Tugas PPT Aritmia

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 33

TASYA FADILLAH BACHTIAR 1820353951

TRI PURMA SARI 1820353952


TRI WAHYUNI LESTARI 1820353953
 Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi
pada infark miokardium.Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi
dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau
otomatis (Doenges, 1999).
 Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu
rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994).
 Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung
tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996).
Seperti yang sudah disebutkan diatas, aritmia ventrikel
umumnya disebabkan oleh iskemia atau infark myokard.Lokasi
terjadinya infark turut mempengaruhi proses terjadinya aritmia.
Sebagai contoh, jika terjadi infark di anterior, maka stenosis
biasanya barada di right coronary artery yang juga berperan
dalam memperdarahi SA node sehingga impuls alami jantung
mengalami gangguan.
Akibat dari kematian sel otot jantung ini, dapat menimbulkan gangguan pada depolarisasi

dan repolarisasi jantung, sehingga mempengaruhi irama jantung. Dengan dilepaskannya

berbagai enzim intrasel dan ion kalium serta penimbunan asam laktat , maka jalur-jalur

hantaran listrik jantung terganggu. Hal ini dapat menyebabkan hambatan depolarisasi

atrium atau ventrikel serta timbulnya aritmia. Penurunan kontraktilitas myokard akibat

kematian sel juga dapat menstimulus pangaktifan katekolamin yang meningkatkan rangsang

system saraf simpatis, akibatnya akan terjadi peningkatan frekuensi jantung, peningkatan

kebutuhan oksigen dan vasokonstriksi. Selain itu iritabilitas myokard ventrikel juga menjadi

penyebab munculnya aritmia ventrikel, baik VES< VT maupun VF


Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit miokard

(iskemi dan infark), yang disertai dengan perubahan keseimbangan elektrolit,

gangguan metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme coroner. Karena implus

berasal dari ventrikel, maka tidak melalui system konduksi yang normal

melainkan jaringan otot ventrikel. Hal ini menimbulkan gambaran kompleks QRS

yang lebar (< 0,12 detik)

Penyebab dasar suatu aritmia sering sulit dikenali tetapi

beberapa faktor aritmogenik berikut ini dapat menjadi perhatian :

1. Hipoksia : miokardium yang kekurangan oksigen menjadi iritabel

2. Iskemia : infark miokard dan angina menjadi pencetus


3. Stimulasi simpatis : menguatnya otot tonus karena penyebab apapun
(hypertiroid, gagal jantung kongesti, latihan fisik dll) dapat menimbulkan aritmia.

4. Obat–obatan : efek dari pemberian obat–obatan digitalis atau bahkan obat- obatan

anti arimia itu sendiri

5. Gangguan elektrolit : ketidak seimbangan kalium, kalsium dan magnesium

6. Bradikardi : frekuensi jantung yang sangat lambat dapat menjadi predisposisi

aritmia

7. Regangan (stretch) : hipertrofi ventrikel

Dua jenis komplikasi infark miokardium yang harus ditanggulangi adalah :

a. Ketidakstabilan elektris atau aritmia

b. Disfungsi mekanik atau kegagalan pompa jantung


Kelas I (Penyekat Kanal Natrium)
Secara umum, anti aritmia kelas I memiliki mekanisme kerja menghambat kanal
natrium. Penurunan kecepatan masuknya natrium melambatkan kenaikan fase
nol dari aksi potensial, akibatnya terjadi penurunan aksi eksitabilitas dan
kecepatan konduksi.

