Anda di halaman 1dari 86

KOMUNIKASI KEPERAWATAN

BY : MURTIANI
KONSEP UMUM KOMUNIKASI

KOMUNIKASI:
 Proses yang sangat khusus & paling berarti dari
perilaku
 Komunikasi tidak tepat  salah paham

konsep & proses komunikasi
harus dipahami oleh setiap
orang (termasuk perawat)

2
KOMUNIKASI
 suatu proses dimana informasi ditransmisikan melalui
sebuah sistim lewat simbol, tanda, atau perilaku yg
umum

 suatu proses pertukaran informasi/ proses pemberian


arti sesuatu

 suatu proses yg sedang berlangsung sedinamis dari


kegiatan yg berkaitan dgn pemindahan arti dari
pengiriman pesan ke penerima pesan

proses penyampaian pesan/ informasi
dari seseorang kepada orang lain

3
PERSEPSI

 Northouse & Northouse (1992): pandangan


personal terhadap suatu kejadian
 Dibentuk oleh harapan & pengalaman
 Persepsi individu pada situasi yg sama dapat
berbeda

4
KOMPONEN PROSES KOMUNIKASI
environment

feedback

Communication skills

noise

encoding

decoding

SENDER RECEIVER
media

setting
Message variables-verbal and non verbal

feedback

environment

Gb1. Model Komunikasi Keperawatan


5
Penjelasan:
 Sender = encoder  seseorang yg mempunyai inisiatif menyampaikan
pesan kepada orang lain dimana pesan disampaikan secara verbal
maupun non verbal
 Receiver = decoder seseorang yang menerima pesan
 Pesan = message  informasi yg diterima
 Variabel pesan:
 Komunikasi verbal
- bahasa  ekspresi ide/ perasaan
- kata-kata  alat/ simbol/ mengekspresikan ide,
membangkitkan respon emosional, atau menguraikan objek,
observasi & ingatan
 Komunikasi non verbal
- merupakan pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-
kata
- Contoh perilaku: menangis, tertawa, menjerit, mengerang
- Bentuk lain: ekspresi wajah, isyarat, sikap tubuh, cara berjalan

6
Penjelasan:
 Suara/ bunyi  untuk menghindari penyampaian pesan yg tidak akurat
 Keterampilan komunikasi meliputi kemampuan pengirim &
penerima pesan untuk observasi, mendengar, klarifikasi & valisadasi
arti pesan
 Setting  tempat/ lokasi komunikasi berlangsung
 Media :
 Merupakan channel sensory yg membawa pesan
 Contoh: pendengaran, penciuman, penglihatan, peraba dan perasa
 Umpan balik:
 Merupakan proses lanjutan dari pesan yang diterima
 Receiver memberikan tanggapan kepada sender
 Lingkungan :
 Lingkungan eksternal, misal: suhu, ruangan, bau, cahaya
 Lingkungan internal, misal: perasaan lelah  malas berkomunikasi

7
JENIS KOMUNIKASI
 Komunikasi verbal
 Menggunakan kata-kata/ tulisan
 Perawat harus menguasai teknik komunikasi verbal
yg efektif
 Karakteristik komunikasi verbal yg efektif:
 Jelas & ringkas
 Perbendaharaan kata
 Arti denotatif & konotatif
 Intonasi
 Kecepatan berbicara
 humor

8
JENIS KOMUNIKASI

 Komunikasi non verbal


 Merupakan bahasa tubuh  isyarat, pergerakan
tubuh, penampilan fisik
 Perawat perlu menyadari pesan verbal & non verbal
 Komunikasi non verbal teramati pada:
 Penampilan fisik  pakaian/ dandanan
 Sikap tubuh & cara berjalan
 Ekspresi wajah
 Sentuhan
 Intonasi (nada suara)

9
Faktor-faktor yg mempengaruhi proses komunikasi

1. Perkembangan
2. Persepsi
3. Nilai
4. Latar belakang sosial budaya
5. Emosi
6. Pengetahuan
7. Peran
8. Tatanan interaksi

10
Tingkat Komunikasi

1. Komunikasi intrapersonal

2. Komunikasi interpersonal

3. Komunikasi publik

11
HUBUNGAN P-K YANG TERAPEUTIK

 Proses: belajar dan pengalaman bersama (P-K)


