EDWARD L. THORNDIKE
KELOMPOK 6:
1. ARRAFUNNISA FADHILA (1808015174)
2. DIVIA VIANTIKA AULIA (1808015173)
3. FEBRI AYU RESTIANI (1808015172)
EDWARD L. THORNDIKE
(1874-1949)
Who is
Edward L. Thorndike?
EDWARD L. THORNDIKE
Meninggal di Montrose,
New York pada tanggal 10
Agustus 1949
EDWARD L. THORNDIKE
Thorndike menyelesaikan gelar Ph.D pada tahun 1898 di Columbia University, dan ia
dianugerahi gelar Doktor untuk tesis “Kecerdasan Hewan: Kajian eksperimental
proses asosiatif pada hewan.“, dimana ia menyimpulkan bahwa pendekatan
eksperimental adalah satu-satunya cara untuk memahami belajar dan mendirikan
“Hukum Pengaruh” yang terkenal.
Thorndike menghabiskan satu tahun di College for Women of Case Western Reserve
di Cleveland, Ohio. Kemudian ia menjadi instruktur psikologi di Teachers College,
Columbia University, mempelajari pembelajaran manusia, pendidikan, dan tes mental. Ia
tetap di Columbia selama sisa karirnya.
EDWARD L. THORNDIKE
Pembelajaran adalah
incremental/bertahap
(garis biru) dan tidak
insightful/berwawasan
(garis merah). Hewan
belajar dengan tidak
melakukan pemikiran atau
penalaran.
CIRI-CIRI BELAJAR DENGAN TRIAL AND ERROR
Hukum utama belajar menurut Thorndike adalah ‘Hukum Kesiapan’ atau ‘Hukum
Tendensi Tindakan’, yang berarti bahwa pembelajaran terjadi ketika kecenderungan
tindakan terangsang melalui penyesuaian persiapan, menetapkan set atau sikap.
Kesiapan berarti persiapan tindakan. Jika seseorang tidak siap untuk belajar, belajar
tidak dapat secara otomatis ditanamkan dalam dirinya, misalnya, kecuali juru ketik,
untuk belajar mengetik mempersiapkan dirinya untuk memulai, dia tidak akan
membuat banyak kemajuan dengan cara lesu dan tidak siap.
HUKUM LATIHAN (LAW OF EXERCISE)
1. Thorndike berpendapat bahwa cara mengajar yang baik bukanlah mengharapkan murid
tau apa yang telah diajarkan.
2. Tujuan Pendidikan masih dalam batas kemampuan belajar peserta didik.
3. Agar peserta didik dapat mengikuti pelajaran, proses pembelajaran harus bertahap dari
yang sederhana hingga yang kompleks.
4. Dalam belajar motivasi tidak terlalu penting, karena perilaku peserta didik terutama
ditentukan oleh external reward dan bukan intrinsic motivation.
5. Situasi belajar harus menyenangkan dan materi yang diberkan harus bermanfaat.
THANK YOU FOR YOUR
ATTENTION