Kelas IA
Mekanisme Kerja:
Depresi sedang fase 0 dan konduksi lambat (2+), memanjangkan repolarisasi
Obat:
Quinidine, Procainamide, Disopyramide
Kelas IB

Mekanisme Kerja:

Depresi minimal fase 0 dan konduksi lambat (0-1+), mempersingkat repolarisasi

Obat:

Lidocain, phenytoin, tokainid, mexiletine

Kelas IC

Mekanisme Kerja:

Depresi kuat fase 0, konduksi lambat (3+ - 4+), efek ringan terhadap repolarisasi

Obat:

Enkainid, Flekainid, Indekainid, Propafenon


Kelas II (Beta Blocker)
Mekanisme Kerja:
Menurunkan depolarisasi fase 4 sehingga
memanjangkan konduksi nodus AV, menurunkan
kontraktilitas dan denyut jantung.
Obat:
Propanolol, Asebutolol, Esmolol
Kelas III (Memanjangkan Repolarisasi)

Mekanisme Kerja:

Menghambat kanal kalium sehingga menurunkan


arus kalium selama fase repolarisasi, memanjangkan
lama aksi potensial tanpa mengganggu depolarisasi
fase 0 atau potensial membran istirahat,
memperpanjang periode refrakter efektif.

Obat:
Amiodarone, bretilium, sotalol, dofetilid, ibutilide
Kelas IV (Penyekat Kanal Kalsium)
Mekanisme Kerja:
sebagai penyekat kanal kalsium (Calcium Channel Blocker)
sehingga menyebabkan penurunan kecepatan depolarisasi spontan
fase 4 dan melambatkan konduksi pada jaringan-jaringan yang
tergantung pada arus masuk kalsium seperti nodus AV, otot polos
vaskuler, dan jantung.
Obat : Verapamil, Diltiazem
Kelas V (Lain-lain)
Obat : Digitalis, adenosin
Quinidin Mekanisme Menurunkan otomatisasi dan meningkatkan
kerja ambang eksitasi, efektif untuk ekstrasistol
ventrikular atau atrial, juga untuk mencegah
berulangnya SVT
Indikasi Mengobati sejumlah gangguan irama jantun. supresi
takikardia supraventrikel dan aritmia ventrikel

KontraIndikasi blok jantung.

Dosis oral, kinidin sulfat 200-400 mg 3-4 kali sehari.


Catatan: kinidin sulfat 200 mg = kinidin bisulfat 250
mg.

Efek Samping Diare, tinitus, sakit kepala, dean demam. Reaksi


imunologi dan sindroma lupus (jarang)
Procainamid Mekanisme Menurunkan automatisasi, meningkatkan masa
kerja refrakter dan memperlambat konduksi sehingga
obat ini digunakan pada ekstrasistol ventrikular
atau atrial
Indikasi aritmia ventrikel, terutama setelah infark miokard,
takikardia atrium.

Kontraindikasi blok jantung, gagal jantung, hipotensi; SLE; tidak


diindikasikan untuk torsades de pointes (dapat
memperburuk); menyusui.
Dosis 250-500 mg tiga kali sehari

Efek Samping Ruam mialigia digital vaskulitis fenomena raynaud


dan SLE-like syndrome
Disopyramide Mekanisme Menurunkan otomatisasi dan meningkatkan
kerja ambang eksitasi, efektif untuk ekstrasistol
ventrikular atau atrial, juga untuk mencegah
berulangnya SVT
Indikasi Pengobatan dan pencegahan aritmia jantung,
kontraksi atrial prematur, takhikardia
supraventrikuler paroksimal.