 Alat: - Diri perawat
- Teknik pendekatan
 Tujuan: untuk perkembangan klien
1.  kesadaran, penerimaan, penghargaan diri
2.  pengertian identitas dan integritas
3. Mampu membina hubungan intim,
interdependen, menerima/ memberi kasih
sayang
4.  fungsi dan kemampuan memenuhi
kebutuhan dan tujuan dan pemecahan
masalah
12
KESADARAN DIRI PERAWAT DALAM
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
 Perawat merupakan profesi yang menolong manusia untuk
beradaptasi secara positif terhadap stres yang dialami.
 Pertolongan yng diberikan harus bersifat terapeutik.
 Instrumen utama yang dipakai adalah DIRI PERAWAT SENDIRI
 Analisa diri sendiri merupakan dasar utama untuk dapat
memberikan asuhan yang berkualitas
 Fokus Analisa Diri
1. Kesadaran diri
Perawat perlu menjawab pertanyaan “Siapa
saya”
Perawat harus dapat mengkaji perasaan,
perilakunyasecara probadi maupun sbg
pemberi perawatan.
Kesadaran diri akan membuat perawat
menerima perbedaan dan keunikan klien.
“ JOHARI WINDOW” menggambarkan ttg
perilaku, pikiran, perasaan seseorang.
JOHARI WINDOW
Menggambarkan tentang perilaku, fikiran, perasaan
seseorang.

Diketahui diri oleh diri Hanya diketahui oleh


sendiri dan orang lain orang lain

Hanya diketahui oleh diri Tidak diketahui oleh


sendiri siapapun
3 Prinsip Johari Window
1. Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain.
2. Jika kuadran 1 paling kecil, bermakna komunikasi buruk dan
kesadaran diri kurang.
3. Kuadran 1 paling besar , bermakna individu memiliki kesadaran diri
tinggi.
Cara meningkatkan kesadaran diri
1. Mempelajari diri sendiri
2. Belajar dari orang lain
3. Membuka Diri
 Klarifikasi Nilai
Perawat sebaiknya mempunyai sumber kepuasan yang cukup ,
shg tidak menggunakan klien sbg sumber kepuasan dan
keamanannya.
 Eksplorasi Perasaan
Perawat perlu terbuka dan sadar akan perasaannya , dengan
demikian perawat akan mendapat informasi ttg :
1. Bagaimana responnya pada klien
2. Bagaimana penampilannya pada klien
 Kemampuan Menjadi Model
Perawat yg memiliki masalah pribadi mis: hub interpersonal yg
terganggu akan berdampak pada hubungannya dg klien.
SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI

 SIKAP FISIK
(Egan, 1993, dikutip oleh
Kozier dan Erb, 2012)
 SIKAP PSIKO – SOS
DIMENSI RESPON
DIMENSI TINDAKAN
(Dikutip oleh Stuart dan
Sundeen, 2012)

18
SIKAP FISIK

 POSISI BERHADAPAN
 KONTAK MATA
 BUNGKUK KE ARAH
KLIEN
 SIKAP TERBUKA
 RELAKS

19
SIKAP PSIKO -
SOSIAL
DIMENSI RESPON

-IKHLAS Terbuka, jujur, tulus, aktif

-MENGHARGAI (-) Mengkritik, ejek, hina,


sepele
(+) Minta maaf, siap selalu

-EMPATI Hangat, berminat,


pemecahan masalah

-KONKRIT Penjelasan: akurat dan jelas


20
SIKAP PSIKO - SOSIAL
DIMENSI TINDAKAN
①KONFRONTASI KETIDAKSESUAIAN
(assertive) - KONSEP DIRI & IDEAL DIRI
- VERBAL & PERILAKU
- PENGALAMAN KLIEN &
PERAWAT
②SEGERA - FOKUS PADA SAAT INI
- SENSITIF & INGIN SEGERA
MEMBANTU
③TERBUKA - PENGALAMAN PERAWAT UNTUK
TERAPI
④”EMOTIONAL CATHARSIS”
⑤BERMAIN PERAN

21
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. MENDENGAR (LISTENING)
☺ dasar utama
☺ dengan mendengar tahu perasaan K
☺ klien > bicara
☺ pendengar aktif:
- kontak mata
- Menunjukkan: perhatian, motivasi
- Sikap empati, wajar
- Tidak menyela pembicaraan
- Melawan prasangka sendiri
- Bertanya

22
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

2. Pertanyaan terbuka (Broad Opening)


Contoh:
- Apa yang sedang saudara pikirkan?
- Apa yang akan kita bicarakan hari ini? :
gambaran bebas memilih
Mendorong & menguatkan dengan cara
listening, atau
- Saya mengerti
-O–O–O-O

23
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
3. Mengulang (Restating)
Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan
Mengulang sebagian
Guna : - indikasi mengikuti
- menguatkan ungkapan klien
4. Klarifikasi
Dilakukan bila: perawat ragu, tidak jelas, tak
dengar, klien malu, bicara tidak lengkap, &
loncat-loncat
Contoh: dapatkah anda jelaskan kembali
tentang…
 untuk menjelaskan ide-ide perasaan, persepsi
antara perawat & klien.

