dengan segala jawaban.
22

Dewi Lestari dalam Madre Semangkuk Acar untuk Cinta dan Tuhan (via katabuku) (8/12/11)

23

Kami berfirman, Turunlah kamu semua dari surga. Kemudian jika benarbenar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa mengikuti petunjukKu, tidak ada rasa takut pada mereka dan tidak bersedih hati.
2:38
24

Tidak ada kata galau bagi mereka yang mengimani petunjuk Tuhan. Mereka yang merasa takut, mereka menghadapi masalahnya seorang diri, tanpa kesertaan kepada Tuhan. Tapi, mereka yang menghadapinya bersama Tuhan, tak akan pernah takut, tak akan pernah lemah, dan tak akan pernah kalah. (14/12/11)

25

These Too, Will Pass


Bayangkan kata-kata ini terukir di telapak tangan Anda. Setiap kali anda merasa sulit, sedih, maupun senang dan sukacita, lihatlah telapak tangan Anda. Dengan begitu Anda tak akan pernah pesimis namun tak akan pernah lupa diri. (13/12/11)

26

Letting go doesn t mean giving up it means moving on. It is one of the hardest things a person can do. Starting at birth, we grasp on to anything we can get our hands on, and hold on as if we will cease to exist when we let go. We feel that letting go is giving up, quitting, and that as we all know is cowardly. But as we grow older we are
27

forced to change our way of thinking. We are forced to realize that letting go means accepting things that cannot be. It means maturing and moving on, no matter how hard you have to fight yourself to do so.
Unknown(16/11/11)

28

If you re not failing every now and again, it s a sign you re not doing anything very innovative.
Woody Allen; Comedian (30/10/11)

29

Rasulullah SAW bersabda, Seseorang belum disebut bertobat dengan sebenar-benarnya tobat bila ia: tidak menambah ibadahnya; tidak menuntut ilmu; tidak mengganti temannya; tidak diampuni oleh orang yang dizaliminya; tidak mengubah pakaiannya; tidak melipat sprei dan permadaninya; tidak menyedekahkan kelebihan yang dimilikinya.
Hadits Riwayat Abdullah bin Mas ud RA(25/10/11)
30

31

Duhai Tuhan, pada frekuensi berapa engkau transmisikan data-data KeTuhanan? Semoga aku ada di frekuensi yang sama agar perintah dariMu bisa aku demodulasi.
(3/10/11)

32

Seseorang belum bisa disebut ahli syukur sebelum ia dapat mensyukuri segala cobaan yang diberikan kepadanya
(3/11/11)

33

In time of test, family is best.


Burmese Proverb 16/11/11

34

Short Text

35

Ada yang Salah (1)


Tuhan itu adalah dzat yang tidak mungkin menolak cinta kita. Kita mendekat selangkah saja, Tuhan akan mendekat ribuan langkah. Tapi, kenapa kita terkadang lebih memilih untuk lebih mencintai makhluknya? Padahal cinta makhluknya itu semu dan tidak abadi, dan tidak setulus cinta Tuhan. Ada yang salah ketika Anda lebih mencintai Twitter ketimbang berdzikir. Ada yang salah ketika Anda dapat menghabiskan waktu untuk stalking, baik itu barang maupun orang, lebih banyak ketimbang mengaji. Ada yang salah ketika kita lebih mencintai pertemuan dengann manusia ketimbang pertemuan dengan Tuhan. *Ada yang salah dengan diri saya

22/8/11

36

Nilai Dasar Kedua


Terkadang kita lebih banyak berandai-andai, terkadang kita lebih banyak bertanya. Mengapa hidup seperti ini? Mengapa saya seperti ini? Terkadang kita lupa beberapa hal. Kita lupa bahwa semua yang kita dapatkan adalah nikmat yang diberikan atas kasih sayang Tuhan. Kedua, kita juga lupa bahwa jika mau bersyukur, Tuhan akan menambah nikmat kepada kita. Mari bersyukur, bersuka cita, dan tidak mengeluh. Tuhan sedang rajutkan hidup yang baik, lebih baik, dan terbaik buat kita :)

17/18/11

37

Tuhan menciptakan air mata agar kita selalu dapat bersedih atas kesalahan dan bersyukur dengan haru, menyadari betapa lemah dan tak berdayanya kita. Betapa kita tidak dapat menjadi orang yang sempurna, dan bahwa kita sampai pada titik ini adalah berkat kasih sayang yang luar biasa dari Maha Pencipta 21/8/11

38

Sakaratul Maut
Eyang putri itu selalu bilang ke Eyang Kakung. Eyang Kakung itu semasa hidup adalah orang baik, dari muda sudah orang baik. Nah, setan itu nggak suka kalo Bapak itu baik terus. Makanya setan suka nggoda Bapak biar gelisah, biar nggak ikhlas. Terus Eyang kakung itu nanya ke Eyang, gimana cara mengalahkan setan itu. Eyang Putri njawab, salah satunya dengan baca An-Naas Dan ya, kata Mama Atik yang mendampingi saat-saat terakhir Eyang, Eyang kakung minta dituntun untuk membaca An-Naas. Buat saya, ini menjadi bukti bahwa setan akan terus menggoda kita untuk tidak memurnikan keesaan Tuhan hingga saat terakhir hidup kita di dunia. Tapi Eyang lega, di saat-saat terakhir Eyang kakung sudah ikhlas. Kelihatan dari wajahnya yang bersih dan ganteng. Orang kan meninggal mukanya macem-macem, ada yang ketakutan. Tapi Eyang itu masih minta dituntun An-Naas, artinya mungkin sempat ngerasa gelisah
39

Emangnya wajah orang di saat terakhir itu bisa jadi cerminan? Kan rohnya sudah keluar? Tetep aja kan. Orang senyum, merengut, itu semua datangnya dari mana? Dari dalem kan? Bagaimana kita akan mengakhiri hidup kita nanti? Waktu itu mungkin saja masih lima puluh, enam puluh, atau tujuh puluhan tahun lagi. Tapi, kapan pun itu, itu pasti tiba.

16/18/11

40

2 Jawaban
Kenapa Tuhan berikan masalah? Agar kita sadar bahwa hanya Tuhan-lah tempat berserah Kenapa kita diciptakan tak luput dari dosa? Agar kita selalu ingat untuk memohon ampunan-Nya

28/9/11

41

Manusia seperti sebuah buku (1)


Cover depan adalah tanggal lahir. Cover belakang adalah tanggal kematian. Tiap lembarnya, adalah tiap hari dalam hidup kita dan apa yang kita lakukan. Ada buku yang tebal, ada buku yang tipis. Ada buku yang menarik dibaca, ada yang sama sekali tidak menarik.Sekali tertulis tidak akan pernah bisa diedit lagi Tapi hebatnya, seburuk apapun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman selanjutnya yang putih bersih, baru dan tiada cacat. Sama dengan hidup kita, seburuk apapun kemarin, Tuhan selalu menyediakan hari yang baru untuk kita. Kita selalu diberi kesempatan baru untuk melakukan sesuatu yang benar dalam hidup kita setiap harinya. Kita selalu bisa memperbaiki kesalahan kita dan melanjutkan alur cerita ke depannya sampai saat usia berakhir, yang sudah ditetapkan-Nya. Terima kasih Tuhan untuk hari yang baru ini :) 11/10/11

42

Manusia seperti sebuah buku (2)


Syukuri hari ini dan isilah halaman buku kehidupanmu dengan hal yang baik semata. Serta jangan pernah lupa untuk selalu bertanya kepada Tuhan, tentang apa yang harus ditulis setiap harinya. Supaya pada halaman terakhir buku kehidupan kita selesai, kita dapati diri ini sebagai pribadi yang berkenan kepada-Nya. Dan buku ehidupan itu layak untuk dijadikan teladan bagi anak-anak kita dan siapapun setelah kita nanti. Selamat menulis di buku kehidupanmu. Menulislah dengan tinta cinta dan kasih sayang, serta pena kebijaksanaan.

11/10/11

Manusia seperti sebuah buku (3)


43

Aku berdoa dan berharap agar Tuhan selalu menyertai setiap langkahmu. Karena, Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru, Bunga selalu mekar, dan mentari selalu bersinar. Tapi ketahuilah bahwa dia selalu memberi pelangi di setiap badai, senyum di setiap air mata, nerkah di setiap cobaan, dan jawaban di setiap doa Jangan pernah menyerah, terus berjuanglah, dengan suka cita :) *sms dari mama beberapa minggu lalu*

11/10/11

44

Prime Love
Saat bangun tidur. Tiba-tiba saya tiba-tiba ngerasa sedikit ngeh tentang makna cinta sejati. Mungkin ini bisa disebut pencerahan. Ternyata mencari cinta sejati bukanlah mencari orang yang tepat. Cinta sejati itu adanya di lubuk hati terdalam, berupa niat yang tulus untuk mencintai dengan alasan yang lebih besar daripada sekedar keinginan untuk bisa bersama. Cinta sejati bukan hanya untuk satu orang. Cinta yang sejati tak pernah sesempit itu. Kalo buat saya, cinta sejati itu prime love. Bukan true love. Paling tidak itu yang ada di pikiran saya.

21/10/11

45

Ketidakpastian
Yang membuat hidup ini seru adalah ketidakpastian. Coba kita udah yakin bakal masuk surga apa yang terjadi coba? karena selama ketidakpastian itu ada, kita akan berusaha dengan maksimal dalam rangka mengejar seluruh tujuan.. karena selama harapan itu ada, akan ada pula kekuatan dan keberanian.. dan ketidakpastian itu pula yang pada ujungnya akan membuat kita belajar untuk ikhlas sama seperti pendakian ini, sekeras apapun kita semua berusaha, pada akhirnya kita harus berhenti berharap. saya berharap kelak pendakian saya akan sampai pada tahap itu.. ketika saya harus berhenti berupaya, dan menyerahkan semuanya kepada Allah semata. terserah Tuhanlah hamba ini mau diapakan. mau dilempar ke neraka mangga, mau ditaruh di surga mangga tapi sampai saat itu tiba, saya masih harus berharap dan berusaha semaksimal mungkin.
46

dan entah, kapan puncak tertinggi itu akan saya raih 4/11/11

47

Masa Lalu
Kadang lebih baik ditinggalkan dan benar-benar tidak boleh diingat lagi. Demi masa depan yang lebih baik, hidup yang lebih optimis, dan hati yang lebih tenteram. Demi berubah menjadi lebih baik. 9/11/11

48

Membatasi Diri
Terkadang kita tidak menyadari bahwa kita sendiri yang membatasi potensi kita. Kita sendiri yang telah membuat atap tak terlihat. Kita seharusnya bisa melompat jauh lebih tinggi daripada atap ini, tapi karena kita telah masuk ke dalam kotak imajinasi, lompatan kita hanya bisa setinggi atap. Itu yang saya baru sadari terjadi pada diri saya. Saya selalu menghalangi diri sendiri untuk berkembang. Terkadang ada tugas-tugas yang sebenarnya bisa saya lakukan dengan cepat, namun saya memilih untuk mencari alasan. Mungkin karena asumsi-asumsi yang tak berdasar, mungkin juga karena saya memilih untuk mengerjakan hal lain. Dan memang penyesalan datangnya di akhir. Tapi tak perlulah kita tenggelam pada masa lalu yang suram, esok cemerlang masih akan datang :) 14/11/11

49

Keajaiban Tak Akan Pernah Datang


Tidak akan selesai sebelum kita memulai Tidak akan berhenti selama kita terus mencoba Kebiasaan menunda pekerjaan ibarat kebiasaan merokok, selama kita melunak dan mengijinkan diri kita untuk meneruskannya, maka kita tidak akan pernah berhenti. Kita akan tetap menunda-nunda pekerjaan. Kita akan tetap jadi perokok. Tapi ternyata dalam hidup ini selalu ada yang namanya keajaiban. Keajaiban itu akan ada bagi mereka yang berusaha, niat, dan bertekad dengan sungguh-sungguh Bagi mereka yang telah berniat, berusaha sepenuh hati, dan tanpa pernah memikirkan hasilnya bakalan kayak gimana, Tuhan akan berikan pertolongan dari jalan yang tak terduga. Memang ada kesulitan. Pasti ada. Tapi setelah itu pertolongan itu akan datang. Pasti. Sebab Tuhan tidak pernah ada tolak bandingannya. Pertolongan-Nya dan utusan-Nya selalu, selalu, dan selalu, tak pernah bisa dibalas, tak pernah bisa kita mengukurnya, dan yang ada hanyalah air mata. bukan air mata sedih. bukan. tapi sebuah haru. betapa hamba yang hina, banyak dosa, dan banyak maksiat ini masih diberikan pertolongan dan kasih sayang.