Kontraindikasi Blok jantung

Dosis 100-200mg diberikan 3-4 kali sehari

Efek Samping Retensi urin, konstipasi, mata kabur, closed angle


glaukoma, dan mulut kering (efek
parasimpatolitik)
Lidokain Mekanisme Menurunkan kecepatan konduksi dan mempercepat
kerja repolarisasi membran pada keadaan iskemia. Obat ini
efektif mencegah VT yang timbuk akibat infark miokard
akut
Indikasi Aritmia ventrikel, terutama setelah infark miokard
Kontraindikasi Gangguan nodus SA, semua derajat blok AV, depresi
miokard yang berat; porfiria
Dosis injeksi intravena, pada pasien tanpa gangguan sirkulasi
yang berat, 100 mg sebagai bolus selama beberapa menit
(50 mg pada pasien dengan BB lebih ringan atau pasien
dengan gangguan sirkulasi yang berat), segera diikuti
dengan infus 4 mg/menit selama 30 menit, 2 mg/menit
selama 2 jam, kemudian 1 mg/menit; kadarnya dikurangi
lagi bila infusnya dilanjutkan lebih dari 24 jam (pantauan
EKG dan supervisi dokter ahli jantung).
Efek Samping pusing, kesemutan, atau mengantuk (terutama bila injeksi
terlalu cepat); efek SSP lainnya (bingung, depresi
pernapasan dan konvulsi); hipotensi dan bradikardia
(sampai terjadi henti jantung); hipersensitivitas.
Phenytoin Mekanisme Meningkatkan eflux atau mengurangi masuknya ion natrium
kerja yang melintasi membran sel saraf pada bagian korteks motor
yang merupakan pusat kendali terjadinya kejang pada otak.
Indikasi Mengatasi aritmia jantung dan merelaksasi otot.
Kontra Memiliki riwayat hipersensitif/alergi terhadap kandungan obat
Indikasi ini. Untuk penggunaan intra vena tidak boleh diberikan pada
penderita sinus bradikardi. Mengalami sindrom stokes adams.
Sedang hamil
Dosis Dosis dewasa: diresepkan bersama benzodiazepine (diazepam):
10-15 mg/kg dengan injeksi perlahan atau infus sementara
dengan kecepatan 50 mg/menit. Dosis perawatan: 100 mg IV
atau oral diberikan setia 6-8 jam sekali. Dosis anak-anak: bayi:
20 mg/kg sebagai dosis awal, kemudian 2,5-5 mg/kg dua kali
sehari. Umur 1 bulan – 12 tahun: 18 mg/kg sebagai dosis awal,
kemudian ditingkatkan hingga 100 mg 3-4 kali sehari.

Efek Mual, muntah dan konstipasi. Kurang nafsu makan. Sakit kepala.
Samping Tremor. Gelisah. Nyeri dan pendarahan pada gusi. Penggunaan
jangka panjang pada anak-anak dapat memberikan efek
perubahan mental dan kognitisnya
Tocainide Mekanisme Menggabungkan dengan cepat saluran natrium dalam
kerja membran sel miokard, yang menghambat masuknya
natrium ke dalam sel dan mengurangi depolarisasi
ventrikel, otomatisitas, dan rangsangan selama diastole.
Indikasi Berguna untuk terapi aritmia ventrikel
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap tocainide atau komponennya,
kedua atau ketiga tingkat blok AV tanpa alat pacu jantung
ventrikel
Dosis 400-600 mg tiap 8 jam dengan rute pemberian oral.
Efek Samping SSP: Agitasi, kecemasan, ataksia, koma, kebingungan,
depresi, pusing, kelelahan, halusinasi, sakit kepala,
kegelisahan, kejang, gangguan tidur, tremor, vertigo, CV:
gangguan konduksi AV, bradikardia, nyeri dada, gagal
jantung, hipertensi, hipotensi, palpitasi, interval QT yang
berkepanjangan, takikardia, fibrilasi ventrikel. Penglihatan
kabur, Anorexia, diare, mual, muntah, agranulositosis,
anemia, anemia aplastik, depresi sumsum tulang, hemolisis,
leukopenia, neutropenia, trombositopenia, edema paru,
fibrosis, dan hipersensitivitas. Diaphoresis, dermatitis
eksfoliatif, pruritus, ruam, lesi kulit, urtikaria
Mexiletine Mekanisme Menghambat natrium saat ini ke dalam sehingga
kerja mengurangi laju kenaikan dari potensial aksi.
menghambat sinyal elektrik tertentu di dalam jantung
yang dapat menyebabkan ketidakteraturan detak
jantung.
Indikasi Obat ini juga berguna untuk memulihkan ritme jantung
normal dan mempertahankan detak jantung yang teratur
Kontra Bradikardia, defek konduksi, disfungsi sinus node,
Indikasi Hipotensi
Dosis Dosis awal: 200 mg oral setiap 8 jam saat pengendalian
aritmia cepat tidak penting.
Penyesuaian dosis minimal 2-3 hari disarankan.
Dosis mungkin disesuaikan dengan meningkatkan atau
mengurangi sebanyak 50-100 mg.
Efek Samping Pusing, hendak pingsan, atau lelah, Koordinasi buruk,
Mulut kering, Sakit perut, nyeri ulu hati, muntah, atau
nafsu makan berkurang, Diare atau sembelit, Lesu
Mati rasa, kesemutan, atau gemetaran, Telinga
berdenging, Ruam atau Depresi.
Flecainid Mekanisme menghalangi sinyal-sinyal listrik tertentu pada
kerja jantung yang dapat menyebabkan detak jantung
tidak teratur. Mengobati detak jantung yang tidak
teratur dapat menurunkan risiko pembekuan darah
Indikasi Mengobati detak jantung yang tidak teratur dapat
menurunkan risiko pembekuan darah, dan efek ini
dapat mengurangi risiko serangan jantung atau stroke.
Kontra Indikasi Serangan jantung, Sudah ada blok atrioventrikular
kedua atau ketiga derajat
dikenal hipersensitivitas
Dosis Dosis awal: 100 mg diminum setiap 12 jam.
Dosis perawatan: Dapat ditingkatkan dengan
penambahan tawaran 50 mg setiap 4 hari sampai
khasiat dicapai.
Efek Samping Pusing, tremor atau gemetaran, sakit kepala
kecemasan atau depresi, masalah penglihatan, mual,
muntah, sakit perut
diare, sembelit, mati rasa atau kesemutan
Propafenon Mekanisme Depresi kuat fase 0, konduksi lambat (3+ - 4+), efek ringan
kerja terhadap repolarisasi
Indikasi aritimia ventrikel, takiaritmia supraventrikel paroksismal