24
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
5. Refleksi
a. Refleksi isi
- Validasi apa yang didengar
- Klarifikasi ide yang diekspresikan klien &
memvalidasi pengertian perawat & klien
b. Refleksi perasaan
- Respon pada perasaan klien terhadap isi
- Agar klien tahu & menerima perasaannya
Guna: - u tahu & menerima ide & perasaan
- mengoreksi
- memberi keterangan > jelas
Rugi: - mengulang terlalu sering & sama
- dpt menimbulkan marah, iritasi, frustasi

25
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

6. Memfokuskan
- membantu klien bicara pada topik yang penting
- menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan
- untuk > spesifik, > jelas, fokus pada realitas

7. Membagi persepsi
- meminta pendapat K tentang apa yang P pikir
& rasa
- cara untuk minta umpan balik & memberi
informasi
Contoh: Anda tertawa, tetapi saya rasa anda marah
pada saya

26
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
5. Refleksi
a. Refleksi isi
- Validasi apa yang didengar
- Klarifikasi ide yang diekspresikan klien &
memvalidasi pengertian perawat & klien
b. Refleksi perasaan
- Respon pada perasaan klien terhadap isi
- Agar klien tahu & menerima perasaannya
Guna: - u tahu & menerima ide & perasaan
- mengoreksi
- memberi keterangan > jelas
Rugi: - mengulang terlalu sering & sama
- dpt menimbulkan marah, iritasi, frustasi

27
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
8. Identifikasi “Theme”
Latar belakang/isyu/masalah yang dialami K yang
muncul selama percakapan.
Guna: percakapan, pengertian & eksplorasi
masalah yang penting
Contoh:
Saya lihat dari semua hubungan yang anda
jelaskan, anda telah disakiti.
Apakah ini latar belakang masalahnya?
9. Diam
diam tapi mendengar, memberi sokongan,
pengertian, & penerimaan, memberi kesempatan
berpikir, memotivasi klien bicara

28
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

10. Informing
• Memberi informasi/ fakta untuk
pendidikan kesehatan
Saran/ suggestion
• Memberi alternatif ide untuk
pemecahan masalah, dipakai pada fase
kerja (sudah ada saling percaya) tidak
tepat pada fase permulaan hubungan

29
KEBUNTUAN TERAPEUTIK
Pengertian
Hambatan kemajuan hubungan Perawat-Klien.
Penyebabnya dari berbagi alsan dan terjadi dalam bentuk yang
berbeda.

Kebuntuan ini menimbulkan perasaan tegang baik bagi perawat


maupun klien, terdiri dari Resisten, Transferens,
Kontertransferens, Pelanggaran Batasan.
RESISTENS

Resisten adalah upaya Pasien untuk tetap tidak menyadari


penyebab ansietas yang dialaminya.

Resisten utama sering terjadi akibat dari ketidaksediaan pasien


untuk berubah ketika kebutuhan untuk berubah telh dirasakan.