50

29/12/11

Pengemis itu Suamiku yang Dulu!


Ada seorang lelaki yang sedang makan bersama istrinya. Mereka berdua sedang menyantap ayam panggang. Datang seorang pengemis. Laki - laki ( suami ) itu keluar kemudian menghardik dan mengusir pengemis tersebut. Selang beberapa waktu laki laki tersebut jadi bangkrut. Kekayaan habis sehingga dirinya harus bercerai dengan istrinya. Setelah bercerai, menikahlah wanita tersebut dengan laki - laki lain. suatu hari ia sedang makan bersama suaminya. Makanan yang disantap adalah ayam panggang. Datanglah seoarang pengemis kemudian mengetuk pintu. Sang suami berkata kepada istrinya, Berikan ayam panggang ini kepada dia. kemudian keluarlah wanita tersebut dengan membawa ayam pangang sesuai permitaan suaminya. Setelah memberikan ayam panggang tersebut kembalilah ia ke dalam rumah ambil menangis. Sang suami bertanya kenapa ia menangis. Wanita tersebut menceritakan bahwa pengemis tadi adalah mantan suaminya yang dahulu. Tak lupa juga ia menceritakan bagaimana kisah suaminya terdahulu yang pernah menghardik serta mengusir seorang pengemis ketika sedang makan seperti yang mereka lakukan saat ini.

51

Kemudian berkatalah sang suami kepada istrinya Engkau jangan heran, demi Allah saya ini adalah peminta - minta yang dulu diusir olehnya! . Dikutip dari Buku Menggapai Hidayah dari Kisah ( Imam Al-Ghazali ) Penerbit HASYIMI Bandung 8/11/11

52

Anak macam apa yang tidak terharu membaca kata-kata ini?


Seorang anak bertanya kepada Tuhannya. Tuhan, Kenapa bunda suka menangis? Lalu Allah menjawab Karena ibumu seorang wanita, aku ciptakan dia sebagai makhluk yang sangat istimewa. Aku kuatkan bahunya untuk menjaga putra/putrinya. Aku lembutkan hatinya, untuk memberi rasa aman. Aku kuatkan rahimya, untuk menyimpan benih-benih manusia. Aku teguhkan pribadinya untuk berjuang, pada saat yang lain menyerah. Aku kuatkan bathinnya, untuk tetap menyayangi, dan mencintai, meskipun kadang dia disakiti oleh putra, putri, bahkan oleh suami yang sangat dicintainya. Aku berikan dia kekuatan untuk mendorong suaminya belajar dari kesalahan. Bundamu adalah makhluk yang sangat kuat. Jika suatu saat kamu melihat dia menangis, itu karena aku berikan air mata dan bisa dia gunakan swaktu-waktu, untuk membasuh luka bathinnya dan memberi kekuatan baru. Dan saya baru nyadar kalo ada sms kayak gini dari mama saya tanggal 23 Desember 2011 07:17 :(
53

Parah banget ya :( Jadi nyadar aja kalo ternyata saya itu sebenernya anak yang sok sibuk yang bahkan nggak noticed kalo ada sms semacam ini dari ibunya sendiri :( Dan belum lagi kalo baca kata-katanya jadi semakin sedih, sedih karena sampai saat ini saya belum bisa mewujudkan keinginan ibu saya :(( Mama cuman pengen kamu jadi orang baik.

28/12/11

54

Jangan Menilai Saat Sulit


ini ada artikel bagus guysss!!: Seorang ayah menyuruh keempat anaknya melihat pohon pir di dalam hutan pada empat musim yang berbeda. Pohon pir itu pohon jelek, tidak berdaun, kering dan bengkok pula batangnya, komentar anak pertama saat musim dingin. Pohon pir itu menggembirakan dan penuh dengan kuncup-kuncup hijau yang menjanjikan, komentar anak kedua pada musim semi. Pohon pir itu pohon yang cantik yang dipenuhi oleh bunga-bunga bermekaran yang berbau harum, komentar anak ketiga ketika musim panas. Anak keempat tidak setuju dengan pendapat ketiga saudaranya. Bahwa pohon itu dipenuhi oleh buah-buah ranum, harum, dan enak, ujar anak yang keempat pada musim gugur. Sang ayah berkata bahwa mereka semua benar, hanya saja mereka melihat pada waktu yang berbeda. Dan sang ayah berpesan, Mulai sekarang jangan pernah menilai kehidupan hanya pada suatu masa yang sulit.

55

Ketika kita sedang menghadapi sesuatu masa yang sulit, segalanya menyedihkan, banyak kegagalan dan kekecewaan. Jangan cepat menyalahkan diri sendiri atau orang lain, bahkan berkata kita tidak mampu, bodoh dan bernasib sial. Di tangan Tuhan hidup kita. Berarti tidak ada istilah nasib sial bagi orang yan beriman. Kerjakan apa yang menjadi bagian kita dan percayalah Allah SWT akan mengerjakan bagianNya. Jika kita tidak bersabar ketika berada dalam musim dingin, maka kita akan kehilangan keindahan musim semi yang cantik, kehangatan musim panas yang menjanjikan harapan. Dan kita tidak akan memanen hasil pada musim gugur. Kegelapan malam tidak selamanya bertahan, esok akan ada fajar yang mengusir kegelapan . Ada harapan ada kegembiraan, dan tersenyumlah. 18/12/11

56

Long Text

57

Pendakian
Layaknya kisah Musa dan Khidir. Mereka berdua bersama untuk membuka tabir. Musa terkadang tak mau berhenti berpikir. Membuatnya terkadang tidak patuh kepada Khidir. Padahal toh, Khidir akhirnya mengungkap semua. Begitulah apa yang ia dapatkan dari TuhanNya. Sebuah pengetahuan tiada batasnya. Hingga terkadang tak sanggup akal tuk menerima. Bersumber langsung dari Sang Maha. Dan begitulah perjalanan seorang murid. Mengamalkan ilmu yang diperoleh dari Guru, pasti menuai manfaat. Keajaiban-keajaiban kecil adalah buktinya. Sama seperti arus masuk sama dengan arus keluar. Seperti itu pula kisah kasih di alam semesta. Barang siapa memberi, pasti akan ada yang memberinya. Manusia hanyalah saluran. Picik dan sesatlah mereka yang tak menyadari bahwa mereka hanyalah sebuah buffer. Layaknya hukum listrik dan magnet. Semakin besar muatan Sang Hamba, maka semakin besar gayanya. Mungkin begitulah cinta bekerja, hingga akhirnya jarak yang ada menjadi sempit. Membuat rasa yang ada menjadi semakin bergelora. Dan seperti inilah pendakian spiritual. Ketika kita serius, pasti Guru akan membantu, pasti Tuhan akan membantu. Pasti. Tuhan itu Maha Baik, siapa yang berusaha pasti akan dikasih.
58

Tuhan itu Maha Baik, saya percaya, Dia selalu tahu, apa yang saya butuhkan di waktu yang tepat. Keajaiban-keajaiban kecil yang saya alami tak jarang membuat saya terharu. Saya ini seorang yang banyak dosanya, sering berbuat maksiat. Kenapa ya Tuhan sebaik itu, masih mau menolong saya, bahkan untuk hal-hal yang remeh. Kenapa ya Tuhan sebaik itu, bahkan melarang saya untuk melangkahkan kaki beberapa meter sebanyak dua kali. Siapa sih yang nggak terharu? Betapa Tuhan itu Maha Baik, Ia tolong hamba-Nya yang bahkan masih sering mempergunjingkan sesamanya sendiri. Betapa Tuhan itu Maha Baik, Ia masih mau menolong mereka yang tidak menjalankan perintah agamanya. Ia begitu baik, sehingga mereka yang tak beragama pun ditolong-Nya. Orang-orang yang tidak percaya Realitas-Nya sekali pun, tak jarang diberi kemudahan di dunia. Ia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Cinta kasihnya untuk makhluk yang diciptakan-Nya begitu Agung, tak dapat disamai sesuatu apa-pun. Dan nikmat mana lagi yang mau kita dustakan? Nikmat mana lagi yang mau kita dustakan?

59

Satu-satunya cara untuk bersyukur adalah dengan meyakini bahwa keajaiban kecil tak pernah lepas dari tangan-Nya. Semuanya tak pernah lepas dari Kehendak-Nya. Dan setiap ujian adalah sebuah evaluasi, apakah level kita dapat meningkat atau tidak dalam pendakian spiritual. Ia begitu baik, tak mungkin kita dibiarkannya tersesat, tanpa ada Guru, tanpa ada Imam, tanpa ada Penerang, tanpa ada Penolong.. Sesungguhnya saya hanya ingin diberikan kekuatan dan upaya untuk terus melakukan pendakian, hingga akhirnya aku akan kembali kepada-Mu. Berikanlah iman dalam diriku, karena nampaknya iman ini masih sebatas pada akal, lidah, dan retorika semata.

26/9/11

60

Keinginan Orang Tua


Suatu hari saya bertemu dengan salah seorang yang saya yakini sebagai seorang ahli dzikir. Mengapa demikian? Sebab, usianya sudah senja (mungkin seumuran dengan kakek saya apabila beliau masih hidup) namun dari wajahnya masih nampak segar dan berseri-seri. Selain itu orang tersebut juga nampak bahagia, hidup tanpa beban. Saya percaya bahwa beliau memiliki hati yang tenteram berkat dzikirnya. Sebut saja beliau adalah salah satu guru saya, sebab saya mendapatkan ilmu dari beliau. Nah, pagi itu saya berdiskusi dengan beliau. Pembicaraan sangat luas, sampai akhirnya ada sebuah pembicaraan yang sangat sangat sangat mengena. Tiba-tiba saja beliau mengganti topik pembicaraan seperti ini, Sebenarnya keinginan orang tua itu hanya satu. Sebuah harapan yang senantiasa diharapkan orang tua adalah: anaknya menjadi anak yang soleh. Itu saja Saya hanya terdiam dan berusaha mencerna. Kalau misalnya anaknya ada tiga, lalu ada satu saja anaknya yang soleh, pasti orang tua itu sudah senang.
61

Entah kenapa kata-kata ini diulang. Jadi, ada satu saja anaknya yang soleh, itu sudah menjadi kesenangan buat orang tua. Tak lama setelah itu, saya pindah tempat mengobrol. Mama saya dan beberapa rekannya juga ikut nongkrong di situ. Lalu guru saya menceritakan obrolan itu. Mama saya pun menanggapi, iya, lha wong dia itu pernah nanya, Mama pengen aku jadi apa sih sebenernya? Mama cuman pengen kamu jadi orang baik. Terserahlah mau jadi CEO kek, presiden kek, ilmuwan kek, seniman kek, yang penting kamu itu jadi orang baik Lalu tiba-tiba ada teman mama yang lain nyeletuk dan ngebahas tentang berbagai tulisan di blog saya, terutama yang terkait tentang cara saya mengungkapkan rasa sayang saya kepada orang tua. Ya, saya bukanlah orang yang mengekspresikan cinta saya kepada orang tua secara langsung. Saya tidak pernah bilang saya sayang kepada orang tua atau gimana. Dalam kehidupan sehari-hari, orang tua seperti sahabat buat saya. Saya sering bercanda dan sering mengkritik orang tua saya. Tapi memang, dalam perjalanan hidup saya, saya sering

62

menuliskan tentang orang tua, terutama mama. Dan jujur aja, saya jadi malu banget ketika itu dibahas. Malu sama mama saya sendiri. Tiba-tiba saja saya ditanya, Mama mu tuh lebay nggak fik? Ha? Saya bingung mau menjawab apa, tapi karena memang kadang-kadang lebay ya saya jawab aja, Kadang-kadang sih Tiba-tiba temen mama yang lain, ibu profesor, bilang, Orang tua itu emang harus lebay, harus keras. Kalau nggak gitu, anaknya nggak akan jadi Yah.. sebenernya setelah itu obrolan masih berlanjut lagi dan membahas banyak hal lain. Tapi buat saya, obrolan yang saya tuliskan di sini cukup untuk menjadi bahan introspeksi. Saya ingin kelak saya bisa membaca lagi postingan ini. Postingan ini adalah sebagai pengingat bagi saya untuk terus menghargai orang tua yang telah menjadi pintu kelahiran saya di dunia. Pesan yang ada di sini pun harus menjadi pedoman bagi saya dan istri saya nanti dalam mendidik anak-anak. Membesarkan anak bukanlah sebagai ambisi, melainkan sebuah tugas untuk mengantarnya kepada tujuan yang sejati, yakni kehadirat Allah swt.
63

Dan mungkin sebagai seorang anak pertama, tanggung jawab saya lebih untuk memberikan contoh seperti apa anak yang soleh itu.. dan semoga ini bisa sebagai pengingat agar saya bisa lebih berhati-hati, tidak mengulang kesalahan yang pernah dilakukan, dan memperbaiki diri dari hari ke hari. Amin Tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah semata.. Tiada daya untuk bernapas selain dengan izin-Nya.. Tiada daya untuk senantiasa mengingat-Nya dalam setiap helaan napas selain dengan kasih sayang-Nya..