Kontra Gagal jantung kongestif yang tidak trkontrol, syok kardiogenik


Indikasi
Dosis Berat badan lebih dari atau sama dengan 70 kg, dosis awal 150 mg 3
kali sehari sesudah makan, di rumah sakit, yang langsung diikuti
dengan monitoring EKG dan tekanan darah (jika perpanjangan
interval QRS lebih dari 20%, dosis dikurangi atau dihentikan hingga
EKG kembali ke normal); dosis dapat ditingkatkan menjadi 300 mg 2
kali sehari, dengan interval waktu sekurangnya 3 hari dan jika
diperlukan, ditingkatkan menjadi maksimal 300 mg 3 kali sehari;
Berat badan di bawah 70 kg, dosis dikurangi; Lansia, dapat
merespons dosis yang lebih rendah.
Efek Samping efek antimuskarinik termasuk konstipasi, pandangan kabur, dan
mulut kering; telah dilaporkan pusing, mual dan muntah, letih,
mulut terasa pahit, diare, sakit kepala, dan reaksi alergi kulit;
hipotensi postural, terutama pada lansia; bradikardi, sino-atrial,
penghambatan atrioventrikel atau intraventrikel, efek aritmogenik
(pro-aritmia), jarang terjadi: reaksi hipersensitivitas (kolestasis,
gangguan darah, sindrom lupus), kejang; juga dilaporkan mioklonik.
Propranolol Mekanisme Menghamabt pengaruh adrenoreseptor beta terhadap nodus AV
kerja
Indikasi Propranolol terutama digunakan untuk pengobatan takiaritmia
supraventrikular yang meliputi fibrilasi atrium, atrium flutter,
takikardi supraventrikuler paroksismal. Tujuan pengobatan pada jenis
aritmia ini adalah untuk memperlambat denyut ventrikel dan bukan
untuk meniadakan aritmia. Tidak jarang propranolol ditambahkan
pada pengobatan fibrilasi dan flutter atrium dengan digitalis, bila
dengan digitalis saja tidak tercapai efek terapi.
Kontra Penderita hipersensitivitas, asma, PPOK, gagal jantung yang tak
Indikasi terkendali, bradikardi yang nyata, hipotensi, syok kardiogenik,
bronkospasme.
Dosis Untuk atrial fibrilasi (diberikan pada kondisi stabil jangka panjang
untuk kendali laju jantung): 3 x 10-40 mg peroral.
Dosis propranolol untuk SVT:
Total dosis: 0.5-1 mg/kgBB selama 1 menit diulang sampai total 0.1
mcg/kgBB/menit, IV lambat dibagi dalam tiga pemberian dengan
interval waktu antara 2-3 menit. Jangan melebihi 1 mg per menit.
Dapat diulangi 2 menit kemudian jika sangat diperlukan.
Efek Bradikardia, gagal jantung, hipotensi, bronkospasme, vasokonstriksi
Samping perifer, gangguan saluran pencernaan, fatigue, gangguan konduksi,
gangguan tidur, ruam kulit.
Asebutolol Mekanisme Bekerja engan menghambat (blocking) receptor beta yang
kerja ada di dalam pembuluh darah dan jantung yang bisa aktif
disebabkan oleh hormon seperti adrenalin. Dengan
