ENCEPHALITIS WEST
NILE VIRUS
Hoiriyah (1102011119)
Intan Aprelia Prayusmi (1102011127)
Nudiya Fairuz (1102011198)
Sesvianda FYS (1102011256)
Pembimbing : dr. Citra Dewi, M.Kes
Emergingdiseases
Wabah penyakit menular yang tidak diketahui sebelumnya
atau penyakit menular baru yang insidennya meningkat
signifikan dalam dua dekade terakhir.
Emerginginfectiousdiseases(EID)
WHO : Penyakit yang pertama kali muncul dalam suatu
populasi, atau penyakit yang telah ada sebelumnya tetapi
mengalami peningkatan insidendsi atau area geografis
dengan cepat.
Definisi
WestNilemerupakan salah satu penyakit arbovirus.
Pertama kali ditemukan pada manusia di daerah West
Epidemiologi
Uganda, 1937,
pertama kali diisolasi
1997, ditemukan
kejadian pada
spesies burung
ternakan
Menyebar ke
Amerika Utara
1999
Terjadi pada
belahan bumi
timur dengan
adanya aporan
wabah yang
terjadi di
Aljazair,
Rumania,
Maroko, Tunisia,
Italia, Rusia dan
Israel
1994 - 1999
Ditemukan
secara sporadis
pada manusia
dan kuda atau
epidemi yang
relatif kecil di
pedesaan
1999
2000
2001
2002
2003
Amerika Utara,
West Nile Virus
terdeteksi di
Amerika Utara
ketika burungburung mati muncul
di New York City
dan Long Island
New York
Setiap negara
bagian di timur
gunung Rocky telah
dilaporkan adanya
virus WestNile
Epidemiologi, di Indonesia
Di Indonesia, baik kasus klinis maupun data serologis
InstituteofTropicalDiseaseUniversitas
Etiologi
virus West Nileyang termasuk keluarga Flaviridae dan
genus Flavivirus.
Bangsa unggas dapat terserang virus westnile.Burung
liar dan burung yang dipelihara sangat rentan jika
dibandingkan dengan unggas lainnya seperti ayam,
kalkun, dan itik
Turell (2000) menyatakan bahwa Culex pipens, Aedes
japonicus, Aedes sollicitans, Aedes
taeniorchynchus dan Aedes vexans merupakan
vektor westnile.
Gejala Klinis
terbagi menjadi
gejala demam WestNileyang ringan,
dan;
gejala neuroinvasif yang parah
19,33% pasien yang terinfeksi
menunjukkan gejala ringan yang
disebut demam WestNiledengan
gejala klinis seperti demam, malaise,
sakit kepala, nyeri pada tubuh,
anoreksia, limfadenopati, mual, diare,
muntah, sakit tenggorokan, dan
konjungtivitis.
0,67% gejala neuroinvasif ini
menunjukkan gejala klinis seperti sakit
kepala, demam tinggi, kekakuan leher,
disorientasi, koma, tremor, kejang,
kelemahan otot, dan kelumpuhan
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan serum dan cairan
Tatalaksana
Tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk
Pencegahan
Mengurang kontak dengan nyamuk yang terinfeksi