Anda di halaman 1dari 17

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT &

KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN REFARAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR

ASRIANTI 10542047213
NURFITRIA WULANDARI 10542050913
HARLIA 10542048813

Pembimbing

dr. Helena Kendengan, Sp.KK


Moluskum kontangiosum adalah
penyakit yang disebabkan oleh
virus poks, klinis berupa papul-
papul berbentuk kubah, berkilat,
pada permukaannya terdapat
lekukan (delle/umbilikalis), berisi
massa yang mengandung badan
moluskum.
• Paling sering menyerang anak-anak, dan tetapi dapat

juga orang dewasa, dan pada pasien dengan


imunokompremais

• Bila pada orang dewasa, penyakit ini digolongkan

dalam IMS (Infeksi Menular Seksual)

• Penularan dapat melalui kontak kulit langsung dan

otoinokulasi atau benda terkontaminasi.


• Moluskum kontagiosum tergolong virus DNA genus Molluscipox

• Ada empat jenis Moluskum kontagiosum virus, yaitu MCV I

sampai IV. MCV-I dapat menyerang individu yang


imunokompoten.

• Masa inkubasi antara 2-8 minggu


Virus memasuki sel Menghasilkan hialin
keratinosit (badan moluskum)

Meningkatkan Lesi menunjukkan • Inflamasi hanya bentuk


pergantian sel di distorsi terbesar dan ringan
lapisan suprabasal dihancurkan • Bisa berupa infiltrat
granulomatosa kronis.

Muncul septafibrous
Pertumbuhan yang
diantara lobul (pear
berlobul yang
shaped dengan
menekan papila
apex yang naik)
Lesi moluskum kontangiosum yang umbilicated
Sumber: Wolf K, Johnson RA
• Anak : Wajah, Leher, Ketiak, Badan,
Ekstremitas (Jarang di telapak)
PREDILEKSI • Dewasa : Pubis dan Genitalia Eksterna

• Papul berwarna putih atau


merah berbentuk bulat mirip
kubah
• Bagian tengah ada lekukan
GAMBARAN (delle)
KLINIS DAN • Dipijat tampak keluar massa
warna putih seperti nasi
EFFLORESENSI • Ukuran miliar-lentikular (2-6
mm), jika 3 cm disebut Giant
Molluscum
• Dapat timbul infeksi sekunder
• Mendeteksi adanya agen
PCR penyebab infeksi

• Menemukan badan moluskum


Histopatologi yang mengandung partikel virus

Pewarnaan
• Melihat adanya badan
Wright atau moluskum
Giemsa
Ditemukan hipertrofi dan hiperplasia
epidermis

Terlihat badan inklusi dalam sitoplasma


sel

Badan Inklusi: Partikel virus yang


menyebabkan sel yang terinfeksi bergerak
maju ke permukaan

Terdapat jaringan-jaringan fibrosa yang


melingkari sel dan terbentuk inti
ditengahnya
Veruka furunkel Varisela
Vulgaris
• Papul, berwarna abu-abu, besarnya lentikuler atau kalau
berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verukosa).
Veruka • Pada anak, tetapi juga terdapat pada dewasa dan orang tua
• Tempat predileksinya terutama di ekstremitas bagian ekstensor,
Vulgaris walaupun penyebarannya dapat ke bagian lain tubuh termasuk
mukosa mulut dan hidung

• Nodus eritomatosa berbentuk kerucut, nyeri dan ditengahnya


terdapat pustul.
• Predileksinya yaitu daerah folikel rambut dan tempat yang sering
furunkel mengalami gesekan misalnya aksila dan bokong.

• Lesi awal berupa makula eritematosa yang cepat menjadi papul,


vesikel, pustul, dan krusta
• wajah dan skalp, kemudian menyebar cepat ke badan dan sedikit
Varisela ke ekstremitas sehingga memberi gambaran distribusi sentral
• Gatal biasanya timbul selama vesikel masih terbentuk
• Ekstraktor Komedo, Jarum
Mengeluarkan Suntik, atau Kauter
Massa Badan
Moluskum • Elektrokauterisasi atau
Bedah Beku

• Diberikan trichloroacetic
acid 50%
Anak-anak
• Bisa juga Duofilm ( Lactic
acid dan salicylic acid).
• Infeksi bakteri sekunder dapat terjadi jika pasien sering
mengores daerah lesi. Dalam pasien yang
imunocompromise lesi lebih menjadi lebih besar.
• Pasien disarankan untuk tidak menggaruk atau
mengganggu benjolan, tidak berbagi handuk, mencuci
kain dan barang-barang pribadi lainnya, sehingga tidak
terkena kulit yang memiliki lesi

• Untuk lesi anogenital agar tidak melakukan hubungan

seks
• Prognosis pada molloscum contangiosum umumnya baik
TERIMA KASIH …
DAFTAR PUSTAKA

• Haeriyoko Arista Winda, Darmada IGK. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
• Stulberg DL, Hutchinson AG.Molluscum Contangiosum And Warts. Cover Article Practical Theraupetics. March 2013; 67 (6): 1233-4.
• Molluscum Contangiosum. Seattle Children’s. Washington. 2013: 1.
• Report – An Update. Department of Dermatology, Sree Balaji Medical College and Bharath University. India. February 2016: 153-2.
• Basac S, Rajurkar MN. Molluscum Contangiosum – An Update. Indian Medical Gazette.India. July 2013: 276-7.
• Soorya BB, Jayakar T, Manoharan D, Manoharan K, Sukanya G. Disseminated Molluscum Contagiosum In A Hiv Positive Child - A Case
• Fitri Ramona, Molluskum Kontagiosum.
• Djuanda, adhi, et al, editor. 2005. Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin 3nd ed. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
• Hartadi, Sumaryo S. Infeksi Virus. Ilmu Penyakit Kulit, Harahap M. Eds (Editors) 1st Ed. Penerbit Hipokrates. Jakarta. 2000: 99-100
• Aisah S, Handoko RP. Moluskum Kontangiosum. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Menaldi SL,
Bramono K, Indriatmi W. Eds (Editors) 7th Ed. Jakarta. 2017: 124-6.
• Johnston B. Weedon’s Skin Pathology Essentials. USA. 2012 : 25.
• Price SA, Lorraine MW. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Penerbit EGC. Jakarta 1995: 1287
• Ronny P Handoko. Penyakit Virus. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Djuanda A, Hamzah M,
Aisah S. Eds (Editors) 6th Ed. Jakarta. 2013: 115-116.
• Daili ES, Menaldi SL, Wisnu IM. Penyakit Kulit Yang Umum Di Indonesia. PT Medical Multimedia Indonesia. Jakarta. 2005: 42-66
• Molluscum Contangiosum. BCCDC Clinical Prevention Services. December 2014: 1-3.
• Wolf K, Johnson RA. Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis Of Clinical Dermatology Sixth Edition. USA. 2009: 814.
• United Kingdom National Guideline on the Management of Molluscum Contagiosum. Clinical Effectiveness Group (British Association of
Sexual Health and HIV). 2007: 1-4.
• Molluscum Contangiosum. Information For Patients, Parents And Carers. NHS Trust. Jan 2013.

Anda mungkin juga menyukai