Anda di halaman 1dari 20

BIOGRAPHY AND THEORY

EDWARD L. THORNDIKE
KELOMPOK 6:
1. ARRAFUNNISA FADHILA (1808015174)
2. DIVIA VIANTIKA AULIA (1808015173)
3. FEBRI AYU RESTIANI (1808015172)
EDWARD L. THORNDIKE
(1874-1949)

Who is
Edward L. Thorndike?
EDWARD L. THORNDIKE

Edward Lee Thorndike adalah pelopor Amerika perbandingan psikologi


yang dilahirkan di Lowell, Massachusetts pada 1874 dan merupakan anak dari
seorang pendeta Metodis di Lowell, Massachusetts.
Thorndike dan ketertarikannya dalam bidang psikologi terjadi setelah ia
membaca buku karya William James yang berjudul Principles of Psychology dan
setelah lulus dari Universitas Wesleyan (1895), ia terdaftar di Harvard untuk
belajar dibawah pimpinan James McKeen Cattel (1895-1897).
Lahir di Lowell, Massachusetts
pada tanggal 31 Agustus 1874

Meninggal di Montrose,
New York pada tanggal 10
Agustus 1949
EDWARD L. THORNDIKE

Thorndike menyelesaikan gelar Ph.D pada tahun 1898 di Columbia University, dan ia
dianugerahi gelar Doktor untuk tesis “Kecerdasan Hewan: Kajian eksperimental
proses asosiatif pada hewan.“, dimana ia menyimpulkan bahwa pendekatan
eksperimental adalah satu-satunya cara untuk memahami belajar dan mendirikan
“Hukum Pengaruh” yang terkenal.
Thorndike menghabiskan satu tahun di College for Women of Case Western Reserve
di Cleveland, Ohio. Kemudian ia menjadi instruktur psikologi di Teachers College,
Columbia University, mempelajari pembelajaran manusia, pendidikan, dan tes mental. Ia
tetap di Columbia selama sisa karirnya.
EDWARD L. THORNDIKE

Penelitian pionir Edward L. Thorndike di bidang pembelajaran manusia


dan hewan adalah yang paling berpengaruh dalam sejarah Psikologi. Pada
tahun 1912, ia diakui atas prestasinya dan terpilih sebagai presiden American
Psychological Association. Pada tahun 1934, Asosiasi Amerika untuk Kemajuan
Ilmu Pengetahuan memilih Thorndike sebagai satu-satunya ilmuwan sosial
untuk mengepalai organisasi profesional ini. Thorndike pensiun pada tahun
1939, tetapi bekerja aktif sampai kematiannya pada tahun 1949.
THORNDIKE’S THEORY
TEORI KONEKTIVITAS THORNDIKE

Teori belajar Thorndike disebut Connectionism Theory (Teori


Konektivitas). Ia menggambarkannya sebagai hubungan antara
kesan indera dan dorongan untuk bertindak.

Teori belajar Thorndike merepresentasikan kerangka


kerja psikologi S-R yang asli
TRIAL AND ERROR LEARNING
Dalam teori S-R dikatakan bahwa dalam proses belajar, pertama kali oragnisme
(manusia, hewan) belajar dengan cara coba salah (Trial and Error).
Percobaan awal Thorndike melibatkan kucing yang kelaparan untuk melepaskan diri dari
kotak teka-teki (puzzle box). Kotak tersebut terdiri dari tiang atau rantai yang
tergantung dari atas dan makanan yang diletakkan diluar kotak percobaan tersebut.
Kucing akan mendorong tiang atau menarik rantai untuk keluar dari kotak. Eksperimen
ini lalu terkenal dengan nama instrumental conditioning.
INSTRUMENTAL CONDITIONING
TRIAL AND ERROR LEARNING: RESULTS

Hasil dari percobaan


puzzle box menyarankan
bahwa waktu untuk
memecahkan masalah
menurun sebagai uji
coba.
TRIAL AND ERROR LEARNING: CONCLUSIONS

Pembelajaran adalah
incremental/bertahap
(garis biru) dan tidak
insightful/berwawasan
(garis merah). Hewan
belajar dengan tidak
melakukan pemikiran atau
penalaran.
CIRI-CIRI BELAJAR DENGAN TRIAL AND ERROR

1. Ada motif pendorong aktifitas.


2. Ada berbagai respon terhadap situasi.
3. Ada eliminasi respon-respon yang salah atau gagal.
4. Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan.
THE LAW OF LEARNING
TIGA HUKUM BELAJAR

1. Hukum Keberanian (Law of Readiness)


2. Hukum Latihan (Law of Exercise)
3. Hukum Pengaruh (Law of Effect)
HUKUM KEBERANIAN (LAW OF READINESS)

Hukum utama belajar menurut Thorndike adalah ‘Hukum Kesiapan’ atau ‘Hukum
Tendensi Tindakan’, yang berarti bahwa pembelajaran terjadi ketika kecenderungan
tindakan terangsang melalui penyesuaian persiapan, menetapkan set atau sikap.
Kesiapan berarti persiapan tindakan. Jika seseorang tidak siap untuk belajar, belajar
tidak dapat secara otomatis ditanamkan dalam dirinya, misalnya, kecuali juru ketik,
untuk belajar mengetik mempersiapkan dirinya untuk memulai, dia tidak akan
membuat banyak kemajuan dengan cara lesu dan tidak siap.
HUKUM LATIHAN (LAW OF EXERCISE)

Hukum latihan memiliki dua bagian:


a) The Law of Use, yaitu hukum yang menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan
respon akan menjadi kuat bila sering digunakan atau dengan kata lain sering
diadakannya latihan antara stimulus dan respon.
b) The Law of Disuse, yaitu hukum yang berkebalikan dengan hukum diatas, yaitu hubungan
stimulus dan respon akan melemah bila tidak ada latihan.
Banyak contoh kasus ini ditemukan dalam kasus pembelajaran manusia. Belajar
mengemudikan mobil, mengetik, menyanyi, atau memancarkan puisi atau tabel matematika,
dan musik, dll. Perlu latihan dan pengulangan berbagai gerakan dan tindakan berkali-kali.
HUKUM PENGARUH (LAW OF EFFECT)

Hukum Akibat dibagi menjadi dua yaitu;


a) Hubungan antara stimulus dan respon akan menguat jika hubungan konsesuensinya
adalah keadaan yang memuaskan.
b) Hubungan antara stimulus dan respon akan melemah jika hubungan konsekuensinya
adalah keadaan yang tidak memuaskan.
Hal ini menunjukkan bagaimana pengaruh hasil perbuatan bagi perbuatan itu sendiri. Dalam
pendidikan hukum ini diaplikasikan dalam bentuk hadiah dan hukuman.
PENERAPAN TEORI THORNDIKE DALAM BELAJAR

1. Thorndike berpendapat bahwa cara mengajar yang baik bukanlah mengharapkan murid
tau apa yang telah diajarkan.
2. Tujuan Pendidikan masih dalam batas kemampuan belajar peserta didik.
3. Agar peserta didik dapat mengikuti pelajaran, proses pembelajaran harus bertahap dari
yang sederhana hingga yang kompleks.
4. Dalam belajar motivasi tidak terlalu penting, karena perilaku peserta didik terutama
ditentukan oleh external reward dan bukan intrinsic motivation.
5. Situasi belajar harus menyenangkan dan materi yang diberkan harus bermanfaat.
THANK YOU FOR YOUR
ATTENTION 

Anda mungkin juga menyukai