Population Based Prospective Cohort Study Comprising 2.416 Danish Adult Disusun Oleh: Nublah Permata Lestari (2012730008)
Pembimbing: dr. Sanoesi, Sp. PD
Latar Belakang Tidak ada populasi berdasarkan studi prospektif kohort sebelumnya untuk menilai dampak faktor risiko, termasuk infeksi Helicobacter pylori, pada insiden penyakit ulkus peptikum (PUD). Tujuan Untuk mengidentifikasi faktor risiko PUD dan memperkirakan dampak relatif terhadap kejadian ulkus. Subyek Sampel acak dari 2.416 orang dewasa di Denmark yang tidak memiliki riwayat PU. Hasil Faktor risiko utama untuk PUD dengan infeksi H. pylori adalah rokok tembakau & penggunaan obat penenang ringan. Intake obat anti-inflamasi non-steroid tidak mempengaruhi kejadian PUD. Pada peningkatan antibodi terhadap H pylori, merokok tembakau dan aktivitas fisik meningkatkan risiko PUD, sedangkan aktivitas fisik di waktu luang intensitas sedang dapat memberi perlindungan terhadap PUD. Kesimpulan Merokok dan infeksi H. pylori adalah faktor risiko utama untuk PUD di Denmark pada orang dewasa. Aktivitas fisik dapat melindungi terhadap PUD pada mereka yang terinfeksi dengan H. pylori. O Sebuah penelitian metaanalisis menunjukkan bahwa 95% dari semua RS dengan kasus ulkus di Amerika Serikat yang disebabkan infeksi H. pylori, menggunakan obat anti- inflamasi non-steroid (NSAID), dan merokok tembakau.
O Tujuan dari penelitian ini
1. mengidentifikasi faktor risiko pada PUD dan memperkirakan dampak relatif terhadap kejadian ulkus di Denmark 2. mengidentifikasi kemungkinan antara faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian maag. Bahan & Metode Sampel acak dari 4581 orang dewasa berusia 30, 40, 50,dan 60 tahun di Denmark diundang untuk studi populasi pada bulan Oktober1982
Sebanyak 3.608 subyek (78,8%) menerima
undangan
Januari 1993, 451 anggota sampel telah meninggal/
menghilang.
Sisanya 4130 anggota sampel yg diundang untuk
pemeriksaan lanjut.
Sebanyak 2.656 subyek menghadiri follow up Juni
1993 & Desember 1994. Koleksi Sera & Diagnosis Infeksi H. Pylori
O Pengujian skala besar terhadap antibodi H. pylori pada awal
tahun 1990-an di Denmark dengan sampel darah dari 3590 peserta pada 1982. Pada Juni 1993, semua sampel dianalisis untuk antibodi IgG (anti-HpIgG) H pylori. Sampel darah diambil & ditindaklanjuti terus menerus(n = 2541). Sebanyak 2416 peserta tidak memiliki riwayat PUD.
O Antibodi IgG terhadap berat molekul rendah H. pylori antigens
diukur dengan validasi langsung ELISA. Kadar antibodi IgG yang dikategorikan sebagai seronegatif, batas meningkat, atau seropositif. Sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, dan nilai prediktif negatif dari serologi uji IgG adalah 98,5%, 54,0%,76,1%, dan 96,2%. Diagnosis Ulkus Peptikum
O Peserta ditanya apakah telah didiagnosis dengan ulkus peptikum dalam
periode observasi 11 tahun. O Peserta yg pertama kali didiagnosis ulkus melaporkan bagaimana dan kapan diagnosis dibuat. O informasi juga diperoleh dari National Danish Hospitsl Discharge Registry (NDHDR). O Pencarian termasuk diagnosis PUD (WHO ICD-8 kode berikut: 531.X (lambung ulkus), 532.X (ulkus duodenum), dan 533.X (gastro-duodenumulkus)). Catatan medis dari mereka yang melaporkan maag/ yang terdaftar dengan diagnosis PUD di NDHDR yang diambil. O Hanya diverifikasi oleh endoskopi atas,pemeriksaan barium-meal, atau operasi yang dianggap sebagai kejadian ulkus. Ulkus aktif dianggap ulkus lambung (GUS) ketika sebuahkawah dalam yang cukup terlihat di fundus, corpus, atau daerah antrum. O Kawah di saluran pilorusa tau dalam duodenum diklasifikasikan sebagai ulkus duodenum (DUS). O Bekas luka atau kelainan diterima sebagai tanda-tanda bekas ulkus. Variabel Penelitian Variabel-variabel yg dinilai dari kuisioner yg diberikan: 1.faktor sosio demografi: jenis kelamin, umur 2.status sosial ekonomi 3.faktor genetik: Riwayat keluarga PUD, antigen - golongan darah 4.gaya hidup: merokok tembakau, alkohol (konsumsi mingguan bir, anggur), asupan kopi dan teh (jumlah cangkir yg diminum setiap hari), Kegiatan fisik saat waktu luang (menetap, rawat jalan, aktif) 5.obat yang dinilai pada awal penelitian: obat yg tidak ditentukan untuk gangguan pencernaan, NSAID, obat penenang skala kecil dan besar, antibiotik 6.obat yang dinilai pada follow up: antasida, H2 reseptorantagonis, PPI, ASA, asetamino-Phen, NSAID, dan antibiotik.
