Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

D DENGAN
STROKE DI RUANGAN SOEHOED RUMAH SAKIT RAJAWALI
BANDUNG TAHUN 2017

Disusun oleh :
Nama : Ahmat Fazalu Rahman
NPM : 4116200

Definisi

Gastroesophageal reflux disease (GERD)


adalah suatu kondisi di mana cairan
lambung mengalami refluks ke esofagus
sehingga menimbulkan gejala khas
berupa rasa terbakar, nyeri di dada,
regurgitasi dan komplikasi.
Etiologi

Penyebab tersering terjadi karena


kegagalan mekanisme normal dari
kontinensia gastroesofagus (tekanan
sfingter esofagus bagian bawah,
panjang sfingter esofagus bagian
bawah, sudut His, serat-serat mengitari
sekeliling kardia, serat-serat crural dari
diafragma, rosette mukosa). Tekanan
sfingter esofagus bagian bawah
menurun akibat rokok, alkohol, dan kopi.
Manifestasi klinis

Gambaran klinis yang dapat ditemukan


yaitu nyeri terbakar retrosternal,
menjalar ke epigastrium, rahang dan
lengan. (Nyeri esofagus sering
dikelirukan dengan nyeri kardiak).
Regugirtasi asam lambung ke dalam
mulut (waterbrash) (ulkus yang
menembus pada esofagus Barett).
Disfagia yang berasal dari striktur yang
ringan. Nyeri punggung.
KOMPLIKASI

MenurutAsroel (2002), komplikasi yang mungkin muncul pada


penderita GERD adalah sebagi berikut :
Esofagitis ulseratif
Esofagus barretts : yaitu perubahan epitel skuamosa
menjadi kolumner metaplastik.
Striktur esofagus
Gagal tumbuh (failur to thrive)
Perdarahan saluran cerna akibat iritasi
Aspirasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Manometri esofagus 24-jam dan pencatatan pH pada


pasien dengan gejala yang persisten dan
mengganggu, manometri dan pencatatan pH bisa
bermanfaat untuk memilih pasien mana bisa
dilakukan bedah antirefluks.
Pemeriksaan dengan kontras barium sering
memberikan informasi yang setara dengan
endoskopi.
Endoskopi saluran pencernaan bagian atas sangat
bermanfaat pada refluks.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
NY.N DENGAN DIAGNOSA
MEDIS (GERD) DI RUANGAN
SOEHOED RUMAH SAKIT
RAJAWALI BANDUNG TAHUN
2017
Pengkajian
A. Pengumpulan data
Identitas klien
Nama : Ny. N
Usia : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan: Wiraswasta
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia
Tanggal MRS : 12 April 2017
Tanggal pengkajian : 13 April 2017
No Reg : 2447
Ruangan : Soehoed, Kamar 2A
Diagnosa Medis : GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
Alamat : Jl Cihanjuang, Cisasawi No II, Bandung.

Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama
Nyeri pada ulu hati dan panas di ternggorokan
Riwayat Kesehatan sekarang
Klien datang ke Rumah Sakit Rajawali diantar oleh suami pada
tanggal 12 april pada pukul 22.00 malam, dengan keluhan nyeri
pada ulu hati dan panas ditenggorokan, nyeri dirasakan seperti
terbakar nyeri menjalar mulai dari perut, ulu hati, dada, hingga
tenggorokan teraa panas. Nyeri diperberat apa bila pasien batuk,
nyeri dirasakan terus menerus, skala nyeri 6, perut juga terasa
kembung.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sudah dirawat 2 kali dirawat di Rumah
Sakit Rajawali dengan penyakit yang sama. Pasien juga
mengatakan hobi makan makanan yang pedas sebelumnya.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki
riwayat penyakit seperti klien.
ANALISA DATA
No Data Penyebab Masalah

1 Data Subjektif : Inflamasi lapisan Nyeri akut


Klien mengatakan nyeri pada esofagus
ulu hati, panas di
tenggorokan, mulut pahit,
nyeri pada dada dan terasa
pahit saat menelan.

Data Objektif :
Klien terlihat lemah
Klien tampak memegangi
perut dan dada
Skala nyeri 6
No Data Penyebab Masalah

2 Data Subjektif : Refluks cairan Resiko aspirasi


Klien mengatakan panas lambung
ditenggorokan
Klien mengatakan mulut
terasa pahit
Klien mengatakan perut
terasa penuh dan kembung

Data Objektif :
Klien tampak lemah
Klien tampak memegangi
perut dan dada.
Diagnosa
No
Diagnosa
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi lapisan


esofagus

2. Resiko aspirasi berhubungan dengan refluks cairan


lambung
Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi KeperawatanRasional
Nyeri akut Setelah - kaji skala nyeri - Mengetahui
dilakukan kualitas nyeri
berhubungan pada klien
intervensi - Kaji tanda
dengan keperawatan tanda vital - Tanda-tanda vital
menunjukkan
2X24 jam - Bantu posisi
inflamasi keadaan umum
diharapkan klien senyaman klien
lapisan esofagus tidak mungkin untuk - Posisi nyaman
mengalami meminimalisir dapat mengurangi
nyeri atau nyeri nyeri ketegangan tubuh
berkurang - Ajarkan teknik dan abdomen
dengan kriteria relaksasi nafas agar tidak
hasil : dalam / distraksi meningkatkan
nyeri
- klien mampu - Kolaborasi - Terapi obat oral
mengontrol pemberian episan dapat
nyeri terapi obat membantu
- Klien untuk mengobati
melaporkan mengurangi penyebab nyeri
bahwa nyeri nyeri (episan)
berkurang
- klien tidak lagi
memegangi
perut dan dada
Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Keperawatan Rasional