menghambat aktivasi receptor ini, pembuluh darah dan
jantung anda akan mengalami relaksasi dan tidak bekerja
terlalu keras. Hal ini juga dapat menurunkan tekanan darah
dan juga denyut nadi
Indikasi penanganan jenis denyut nadi yang tidak normal (PVC atau
premature ventricular contraction).
KontraIndikasi Asma, COPD, diabetes, hipertiroidisme, gangguan hati,
gangguan ginjal, gagal jantung, wamil, wansui, anak-anak.
Dosis Dosis awal : 2 x sehari 200 mg, dosis dapat ditingkatkan sesuai
respon pasien.
Dosis maksimal : 1.2 g / hari dalam dosis terbagi.
Penyesuaian dosis :
Dosis orang lanjut usia : Dosis pemeliharaan rendah. Hindari
dosis> 800 mg / hari.
penderita gangguan ginjal (CrCl kurang dari 50 mL / menit) :
dosis harian dikurangi 50 %.
penderita gangguan ginjal (CrCl kurang dari 25 mL / menit) :
dosis harian dikurangi 75 %.
Efek Samping Denyut nadi yang lebih lambat daripada biasanya, Kepala terasa
ringan, Rasa lelah, Sakit kepala ,Konstipasi, Diare, Lambung
bermasalah, Otot terasa nyeri.
Esmolol Mekanisme Memblok reseptor adrenergik dan vasodilatasi pembuluh darah.
kerja
Indikasi Takikardia supraventrikular, Takikardia intraoperatif dan pasca operasi

Kontraindikasi sinus bradycardia, blok jantung lebih tinggi dari tingkat pertama, sick sinus
syndrome,gagal jantung akut, cardiogenic shock, IV administration pada
cardiodepressant calcium-channel antagonists (verapamil), reaksi
hipersensitif,
Dosis Dosis umum dewasa untuk Atrial Fibrillation:
Dosis awal: Loading infusion of 500 mcg/kg/menit (0.5 mg/kg/menit)
selama 1 menit.
Dosis maintenance: 50 mcg/kg/min (0.05 mg/kg/min) selama 4 menit.
Dosis umum dewasa untuk Atrial Flutter:
Dosis awal: Loading infusion of 500 mcg/kg/menit (0.5 mg/kg/menit)
selama 1 menit.
Dosis maintenance: 50 mcg/kg/min (0.05 mg/kg/min) selama 4 menit.
Dosis umum dewasa untuk Supraventricular Tachycardia:
Dosis awal: Loading infusion of 500 mcg/kg/menit (0.5 mg/kg/menit)
selama 1 menit.
Dosis maintenance: 50 mcg/kg/min (0.05 mg/kg/min) selama 4 menit.
Dosis umum dewasa untuk Intra- atau Post-op SVT atau Hypertension:
Kontrol langsung: 80 mg (sekitar 1 mg/kg) bolus dosis selama 30 detik
diikuti dengan 150 mcg/kg/menit infusion, jika diperlukan. Atur laju infus
sesuai kebutuhan dengan maksimum 300 mcg/kg/menit untuk menjaga
denyut jantung dan atau tekanan darah.
Efek Samping Hipotensi, Reaksi situs infus, Mual, Pusing, Kantuk, Kegelisahan, Depresi,
Kejang
Amiodarone Mekanisme Mengontrol kecepatan denyut nadi pada aritmia atrial dengan
Hcl kerja menurunkan kontraktilitas miokard.
Indikasi Pengobatan untuk fibrilasi atrium dan takiaritmia ventrikular.