17/9/11

64

Cengeng
Tuhan, aku kagum. Aku kagum telah Engkau ciptakan air mata. Dengannya aku dapat merasakan kehadiran-Mu. Dalam haru, dalam sedih, dan dalam duka. Air mata adalah sebuah pintu yang membuka kesadaranku, akan adanya ke-Agungan-Mu. Begitu terharunya aku ketika aku akhirnya tersadar. Bahwa sebenarnya ketulusan itu hal yang nyata. Bahwa Rahman dan Rahim dari-Mu telah terzhahir dalam diri hamba-hamba-Mu. Mereka yang dengan hati yang putih suci selalu ingin menolong makhluk-Mu yang lain. Mereka yang tak jarang dengan tulus membantuku, padahal mereka sadar bahwa aku tak akan mungkin membalasnya. Mereka yang membuatku berkenalan dengan ketulusan. Aku hanya bisa memohon kepada-Mu untuk berkenan membalas mereka berlipat ganda, lindungi mereka, sayangi mereka. Kalau bukan Engkau yang bisa membalasnya, aku tak tahu kepada siapa lagi aku memohon. Mereka yang membuatku mengenal arti ketulusan. Mereka membuatku tersadar, bahwa Engkau begitu Penyayang. Tak akan Engkau biarkan kapal kehidupan hamba-Mu karam. Aku tak pernah kuasa menahan air mata ini ketika mengingat-Mu dengan segala Kasih dan Sayang

65

itu. Segala dosa dan maksiat yang pernah aku perbuat tak membuat-Mu tega menghentikan pertolongan dan pintu rezeki. Sungguh Engkau begitu Kuasa memberikan air mata. Ia berbicara lebih dari jutaan kata dan bahasa yang dimiliki manusia. Air mata telah memberikan sebuah realitas yang nyata. Betapa aku ini hina dan rendah. Betapa bodohnya aku yang baru mengenal ketulusan. Betapa bodohnya aku yang baru mengenal kembali bahwa semuanya, hidup dan matiku adalah untukMu semata. Hidup dan matiku untuk-Mu semata, bukan untuk makhluk-Mu yang kucintai, bukan untuk uang, bukan untuk penghormatan di mata manusia, bukan untuk segala hasrat dan keinginan yang selalu muncul di kepala. Ini semua abstrak Ya Tuhan! Ini semua tak pernah dapat aku sadari dengan akal! Hanya dengan air mata, aku dapat memahami ini semua. Cengeng. Aku hanya bisa menitikan air mata. Betapa 19 tahun usiaku di dunia ini aku habiskan untuk maksiat dan melupakan-Mu. Kapan terakhir kali aku niatkan berbakti kepada orang tua atas perintah-Mu? Mengapa aku begitu lalai untuk menyertakan-Mu bahkan untuk hal sekecil menjaga kesabaran ketika makan malamku terganggu oleh seorang yang menggoyangkan

66

kakinya sehingga mejaku bergetar karenanya? Aku begitu lalai untuk menyertakanmu. Dan lagi-lagi hanya air mata yang dapat membuatku mengingatnya. Ya Tuhan, hari ini kembali air mata ini jatuh. Betapa arti perjuangan begitu tinggi dibanding sekedar peperangan. Betapa Engkau menilai semuanya berdasarkan hati hamba-Mu. Engkau bilang bahwa seseorang tidak akan berbuat kebajikan sebelum menginfakkan apa yang ia paling cintai. Ya Tuhan, tidak ada yang bisa se-adil diri-Mu! Manusia hanya menilai dari angka, tanpa pernah menilai dari tulusnya hati. Ya, kini aku tersadar. Mereka yang memberi di kala mereka masih susah adalah mereka yang benar-benar berhati tulus. Mereka yang sedikit membutuhkan sehingga dapat lebih banyak memberi adalah mereka yang benar-benar kaya. Oh Tuhan, mengapa muslihat dunia begitu hebat? Sehingga aku mengukur semuanya dengan penampilan luar, padahal Engkau Sang Raja Adil tak pernah melihat itu. Ya Tuhan sebagai hamba aku masih bimbang. Seperti apa aku harus belajar mencinta? Kau bilang aku tak akan bisa mencintaimu sebelum aku bisa mencintai makhluk-makhlukmu, sebelum aku bisa menjadi rahmat bagi yang lain. Lalu aku harus bagaimana? Aku telah mencoba mencinta dengan tak melupakan Engkau sebagai tujuan akhir. Aku mulai belajar
67

untuk mencinta karena mengingat-Mu. Namun, apakah benar ini hanya ujian dari-Mu? Apakah aku hanya harus belajar darinya ataukah memang dia adalah teman yang Kau pilihkan untukku dalam perjalanan menuju-Mu? Berat ya Tuhan menahan perasaan ini dan menguncinya dari lidah yang sembarangan. Lalu aku di sini masih saja galau setiap sehabis bertemu orang tuaku. Betapa aku belum melaksanakan birrul walidayn sebagaimana yang Engkau perintahkan. Betapa selama ini aku begitu dongkol dan mengeluh setiap kali orang tuaku memberikan perintah dan nasihatnya. Betapa aku adalah durhaka, menyia-nyiakan perjuangan mereka dengan menjadi anak yang tidak soleh. Dan kembali, hanya air mata yang bisa menggambarkan semua-Nya. Hanya kecengengan ini yang dapat membuatku mengingat-Mu.. Aku memohon dengan sangat, tolong jangan pernah cabut kecengengan ini ya Tuhan. Aku tak ingin menjadi bebal. Aku banyak melakukan dosa dan aku pun belum bertaubat dengan sempurna, tapi aku masih mengharap sedikit saja petunjuk dari-Mu agar bisa kuselami lautan ini.

68

Aku mohon maaf atas kelancanganku Tuhan. Aku tahu Engkau mengetahui semua tentangku, apa yang kuinginkan, siapa yang saat ini selalu mengisi pikiranku, apa yang selalu mengganggu kekhusyukanku dalam beribadah. Semuanya Engkau tahu. Tapi ini caraku mengekspresikan perasaanku kepada-Mu. Aku mohon maaf atas kelancanganku. 26/9/11

69

Jatuh Cinta kepada Tuhan


Bagi orang-orang yang pernah jatuh cinta tentu pernah merasakan keanehan dalam dirinya sendiri. Iya, rasa deg-degan ketika hendak bertemu dengan si dia. Lalu dia yang selalu memenuhi angan dan pikiran. Ketika bepergian, entah kenapa selalu berpikir, Coba ke sini bareng si dia Ketika membaca buku, entah kenapa selalu berpikir, Andai dia juga baca ini Ketika mendengarkan lagu, entah kenapa berpikir, Lagu ini perasaan saya ke dia banget, atau berpikir, Andai saya bisa menyanyikan lagu ini untuknya Ya, jatuh cinta membuat ada entitas lain di luar diri kita yang selalu kita rindukan. Kita selalu menanti saat-saat bertemu dengannya, atau saat-saat bisa berbicara dengannya. Apa yang kita lakukan ketika terkoneksi dengan internet? Bangun tidur langsung ngecek twitter si dia, ngecek ym, apakah si dia online? Buka tumblr dia, blog dia, stalking dia? Itu semua adalah rasa penasaran dan perhatian dalam bentuk kecil.

70

Cinta adalah prioritas. Mencintai seseorang berarti membuatnya menjadi prioritas. Memberikan ruang di antara padatnya tanggung jawab yang harus diberikan. Itulah cinta. Ya, dan jatuh cinta selalu membuat seseorang bisa melakukan apa yang tidak biasa ia lakukan. Memberikan kado kepada seseorang. Menyempatkan waktu di tengah kesibukan. Memberikan perhatian lebih kepada seseorang, padahal ia mungkin sangat jarang memberikan perhatian kepada teman lainnya. Cinta adalah semangat. Harapan dan khayalan akan masa depan yang indah bersama si dia memberikan energi positif. Cinta membuat seseorang menjadi visioner, berpikir jauh hingga lima tahun ke depan. Cinta mampu memberikan arah bagi mereka yang tengah bimbang, hendak dibawa ke mana hidup ini? Ya, dan cinta memberikan rasa ingin pulang. Pulang kepada pangkuan si dia. Cinta membuat kita merasa nyaman dan tenteram bersama si dia. Semuanya diceritakan, tak satu pun rahasia tersisa. Tempat berkeluh kesah ketika ada masalah. Tempat mencari motivasi di kala sedang rendah diri. Cinta adalah rumah, tempat hati berpulang.

71

Tapi, orang bilang cinta tak harus memiliki. Ada yang bilang kalau jodoh nggak akan ke mana. Mau sekeras apapun usaha kita, kalau memang nggak jodoh ya nggak akan bertemu. Tapi masa iya sih kita udah berusaha maksimal terus nggak ada sedikit aja balasan dari si dia. Tapi ya mungkin cinta harusnya gak menuntut balas. Itu yang disebut ikhlas. Lalu bagaimana dengan Tuhan? Sudahkah kita jatuh cinta dengan Tuhan? Sudahkah sholat menjadi hal yang kita rindukan? Sudahkah bangun pagi kita mulai dengan membaca ayat-ayat-Nya? Sudahkah apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan membuat kita ingat kepada wajah-Nya? Sudahkah hari-hari ini kita lalui dengan dzikir untuk mengingat-Nya? Sudahkah seluruh upaya kita lakukan untuk mendekatkan diri kepada-Nya? Sudahkah seluruh rencana dalam hidup ini, kita masukkan unsur Dia? Sudahkah apa yang kita cita-citakan, kita niatkan untuk-Nya? Sudahkah Dia menjadi prioritas dalam hidup kita? Sudahkah kita jatuh Cinta kepada Tuhan?

7/10/11
72

Kata-kata indah
pasir tidak berbisik. seberapa awas saya memasang telinga, pasir tidak berbisik. desiran ombak pantai menemani keringat-keringat yang bercucuran. aneh rasanya melihat air yang datang dan pergi sambil membawa pasir-pasir itu menuju tengah lautan. persis seperti orang-orang yang datang dan pergi di kehidupan kita, membawa pulang segenap perasaan yang kita miliki. persis seperti masalah yang datang dan pergi di kehidupan kita, membawa lari beberapa sifat kekanakan yang kita punya. persis seperti kecintaan yang datang dan pergi di kehidupan kita, seiring dengan pergi dan datangnya kebencian, mereka yang mendewasakan manusia. menatap cakrawala. memandang langsung pada garis yang membatasi lautan dan langit. memandang langsung pada garis maya. seperti mimpi yang seolah bisa menjadi pagar batas antara lemah dan Kuat. seperti rasa kepemilikan yang seolah bisa menjadi batas antara ciptaan dan Pencipta. membaca seorang kawan, kakak, sahabat yang takut kehilangan seseorang dalam hidupnya. berusaha memberitahu dia bahwa saya mungkin juga kehilangan banyak hal, keluarga yang harmonis, kenyamanan, ketercukupan, tercapainya mimpi-mimpi, sempat kehilangan seseorang yang saya cintai dari kehidupan saya, dan saya yakin saya masih akan kehilangan lebih dan lebih.

73

YA, saya akan kehilangan lebih banyak lagi! itu jika saya semakin merasa memiliki, seperti kata Letto, rasa kehilangan hanya akan ada ketika kita pernah merasa memilikinya. padahal nyatanya semua ini semu, maya, tidak ada. kita tidak punya apapun. mimpi kita? itu pun bukan milik kita. layaknya cakrawala, itu semua ada karena kita memandang dengan mata. andaikan kita bisa memandang hidup ini lebih dari pandangan kita selama ini .. Baru menelusuri seluruh postingan tumblr saya. Ini salah satu kata-kata terindah yang pernah saya rangkai. Yeah one of most #beautifulwords sebenarnya yang perlu dilakukan adalah menata diri agar kita pantas menerima apa yang kita inginkan, bukan mencari apa yang kita inginkan. namun manusia memang lebih mudah melakukan yang kedua. dan yang lebih menjual adalah kata-kata yang berbau yang kedua dan perlu diingat lagi bahwa semuanya ternyata bukan milik kita, sekalipun kita menerimanya, mendapatkannya, atau merasa memilikinya.

74

jadi buat apa iri dan dengki atas pencapaian orang lain? buat apa kita kecewa jika kita gagal? buat apa kita senang jika kita berhasil? Ternyata saya dari dulu kontennya gini-gini aja. Yang saya omongin gini-gini aja, which means level saya masih segini-segini aja. Pembelajaran yang saya dapatkan masih pembelajaran yang dulu. Artinya level spiritualitas saya masih setara kayak pas tingkat TIGA. Dan entah kenapa postingan lama saya yang lain rada bikin ga selera ya.. Postingan saya kebanyakan curhat euy.. Baru mulai sekitar bulan juli aja postingan saya enak dibaca.. dan bulan Agustus udah lebih oke lagi :) Tapi nggakpapalah, semua itu bagian dari proses. Proses pendewasaan buat saya :) In the end, what we regret most are the chances we never took Frasier Crane

16/10/11

75

Mulus?
Come on guys, hidup emang gak pernah mulus. Pasti ada jalan berbatu, pasti ada tantangan yang harus dihadapi. Ya kadang kalo mau ngeliat ke belakang, gw merasa bersyukur banget masih dikasih kehidupan yang seperti sekarang ini. Tapi gw percaya kok, kalo semua usaha itu pasti dibalas. Dan dalam hidup ini selalu ada trade off nya. Masa iya satu orang dikasih nikmat doang tanpa cobaan. Buat setiap kemuliaan yang dikaruniakan kepada kita, pasti ada harga yang harus dibayar. Gak pernah ada hidup yang perfect. Gak pernah ada. Dan percayalah, setiap kali lo merasa hidup lo perfect, Tuhan akan selalu ngasih peringatan. Dari SD sampe SMA, gw udah sering banget dibilang sombong sama guru-guru. Selalu ada sesi khusus yang dihabiskan untuk marahin gw. Bahkan kadang kemarahan itu perlu jadi konsumsi sekelas, makan satu jam pelajaran.

76

Gw umur 15 tahun udah masuk ITB. Mungkin orang bakal ngira gw pinter, jenius, dll. Tapi sesungguhnya gw gak pernah se-perfect itu. Gw pernah dapet ip hampir satu koma. Gw sering ngulang pelajaran. Dan sampe sekarang tugas akhir gw belum kelar, bahkan barusan dibilang bullshit sama dosen pembimbing. Kenyataannya semua kelebihan yang gw peroleh di bidang akademik lebih banyak hokinya. Kalo ada yang bilang prestasi gw banyak, mehh, prestasi gw masih ga ada apa-apanya. Masih banyak orang-orang yang punya prestasi lebih ngeri dari gw. Dan selain itu, kalo mau dihitung kegagalan gw jauh lebih banyak. Berapa kali lomba gw ikutin dan pulang cuman dengan tangan hampa. Behh. Sakit sih. Sakit kalo kita serakah. Tapi coba kalo kita menghargai kekalahan sebagaiberbagi kemenangan, memberikan kesempatan pada orang lain untuk menikmati sebuah kemenangan. Bakal beda rasanya. Kalo orang bilang gw jago manage waktu, salah. Gw gak pernah bisa bener-bener manage waktu. Banyak yang harus dikorbankan akibat sebuah pilihan. Multi-tasking? Percayalah, hasilnya tidak akan pernah maksimal. Apalagi kalo orang bilang gw konkret, walaahhhh. Big no! Gw cuman tukang ngecap kok, banyak yang harus menderita akibat lidah gw yang manis ini. Dalam ngejalanin organisasi aja, gw merasa banyak salah sama orang-orang yang pernah
77

kerja bareng gw. Mungkin kalau mereka mau jujur-jujuran, bakal banyak banget yang bisa dibenci dari seorang gw. Tapi yah begitulah. Begitulah hidup yang gw pilih. Begitulah hal-hal yang gw dapatkan. Dan begitulah hal-hal yang harus gw korbankan. Its all about trade off. Kita harus bersyukur, tapi kita nggak boleh sombong. Dan, beruntunglah mereka yang selalu diingatkan Tuhan, lewat apapun caranya. Karena sesungguhnya kesempurnaan ya punya Tuhan. #bermonolog, lagi

12/10/11

78

#352 Mas
Kedudukan saya di keluarga adalah sebagai anak pertama. Laki-laki. Hal ini berarti saya didaulat untuk bisa menjadi pemimpin nomor satu, setelah ayah. Hal ini pula memberikan saya hak untuk mewakili adik-adik saya. Tapi, apakah itu mudah. Dari dulu saya tidak pernah merasa bisa jadi kakak yang baik. Sampai jaman SMA, saya masih sering banget berantem sama adik-adik saya, bahkan sama adik yang paling kecil yang selisih umurnya sembilan tahun coba. Makanya nasihat yang sering dikasih sama ayah dan mama saya bunyinya tuh seperti ini: Mbok ya yang ngemong sama adiknya. Yang rukun. Udah gede kok masih aja berantem sama adik-adiknya. Kamu tuh jadi kakak mbok ya yang sayang sama adiknya. Lihat tuh wak oji, segitu sayangnya sama ayah. Masa kamu nggak sayang sama adik-adikmu. Dan sejujurnya, saya nggak pernah mencoba untuk mendengarkan kata-kata itu. Masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Buat saya itu cuman kata-kata yang sudah sering saya dengar, sejak saya kecil. Tak terlalu istimewa.
79

Yang ada di pikiran saya, yang penting hidup saya menyenangkan. Itu udah lebih dari cukup. Adik-adik saya punya kehidupannya sendiri. Dan kehidupan kami sama sekali tidak berhubungan. Kalau saya aksel dua kali dan adik saya mau aksel dua kali itu silahkan. Kalau dia nggak mau juga nggak papa. Hidup ini masing-masing. Cuman kebetulan aja saya terlahir sebagai kakak. Kakak yang sayang sama adik-adiknya pas mereka masih kecil. Tapi begitu mereka udah mulai gede dan nakal, kakak harus menang. Adik harus nurut sama kakak. Kakak pun menjadi yang paling berkuasa. Tiap ada perintah dari orang tua, yang namanya Mas Fikri tinggal nyuruh adiknya, Ican. Dan rantai ini berlanjut. Saya memberikan contoh untuk adik saya. Ican pun tinggal menyuruh Salsa. Salsa yang baik dan menyayangi kakak-kakaknya akan mengerjakan perintah itu. Fin. Tapi makin ke sini, seiring dengan apa yang saya hadapi, saya menjadi sadar bahwa kata-kata itu benar. Kata-kata itu adalah kata-kata istimewa, bukan sekedar omong kosong. Dan ternyata hidup kita nggak masing-masing. Ada suatu relasi yang menyebabkan kakak dan adik punya suatu ikatan yang kuat.

80

Saya baru tahu suatu fakta bahwa adik saya terbayang-bayangi oleh saya. Maklum dulu di SMP saya pernah ranking 1, anak yang luar biasa nakal, hobi bolos, suka ngelawan guru, tapi rankingnya tetep aja 5 besar terus. Dan kebetulan adik saya masuk di SMP yang sama, kelas yang sama pula. Padahal sebenarnya adik saya itu tipenya beda banget sama saya. Tapi apa yang terjadi? Guru tidak jarang membanding-bandingkan adik saya dengan saya. Padahal sudah jelas kami berdua adalah orang yang berbeda, menjalani kehidupannya masing-masing. Seharusnya nggak bisa disamakan. Kalau saya suka menulis dan menggambar, mungkin adik saya lebih suka bermain musik. Nggak bisa disamakan. Padahal ada banyak faktor yang membuat kondisi kami jauh berbeda. Dan mungkin juga karena saya aksel dua kali, adik saya juga SMA mau aksel juga. Sebenarnya secara tes psikologi, IQ adik saya memang memenuhi, tapi tidak dengan EQ. Sangat disayangkan, pihak sekolah tetap menerima dia di kelas akselerasi. Hmmm.. Dan mungkin tekanan ini terus berlanjut. Bayang-bayang seorang kakak. Hingga akhirnya adik saya nggak lulus SPMB. Dia nggak sempet ngebunderin TPAnya. Alhamdulillah dia masih dapet
81

kuliah, walaupun bukan di tempat yang dia inginkan. Dan hal ini tentu suatu pukulan buat dia. Dan di sini harusnya saya sebagai kakak bisa memberikan motivasi, bisa memimpin dia, memberikan dia segala ilmu, pengalaman, dan kebijaksanaan yang telah saya dapatkan. Dan sampai sekarang saya belum bisa memberikan itu semua. Makanya mama nggak pernah bosan mengingatkan saya. Belum lagi adik saya yang paling kecil. Sekarang dia udah kelas 5. Tentu saja bayang-bayang yang ada dalam pikiran dia jauh lebih mengerikan. Dua orang masnya masuk kelas aksel dari SMP-SMA. Tapi lagi-lagi kondisinya berbeda. Adik saya sakit-sakitan sejak kecil. Asmanya sering kambuh. Sampai di rumah kita ada nebulizer. Kalau lagi kumat, hampir setiap malam dia bakal ngik ngik dan harus dipakein nebulizer. Dan itu bikin dia bolos. Beda sama kakaknya. Adik saya yang terakhir ini sebenernya rajin. Dari SD dia udah semangat banget sekolah. Buku-buku ditata. Buku disiapin malem sebelum sekolah. Dan emang kalau dia pas lagi sehat, nilai ujiannya bagus-bagus. Tapi ya itu tadi, mental harus disiapkan, kalau-kalau ternyata kesehatannya menghalangi ambisinya untuk mengikuti jejak kakak-kakaknya. Hal ini juga yang selalu membuat mama saya berusaha untuk menyiapkan mentalnya: yang penting

82

kamu sehat dulu. Jangan sampai dia terlalu terbayangi oleh jejak kakak-kakaknya dan membuat dia memforsir diri. Ah, mungkin seharusnya dari dulu saya belajar untuk lebih memperhatikan adik-adik saya. Terkadang saya merasa tidak adil. Saya loyal untuk teman-teman, organisasi, tapi tidak loyal buat mereka. Kadang ada rasa bersalah kenapa saya jarang pulang, jarang mengambil peran sebagai kakak pertama. Jarang komunikasi. Entah apa yang salah. Tapi ya itu, belum sempurna iman seseorang kalau dia belum menyayangi orang-orang terdekatnya. Coba perhatikan hadits-hadits dan ayat-ayat, setiap kali ada perintah untuk berbuat baik, pasti yang harus didahulukan adalah orang tua, keluarga, sanak saudara, baru yang lain-lain yang hubungan kekerabatannya jauh. Itu adalah prioritas. Itu adalah sebuah hukum Tuhan mengapa kita dilahirkan dari keluarga x, anak ke x, punya adik x, punya kakak x. Sebab, kita harus menjadi sebuah hub, sebuah saluran kasih sayang Tuhan. Tuhan mungkin begitu menyayangi kita, diberi-Nya kita rezeki dan ilmu. Karena itu adalah bentuk kasih sayang Tuhan, kita pun perlu menyalurkannya kepada saudara-saudara kita, terutama keluarga dekat. Berbagi apa yang kita miliki, baik materi maupun kebijaksanaan. Itu

83

adalah bentuk cinta, cinta yang harus kita berikan kepada adik-adik kita, karena kita sudah diberi cinta oleh Tuhan. Saya sendiri masih sangat jauh dari sosok Mas yang seharusnya. Saya belum banyak memberikan teladan dan inspirasi buat mereka. Ketika inspirasi itu datang kepada saya, saya belum mampu membaginya kepada mereka. Tapi saya yakin suatu saat saya bisa menjadi kakak yang baik, apalagi orang tua saya selalu membantu saya untuk bisa jadi kakak yang memberikan teladan. Percaya nggak percaya kadang memang perlu skenario dalam mendidik adik-adik. Di situ kita harus bisa menunjukkan, seperti ini loh berbuat baik. Bukan. Bukan untuk sombong, tetapi untuk membuat adik-adik kita menjadi orang yang lebih baik dari kita. Nggak perlu mengulang kesalahan yang pernah kita lakukan. Saya yakinlah setiap dari kita pernah melakukan salah. Kadang berbuat salah itu menyenangkan. Tapi selalu ada pilihan untuk berubah menjadi lebih baik. Dan seperti halnya dalam organisasi, di keluarga pun kita harus menerapkan yang namanya Knowledge Management System

84

Intinya kita harus bersedekah ilmu kepada adik-adik kita. Memberi tahu apa yang telah kita salah lakukan dan apa yang telah kita benar lakukan. Itu semua agar mereka bisa sampai pada kebaikan, lebih baik dari kebaikan yang kita capai. Dan agar mereka bisa menghindari keburukan, tanpa perlu jatuh dalam keburukan yang telah kita perbuat. Inovasi! Ada yang bilang kita tidak akan bisa mencintai Tuhan, sebelum kita mencintai makhluk-makhlukNya. Tapi dari mana datangnya rasa cinta? Tentu dari Tuhan sendiri. Makanya, kita harus berdoa agar bisa menjadi seorang pemimpin yang baik, di mana pun kita berada. Menjadi kakak yang baik, teladan yang bijak bagi adik-adik. Dan ketika kita merasa pribadi kita sulit melakukan itu, kita harus memohon kepada Tuhan agar dibimbing, dibantu, dan diberi kelunakan hati untuk bisa mulai menjadi teladan. Lalu berdoa agar diberikan konsistensi setelahnya. Dan keikhlasan pada puncaknya.

