Anda di halaman 1dari 12

Konsep Diri

Kelompok 11
Diah Pramudita
Lia Dwitasari
Abdul Haris
Wisnu Cahyo Suwito

Fisioterapi
2011
Definisi Konsep Diri
Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri,
biasanya hal ini kita lakukan dengan penggolongan karakteristik sifat
pribadi, karakteristik sifat sosial, dan peran sosial. (Wikipedia)
Berzonsky (1981), mengemukakan bahwa konsep diri adalah
gambaran mengenai diri seseorang, baik persepsi terhadap diri
nyatanya maupun penilaian berdasarkan harapannya yang
merupakan gabungan dari aspek-aspek fisik, psikis, sosial, dan moral.
Calhoun dan Acocella (1990), yaitu bahwa konsep diri adalah
pandangan pribadi yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri.
Stuart G.W. and Sundeen S.J. (1995), konsep diri adalah semua ide,
pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang
dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain.
Indra Darmawan (2009) Konsep Diri (Self-concept) merupakan
persepsi diri sendiri tentang aspek fisik, sosial, dan psikologis yang
diperoleh indivudu melalui pengalaman dan interaksinya dengan
orang lain.
Pembentukan Konsep Diri
Perkembangan konsep diri merupakan suatu proses
yang terus berlanjut di sepanjang kehidupan manusia.
Selama periode awal kehidupan, perkembangan
konsep diri individu sepenuhnya didasari oleh persepsi
mengenai diri sendiri. Lalu seiring dengan
bertambahnya usia, pandangan mengenai diri sendiri
ini mulai dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diperoleh
dari interaksi dengan orang lain (Taylor dalam
Agustiani, 2006).
Menurut Avin Fadilla Helmi pada jurnal Gaya
Kelekatan dan Konsep Diri (1999) bahwa konsep diri
bukan sesuatu yang bertahan dan tidak bisa diubah,
tetapi lebih merupakan konsep yang memungkinkan
berkembang terhadap pengalaman-pengalaman baru,
umpan balik baru, dan informasi-informasi diri yang
lebih baru.
Mead (dalam Calhoun & Acocella, 1995) menjelaskan
bahwa konsep diri berkembang dalam dua tahap:
a. Melalui internalisasi sikap orang lain terhadap kita;
b. Melalui internalisasi norma masyarakat.
Dengan kata lain, konsep diri merupakan hasil
belajar melalui hubungan individu dengan orang
lain. Hal ini sejalan dengan istilah istilah looking
glass self yang dikemukakan oleh Cooley (dalam
Baumeister, 1999), yaitu ketika individu memandang
dirinya berdasarkan interpretasi dari pandangan
orang lain terhadap dirinya
Sifat Konsep Diri
Menurut Adi W. Gunawan sifat konsep diri, yakni
terdiri dari:
Diperoleh melalui proses pembelajaran, bukan faktor
keturunan
Diperkuat melalui pengalaman hidup yang dialami
setiap hari
Dapat berubah secara drastis
Mempengaruhi semua proses berpikir dan perilaku
Mempengaruhi proses pembelajaran dan prestasi
Dapat dibangun dan dikembangkan dengan mengganti
sistem kepercayaan yang merugikan dan mengganti
self-talk yang negatif ke positif.
Dimensi-Dimensi Konsep Diri
Calhoun dan Acocella menjelaskan bahwa konsep diri terdiri atas
tiga dimensi yang meliputi:

1. Pengetahuan terhadap diri sendiri yaitu seperti usia, jenis


kelamin, kebangsaan, suku pekerjaan dan lain-lain, yang
kemudian menjadi daftar julukan yang menempatkan seseorang
ke dalam kelompok sosial, kelompok umur, kelompok suku bangsa
maupun kelompok-kelompok tertentu lainnya.
2. Pengharapan mengenai diri sendiri yaitu pandangan tentang
kemungkinan yang diinginkan terjadi pada diri seseorang di masa
depan. Pengharapan ini merupakan diri ideal
3. Penilaian tentang diri sendiri yaitu penilaian antara
pengharapan mengenai diri seseorang dengan standar dirinya yang
akan menghasilkan rasa harga diri yang dapat berarti seberapa
besar seseorang menyukai dirinya sendiri.
Sumber Informasi Untuk Konsep
Diri
Calhoun dan Acocella (1990)
mengungkapkan ada beberapa sumber
informasi untuk konsep diri seseorang, yaitu:
Orang Tua