Status infeksi H.pylori dinilai dari status anti-HpIgG pada awal studi & follow up, dan perubahan dalam status anti-HpIgG dalam periode observasi. Metode Statistik Menggunakan statistik SPSS pada windows.
Persenan Populasi risiko yang timbul
(PAR%): PAR% = (Pe (OR-1) / Pe (OR-1) + 1) 100. Pe adalah prevalensi paparan pada awal OR adalah risiko yang disesuaikan multivariat PUD. Hasil O Pola jawaban dalam follow up Status infeksi H pylori dinilai sebagai status anti-Hp IgG pada studi awal dan follow up, dan perubahan dalam status anti-Hp IgG dalam periode observasi.
O Kejadian ulkus peptikum & verifikasi diagnostik
Enam belas ulkus telah diverifikasi oleh pemeriksaan barium, 45 ulkus didiagnosis dengan menggunakan endoskopi, lima kasus ulkus perforasi ditemukan saat operasi, dan empat ulkus diverifikasi oleh kombinasi dari metode diagnostik yang berbeda. Hasil O Infeksi H. Phylori pada awal dan follow up Peningkatan kadar H.p IgG sensitif, meningkatkan kemungkinan terjadinya maag. 52 (74.5%) lkus didiagnosis pada pasien dengan seropositif/ peningkatan H.p IgG, sedangkan sisa 18 ulkus (23.7%) terlihat pada individu dengan seronegatif.
O Praktek gaya hidup dasar
Merokok tembakau menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam risiko mengembangkan ulkus (tabel 1). Pasien yang mengkonsumsi sejumlah besar kopi, pada umumnya insiden ulkus tidak berhubungan dengan penggunaan kopi dan teh di awal penelitian. O Konsumsi Obat - Konsumsi obat pada awal penelitian: Penggunaan antibiotik, obat pencernaan yang tidak ditentukan & obat penenang minor dikaitkan dengan insiden ulkus yg tinggi pada follow up (tabel 2). Penggunaan antirematik tidak berhubungan dengan kejadian ulkus. - Konsumsi obat pada follow up: Penggunaan antasid, reseptor H2 antagonis, dan PPI lebih sering pada mereka yg pertama kali didiagnosis ulkus peptikum. O Model akhir untuk seluruh ulkus Eksposur dasar berikut dikaitkan dengan peningkatan risiko PU yg dilaporkan pada follow up: seropositif atau batas peningkatan anti-Hp IgG, merokok tembakau, penggunaan obat penenang ringan, dan penggunaan obat gastrointestinal yang tidak ditentukan. Tidak ada faktor-faktor lain antara lain usia, jenis kelamin, faktor genetik, dan asupan NSAID yg mempengaruhi kejadian PUD.
O Model akhir untuk anti-Hp seropositif dan batas individu
Merokok tembakau, penggunaan obat gastrointestinal yang tidak ditentukan atau penenang skala kecil pada penelitian dikaitkan dengan tingkat insiden PUD lebih tinggi pada mereka dengan seropositif atau batas meningkat IgG antibodi terhadap H pylori. Sebaliknya, rekreasi dan aktivitas fisik sedang dapat melindungi terhadap pengembangan ulkus dalam subkelompok ini. O Fraksi Etiologi Prevalensi merokok tembakau menyumbang > 60% dari semua kasus ulkus pada kohort ini sedangkan 44% dari kasus ulkus yang disebabkan infeksi H pylori. Faktor risiko yang tersisa menyumbang sekitar 25%. Pembahasan O Temuan yg ditemukan: infeksi H. phylori, merokok tembakau, & penggunaan penenang skala kecil merupakan faktor risiko utama PUD pada populasi orang dewasa di Denmark. Beraktivitas di waktu senggang mengurangi kemungkinan PUD.
O Hubungan antara minum kopi dan PUD masih
kontroversial.
O Studi terbaru menunjukkan penurunan yang signifikan
risiko ulkus duodenum pada pria Amerika yang berolahraga teratur. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa aktivitas fisik meningkatkan kemungkinan penyakit maag. Pembahasan O Tidak ada data yang tersedia mengenai apakah peserta terkena faktor risiko tersebut disaat pembentukan ulkus. Meskipun sebagian besar mempertahankan kebiasaan gaya hidup sampai penyakit berkembang, ada kemungkinan bahwa beberapa berhenti dari perilaku faktor risiko selama pengamatan sementara yang lain mungkin telah terkena risiko yang mungkin tidak dilaporkan pada awal penelitian.
O Asupan alkohol dalam jumlah sedang dapat mengurangi
kemungkinan penyakit ulkus namun studi berdasarkan populasi skala besar gagal untuk mengkonfirmasi hubungan ini. Kesimpulan
Etiologi PUD adalah multifaktorial.
Merokok tembakau, infeksi H. pylori, dan penggunaan obat penenang skala kecil adalah penentu utama PUD pada dewasa Denmark.