KontraIndikasi Bradikardi sinus, blok SA, kecuali bila digunakan pacu jantung
hindarkan pada gangguan konduksi yang berat atau penyakit nodus
SA, gangguan fungsi tiroid, kehamilan dan menyusui, sensitivitas
terhadap iodium, hindari pemberian intravena pada gagal
pernafasan yang berat, kolaps sirkulasi, hipotensi arterial yang berat.
Dosis Dosis oral : awal 200 mg 3 kali sehari selama 1 minggu, 200 mg 2 kali
sehari selama 1 minggu berikutnya, dosis penunjang : 1x 200 mg
sehari atau dosis minimal yang diperlukan untuk mengendalikan
aritmia.

Infus intravena: 5 mg/kgBB dengan infus iv selam 20 menit - 2 jam


dengan pantauan EKG. Maksimal 1,2g dalam 24 jam . Dosis rumatan:
10-20 mg/kgBB/hari dalam 250ml larutan glukosa.
Efek Samping Mikrodeposit di kornea yang reversibel, neuropati perifer dan
miopati, bradikardi dan gangguan konduksi, fototoksisitas dan
pigmentasi, hipotiroidisme, hipertiroidism, alveolitis paru yang difus,
pneumonitis, dan fibrosis, peningkatan transaminase serum,
hepatitis, sirosis hepatik, hipotensi, pusing, lemas, sakit kepala.
Bretilium Mekanisme kerja Memperpanjang repolarisasi
Menghambat pelepasan norepinefrin dan rangsangan
adrenergikdi saraf terminal.

Indikasi Efektif untuk aritmia ventrikel yang mengancam


jiwa (ventrikel takikardia atau fibrilasi berulang)
yang terjadi selama infark miokard yang gagal
berespons terhadap lidokain atau prokainamid.

Kontra Indikasi hipersensitivitas


Dosis 5-10 mg/kgBB yang di berikan perinfus selama 10-
30 menit
Efek Samping Bradikardia, Hipotensi, Sakit dada, Pusing Ringan,
Keadaan pingsan, Rasa pusing, Mual, Muntah
Sotalol Mekanisme bekerja pada otot jantung dengan memperpanjang potensial aksi
kerja miokard sehingga memperlambat denyut jantung dan
menstabilkan ritme.
Indikasi aritmia yang mengancam jiwa termasuk takiaritmia ventrikel, takiaritmia
ventrikel simtomatik yang tidak terus-menerus, profilaksis takikardi
atrium paroksismal atau fibrilasi atrium, takikardi AV kambuhan
paroksismal, takikardi supraventrikel paroksismal setelah bedah jantung,
mempertahankan irama sinus setelah kardioversi fibrilasi atau fluter
atrium.
Kontra Indikasi asma, gagal jantung yang tak terkendali, bradikardi yang nyata,
hipotensi, sindrom penyakit sinus, blok AV derajat dua atau tiga, syok
kardiogenik; feokromositoma. Bronkospasme, sindrom QT panjang
kongenital atau yang baru diperoleh; torsades de pointes; gagal ginjal.
Dosis oral dengan pemantauan EKG dan pengukuran interval QT, aritmia, dosis
awal 80 mg sehari dalam 1-2 dosis; tingkatkan sedikit demi sedikit dengan
interval 2-3 hari sampai dosis lazim 160-320 mg sehari dalam 2 dosis
terbagi; dosis lebih tinggi 480-640 mg sehari untuk aritmia ventrikel yang
mengancam jiwa dibawah pengawasan dokter.
Injeksi intravena selama 10 menit, aritmia akut, 20-120 mg dengan
pemantauan EKG, jika perlu ulangi dengan interval 6 jam diantara injeksi.
Efek Samping efek aritmogenik (proaritmik) (torsades de pointes-risiko meningkat pada
wanita). bradikardi, gagal jantung, hipotensi, gangguan konduksi,
bronkospasme, vasokonstriksi perifer, gangguan saluran cerna, fatigue,
gangguan tidur, jarang ruam kulit dan mata kering (reversibel bila obat
dihentikan), eksaserbasi psoriasis.
Ibutilide Mekanisme kerja Menyebabkan delay repolarisasi dan
memperpanjang periode refractory
dengan pemasukan lambat Na+