Resiko aspirasi Setelah - Naikan kepala untuk


berhubungan dilakukann klien 30-45 meningkatkan
dengan refluks intervensi setelah makan pengisian udara
cairan lambung keperawatan - Anjurkan seluruh segnen
selama 2X 24 makan dengan paru, mencegah
jam diharapkan mengunyah refluks asam
resiko aspirasi sampai lembut - Menghindari
tidak terjadi - Anjurkan klien residu yang
dengan kriteria untuk masuk dalam
hasil : memotong lambung
- klien tidak makanan kecil- - Menghindari
merasakan kecil terjadinya
panas di - Anjurkan klien resiko aspirasi
tenggorokan untuk yang terlalu
- klien menghindari tinggi
melaporkan makanan - Dapat
perut tidak dengan residu membatasi
terasa kembung yang terlalu ekspansi
dan penuh banyak gastroesofagus
No Implementasi Keperwatan Respon Evaluasi
Keperawatan
1. - Mengkaji skala nyeri - Klien mengatakan S : Klien
- Mengkaji tanda tanda nyeri mulai mengatakan nyeri
vital berkurang mulai berkurang
tidak seperti
- Membantu posisi - TD 130/80, N :
sebelumnya (skala
senyaman mungkin 80x per menit, S : nyeri 5)
untuk meminimalisir 36C, RR 23x per O:
nyeri menit - Klien tampak
- Mengajarkan teknik - Klien mengatakan lebih rileks.
relaksasi nafas dalam / nyaman dengan - Klien masih
distraksi posisi semifowler memegangi perut
- berkolaborasi - Klien memahami dan dada
- TD 130/80, N 80,
pemberian terapi obat teknik relaksasi S 36C
untuk mengurangi nyeri nafas dalam dan RR 23x/menit
(episan) distraksi.
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi

No Implementasi Keperwatan Respon Evaluasi
Keperawatan

2. - Menaikan kepala klien - Klien mengatakan S : Klien


30-45 setelah makan merasa nyaman mengatakan
- Menganjurkan makan dengan posisi masih merasakan
panas
dengan mengunyah kepala lebih tinggi
ditenggorokan,
sampai lembut - Klien memahami mulut masih
- Menganjurkan klien untuk mengunyah terasa pahit, Perut
untuk memotong makanan dengan terasa penuh dan
makanan kecil-kecil lembut kembung
- Menganjurkan klien - Klien mematuhi O:
untuk menghindari untuk memotong - Makanan tidak
makanan dengan residu makanan kecil-kecil dihabiskan
- mukosa tampak
yang terlalu banyak - Klien memahami kering
untuk menghindari A : Masalah belum
makanan yang teratasi
mengandung residu P : Lanjutkan
terlalu banyak. Intervensi
Pembahasan
Pada pengkajian yang dilakukan pada tanggal
13 April pada pukul 09.50 pagi didapat bahwa
klien mengalami 2 masalah keperawatan.
Masalah keperawatan tersebut Nyeri akut
berhubungan dengan inflamasi lapisan
esofagus, Resiko aspirasi berhubungan dengan
refluks cairan lambung.
Dari hasil wawancara dengan klien diperoleh
data bahwa klien mengatakan nyeri pada ulu
hati, panas di tenggorokan, nyeri dirasakan
seperti terbakar, nyeri menjalar mula dari
perut,ulu hati, dada, hingga tenggorokan terasa
panas. Nyeri diperberat apabila pasien batu,
nyeri diraskan terus menerus, skala nyeri 6,
perut terasa penuh dan kembung.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Terdapat dua diagnose keperawatan yang


muncul pada Ny. N yaitu sebagai berikut :
Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi
lapisan esofagus
Resiko aspirasi berhubungan dengan refluks
cairan lambung
Adapun diagnosa keperawatan secara teoritis
yang tidak muncul pada kasus adalah sebagai
berikut :
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan
pemasukan yang kurang, mual dan muntah /
pengeluaran yang berlebihan.
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
kurang akibat mual dan muntah.
3. Bersihan jalan nafas tidak
efektifberhubungan dengan refluks cairan ke
laring dan tenggorokan.
Pada penjelasan diatas beberapa diagnosa
teoritis yang tidak muncul hal ini dikarenakan
belum munculnya tanda gejala, kurangnya
data dan keterbatasan waktu yang tidak
memungkinkan untuk mengangkat diagnose
tersebut.
Evaluasi

Dari dua diagnose keperawatan yang telah ditegakkan


dan implementasi yang telah dilakukan sesuai dengan
rencana keperawatan didapatkan hasil yaitu pada hari
pertama dilakukan tindakan keperawatan masalah
belum teratasi karena masih belum mendapatkan
kriteria hasil yang diharapkan diantara nya

a. Pada diagnosa 1 yaitu : Klien mengatakan nyeri di


ulu hati mulai berkurang tetapi masih merasakan nyeri
dengan skala nyeri 5.
b.Pada diagnosa 2 yaitu : Klien mengatakan masih
merasakan panas ditenggorokan, mulut masih terasa
pahit, Perut terasa penuh dan kembung.
Pada hari kedua masalah teratasi dengan didapatkan
hasil sebagai berikut diagnosa 1 : Klien mengatakan
nyeri semakin berkurang tidak seperti sebelumnya
(skala nyeri 3), klien tampak lebih rileks, klien sudah
tidak memegangi perut dan dada.

Pada diagnosa 2 yaitu : Klien mengatakan tidak


merasakan panas ditenggorokan, mulut sudah tidak
terasa pahit, perut sudah terasa nyaman. Pada hari
kedua tindakan keperawatan tanggal 14 april 2017
masalah teratasi dan dilanjutkan dirumah, hal ini
dikarenakan pasien sudah diizinkan untuk pulang.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai