1. Menjelaskan tentang kelainan kulit dengan efloresensi
vesikobulosa (Varicella, Herpes Zoster, Herpes Simplex, Impetigo Vesikobulosa). 2. Menjelaskan tentang infeksi virus pada kulit (veruka vulgaris, kondiloma akuminata, moluskum kontagiosum) 3. Menjelaskan tentang infeksi bakteri pada kulit (folikulitis, furunkel dan karbunkel, skrofuloderma, dan impetigo ulseratif atau ektima) 4. Menjelaskan tentang nekrolisis epidermal (Steven-Johnson Syndrome dan Toxic Epidermal Necrolysis) 5. Menjelaskan tentang infeksi parasit yang yang memberikan gambaran efloresensi vesikobulosa (Skabies, Cutaneous Larva Migrans, Insects bites) Lo.1
KELAINAN KULIT DENGAN
EFLORESENSI VESIKOBULOSA VARICELLA Varisela = Cacar air, chicken pox. Infeksi akut primer menyerang kulit dan mukosa. Etiologi : VZV Tersebar kosmopolit, terutama anak-anak, transmisi aerogen, masa penularan 7 hari dari onset lesi kulit. Masa inkubasi : 14-21 hari.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Gejala Klinis Prodromal : demam tidak terlalu tinggi, malaise, nyeri kepala erupsi kulit : papul eritematosa beberapa jam vesikel (tear drops) pustul dan krusta dpt timbul vesikel-vesikel baru (polimorfik) Penyebaran : badan wajah dan ekstremitas (selaput lendir mata, mulut, saluran napas atas) Infeksi sekunder : pembesaran KGB regional Pruritus
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Varicella
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Diagnosis Percobaan Tzanck : sediaan apus dengan pewarnaan Giemsa. Bahan dari kerokan dasar vesikel Sel datia berinti banyak
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Differential Diagnosis
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Tatalaksana dan Pencegahan Terapi simptomatik : antipiretik dan analgesik, sedatif. Bedak + mentol atau kamfora mencegah pecahnya vesikel secara dini dan menghilangkan pruritus. Ab salep dan oral infeksi sekunder Antivirus (asiklovir, valasiklovir, famsiklovir) VZIG IM mencegah dan meringankan varisela
FKUI, 2010 HZV Herpes Zoster =Cacar ular Menyerang kulit dan mukosa. Etiologi : Varicella-Zoster virus. Reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. Varicella Herpes zoster Transimisi : aerogen dari penderita varisela atau herpes zoster.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Patogenesis VZV berdiam di ganglion posterior SST dan ganglion kranialis. Kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang sama dengan daerah persarafan ganglion (dermatom). Terkadang VZV juga menyerang ganglion anterior motorik kranialis gejala gangguan motorik
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Varicella to HZ
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Risk Factors Older age ( 60 y.o) Cellular immune dysfunction Female Physical trauma in the affected dermatome Emotional stress Frontal sinusitis.
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Gejala Klinis Lokasi : daerah torakal. Gejala prodromal sistemik (demam, pusing, malaise) dan prodromal lokal (myalgia, ostealgia, pegal) lesi kulit. Lesi kulit : eritema vesikel (cairan jernih keruh/abu-abu) berkelompok dengan dasar kulit eritematosa dan edema pustul dan krusta. Terkadang terdapat HZ hemoragik (vesikel mengandung darah)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Gejala Klinis Masa tunas : 7-12 hari. Masa aktif (lesi-lesi baru dalam 1 minggu) masa resolusi (1- 2 minggu) Pembesaran KGB regional Lokalisasi : unilateral dan dermatomal. SST jarang timbul kelainan motorik. Hiperestesi pada daerah yang terkena khas
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Gejala Klinis HZ oftalmikus : Infeksi cabang pertama N.V kelainan pada mata cabang ke 2 dan 3 kelainan kulit HZ otikus (Ramsay Hunt Syndrome) : gangguan N.VII dan N.VIII Bells palsy, tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus, nausea, gangguan pengecapan. HZ abortif : berlangsung dalam waktu singkat dan lesi hanya beberapa vesikel dan eritema.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Gejala Klinis HZ generalisata : unilateral dan segmental + lesi vesikel soliter dan ada umbilikasi orang tua atau orang dengan fisik sangat lemah. Neuralgia pascaherpetik : nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan > 1 bulan setelah penyakit sembuh orang yang mendapat HZ pada usia > 40 tahun.
Medicine, 7th ed, 2008 Komplikasi Neuralgia pascaherpetik (10-15%) > 40 tahun Infeksi sekunder ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks. HZ oftalmikus ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis, neuritis optik. Paralisis motorik (1-5%) 2 minggu setelah onset lesi kulit sembuh spontan Infeksi paru, hepar, otak.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Complication
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 HERPES SIMPLEX Herpes Simpleks Infeksi akut oleh HSV tipe I dan II vesikel berkelompok di atas kulit sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan. Infeksi primer atau rekurens. Tersebar kosmopolit, HSV tipe I pada anak-anak, HSV tipe II pada usia 20-30 tahun (IMS)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Infeksi Primer Predileksi HSV Tipe I : pinggang ke atas, terutama daerah mulut dan hidung, biasanya pada anak-anak. Predileksi HSV Tipe II : pinggang ke bawah, terutama daerah genital.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Infeksi Primer Berlangsung lebih lama dan lebih berat (3 minggu) + gejala sistemik (demam, malaise, anoreksia, pembesaran KGB) Lesi : vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa (cairan jernih seropurulen) krusta terkadang ulserasi dangkal sembuh tanpa sikatriks
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 HSV Infection
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 HSV Infection
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Fase Laten Tidak ditemukan gejala klinis tetapi HSV dapat ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Infeksi Rekuren HSV pada ganglion dorsalis menjadi aktif gejala klinis. Faktor pemicu : trauma fisik (demam, infeksi, kurang tidur, hubungan seksual), trauma psikis (gangguan emosional, menstruasi), makanan-minuman. Gejala klinis lebih ringan dan berlangsung sekitar 7-10 hari. Gejala prodromal lokal : rasa panas, gatal, nyeri.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 HSV Infection
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 HSV Infection
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Diagnosis HSv dapat ditemukan pada vesikel dan dibiakkan. Tidak ada lesi antibodi terhadap HSV Percobaan Tzanck dengan pewarnaan Giemsa sel datia berinti banyak dan badan inklusi intranuklear.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Diagnosis Banding Sekitar mulut dan hidung impetigo vesikobulosa Daerah genital ulkus durum, ulkus mole, ulkus mikstum.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Tatalaksana Salep atau krim idoksuridin (stoxil, viruguent, virunguent-P) Preparat asiklovir (Zovirax) topikal mengganggu replikasi DNA virus jika HSV aktif. Oral asiklovir 5x200 mg/hari selama 5 hari. Preparat lupidon H (untuk HSV tipe I) dan lupidon G (untuk HSV tipe II) mencegah rekurens Imunostimulator : levamisol, isoprinosin.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Prognosis Pengobatan dini dan tepat prognosis lebih baik. Orang dengan gangguan imunitas, pengobatan imunosupresan lama atau fisik lemah infeksi dapat menyebar ke roagn-organ tubuh bagian dalam fatal. Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia (orang dewasa)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 IMPETIGO VESIKOBULOSA Impetigo Superficial pyoderma (infection in epidermis) untreated extend to dermis erythema and furuncle formation. Etiology : S.aureus (bullous and non-bullous impetigo) , Group A Streptoccocus (non-bullous impetigo but less).
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Non-Bullous Impetigo > 70% cases. Occurs in children and adults. Spreads from nose to normal skin (11 days) skin lesions (another 11 days) Lesions commonly arise on the skin of face or extremities after trauma. Common complain : pruritus or soreness of the affected area.
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Non-Bullous Impetigo Cutaneous lesions Initial : transient vesicle or pustule quickly evolves into honey-colored crusted plaque (d > 2 cm) untreated lesions slowly enlarge and involve new sites over several weeks. Surrounding erythema and regional lymphadenopathy (90% in prolonged and untreated infection)
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Non-Bullous Impetigo
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Bullous Impetigo Occurs more commonly in newborn and older infants. Characterized by rapid progressions of vesicles to flaccid bullae. Contain clear yellow fluid subsequently dark yellow and turbid. Sharply demarcated margins without erythematous halo. Superficial bullae 1-2 days rupture or collapse forming thin, light brown to golden yellow crusts.
Medicine, 7th ed, 2008 Treatment Local treatment : mupirocin ointment or cream, removal of crusts, good hygiene mild-moderate cases. Adult with extensive or bullous lesions dicloxacillin 250-500 mg orally q.i.d ; erythromycin 250-500 mg PO q.i.d ; azithromycin 500 mg 1st day and 250 mg/day for next 4 day for 5-7 days. Children amoxicillin + clavulanic acid 25 mg/kg/day t.i.d; cephalexin 40-50 mg/kg/day ; clindamycin 15 mg/kg/day t.i.d or q.i.d for 10 days
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Lo.2
PENYAKIT YANG DAPAT MENYEBABKAN
EFLUORESENSI VESIKOBULOSA Infeksi Virus VERUKA VULGARIS Veruka Vulgaris Kutil atau common wart. Hiperplasia epidermis yang disebabkan oleh HPV Transmisi : kontak kulit, autoinokulasi, tersebar kosmopolit. Terutama terdapat pada anak-anak, tetapi juga terdapat pada dewasa dan orang tua. Predileksi : ekstremitas bagian ekstensor, dapat ke bagian tubuh lain (mukosa mulut dan hidung).
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Gambaran Klinis Lesi : bulat, abu-abu, lentikular atau jika berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verukosa), goresan autoinokulasi sepanjang goresan (Koebner phenomenon). Induk kutil anak-anak kutil dalam jumlah banyak. Varian (verukosa filiformis) : penonjolan tegak lurus pada permukaan kulit dan memiliki permukaan kasar pada daerah wajah dan kulit kepala.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Common Wart
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Common Wart
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Tatalaksana Bahan kaustik : larutan AgNO3 25%, asam triklorosetat 50%, dan fenol likuifaktum. Bedah beku : CO2, N2, N2O. Bedah skalpel Bedah listrik Bedah laser
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Prognosis Sering residif, walaupun diberikan pengobatan yang adekuat.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 KONDILOMA AKUMINATA Kondiloma Akuminata Vegetasi oleh HPV tipe tertentu, bertangkai dan permukaan berjonjot. IMS, tersebar kosmopolit dan melalui kontak kulit langsung. HPV : virus DNA (Tipe 6, 11, 16, 18, 30, 31, 33, 35, 39, 41, 42, 44, 51, 52, 56) Faktor predisposisi : higienis buruk, fluor albus, kelembaban pada pria akibat tidak disirkumsisi.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Gejala Klinis Predileksi : intertriginosa yang lembab (genitalia eksterna) Pria perineum, sekitar anus, sulkus koronarius, glans penis, OUE, korpus dan pangkal penis. Wanita vulva dan sekitar, introitus vagina dan terkadang portio uteri. Lesi : vegetasi bertangkai kemerahan kehitaman; permukaan berjonjot (papilomatosa) infeksi sekunder : keabu-abuan dan berbau tidak enak.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Genital Wart
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Diagnosis Banding Veruka vulgaris vegetasi tidak bertangkai, kering, dan abu- abu atau sewarna kulit. Kondiloma latum sifilis stadoum II, plakat erosif, banyak Spirochaeta pallidum. Karsinoma sel skuamosa vegetasi seperti kembang kol, mudah berdarah dan berbau.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Tatalaksana Podofilin : tingtur podofilin 25% dapat diulangi setiap 3 hari jangan > 0,3 cc. Asam triklorasetat 50% setiap minggu hari-hati bisa ulkus. 5-fluorourasil 1-5% dalam krim setiap hari sampai lesi hilang.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Tatalaksana Bedah listrik (elektrokauterisasi) Bedah beku (N2, N2O cair) Bedah skalpel Laser CO2 Interferon IM atau intralesi dan krim : IF- 4-6 mU IM 3x/minggu 6 minggu atau 1-5 mU IM 6 minggu, IF- 2x106 unit IM 10 hari berturut-turut. Imunoterapi
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 MOLUSKUM KONTAGIOSUM Moluskum Kontagiosum Penyakit yang disebabkan oleh virus Poks. Klinis : papul, permukaan terdapat lekukan, berisi massa yang mengandung badan moluskum. Terutama menyerang anak-anak dan terkadang dewasa (IMS) Transmisi : kontak kulit langsung dan autoinokulasi.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Gambaran Klinis Masa inkubasi : 1-beberapa minggu. Lesi kulit : papul miliar (terkadang lentikular) putih seperti lilin, berbentuk kubah dan di tengah terdapat lekukan (delle) dipijat keluar massa putih seperti nasi (badan moluskum). Lokalisasi : wajah, badan, ekstremitas, (dewasa) pubis, genitalia eksterna.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Molluscum contagiosum
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Differential Diagnosis
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Tatalaksana Prinsip : mengeluarkan massa yang mengandung massa moluskum. Ekstraktor komedo, jarum suntik, kuret. Cara lain : elektrokauterisasi atau bedah beku dengan CO2, N2 dan sebagainya. Dewasa pasangan seksual juga harus diterapi
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Treatment
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Prognosis Kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder supurasi. Menghilangkan semua lesi yang ada tidak atau jarang residif
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Infeksi Bakteri SKROFULODERMA Skrofuloderma TB kutis oleh M. tuberculosis Penjalaran langsung ke kulit dari organ di bawah kulit yang telah dikenai penyakit TB yang sering berasal dari KGB. Predileksi : daerah yang banyak terdapat KGB superfisialis (leher, ketiak, lipat paha)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Skrofuloderma Porte dentree daerah leher : tonsil atau paru. Portee dentre daerah aksila: apex pleura. Portee dentre daerah lipat paha (KGB inguinal lateral dan femoral) : ekstremitas bawah. Ketiga tempat predileksi diserang sekaligus (leher, aksila, lipat paha) penyebaran hematogen.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Lesi Kulit Mulai sebagai limfadenitis TB (pembesaran KGB tanpa tanda radang akut selain tumor) dan periadenitis semakin banyak KGB terkena konfluensi (perlekatan KGB dengan jaringan sekitar) perlunakan tidak serentak konsistensi kenyal dan lunak (abses dingin) memecah fistel muara fistel meluas ulkus memanjang dan ireguler, sekitar berwarna merah kebiruan, dinding bergaung, jaringan granulasi tertutup oleh pus seropurulen mengering krusta kuning
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Gambaran Klinis Bervariasi tergantung pada lamanya penyakit. Skrofuloderma menahun : pembesaran banyak KGB dnegan konsistensi kenyal dan lunak tanpa tanda radang akut (selain tumor), periadenitis, abses dan fistel multipel, ulkus-ulkus yang khas, sikatriks memanjang dan ireguler, jembatan kulit (skin bridge)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Scrofuloderma
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Diagnosis Banding Limfadenitis TB limfadenitis bakterial non-TB, limfosarkoma, limfoma malignum. Daerah aksila hidradenitis supuratif (tanda-tanda radang akut yang jelas, leukositosis) Daerah lipat paha limfogranuloma venereum (coitus suspectus, demam, malaise, artralgia, tanda radang akut elas, KGB inguinal medial)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Tatalaksana INH (anak 10 mg/kgBB, dewasa 5 mg/kgBB) + R (10 mg/kgBB) + Z (2035 mg/kgBB) 2 bulan Z stop, INH+R lanjut INH + R + E (25 mg/kgBB bulan I dan II, 15 mg/kgBB bulan berikut) 2 bulan E stop, INH dan R lanjut. INH + R atau INH + E Obat cadangan : levofloksasin, ofloksasin, amoksisilin+kalium klavulanat, amikasin.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 FURUNKEL DAN KARBUNKEL Furunkel-Karbunkel Furunkel : radang folikel rambut dan sekitarnya. Karbunkel : kumpulan furunkel. Etiologi : S. aureus Gejala : nyeri, nodus eritematosa kerucut, di tengah terdapat pustul melunak abses berisi pus dan jaringan nekrotik memecah membentuk fistel. Predileksi tempat : tempat yang banyak friksi (aksila dan bokong)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Furuncle
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Carbuncle
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Tatalaksana Antibiotik topikal furunkel sedikit Antibiotik sistemik karbunkel banyak
Cari faktor predisposisi, misalkan DM
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 FOLIKULITIS Folikulitis Radang folikel rambut oleh S.aureus Folikulitis superfisialis (terbatas di dalam epidermis) dan folikulitis profunda (sampai ke subkutan) Diagnosis banding : Tinea barbae lokasi mandibula/submandibula, unilateral, dan sediaan KOH (+) Tatalaksana : Ab sistemik/topikal dan cari faktor predisposisi.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Folikulitis Folikulitis superfisialis (Impetigo Bockhart) : tungkai bawah, papul atau pustul eritematosa dan di tengah terdapat rambut, multipel. Folikulitis profunda : tungkai bawah, papul atau pustul eritematosa, di tengah terdapat rambut dan teraba infiltrat di subkutan.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Superficial Folliculitis
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Deep Folliculitis
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 IMPETIGO ULSERATIF (EKTIMA) Ektima Ulkus superfisial dengan krusta di atasnya. Etiologi : Streptococcus -hemolyticus. Terdapat pada anak maupun dewasa. Lesi : krusta tebal kuning, lokasi di tungkai bawah (lokasi yang relatif terjadi trauma), ulkus yang dangkal di bawah krusta. Diagnosis banding : impetigo krustosa (anak, lokasi wajah, dasar lesi erosi)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Ulcerative Impetigo (Ecthyma)
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Tatalaksana Krusta sedikit krusta diangkat sale antibiotik. Krusta banyak antibiotik sistemik
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Infeksi Parasit SKABIES Skabies Penyakit kudis Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var.hominis.
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran FKUI
Edisi 4, 2008 Epidemiologi Faktor penunjang : sosio-ekonomi rendah, higienis buruk, hubungan seksual, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermografik dan ekologik. Transmisi : kontak langsung (kulit dengan kulit) dan kontak tidak langsung (melalui benda). Penularan biasanya oleh S. scabiei betina yang sudah dibuahi atau kadang berbentuk larva, S. scabiei var.animalis (anjing)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Morfologi dan Daur Hidup Sarcoptes scabiei : tungau famili Sarcoptidae, ordo acari, kelas Arachnida. Badan oval dan gepeng, betina 300x350 mikron, jantan 150x20 mikron. Stadium dewasa : 4 pasang (2 pasang kaki depan, 2 pasang kaki belakang)
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran FKUI
Edisi 4, 2008 Morfologi dan Daur Hidup Kopulasi jantan mati (kadang dapat bertahan hidup beberapa hari) tungau betina membuat terowongan di stratum korneum kulit 2 hari setelah kopulasi, betina bertelur 2-3 butir/hari dalam terowongan menetas jadi larva (3-5 hari) nimfa (3-4 hari) dewasa 3-5 hari.
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran FKUI
Edisi 4, 2008 Gambaran Klinis Lesi primer : terowongan berisi tungau, telur dan hasil metabolisme. Saat menggali terowongan, tungau mengeluarkan sekret yang dapat melisiskan stratum korneum sekret dan ekskret sensitisasi pruritus dan lesi sekunder. Lesi sekunder : papul, vesikel, pustul dan terkadang bula. Lesi tersier : ekskoriasi, eksematisasi dan pioderma.
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran FKUI
Edisi 4, 2008 Gambaran Klinis Predileksi tempat : jari tangan, pergelangan tangan ventral, siku bagian luar, lipatan ketiak depan, umbilikus, gluteus, ekstremitas, genitalia eksterna laki-laki dan areola mammae wanita. Bayi telapak tangan dan telapak kaki. Lesi : terowongan putih abu-abu dengan panjang bervariasi (rata-rata 1 mm), berbentuk lurus atau berkelok-kelok.
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran FKUI
Edisi 4, 2008 Scabies
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Gejala Klinis Pruritus nokturna karena aktivitas tungau meningkat pada suhu lembab dan panas. Menyerang manusia secara berkelompok : keluarga, perkampungan padat penduduk. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi : putih keabuan, garis lurus atau berkelok, panjang 1 cm, ujung terowongan ada papul atau vesikel.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Gejala Klinis Infeksi sekunder lesi kulit polimorfik (pustul, ekskoriasi, dll) Predileksi : tempat dengan stratum korneum tipis (sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, lipat ketiak bagian depan, siku luar, areolla mammae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna, perut bagian bawah. Menemukan tungau.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Clinical Findings Initial exposure to scabies mite nocturnal pruritus and rash (6-8 weeks) Lesions : red, scaly, sometimes crusted (excoriated) papules and nodules. Phatognomic lesion : burrow, think, thread-like, linear structures, 1-10 mm length, tunnel interdigital webs, wrists, elbows.
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Clinical Findings Infants < 2 y.o face and scalp can be infested, erythematous-violaceous pruritic nodules in the axillae and flanks of trunk. Vesicles and bullae can develop, particularly on palms and fingers. Crusted scabies hyperkeratotic plaques diffusely on palmar and plantar + thickening and dystrophy of toenails and fingernails
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Scabies
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Diagnosis Menemukan S. scabiei dengan cara mencongkel atau mengeluarkan tungau dari kulit, kerokan kulit atau biopsi. Papul yang baik untuk dikerok : papul yang baru dibentuk. Pemeriksaan jangan dilakukan pada lesi ekskoriasi dan lesi dengan infeksi sekunder.
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran FKUI
Edisi 4, 2008 Diagnosis Kerokan kulit harus superfisial dan tidak boleh berdarah. Mengerok dari beberapa lesi (sela jari tangan). Sebelum mengerok, teteskan minyak mineral pada skalpel dan pada lesi yang akan dikerok.
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran FKUI
Edisi 4, 2008 Differential Diagnosis
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Tatalaksana Stadium larva, nimfa dan dewasa preparat sulfur presipitatum 5-10%. Gama benzen hesaklorida tidak pada anak < 6 tahun. Permetrin krim 5% Benzilbenzoat 20-25% dan krotamin mahal.
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran FKUI
Edisi 4, 2008 Tatalaksana Krim dioleskan ke seluruh tubuh (leher jari kaki) 12 jam, memperhatikan pengolesan pada area intertriginosa. Mencuci pakaian, sprei dan sarung bantal dengan bersih dan dijemur 2x/minggu. Ventilasi rumah diperbaiki cahaya matahari dapat masuk.
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran FKUI
Edisi 4, 2008 Tatalaksana Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% salep atau krim tidak efektif pada stadium telur pemakaian > 3 hari. Emulsi benzil-benzoat 20-25% setiap malam selama 3 hari ES : iritasi dan gatal. Gameksan 1% dalam krim atau lotion tidak pada anak < 6 tahun dan wanita hamil. Krotamiton 10% krim atau lotion antiskabies dan antipruritus. Permetrin 5% krim
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Treatment
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 CREEPING ERUPTIONS Cutaneous Larva Migrans Dermatitis dengan gambaran kelainan intrakutan serpiginosa. Etiologi : Ancylostoma branziliense, Ancylostoma caninum. Hospes definitif : kucing dan anjing. Distribusi geografik : daerah tropik dan subtropik. A. braziliense 2 pasang gigi tidak sama besar, panjang cacing jantan 4.7-6,3 mm dan betina 6,1-8,4 mm. A. caninum 3 pasang gigi, panjang cacing jantan 10 mm dan betina 14 mm.
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran FKUI
Edisi 4, 2008 CLM Sering terjadi pada anak-anak yang sering berjalan tanpa alas kaki atau sering kontak langsung dengan tanah atau pasir. Petani, tentara. Derah tropis dan subtropis yang hangat dan lembab. Peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, timbul dan progresif.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Ancylostoma caninum
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Ancylostoma braziliense
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Gejala Klinis Kelainan intrakutan serpiginosa. Pada tempat larva filariform menembus kulit papul, keras, merah, gatal beberapa hari terowongan intrakutan sempit (garis merah, sedikit menimbul, pruritus) bertambah panjang sesuai gerakan larva di dalam kulit. Predileksi : kaki, lengan bawah, punggung, bokong.
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran FKUI
Edisi 4, 2008 Gejala Klinis Masuknya larva ke kulit (pruritus dan panas) papul lesi linear atau berkelok menimbul dengan d 2-3 mm kemerahan (larva di kulit beberapa jam atau hari). Papul merah menjalar seperti benang berkelok-kelok polisiklik, serpiginosa, menimbul, terowongan dengan panjang beberapa cm. Pruritus hebat saat malam hari. Predileksi tempat : tungkai, plantar tangan, anus, bokong, paha.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Clinical Findings Exposure to onset : 1-6 days. Related physical findings : wheezing, dry cough, urticaria (some patients) Cutaneous lesions : erythematous, raised, vesicular, linear or serpentine cutaneous trail. Lesions : 3 mm wide and 15-20 cm length, single or multiple, intensely pruritic, may be painful. + pruritic folliculitis (20-100 follicular papules) in particular area.
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 CLM
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Diagnosis Banding Skabies terowongan tidak sepanjang CLM. Dermatofitosis Insects bites. HZ stadium awal.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Tatalaksana Kloretil spray Albendazol 300 mg 3 hari berturut-turut. Anak usia < 2 tahun salep albendazol 2%.
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran FKUI
Edisi 4, 2008 Tatalaksana Tiabendazol (mintezol) 50 mg/kgBB/hari dalam 2 kali dosis selama 2 hari berturut-turut. Albendazol 400 mg/hari dosis tunggal 3 hari berturut-turut. Cryotherapy.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 INSECT BITES Diptera Flies, mosquitos. Mosquito bites wheal and papular lesions, urticarial, vesicular, eczematous, granulomatous appearance usually subside over several days. Deposition of fly larva into intact skin or open wounds (Dermatobia hominis) cutaneous myiasis.
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Diptera
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Treatment of Diptera Diptera bites cleansed thoroughly with soap and clean water to avoid secondary infection. Short course of topical steroids and systemic antihistamine control the pruritus. Cutaneous myasis logal surgical excision of the larva
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Hemiptera Cimicidae (Cimex lectularius : bedbugs) Nocturnal, attracted to warmth and CO production. Can survive for 1 year or more without feeding, they usually seek blood meal every 5-10 days. Bedbug bites : painless, multiple, may be grouped in linear, wheal, papules, often with small hemorrhagic punctum at the center. Therapy : topical antiseptic lotion or antibiotic cream for secondary infection, topical CS for pruritus.
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Bedbug Bites
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Hemiptera Reduviidae (Triatoma spp : kissing bugs) Distinguished by triangular shape on its back formed by the meeting of the membranous wings. Found in America, Africa, Asia, Europe. Vectors for Trypanosoma cruzi (Chagas disease) Predilection : on or near lips
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Hemiptera Reduviidae (Triatoma spp : kissing bugs) Piercing mouthparts feed on blood turn around and defecate immediately. Nocturnal feeders, usually prey on rodents. Bites : painful (necrosis, ulceration)/painless, papular, urticarial, bullous reactions few develop generalized acute allergic reactions
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Shiponaptera Fleas : wingless, capable of jumping to height of 18 cm. Flea bites minimal irritation in nonsesitized individuals linear or clustered urticarial papules, frequently found on lower legs. Sensitized individuals (usually young children) papular urticaria, bullous reaction. Treatment : topical CS and antipruritus, oral antihistamines, antibiotics (secondary bacterial infection)
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Flea Bites
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Shiponaptera Tungidae family : Tunga penetrans (sand flea) tungiasis. Penetration of adult female flea into human skin to lay eggs. Lesions : almost exclusively on the feet (plantar surface or in the web spaces) Pain, pruritus, secondary bacterial infection and sometimes autoamputation of toes. Treatment : surgical excision of affected areas or cryotherapy or topical agents, recommend tetanus prophylaxis.
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Tungiasis
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Nekrolisis Epidermal STEVEN-JOHNSON SYNDROME SSJ Sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium, mata ringan-berat, eritema, vesikel/bula, dapat purpura. Umumnya terjadi pada dewasa, 12 kasus/tahun. Etiologi : alergi obat (> 5%), infeksi, vaksinasi, neoplasma, radiasi. Obat penyebab : analgetik/antipiretik (45%), karbamazepin (20%), jamu (13,3%), amoksisilin, kotrimoksazol, dilantin, klorokuin, seftriakson, adiktif.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Etiology
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Patogenesis Reaksi hipersensitivitas tipe II (sitolitik) Destruksi keratinosit Aktivitas sel T (CD 4 dan CD8), IL-5, sitokin lain CD4 (dermis) dan CD8 (epidermis)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Gambaran Klinis Jarang dijumpai usia < 3 tahun. Berat kesadaran menurun (soporous-koma) Akut gejala prodromal : demam tinggi, malaise, nyeri kepala, batuk, pilek, nyeri tenggorokan. Nefritis dan onikolisis.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Gambaran Klinis Kelainan kulit : eritema, vesikel, bula pecah erosi luas. Dapat terjadi purpura. Kelainan selaput lendir di orifisum : mukosa mulut (pseudomembran), lubang alat genital, lubang hidung dan anus (jarang). Vesikel + bula cepat memecah erosi, ekskoriasi dan krusta kehitaman. Kelainan mata : konjungtivitis kataralis, konjungtivitis purulen, perdarahan, simblefaron, ulkus kornea, iritis, iridosiklitis.
Medicine, 7th ed, 2008 Pemeriksaan Laboratorium Tidak khas Leukositosis infeksi bakteri Eosinofilia alergi Kultur darah
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Histopatologi Infiltrat sel MN di sekitar pembuluh darah dermis superfisial. Edema dan ekstravasasi SDM di dermis papilar. Degenerasi hidropik lapisan basalis sampai terbentuk vesikel supepidermal. Nekrosis sel epidermal dan terkadang adneksa Spongiosis dan edema intrasel di epidermis.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Approach
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Tatalaksana Obat suspect causa dihentikan KU pasien baik dan lesi tidak menyeluruh prednison 30-40 mg/hari KU buruk dan lesi menyeluruh rawat inap, KS (life-saving) deksametason IV 4-6 x 5 mg/hari, metilprednisolon, tapering off. Cegah infeksi (bronkopneumonia) Ab (siprofloksasin 2x400 mg IV, klindamisin 2x600 mg/hari IV, seftriakson 2 g/hari IV)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Tatalaksana Mengatur keseimbangan cairan/elektrolit dan nutrisi dekstrose 5%, NaCl 9%, RL tidak ada perbaikan dalam 2 hari transfusi darah 300 cc 2 hari berturut-turut. Purpura luas + vitamin C 500 mg atau 1000 mg sehari IV Daerah erosi dan ekskoriasi krim sulfodiazin-perak Lesi di mulut Kenalog in orabase dan betadine gargle. Bibir dengan krusta tebal kehitaman emolien (krim urea 10)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Indikasi Transfusi Darah Bila telah diobati dengan KS dosis adekuat setelah 2 hari belum ada perbaikan (deksametason 2 hari 30 mg untuk SSJ) Bila terdapat purpura generalisata Jika terdapat leukopenia
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Prognosis Tindakan tepat dan cepat prognosis cukup memuaskan. Purpura luas dan leukopenia prognosis buruk Bronkopenumonia fatal prognosis buruk
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Prognostic Scoring
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Komplikasi Bronkopneumonia (16%) kematian Kehilangan cairan/darah Gangguan keseimbangan elektrolit Syok Mata : gangguan lakrimasi kebutaan.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 TOXIC EPIDERMAL NECROLYSIS NET Penyakit berat dengan epidermolisis generalisata, kelainan pada selaput lendir di orifisium dan mata. 2-3 kasus/tahun, lebih jarang daripada SSJ, umumnya mengenai orang dewasa. Etiologi : alergi obat (penisilin, parasetamol, karbamazepin, analgetik/antipiretik lain)
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Etiology
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Gejala Klinis Demam tinggi, kesadaran menurun (soporous-koma). Gangguan keseimbangan cairan/elektrolit dan sepsis kematian. Lesi kulit : eritema generalisata banyak vesikel dan bula, dapat purpura. Lesi bibir dan selaput lendir mulut : erosi, ekskoriasi, perdarahan krusta merah-kehitaman
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Clinical Findings
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Gejala Klinis Kelainan mata dan orifisium genitalia eksterna = SSJ Epidermolisis generalisata Nikolsky sign (+) pada daerah yang sering terkena tekanan (punggung dan bokong) Onikolisis Terkadang perdarahan pada GIT
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Clinical Findings
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Clinical Findings
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Histopatologi Stadium dini vakuolisasi dan nekrosis sel-sel basal sepanjang perbatasan dermal-epidermal. Stadium lanjut nekrosis eosinofilik sel epidermis dengan pembentukan lepuh sub-epidermal.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Diagnosis Banding SSJ DKI karena baygon. SSSS (Staphylococcus Scalded Skin Syndrome) epidermolisis, selaput lendir jarang kena, anak < 5 tahun, kelainan kulit di wajah, leher, aksila, lipat paha dan leukositosis
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Tatalaksana Konsumsi obat suspect causa harus segera dihentikan. KS : deksametason 40 mg/hari IV dosis terbagi Topikal : krim sulfadiazin perak Kenalog in orabase dan betadine gargle untuk lesi di mulut Emolien : krim urea 10% untuk lesi di bibir (krusta tebal kehitaman). Purpura luas + vitamin C 500 mg atau 1000 mg sehari IV
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Tatalaksana Mengatur keseimbangan cairan/elektrolit dan nutrisi dekstrose 5%, NaCl 9%, RL tidak ada perbaikan dalam 2 hari transfusi darah 300 cc 2 hari berturut-turut. Bila telah diobati dengan KS dosis adekuat setelah 2 hari belum ada perbaikan (deksametason 2 hari 40 mg untuk NET) Bila terdapat purpura generalisata Jika terdapat leukopenia
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 6
FKUI, 2010 Approach
Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, 7th ed, 2008 Prognosis Etiologi infeksi prognosis lebih baik daripada etiologi alergi obat. Kelainan kulit luas (50-70% permukaan kulit) prognosis buruk Purpura luas dan leukopenia prognosis buruk.