Indikasi Untuk mengobati fibrilasi atrial atau atrial


flutter
Kontra Indikasi hipersensitivitas

Dosis Dosis Dewasa biasa untuk Fibrilasi Atrium


dan Atrial Flutter (Jantung Berdebar)
Dosis awal: 60 atau lebih Kg: 1 mg IV
diberikan perlahan-lahan selama 10 menit.
Kurang dari 60 Kg: 0,01 mg / kg IV
diberikan perlahan-lahan selama 10 menit.

Efek Samping reaksi alergi : gatal-gatal, kesulitan


bernapas, pembengkakan wajah, bibir,
lidah, atau tenggorokan. Sakit kepala.
Mual. torsade de pointers, hipotensi.
dofetilide Mekanisme kerja Selektif blok saluran kalium dalam membran sel
miokard terlibat dalam repolarisasi jantung. Dengan
memblokir saluran kalium, dofetilide Memperpanjang
ventrikel refrakter (melebar interval QT), periode
refrakter efektif.
Indikasi Takiaritmia reentrant, seperti fibrilasi atrium, atrial flutter,
dan takikardia ventrikel
Kontra Indikasi Pasien dengan bawaan atau dengan Sindrom QT panjang,
hipersensitivitas. gangguan konduksi jantung tanpa alat
pacu jantung buatan, Terapi bersamaan dengan
cimetidine, hydrochlorothiazide, ketoconazole,
trimetoprim, atau verapamil; hipersensitivitas terhadap
dofetilide atau komponennya; gangguan ginjal berat
(bersihan kreatinin kurang dari 20 ml / menit / 1,73 m2)
Dosis 125 mcg sekali sehari hingga 500 mcg dua kali sehari. Dosis
didasarkan pada kreatinin dan perpanjangan selang QTc. Dosis
disesuaikan 2 sampai 3 jam setelah selang waktu QTc basis dosis
pertama.
Efek Samping Sakit kepala, Sakit dada, Pusing, Nafas yg sulit, Mual, Sindrom
flu, Insomnia, ruam kulit ringan, Sakit punggung, aritmia
ventrikel (termasuk torsades de pointes dan takikardia
ventrikel), Cerebral iskemia, wajah atau flaccid paralysis
Verapamil Mekanisme Menurunkan kecepatan depolarisasi spontan fase 4 dan
kerja melambatkan konduksi pada jaringan yang tergantung
pada arus masuk kalsium seperti nodus, AV, otot polos
vaskular dan jantung
Indikasi Obat pilihan setelah adenosin (alternatif)untuk menghentikan
SVT (Supraventricular Tachycardia) re-entri dengan kompleks
QRS sempit dan tekanan darah yang adekuat dan fungsi
ventrikel kiri yang baik.