Teman Sebaya

Masyarakat

Belajar
Jenis-Jenis Konsep
Menurut Calhoun Diri
dan Acocella (1990), dalam
perkembangannya konsep diri terbagi dua, yaitu
konsep diri positif dan konsep diri negatif.
1. Konsep Diri Positif
Konsep diri positif menunjukkan adanya
penerimaan diri dimana individu dengan konsep diri
positif mengenal dirinya dengan baik sekali. Konsep
diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu
yang memiliki konsep diri positif dapat memahami dan
menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-
macam tentang dirinya sendiri sehingga evaluasi
terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat
menerima dirinya apa adanya.
Individu yang memiliki konsep diri positif akan
merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas,
yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk
dapat dicapai, mampu menghadapi kehidupan di
depannya serta menganggap bahwa hidup adalah
2. Konsep diri negatif
Calhoun dan Acocella (1990) membagi konsep
diri negatif menjadi dua tipe, yaitu:
a. Pandangan individu tentang dirinya sendiri
benar-benar tidak teratur, tidak memiliki
perasaan, kestabilan dan keutuhan diri. Individu
tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya,
kekuatan dan kelemahannya atau yang dihargai
dalam kehidupannya.
b. Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu
stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi karena
individu dididik dengan cara yang sangat keras,
sehingga menciptakan citra diri yang tidak
mengizinkan adanya penyimpangan dari
seperangkat hukum yang dalam pikirannya
merupakan cara hidup yang tepat.
Karakteristik Jenis-Jenis Konsep
DiriMenurut Brooks dan Emmart (1976), orang yang
memilikikonsep diri positif menunjukkan karakteristik
sebagai berikut:
Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman
diri terhadap kemampuan subyektif untuk mengatasi
persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi.
Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman
bahwa manusia dilahirkan tidak dengan membawa
pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan
didapatkan dari proses belajar dan bekerja sepanjang
hidup. Pemahaman tersebut menyebabkan individu
tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain.
Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman
terhadap pujian, atau penghargaan layak diberikan
terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah
dikerjakan sebelumnya.
Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan
untuk melakukan proses refleksi diri untuk memperbaiki
negatifmenunjukkan karakteristik sebagai
berikut:
Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan
untuk menerima kritik dari orang lain sebagai
proses refleksi diri.
Bersikap responsif terhadap pujian. Bersikap
yang berlebihan terhadap tindakan yang telah
dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya
perlu mendapat penghargaan.
Cenderung merasa tidak disukai orang lain.
Perasaan subyektif bahwa setiap orang lain
disekitarnya memandang dirinya dengan negatif.
Mempunyai sikap hiperkritik. Suka melakukan
kritik negatif secara berlebihan terhadap orang
lain.
Mengalami hambatan dalam interaksi
dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang
mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang
Daftar Pustaka
Darmawan, Indra S.E.,M.Si. (2009). Kiat Jitu Taklukkan Psikotes.
Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Gunawan, Adi W. (2005). Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan?. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Stuart G.W. and Sundeen S.J. (1995). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing ed 5. Missouri : Mosby-Year Book, Inc.
http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/gayakelekatan_avin.pdf diakses
pada 18 September 2013 pukul 15:18 WITA
http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/ diakses pada 18
September 2013 pukul 14:46 WITA
http://fieyanhovya.blogspot.com/2012/12/definisi-konsep-diri.html
diakses pada 18 September 2013 pukul 15:26 WITA
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_intrapersonal diakses pada 18
September 2013 pukul 14:17 WITA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25285/4/Chapter%20II.pd
f
diakses pada 18 September 2013 pukul 15:06 WITA

Anda mungkin juga menyukai