25/10/11

#350 Teladan
Terkadang ada kalanya kita menyengajakan diri agar kita diketahui orang lain saat berbuat kebaikan. Itulah namanya teladan. Dan menurut saya, keteladanan itu harus benar-benar diberikan oleh pemimpin.
85

Dalam keluarga misalnya, terkadang orang tua harus membuat skenario. Skenario agar si anakanak mereka bisa belajar berbuat baik. Mungkin awalnya anak-anak mereka terpaksa mengikuti mereka. Namun, pada suatu hari di mana si anak itu mulai ngeh, maka anak itu bakal merasa bersyukur, orang tuanya pernah memberikan teladan. Begitu pula dalam sebuah organisasi. Mana mungkin kita bisa mengajak orang lain untuk pantang menyerah, kalau pemimpinnya sendiri sudah menyerah? Yang menjadi masalah adalah ketika kita terkadang tidak sadar bahwa kita tidak melakukan apa yang kita katakan. Munafik. Dan di sinilah menyengajakan diri agar kita diketahui orang lain saat berbuat kebaikan menjadi penting. Bukan untuk berbangga dan bersombong ria. Tapi agar ada sebuah mekanisme kontrol sosial atas segala yang pernah kita katakan. Tidak dapat dipungkiri, manusia adalah tempatnya lupa dan salah. Orang tua pun terkadang salah. Pimpinan pun terkadang salah. Nah, kalau pas ada yang namanya kesalahan, keterbukaan menjadi penting. Sekarang gimana coba,kalau orang tua kita berbuat salah? Nggak mungkin kita pendam di hati, terus kita dongkol sendiri, atau mungkin ngomongin di belakang. Kalau pengalaman saya, saya adalah

86

anak yang paling sering mengkritisi dan menyalahkan orang tua saya. Dan Alhamdulillah, mereka berdua orang yang masih menghargai pendapat anaknya :D Tapi, kalau di organisasi, kenapa ya terkadang terbuka itu menjadi sulit? Masalah yang bisa selesai dengan ngobrol secara langsung, kadang dipendam. Dibiarkan menjadi-jadi. Jadi gosip. Hingga akhirnya menjadi sebuah kebakaran besar yang sulit dipadamkan. Kadang jatuhnya jadi semangat untuk mengadili.. bukannya untuk saling mengingatkan supaya menjadi teladan.

25/10/11

87

Nikmat dan Mulia


Dalam Al-Isra ayat 70, semakin nyata bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna. Dan bahkan dalam sebuah hadis, Malaikat bahkan sampai bilang gini: wahai tuhan kami, telah engkau ciptakan kami dan telah engkau ciptakan juga anak cucu Adam. Akan tetapi engkau ciptakan mereka yang dapat makan, minum, berpakaian, menikahi wanita, menaiki kendaraan, tidur, dan beristirahat. Namun engkau tidak menciptakan kami seperti itu. Biarlah bagian mereka itu di dunia dan buatkanlah bagian kami di akhirat. Kemudian Allah berkata, Tidaklah Aku jadikan demikian adalah makhluk yang Aku ciptakan dengan tangan-Ku, dan Aku tiupkan ruh-Ku kepadanya, sebagai mana firmanku: Jadilah, maka jadilah ia. Tapi kadang kita nggak nyadar hal ini. Sama sekali enggak. Dan terus di Al-Isra 72-73 diungkapkan tentang keadilan Tuhan. Ini bukan terjemahan dari ayat tersebut, tetapi ini bagaimana cara saya membaca terjemahan tersebut dalam hati:

88

Ingatlah, pada hari ketika Kami panggil fikri dengan pemimpinnya, dan jika fikri diberikan catatan amalnya di tangan kanannya, fikri akan membaca catatannya dengan baik dan fikri tidak akan dirugikan sedikit pun. Dan fikri buta hatinya di dunia ini, maka di akhirat fikri akan buta dan tersesat jauh dari jalan yang benar. Dua ayat ini yang membuat saya dulu mencari-cari, siapa pemimpin saya yang dimaksud. Mungkinkah pemimpin saya yang dimaksud di atas adalah presiden Indonesia? Nampaknya tidak, selama saya hidup presiden RI udah ganti berkali-kali.. Karena kelak saya akan dikumpulkan bersama umat lainnya yang sama-sama dipimpin oleh pimpinan tersebut. Tentunya kalau kita pengen ngaku sebagai ummat dari orang yang dicintai Tuhan, pemimpin yg memimpin kita harus dipimpin oleh pemimpin yg dipimpin oleh orang yang dicintai Tuhan. Dann yang kedua, saya juga mendapatkannya pada saat membaca suatu buku. Intinya, dari kita hidup di dunia, kebenaran Tuhan itu sudah ada. Dan dunia ini gunanya agar kita nanti bisa terus beribadah ke Tuhan setelah meninggal nanti. Makanya sejak di dunia, kita sudah harus menemukan kebenaran itu, kita harus sudah merasakan surga dan neraka itu ada semenjak
89

kita di dunia. Dan kita juga harus belajar memandang wajah Tuhan meskipun kita belum meninggal. Kita harus mencari itu semua selagi masih di dunia. Karena, kalau tidak menemukan kebenaran itu, kita akan semakin tersesat setelah mati. Dan kalau udah tersesat, Allah bisa saja tidak memberikan kita perlindungan, tidak memberi petunjuk (naudzubillah) seperti yang diungkapkan pada ayat-ayat sebelum ayat 70.. Huff, sungguh ya, nggak ada daya dan kekuatan selain dari Yang di Atas. *btw, akhirnya termanfaatkan juga apa yang sudah dikasih mama: Al-Quran Bayan, Al-Quran yang dilengkapi dengan tema-tema, azbabun nuzul, sekaligus hadist.. bener-bener bermanfaat ma. Makasih banyak, semoga jadi berkah buat mama. (padahal mama nggak mungkin baca tulisan ini karena mama gaptek, kalo ada temennya mama yg baca, nggak usah bilang ke mama ya Om / Tante.. nanti mama ke GR an lagi.. hahaha) 21/10/11

90

Obat Anti Galau : 100% Efektif*


*efektif jika bener-bener mampu meminumnya Prolog Tadi saya sedikit berbincang-bincang dengan keluarga via telepon. Pembicaraan standar lah, mulai dari update berita tentang keluarga, sampai nanyain gimana kondisi tugas akhir, kapan mau nyurau, kapan mau apa-apa, dsb. Sampai akhirnya tiba-tiba mama nanyain yang saya nggak menduka akan ditanyain: Gimana si dia? Saya pun mulai menceritakannya. Percayalah bahwa membicarakan hal seperti ini ke orang tua adalah pilihan yang tepat. Mama bisa jadi sahabat yang paling bisa jadi tempat cerita dikala orang yang biasanya kita curhatin agak nggak enak buat dicurhatin lagi :D Dan saya ceritakan semua kegalauan saya, semua ketakutan saya. Itu semua penyakit. Penyakit galau. Dan mama saya ngasih tau obatnya. Ini dia obatnya..

Kenapa sih kamu? Kamu takut kehilangan dia?


91

Fikri, orang itu kalau beriman, jawaban atas doanya cuman ada 3: 1. Dikabulkan 2. Dikabulkan dengan penangguhan 3. Dikabulkan dengan yang lebih baik Yang namanya jodoh itu, udah suami istri aja bisa habis, apalagi cuman pacaran. Kamu kan masih jauh, jadi nggak perlu khawatir lah. Kalau mau megang hatinya, jangan pegang dianya. Pegang yang memegang hatinya. Perbaiki syariat. Semuanya yang terjadi itu tergantung kehendak Allah. Tapi, apabila seseorang begitu dicintai Allah, maka Allah akan berkehendak sesuai dengan keinginan hamba-Nya. Makanya yang harus kamu lakukan sekarang ya berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Nah sekarang ya jalin aja persaudaraan dan pertemanan sebaik mungkin. Dan nggak usah khawatir kalo memang pada akhirnya nggak jodoh. Pasti Tuhan akan kasih yang lebih baik. Dan di sini iman diuji. Manusia secara alamiah pasti punya ketertarikan kepada kebendaan. Tapi apakah dia lebih mencintai makhluk daripada Tuhan?
92

Dan ditambah satu lagi, ini bukan obat galau.. tapi salah satu pertimbangan yang harus kita pertimbangkan sebelum kita galau karena seseorang.. Keridhoan Allah bagi seorang wanita itu ada pada suaminya. Sedangkan keridhoan Allah bagi seorang laki-laki itu ada pada ibunya. Kalau kamu jadi suami nanti, maafkanlah kesalahan-kesalahan istrimu. Harus ridho ke istrinya, kalau nggak nanti ada hijab yang menutupi antara istrimu degan Allah. Makanya bagi seorang wanita, dia harus mencari suami yang benar-benar bias menjadi imamnya. Kalau laki-lakinya nggak bias mimpin, sedangkan si wanita ini sebenarnya berada di jalan yang benar, hal itu akan jadi cacat akhlak buat si istri. Dan itu juga menjadi hijab. Apalagi bagi seorang ibu. Ibu harus menjaga betul perkataannya. Kalau sampai salah ngomong, bisa sia-sia setelah sekian lama jengkulat-jengkulit mendoakan anak-anaknya. Makanya, jadi anak juga nggak boleh menentang kata-kata ibu selama itu semua tidak mengingkari Allah. Apapun itu, seorang laki-laki harus bener-bener meminta ridho dari ibu. Ketika orang tuanya nggak ridho, maka Allah pun nggak akan ridho. Jadi kalau memang orang tua nggak ridho, lebih baik nggak dijalanin.
93

Nah, kira-kira si orang yang kita galauin udah pantes digalauin belum hayo? Masih mau galau? Kesimpulan Kesimpulan yang saya peroleh adalah, saya harus berusaha memperbaiki diri. Harus bertaqarrub. Saya harus bisa mengubah kecintaan saya kepada seseorang sebagai penambah motivasi untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Orang yang kita cintai harus bisa jadi media pengingat kepada Tuhan. Dan bagi mereka yang beriman, seharusnya mereka nggak perlu takut. Nggak perlu takut jika ketetapan Tuhan akan terjadi. Bukankah iman itu percaya? Tidak percayakah kita kepada Tuhan? Sayangnya, doa orang yang beriman hanya tiga pilihannya.. *intermezzo: hari ini mama nanya namanya siapa. Terus saya jawab, nama dia mengandung nama adik mama yang terakhir dan kakak mama yang pertama. Terus mama malah bilang,

94

Walah, (ketawa) yang namanya *sensor* dan *sensor* itu emang pantes banget jadi kakak adik. Kemarin di acaranya Mama Atik mereka itu keliatan mirip banget 6/11/11

95

Masihkah Percaya Tuhan?


Adalah sebuah janji Tuhan, bahwa jika kita berusaha menyelesaikan urusan kita dengan Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan berkawan dengan kita dan menyelesaikan segala urusan kita. Coba aja temen-temen sedekah dulu dengan ikhlas, pasti akan dimudahkan urusan tementemen. Serius deh. Coba aja temen-temen bersyukur, tiba-tiba ada aja jalan untuk diberi kelapangan rezeki. Dan kalau temen-temen mau mencoba untuk menjalani laku prihatin, seperti memperbanyak puasa sunnah, sholat sunnah, itu semua akan membantu temen-temen dalam mewujudkan doa temen-temen. Kalau temen-temen selalu berusaha menolong orang, pasti giliran kesulitan bakal ada yang nolong temen-temen. Cobalah, patuhi dulu kata orang tua, pasti nanti temen-temen akan menemukan makna hidup yang sejati. Itu semua entah kenapa benar-benar pernah saya alami. Syaratnya, temen-temen harus ikhlas. Kadang temen-temen belum ikhlas 100% aja, Tuhan udah mau ngasih banyak. Apalagi kalau ikhlas 100%, pasrah total. Pasrah total di sini bukan berarti usahanya nol loh ya, usaha tetep maksimal, tapi hati nggak boleh terbelenggu pada usaha tersebut. Jangan sampai kita mempertanyakan keadilan Tuhan. Kalau kita sudah bertanya, artinya kita nggak percaya.

96

Dan boleh dibilang, semua itu adalah sesuatu yang Amazingly Practical. Bukan sesuatu untuk diperdebatkan, tapi untuk dipraktekkan. Kayak praktikum aja, kadang kita nggak percaya sama hasilnya. Eh, pas dilakukan ternyata hasilnya bener. Tapi kenapa ya, terkadang kita belum bisa memprioritaskan segala urusan dengan Tuhan? Mungkinkah kita belum benar-benar percaya dan belum berserah? 7/11/11

97

Kepala Dua dan Pendakian Spiritual


Menyaksikan mereka yang sudah kepala dua di dashboard saya. Mereka pun seperti saya, masih mencari jati diri. Sadar atau tidak, mengakui atau tidak, setiap tahunnya seseorang pasti mengalami masalah. Setiap orang pasti mengalami kelabilan-kelabilan yang akan membuatnya dewasa. Bagi saya, itu semua adalah proses alamiah yang harus dialami oleh seseorang, sebelum ia mengenali Tuhannya. Dia harus belajar untuk memahami fenomena yang terjadi seputar dirinya. Harus mempelajari bagaimana seharusnya bertindak. Harus mempelajari bagaimana agar dirinya bisa bermanfaat bagi orang lain. Akui saja lah. Bertambahnya usia bukan berarti bertambah pula kedewasaan. Tanpa adanya kontemplasi dan introspeksi, kedewasaan tidak akan pernah bertambah dari dalam diri seseorang. Dan, tanpa keinginan untuk mau berubah menjadi lebih baik, seseorang akan mati suri dalam hidupnya. Pendakian yang ia lakukan akan stuck. Alih-alih meneruskan pendakian, sebenarnya dia hanya menginap, atau justru turun.

98

Sampai kapan pun seseorang akan terus mencari jati diri. Akan terus mengalami ujian yang begitu berat, sampai akhirnya dia akan tiba pada puncak tertinggi dari pendakian spiritual: memahami hakikat diri yang sejati, di mana itu semua akan disertai dengan kesadaran akan hakikat keTuhanan. Di sanalah yang bisa berdiri di puncak adalah orang-orang ikhlas. Dan kalau sudah ikhlas, siapa lagi yang bisa mengganggu? Selama konsistensi itu dijaga, Tuhan akan bersama dia, hamba-Nya yang ikhlas. Dan itu berarti tinggal menunggu waktu sampai puncak pendakian spiritual memasuki babak baru: perpindahan dari dunia ke akhirat. Di sana, meninggal adalah sesuatu yang dirindu-rindukan, bukan lagi yang ditakuti. Dan saya belum mencapai level itu. Masih jauh. Usia pun masih belum kepala dua. Masih banyak yang harus dipersiapkan, terlebih lagi sebelum menjelang puber kedua di usia empat puluhan. Semoga saja gejolak yang saya alami nanti dapat mengantarkan saya menuju hamba Tuhan yang senantiasa ikhlas. Pendakian ini bukanlah sebuah pendakian yang dimulai dengan ekspektasi yang besar akan diri sendiri dan judgment yang rendah terhadap orang lain. Pendakian ini adalah tentang

99

menyadari bahwa diri ini masih kurang, serta kemauan untuk berubah menjadi lebih baik. Pendakian ini berarti belajar dari semesta alam, dari siapapun, kapanpun, dan dimanapun. 7/11/11

100

Fulan dan Mengaji


Fulan (nama sebenarnya) adalah seorang pendosa. Dia telah melakukan begitu banyak dosa selama hidupnya. Nah, kebetulan suatu ketika Fulan sedang merasa begitu dicoba. Kadang sebagai pendosa, dia mengharapkan segala cobaan yang dialami ini sebagai pencucian atas dosa-dosanya. Fulan terus bertanya kepada Tuhan, benarkah ujian itu memang perlu bagi dia? Apakah memang dicoba adalah sebuah konsekuensi? Dan tentunya sebagai seorang pendosa ulung, Fulan terus bertanya kepada Tuhan, mungkinkah dosa-dosanya ini diampuni? Ia merasa dosanya ini begitu hina. Ini adalah aib. Akankah Tuhan mengampuni dosa-dosa ini? Malam itu Fulan melihat seorang kawannya sedang mengaji. Ia pun jadi teringat, sudah lama ia tidak mengaji. Semenjak dia berpikir mengaji dengan melagukan bahasa yang seperti bahasa arab itu tidak berfaedah apa-apa, dia mulai jarang mengaji. Entahlah. Dulu ia rajin mengaji, tapi sudah bertahun-tahun ia lupakan mengaji. Buat dia mengaji tidak lebih dari relaksasi belaka. Tapi, siapa yang pernah menyangka bahwa Tuhan punya rencana? Hati Fulan mendadak tergerak untuk mengikuti jejak temannya. Mengaji. Ia ambil Al-Quran dengan terjemah. Dengan kemampuan bahasa arab pas-pasan dia merasa sia-sia kalau mengaji Al-Quran yang tidak ada terjemahannya. Kebetulan juga ia masih punya sisa wudhu sehabis sholat fardhu.
101

Bingung mau mengaji apa. Ia bolak-balik halaman demi halaman Al-Quran dengan terjemahan itu. Tiba-tiba saja dia sampai pada surat Al-Ankabut, tepat di halaman pertama, ayat pertama. Sejenak dalam hati ia berpikir, wah Al-Ankabut, Laba-laba, kayaknya keren nih, sembari terbayang spiderman. Memulai ngajinya dengan taawudz, Fulan berharap Tuhan mau mengenyahkan setan yang ada di sekelilingnya. Ia mau setan itu pergi selamanya, ia takut jika setan-setan itu membujuknya untuk terjerumus dalam dosa. Selain itu, Fulan berharap agar dia benar-benar mendapat sesuatu dari mengaji. Kalau hari ini dia tidak mendapatkan sesuatu, sempat terbersit di pikirannya, tidak akan pernah mengaji lagi. Dan, memang Tuhan sungguh mengerti. Memang Tuhan benar-benar Maha Mengetahui. Dia tahu apa yang ada di dalam sanubari manusia, termasuk Fulan si pendosa ini. Fulan membaca ayat pertama, Aliif Laaam Miiiiiiem Ayat standar, pikirnya, aku tidak pernah mendapatkan sesuatu dari ayat ini. Namun semua pikiran itu mulai terhenti ketika ia membaca ayat kedua hingga kelima. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan begitu saja mengatakan: Saya telah beriman , sedangkan kamu tidak diuji lagi?

102

Oh God, You do know what i have been searching for, for so long.. Fulan detik itu menyadari bahwa temannya salah. Iya, baru saja temannya berkata, Gue nggak percaya Tuhan ikut campur sampai hal-hal yang begitu detail Sekarang dia bisa memastikan, Tuhan memang berkuasa atas hal-hal yang sepele. Termasuk di dalamnya adalah mengatur agar Fulan mendapatkannya. Ayat yang selama ini dia cari, Al-Ankabut ayat dua. Dan juga agar beberapa pertanyaan lain darinya terjawab. Dan itu melalui sederet kejadian impulsif. Fulan mendapatkan jawabannya justru bukan ketika ia sedang bertindak untuk mencarinya. Belum sempat ia paham dengan kesadaran yang penuh akan hal ini, ia lanjut membaca ayat ketiga. Ia baca arab-nya lalu ia coba pahami indonesia-nya. Lalu ayat keempat. Ataukah kamu yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari azab Kami? Amatlah buruk apa yang kamu tetapkan itu. Ah, bodohnya aku. Terkadang aku masih melalaikan kewajiban.. Lagi-lagi Fulan tersadar bahwa kejahatan bukan hanya ketika ia mengerjakan apa yang dilarang agama, tetapi juga ketika ia tidak mengerjakan apa yang diperintahkan Tuhan. Selama ini Fulan terus menanti. Fulan terus menanti pertemuan dengan Tuhannya. Saat di mana dia bisa benar-benar bersaksi bahwa ada Tuhan yang Esa. Dia pun terus bertanya kepada Tuhan. Tuhan, kapan kita bisa ketemu?
103

Kamu yang mengarap pertemuan dengan Allah! Sesungguhnya waktu yang dijanjikan Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ayat kelima.Ayat kelima membuatnya berhenti mengaji. Bukan, bukan karena ia ingin berhenti, tetapi karena suaranya sudah berisak. Ingus mulai keluar dari hidungnya. Ia menangis. Ia tak sanggup lagi untuk membaca ayat-ayat-Nya. Ia lemas sesaat. Dia lipat tangannya di atas meja tempatnya mengaji. Ditundukkannya kepala tertempel pada tangan. Fulan menangis. Fulan terharu. Mengapa Tuhan pilihkan jawabannya melalui cara yang seperti ini? Mengapa Tuhan memberikan jawaban itu, langsung dari kitab yang selama ini disebut sebagai firman-Nya? Mengapa Tuhan benar-benar tahu apa yang sedang ia pikirkan? Mengapa? Mengapa Tuhan begitu baik? Padahal aku adalah seorang pendosa. Padahal aku adalah seorang pendusta yang munafik. Dan jika kamu berjihad, maka sesungguhnya jihadmu itu untuk dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

104

Dan kamu yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari kamu, dosadosa kamu, dan benar-benar akan Kami berikan kepadamu balasan yang lebih baik dari apa yang kamu kerjakan? Tidak ada lagi pertanyaan. Tidak ada lagi keraguan bahwa Tuhan masih menyayangi Fulan. Seluruh jawabannya dijawab. Apa yang selama ini mengganggu hatinya, telah dimusnahkan. Langsung oleh firman Tuhan. Dan dia pun mengulang-ulang lagi setiap ayat yang telah ia cari selama sekian lama. Sembari menyeka air mata dan ingus, ia terus mengaji. Tak peduli lagi soal ingus dan air mata. Fulan sedang asyik mengaji.

.. Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia? (10) Dan sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman; dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik (11) 7/11/11

105

106

Kelapangan
Gak pernah ada yang gampang di dunia ini, terutama bagi orang-orang yang sombong. Tapi, Tuhan pun selalu janjikan akan adanya kemudahan setelah kesulitan. Maka, berbahagialah bagi mereka yang telah diberikan kesulitan. Karena ketika kita mau terus berusaha dan bersabar, kemudahan pasti akan datang. Pada saat kemudahan itu datang, beban kita akan hilang. Punggung terasa ringan. Urusan selesai. Dan pada saat itu, jangan sampai lupa kalau Tuhan lah yang sesungguhnya memberikan kemudahan. Bukan akal kita, bukan hukum alam. Mereka hanya media, sedangkan sumber yang sebenarnya, yang berkehendak atas segalanya adalah Tuhan. Kalau saja kita ingat siapa yang memberikan segala kemudahan itu, tentu kita tidak perlu sombong. Sayangnya yang namanya sombong itu terkadang sudah terinstall dengan baik di komputer kita. Bahkan dia nggak cuman sekedar terinstall, dia adalah program yang sangat pintar, dilengkapi AI. Setiap harinya rasa sombong melakukan proses Machine Learning. Karena proses itu running setiap harinya, makanya kita jadi tinggi hati.
107

Makanya, kita perlu meng-kill process tersebut. Nggak cuman meng-kill, kita juga perlu menghapusregistrynya. Tak jarang, semua ini sudah bikin program yang lain error. Nggak jarang juga antivirus dan registry cleaner nggak bisa bener-bener membersihkan sistem operasi kita. Dan kalau itu terjadi, rasa-rasanya solusi yang paling tepat adalah install ulang. Indah rasanya menginstall ulang. Lupakan dulu sistem operasi yang biasa berjalan. Hentikan semua aktivitas. Masuk ke BIOS, booting dari CD. Install. Kalau perlu bener-bener format dulu primary drive untuk system. Dan byar, operating system menjadi baru, bisa diinstall program-program lagi. Datanya tinggal di copy dari harddisk eksternal. Bilamanakah tiba saat itu ya Tuhan? Dan jika itu semua terjadi setelah aku pergi ke alam yang lain, berikan aku kekuatan untuk terus menjaga kebersihannya di dunia.. 15/11/11

Hijab
108

Baru dapet satu pelajaran menarik. Jadi, konon ada dua hal yang akan menghalangi seseorang untuk mendapatkan petunjuk. Yang pertama adalah ketika dia masih tergadai, dan yang kedua ketika dia sombong. Sebenernya saya nggak bisa ngasih dalil macem-macem tentang ini. Tapi saya dapet pelajaran ini dari orang yang saya percaya. Jadi kalau temen-temen merasa nggak cocok ama apa yang ada di sini ya sok aja, diambil pelajarannya aja. Gak usah dipercaya juga gakpapa. Jadi, konon aqiqoh itu menebus seorang anak. Katanya kalau seseorang belum di aqiqoh, artinya ruhaninya masih tergadai. Hmm, kenapa bisa tergadai sih? Saya sih dulu terima-terima aja pas dibilang si anak masih tergadai, tapi seiring beranjak dewasa saya jadi mulai penasaran. Ada yang menjelaskan seperti ini, pada proses penciptaan seoranga anak, bisa jadi ada hawa nafsu yang bermain, setan-setan mungkin aja ikut dalam proses tersebut. Makanya perlu ditebus dengan hewan(kambing) untuk bisa mensucikan rohani si anak. Kenapa harus makhluk hidup? Karena yang ingin dibersihkan itu rohani, jadi ya bayarannya harus sesuatu yang bernyawa. Yah ini memang rada berbau metafisik, dan saya nggak bisa menjelaskan detail. Yang jelas, buat saya sih ini cukup masuk akal.

109

Hal kedua yang bisa membuat seseorang itu terhalang dari petunjuk Tuhan adalah sombong. Jangan diartikan sombong ini sebagai sombong yang keliatan yah. Sombong itu sebenarnya halus. Sombong itu selendang Tuhan, ketika kita berusaha mengambil selendang Tuhan artinya kita sudah menyekutukan Tuhan dengan sesuatu. Sadar nggak sih kalau kita tersinggung, marah, itu sebenernya cerminan kesombongan? Saya pernah loh dituduh plagiat, dan saya merasa begitu tersinggung dan marah. Saya merasa saya jago kok, ngapain saya plagiat program situ yang cemen. Dan tanpa sadar itu adalah sebuah kesombongan. Sombong yang sangat halus. Kita marah, kita tersinggung, dan kita tidak mau menyadari bahwa kita salah adalah bentuk kesombongan. Yah, fakta mengerikannya adalah terkadang kita ingin menjadi Tuhan. Kita ingin semua hal berlaku sesuai keinginan kita. Kita ingin diri kita ini menjadi penguasa atas kehidupan. Nggak jarang kita tersinggung ketika diingatkan, marah ketika hal kecil terjadi. Itu adalah bentuk kesombongan di lubuk hati yang terdalam, bahwa kita super, kita baik. Dan itu adalah bentuk sombong yang sangat halus, yang lebih berbahaya dari sombong yang keliatan, semisal disapa orang gak jawab, nyombong-nyombongin harta, prestasi.

110

Sombong yang halus itu terkadang membuat kita tidak sadar bahwa kita sedang sombong. Dengan mengatakan orang lain itu sombong, kita secara tidak langsung merasa bahwa kita lebih baik dari mereka. Dan itu berarti kita sombong juga. Sedih ya? Hal kayak gini pasti sering terjadi di diri kita, terutama saat kita menjudge orang. Yah, butuh banyak latihan. Oh iya, selain itu kan memang dibilang sabar itu nggak ada batasnya. Jadi emang sebenernya kalo kita ingin ibadah kita sempurna, kita nggak boleh marah. Mau diludahin sama orang, dihinanya kayak apa, nggak boleh marah. Seperti itulah teladan yang diberikan Rasulullah. Dan Rasulullah itu manusia biasa, jadi harusnya kita juga punya potensi untuk menjadi seperti beliau. Berat memang, tapi ya harus dicoba. Dan bentuk kesombongan yang paling mengerikan adalah ketika kita merasa selalu benar. Ketika kita ngerasa nggak ada yang salah dengan tindakan kita, yang salah pasti orang lain. Itu adalah sebuah kecelakaan yang paling celaka. Sekali kita sudah merasa paling benar, di situ kita telah mengambil selendang yang Maha Benar. Dan jika itu terjadi, petunjuk akan sulit datang ke dalam hati kita.

111

Tidak ada yang sempurna, tapi kita harus belajar dan berusaha meraih kesempurnaan itu. Pada akhirnya sekeras apapun usaha kita, kesempurnaan mungkin tak akan teraih. Tapi ketidaksempurnaan itu menjadi potongan puzzle. Potongan yang akan melengkapi potongan yang sudah terpasang, yakni kesempurnaan Tuhan. Semoga kita semua dihindarkan dari kesombongan yang begitu halus, yang bersemayam di hati kecil kita. 22/11/11

112

Atap Manusia
Setiap orang punya rumah. Rumah itu memiliki dua atap. Atap kebaikan dan atap keburukan. Setiap hari mereka melompat-lompat di rumah tersebut. Ketika berbuat kebaikan, mereka melompat-lompat di bawah atap kebaikan. Demikian pula ketika berbuat jahat, mereka melompat-lompat di bawah atap keburukan. Mereka melompat tidak konstan, terkadang adanya lantai bertrampolin membuat mereka lebih melenting. Demikian pula atap itu. Ketika seseorang mendorongnya terus menerus, maka atap itu juga bisa mulur. Membuat atap-atap itu semakin tinggi. Suatu ketika seseorang berbuat pelanggaran kecil, sebuah pelanggaran yang letaknya lebih tinggi dari atap keburukan yang ia miliki. Melakukan pelanggaran tersebut bagaikan jatuh pada lantai keburukan bertrampolin. Membuat si manusia melompat lebih tinggi di bawah naungan atap keburukan, sampai terbentur atap tersebut. Sekali melakukan, ia merasa sakit karena kepalanya terbentur atap. Tetapi ingatlah bahwa sekali melakukan keburukan, bekasnya tak akan pernah hilang. Atap yang elastis tersebut perlahan mulai berubah bentuk. Atap tersebut mulai memberikan ruang untuk keburukan kecil yang dilanggar. Sekali dua kali masih terasa sakit, namun lama
113

kelamaan, si atap mulai beradaptasi. Kesalahan sejenis akhirnya pun mendapatkan toleransi, atap keburukan telah menjadi lebih tinggi. Dan semenjak saat itu, rentang lompatan pun menjadi lebih tinggi. Kesalahan sejenis mulai dapat dilakukan. Kadang-kadang setan datang. Setelah atap keburukan itu menjadi lebih tinggi, tak jarang setan membawakan trampolin baru. Sebuah trampolin yang bisa memberikan gaya yang lebih besar dari trampolin yang sudah kita miliki. Sayangnya, terkadang manusia membiarkan dirinya jatuh pada trampolin yang baru, membuat dia melakukan kesalahan-kesalahan yang lebih tinggi lagi. Atap keburukan pun kembali menyesuaikan diri. Menjadikan dia jauh lebih tinggi. Manusia pun memiliki rentang lompatan yang jauh lebih tinggi lagi. Berbagai keburukan akhirnya ditolerir, dan semakin besar kesalahan yang ditolerir. Dan itulah sebabnya, sekali melakukan dosa kecil dan kita memberikan toleransi kepada diri kita, akhirnya kita menjadi terbiasa melakukannya. Awalnya lupa sholat, lama-lama mulai membiasakan diri untuk meninggalkan sholat. Awalnya merasa bersalah, ujung-ujungnya memaklumi diri. Awalnya menganggap merokok itu tidak baik, sekali coba, rokok jadi nggak
114

papa. Awalnya menganggap minuman keras yang sedikit saja sudah haram, lalu demi alasan sosial mulai membiasakan diri untuk minum. Awalnya menganggap ciuman itu tabu, tapi karena si pacar pun menerima saja dicium, mulailah melakukan hal-hal yang lebih. Awalnya berbohong itu tidak baik, lalu sesekali berbohong karena terpaksa. Lalu setelah itu mulai membiasakan diri untuk terpaksa berbohong, lama-lama korupsi. Dan hanya satu yang bisa mengembalikan atap itu ke posisi semula: pertaubatan yang sejati. Lalu bagaimana dengan atap kebaikan? Silahkan renungkan sendiri.. 16/11/11

115

Tono dan Pak Budi (1)


Hari ini Tono tidak seperti biasanya. Ia pulang ke kontrakannya. Jemu terasa. Bosan ia setiap malam menghabiskan waktu dengan nongkrong di coffe shop bareng teman-teman. Tiba di kontrakan. Setelah memarkir sepeda motor bututnya, ia datang ke ruang tengah. Ia letakkan helmnya yang basah di kursi. Maklum, kotanya sedang dilanda hujan tiga hari ini. Helm itu tersiram air karena diletakkan di motor ketika ia pergi ngampus. Karena perutnya keroncongan, ia pergi lagi keluar. Hendak mencari roti. Supermarket terdekat ia datangi. Ia pilih roti dua ribuan. Roti itu berbentuk persegi, sandwich dengan isi coklat. Ia ambil dua buah. Sampai di kasir, ia siapkan enam ribu rupiah. Melihat batangan rokok tersedia di kasir, muncul hasrat untuk mengeluarkan dua ribu rupiah lagi dari kantongnya. Ah, barangkali dua batang saja. Tapi, tidak. Tidak usah. Malam ini saja dia ingin menghabiskan waktu tanpa nikotin. Tono kembali memasuki kontrakan. Sudah lama ia tidak bersosialisasi di ruang tengah. Kangen rasanya mengobrol dengan kawan sekontrakan ini. Sampai di ruang tengah, Pak Budi sedang tiduran di kursi panjang. Televisi menyala, memutar sebuah diskusi tentang kondisi penjara di negerinya yang begitu kacrut. Bagaimana tidak kacrut, di lembaga pemasyarakatan di negerinya terdapat bilik khusus untuk bercinta. Huh, sama sekali tidak menarik. Lebih menarik renegosiasi sebuah perusahaan asing yang
116

mendapat keuntungan gila-gilaan dari mengeruk kekayaan alam negeri ini. Sembari memakan roti dua ribuan itu, dia memulai pembicaraan dengan Pak Budi, seorang PNS, Kenapa tiduran Pak? Lagi setres atau apa? Ah, enggak kok. Duduk terlalu lama juga nggak sehat kan? Jawab Pak Budi sembari berpindah posisi, mengambil posisi duduk. Hah, kok bisa? Iyalah, duduk kan bikin wasir. Tono was-was, ia lalu meraba-raba pantatnya. Takut pembuluh darah di bokongnya membengkak. Pak Budi mengambil sebatang rokok. Ia sulut rokok itu dengan pematik berwarna merah, tokai merknya. Gimana Tugas akhir? Tanya Pak Budi. Yah, gitu deh Pak. Lagi mau nyelesein. Nggak kerasa udah taun kelima saya di kontrakan ini Hoo. Seleseinlah. Kamu masih punya banyak harapan untuk masa depan. Nggak kayak saya, tinggal nunggu hari tua, timpal Pak Budi sembari menghembuskan asap rokok lewat hidung. Pak Budi sendiri gimana Pak, jadi mau S3? Ah, saya mah udah nggak ada harapan. Udah ditolak sama profesornya.

117

Belum sempat Tono menimpali, muncul sebuah iklan di televisi. Iklan itu entah kenapa memberikan informasi mengenai sisi negatif rokok. Shit! Pak Budi buru-buru mengganti channel televisi. Tidak ingin mendengar tentang bahaya rokok. Setelah beberapa kali memencet tombol di televisi kuno berlayar cembung itu, Pak Budi kembali menghisap rokoknya. Menarik satu nafas panjang, bersama para nikotin dan tar tentunya. Bahkan ini saja saya ada kemungkinan dipecat, Pak Budi memulai cerita kelamnya. Pak Budi adalah pegawai negeri. Jabatan fungsionalnya adalah sebagai peneliti, bidang yang ia teliti adalah kontrol. Menyaksikan senior jauhnya sedang dilanda masalah, Tono yang baru saja menghabiskan rotinya menjadi penasaran. Sembari menuangkan air panas ke dalam gelas yang sudah berisi kopi instan, ia bertanya, Loh kok bisa Pak? Iya, perkiraan saya aja. Nggak tau nih, habis ini saya mau ke mana. Nanti tinggal dipikir aja mau lari ke mana. Mungkin saya mau kabur ke luar pulau aja. Terkejut. Tak percaya si Tono. Sambil mengaduk kopi panasnya dengan garpu, ia mulai berpikir. Masa depan tak selamanya seperti yang dibayangkan. Gelar sarjana, bahkan gelar magister, tak menjamin kehidupan seseorang. Wah, mau kerja di mana gitu mas. Eh, bagi rokoknya ya mas

118

Oh iya, silahkan aja. Hmm belum tau juga. Yang jelas saya mau lari. Untung aja udah setahun ini saya nggak komunikasi sama keluarga. Jadi bisa lebih bebas. Loh, nanti rencananya udah gak mau hubungan lagi sama keluarga Pak? Yy ya sepertinya begitu. Biar lebih bisa menentukan nasib sendiri aja, nggak perlu dipengaruhi orang lain. Tinggal nentuin hidup sendiri. Independen. Tono menghembuskan asap rokoknya perlahan. Ia tahan asap itu di tenggorokan, mengeluarkannya sedikit demi sedikit, bukan hembusan panjang. Ia mulai berpikir, mungkinkah suatu saat Pak Budi ini memilih untuk menjadi sebatang kara. Hidup sendiri, yang bahkan ketika mati, tak ada yang peduli. Maklumlah, meskipun usianya sudah beranjak dan giginya sudah rusak, Pak Budi belum berkeluarga. Masih single. Menghabiskan semua gaji untuk diri sendiri, ngontrak di rumah tua, dua bungkus rokok putih, dan terkadang minuman sedikit beralkohol. Hmm. Dan juga internet tentunya. Memangnya udah pasti akan dipecat Pak? Darimana taunya? Yah, kemarin ada orang ngasih surat ke meja saya. Surat peringatan pertama karena saya nggak disiplin Malam itu menjadi sebuah malam berharga buat Tono. Perbincangan dua orang perokok di ruang tengah di kontrakan tua. Sesuatu yang sudah lama terjadi. Tak terasa tiga tahun sudah Pak Budi tinggal di sini. Tak pernah sekalipun Tono berpikir bahwa Pak Budi akan dipecat dan
119

meninggalkan kontrakan ini. Seorang peneliti, pegawai negeri. Rasanya ingin Tono membantu menyelesaikan permasalahan Pak Budi, apa daya, ia hanyalah mahasiswa semester tiga belas di sebuah institut negeri. Bukan psikolog. Tapi marilah kita coba. Tono berpikir, barangkali ia bisa membantu memotivasi orang lain. Siapa tau orang yang setiap tahun menyaksikan adik kelasnya diwisuda ini bisa memotivasi seseorang yang usianya jauh lebih tua. Yah, kemungkinannya kecil, bukan berarti tidak ada, pikirnya. Tapi dasar anak muda ini bodoh. Alih-alih memberikan motivasi, ia justru mengungkapkan dengan blak-blakan apa yang sedang ada di otaknya, Ngeri juga ya Pak.. Mendengar kata-kata tersebut, Pak Budi nyengir. Seperti orang mau tertawa, tapi lebih mirip orang tersenyum kecut. bersambung 16/11/11

120

Tono dan Pak Budi (2)


Menurut Tono itu ngeri? Pak Budi menjawab sekaligus bertanya Hmm.. iya sih Pak, dengan ragu Tono menjawab Kalau buat saya itu biasa saja, tutur Pak Budi sambil membuang abu rokok di taman. Ruang tengah memiliki sebuah kotak besar -jika tidak bisa dibilang lubang-di dinding. Melalui kotak tersebut Pak Budi bisa membuang abu itu ke taman disamping ruang tengah. Kotak itu dulunya jendela. Dulu di kotak tersebut, melekat bingkai kayu dengan kaca terpasang. Namun kaca tersebut sekarang sudah tidak ada lagi, kayunya pun sudah tidak dipasang. Tono pelakunya. Beberapa semester yang lalu ia melemparinya dengan sepatu usang yang sudah tidak pernah dipakainya semenjak ia tingkat tiga, semenjak ia mulai tinggal di kontrakan ini. Waktu itu indeks prestasinya nol koma. Ia begitu ekspresif sehingga tanpa sadar melemparkan sepatu yang pernah tergigit eskalator di salah satu mall di kota itu. Tentu saja hal itu terjadi persis setelah ia mengetahui bahwa begitu banyak nilai E yang ia peroleh di semester itu. Tono berpikir keras. Bingung. Heran. Takjub. Bagaimana kalau kisah seperti itu terjadi pada dirinya. Mencapai rekor sebagai satu-satunya orang di angkatannya yang belum lulus saja sudah membuatnya sukses melenyapkan. Apa jadinya kalau dia sepuluh tahun lagi, dengan gelar magister, terancam dipecat.
121

Kok bisa biasa aja Pak, udah nyiapin mau kerja di mana setelah ini? Ya karena sebenarnya belum final kan. Saya kan belum tentu dipecat. Saya ini tipe orang yang otaknya baru jalan setelah situasinya terjadi, nggak bisa planning untuk masa depan yang belum pasti. Datar-datar aja sih saya.. Wah, kalo Pak Budi sendiri gimana, sebenernya masih pengen kerja di situ apa enggak? Atau emang udah pengen mundur Hmm.. Gimana ya. Kalau dari saya sendiri sih bukan mengajukan diri untuk pergi. Saya kan belum tau gantinya. Tapi kalau memang keputusannya demikian ya mau gimana. Saya sih santai aja, toh saya masuk nggak lewat jalur belakang. Saya masuk baik-baik, kalau dipecat dengan tidak baik ya santai saja, jawab Pak Budi sambil sedikit tertawa. Bingung. Lagi-lagi Tono bingung. Tono benar-benar tidak tahu seperti apa jalan pikiran Bapak-bapak di depannya, seniornya yang beda angkatan sepuluh tahun. Entahlah, mungkin dunia setelah kuliah akan semengerikan itu. Ah, tapi Bapak-bapak ini saja tidak takut menghadapinya. Nggak coba pindah kerja Pak? Bapak kan pegawai negeri tuh, bisa nggak pindah ke bagian atau departemen lain? Bisa aja sih, itu kalau departemen lain ada yang membutuhkan saya. Hahaha, sambil tertawa Pak Budi menjawab. Api sudah hampir menyulut filter rokok. Ia segera mematikan
122

rokok tersebut. Bukan dengan mematikannya di asbak yang ada pada meja, langsung buang ke taman lewat jendela . Nggak coba nanya, nanya temen kuliah gitu Pak? Barangkali ada yang butuh gitu Pak? Tono mencoba menawarkan solusi untuk seorang peneliti di hadapannya. Peneliti itu nampak sedang penat betul meskipun masih nampak tertawa dan rileks dengan sebatang rokok dan secangkir kopi. Iya, Pak Budi menyulut kembali satu batang rokok sembari menyeduh kopi. Yah, saya mah udah nggak pernah komunikasi sama mereka. Saya nggak suka cerita sama orang yang sudah kenal saya. Kalau sama mereka, mereka sudah pegang saya, mereka tahu kekurangan saya. Saya lebih suka ngobrol sama orang yang nggak kenal saya, jadi saya yang bisa mengikuti jalan pikiran mereka, mencengkeram mereka. Tono menarik napas panjang. Kali ini sudah tidak menghirup racun. Rokoknya sudah habis. Bedanya dengan Pak Budi, ia mematikan rokoknya di asbak. Ia menengok sejenak ke telepon genggamnya, barangkali ada DM Twitter dari pacarnya. Mendengar perkataan Pak Budi, Tono mulai berpikir, barangkali Pak Budi bisa seterbuka ini kepadanya karena sebenarnya Pak Budi menganggapnya orang lain. Yah pokoknya nanti kalau sudah saatnya lari ya saya harus lari. Sekarang orientasi saya sudah berubah. Bukan lagi mengejar prestasi, tapi untuk bertahan hidup.

123

Kalimat yang baru saja dilontarkan oleh Pak Budi semakin membuat Tono berpikir keras. Hidup memang kejam. Tidak ada yang bisa menjamin hidup seseorang. Dan sepertinya, ada beberapa orang yang lebih nyaman hidup dalam kesendirian. Mereka adalah orang-orang yang telah lelah mendapatkan penilaian yang begitu buruk dari orang lain. Mereka adalah orangorang telah menyerah untuk mendengar pendapat orang lain tentang mereka. Dan mungkin mereka adalah orang-orang yang bebas, yang hanya mau berubah kalau memang dirinya mau berubah. Yang jelas, seorang manusia masih ingin hidup, seberapa sulit kehidupan itu sendiri untuk dijalani. Seseorang yang masih ingin hidup dan menanti datangnya hari tua dan ajal, meskipun tanpa ada keluarga yang menemani. Setelah melanjutkan beberapa obrolan santai, Tono akhirnya masuk ke kamar, meninggalkan Pak Budi yang masih asyik menonton film. Sebuah malam yang berharga bagi Tono. Ia menyadari bahwa Tuhan sedang memberikan petunjuk buat dia. Tuhan benar-benar sedang memberikan pelajaran berharga tentang hidup, bukan dari pengalaman pribadi, tetapi lewat pengalaman manusia lain. Manusia lain yang benar-benar nyata, jujur, dan dengan sangat kebetulan tinggal seatap dengannya. Sebuah perkataan dari Pak Budi lah yang menyadarkannya akan hal ini, Saya ini memang contoh yang buruk. Buruk sekali. Tapi baguslah buat kamu, kamu bisa dapet contoh yang buruk..
124

Sebuah kata-kata yang tulus dari seseorang yang mungkin menyesali hidupnya selama ini, meskipun tidak pernah mengutuknya. Seseorang yang mungkin menceritakan semua ini karena ingin Tono, anak muda mahasiswa tingkat perpanjangan yang tinggal serumah dengannya, tidak bernasib sama. Nasib. Semua ini adalah soal nasib. Dan bagi mereka yang tidak berusaha mengubah nasibnya, nasib tidak akan pernah berubah. Tono sadar betul akan hal ini. Lalu ia pun membawa kesadarannya ke alam mimpi. Ke alam tempat ia bebas berekspresi. Di dalam mimpi, ia bisa menjadi sosok yang dicita-citakannya, seorang ahli rekayasa genetika. Ia pun tertidur lelap, memeluk mimpi-mimpinya, melupakan kembali tugas akhirnya. 16/11/11

125

Pagi
adalah saat yang tepat untuk menentukan semangat dan pola pikir apa yang akan mendefinisikan kita pada hari ini. Dan saya memulainya dengan mengerjakan PR, mengalahkan diri sendiri. Saya akhirnya berhasil mengalahkan diri saya sendiri. Akhirnya saya berhasil melakukan sesuatu yang selama ini belum pernah saya lakukan. Selama ini saya berpikir: pasti sakit , belum kuat Tapi akhirnya. Saya tak mau mengalah pada diri sendiri. Dan menang. Senang sekali. Rasarasanya tubuh ini dipenuhi oleh energi yang selalu terbarukan. Hasilnya adalah hari ini cukup produktif. Kalaupun saya berhenti mengerjakan hal-hal yang berbau analitik seperti bikin makalah atau ngerjain tugas akhir, saya mengerjakan hal-hal yang berbau kreati seperti bikin lagu. Maklum musikalitas masih rendah, harus banyak belajar, biarpun cuman buat bikin satu lagu aja. Dan pada akhirnya memang pilihannya dua: Langsung terjun dan tidak memberikan toleransi pada diri sendiri. Tidak beristirahat sebelum misi selesai. Badan mungkin hancur, tapi hasilnya akan memberikan kepuasan batin.
126

Selalu memberikan toleransi pada diri sendiri sehingga akhirnya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai sesuatu menjadi lama, menyesal, dan tidak ada akselerasi dalam diri. Dan tahukah kawan-kawan apa makna sebenarnya dari Sumpah PALAPA, intinya sih gini: Saya akan berhenti. (Setelah mempersatukan nusantara) 21/12/11

127

128

Anda mungkin juga menyukai