Kontra Indikasi Penderita hipersensitivitas, syok kardiogenik, infark miokard


akut dengan komplikasi
Dosis Dosis pertama 2,5-5 mg IV bolus selama 2 menit (3 menit
pada usia lanjut),
Dosis berikutnya 5-10 mg IV jika diperlukan dengan interval
waktu 15-30 menit dari pemberian dosis pertama. Dosis
maksimum 20 mg IV
Efek Samping Konstipasi, pusin, mual, hipotensi, sakit kepala, bradikardia,
ruam.
Diltiazem Mekanisme Menurunkan kecepatan depolarisasi spontan fase 4
kerja dan melambatkan konduksi pada jaringan yang
tergantung pada arus masuk kalsium seperti nodus,
AV, otot polos vaskular dan jantung
Indikasi Mengendalikan laju ventrikel pada atrial fibrilasi dan
atrial flutter, menghentikan aritmia reentri pada
tingkat AV nodul
Kontra Indikasi Bradikardia berat,gagal jantung
kongestif,kehamilan,menyusui, hipersensitif
Dosis Akut : pemberian 15-20 mg (0,25 mg/kgBB) intravena
selama 2 menit. Dapat diulangi 15 menit kemudian
dengan dosis 20-25 mg (0,35 mg/kgBB) selama 2
menit.
Pemeliharaan : 5-15 mg/jam, dititrasi hingga tercapai
laju nadi fisiologis. Dapat diencerkan dengan dekstrosa
5 % aau normal salin

Efek Samping Bradikasi, blokade AV, jantung berdebar, pusing,


hipotensi,malaise, asthenia, sakit kepala, muka merah,
ruam kulit.
Adenosine Mekanisme kerja Merangsang adenosine A-1 reseptor yang selanjutnya megaktifkan
arus K+ yang sensitif terhadap asetilkolin di SA dan AV node, juga di
atrium sehingga menyebabkan perpendekan durasi potensial aks,
hierpolarisasi membran sel dan menghambat otomatisasi.
Indikasi 1. Obat utama pada takikardi dengan QRS sempit yaitu
Supraventrikular Takikardi. Obat ini efektif untuk menghentikan
proses re-entri pada nodus AV dan nodus SA.
2. Takikardi dengan kompleks QRS lebar yang regular dan
monomorfik.
3. Kasus takikardi dengan kompleks QRS sempit re-entri yang tidak
stabil.
Kontra Indikasi Blok AV serajat 2 atau 3 dn sindrom gangguan sinus ,asma, takikarsi
karena obat.
Dosis - Letakkan pasien pada posisi mild-reverse trendelenburg (kepala
lebih tinggi daripada kaki) sebelum pemberian obat.
- Bolus 6 mg adensine (10 mg ATP intravena cepat dalam waktu 3
detik diikuti bolus saline normal 20 ml, kemudian lengan diangkat.
- Bila diperlukan dosis kedua adenosine 12 mg (20 mg ATP IV ) dapat
diberika dalam 1-2 menit setelah pemberian pertama

Efek Samping Muka merah, nyeri dada,kepala terasa ringa,bradikardia berat,


Digoksin Mekanisme Memendekan periode refrakter sel-sel miokard atrium
kerja dan ventrikel, memanjangkan periode refrakter efektif
dan mengurangi kecepatan konduksi serabut purkinye

Indikasi Memperlambat respon ventrikel pada kasus atrial fibrilasi/


atrial flutter
Kontra Indikasi Blok jantung komplit yang intermiten, blok AV derajat II,
aritmia supraventrikular karena sidrom Wolf Parkinson
White, takikardi
Dosis Penanganan atrial fibrilasi dengan respon ventrikular cepat
:
Intravena : dosis awal 4-6 mcg/kg diberikan dalam 5 menit
Dosis selanjutnya : 2-3 mcg/kg (4-8 jam berikutnya). Total 8-
2 mcg/kg terbagi dalam 8-12 jam
Penanganan atrial fibrilasi denga kondisi stabil jangka
panjang untuk kendali laju : Digoksi 1x1,125-0,5 mg per oral
Efek Samping Biasanya karena dosis yang berlebih termasuk
Mual,mutah,diare, nyeri abdomen, gangguan penglihatan,
mengatuk,pusing, bingung
…MATUR NUWUN…

Anda mungkin juga menyukai