Perilaku Resistens biasanya terjadi pada fase kerja


BENTUK RESISTENS
 Supresi dan Represi informasi  Hambatan intelektual tdk
terkait mampu b’fikir
 Devaluasi diri dan  Penghayatan intelektual ->
keputusasaan tentang masa M’katakan memahami tapi
depan masih maladaptif
 Perilaku amuk & tidak  Reaksi transferens
rasional
 Pembicaraan yang bersifat
permukaan
TRANSFERENS
Transferens adalah respons tidak sadar dimana pasien mengalami
perasaan dan sikap terhadap perawat yang pada dasarnya terkit
dengan tokoh dalam kehidupannya yang lalu.
Sifat yang paling menonjol Adalah ketidaktepatan respons pasien
dalam intensitas dan penggunaan mekanisme koping (
displacement ) yg maladaptif.
Ada 2 jenis utama : REAKSI BERMUSUHAN DAN
TERGANTUNG
KONTERTRANSFERENS
Kontertransferens yaitu Kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh
Perawat.
Kontertranferens merujuk pada respon emosional spesifik oleh
perawat terhadap pasien yang tidak tepat dalam isi maupun
konteks hub. Terapeutik atau ketidaktepatan dalam intensitas
emosi.
Reaksi kontertransferens berbentuk : Reaksi sangat mencintai,
reaksi sangat bermusuhan/membenci, reaksi sangat cemas.
Perilaku yang ditampilkan
 Ketidakmampuan u/ berempati  Berdebat dg pasien
thd pasien  Melamunkan dan memikirkan
 Menekan persaan sesudah dan pasien
selama interaksi  Fantasi seksual
 Kecerobohan dalam kontrak  Perasaan gelisah dan bersalah
 Perasaan marah a/tdk sabar krn terhadap pasien
klien tdk berubah  Kebutuhan u/mempertahankan
 Mencoba menolong Ps dlm sgl intervensi kep. Pd pasien
hal yg tdk b’hub dg tujuan kprw  Menolong dlm tingkat personal
yg tlh di ttpkan dan sosial
PELANGGARAN BATASAN
Hal ini terjadi jika perawat melampaui batasan hubungan yang
terpeutik dan membina hubungan sosial, ekonomik, atau
personal dengan pasien.

Perawat melakukan atau memikirkan sesuatu yang khusus,


berbeda atu tidak biasa terhadap pasien.
 Pasien mengajak perawat makan  Perawat menerima pemberian
siang atau malam diluar hadiah dari bisnis pasien
 Hub Prof berubah menjadi hub.  Perawat menghadiri acara sosial
Sosial pasien
 Perawat menghadiri pesta  Perawat scr rutin memeluk dan
undangan pasien memegang pasien
 Pasien mengenalkan perawat pd  Perawat menjalankan bisnis a/
keluarga untuk tujuan sosial mmesan yan dari pasien
 Prw menyetujui tind
penangulangan diluar terap
MENGATASI KEBUNTUAN TERAPEUTIK
 Perawat harus siap untuk mengungkapkan perasaan
emosional yang sangat kuat dalam konteks hubungan
perawat –klien .
 Perawat harus memiliki pengetahuan tentang
kebuntuan terapeutik dan mengenali perilaku yang
menunnjukkan adanya kebuntuan tersebut.
 Klarifikasi dan refleksi perasaan agar dapat lebih
memusatkan pada apa yang sedang terjadi.
 Menggali latar belakang kembali baik pasien maupun
perawat.
1. PRA INTERAKSI
2. PERKENALAN/ ORIENTASI
3. KERJA
4. TERMINASI

40
• Mulai sebelum kontak dengan klien
• Ekplorasi :
Perasaan

 Fantasi
 Ketakutan
 Kemampuan
 Kelemahan

• Menggunakan diri secara maksimal :


 Kemampuan
• Mendapatkan informasi tentang klien
• Menetapkan kontak pertama dan selanjutnya
• Membuat rencana komunikasi

41
1. Evaluasi diri
 Kemampuan yang dimiliki
 Kelemahan yang dimiliki
2. Rencana Interaksi
 Pertemuan ke berapa
 Tujuan Keperawatan
 Tujuan tindakan Keperawatan
 Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan
keperawatan (SP)

42
• Mulai sebelum kontak dengan klien
• Ekplorasi :
Perasaan

 Fantasi
 Ketakutan
 Kemampuan
 Kelemahan

• Menggunakan diri secara maksimal :


 Kemampuan
• Mendapatkan informasi tentang klien
• Menetapkan kontak pertama dan selanjutnya
• Membuat rencana komunikasi

43
1. Salam Terapeutik
2. Evaluasi dan Validasi
3. Kontrak :
 Topik/ tindakan
 Waktu

 Tempat

44
• Bina hubungan saling percaya
 Kaji keluhan utama
 Komunikasi terbuka respon perawatan
terapeutik
• Kontrak
• Kaji : pikiran, perasaan, perilaku
• Identifikasi masalah/ kebutuhan klien
? Apa beda perkenalan dan orientasi

45
• Nama (perawat-klien) : nama panggilan
• Peran perawat dan klien
• Tanggung jawab perawat dan klien
• Harapan perawat dan klien
• Tujuan hubungan/ tindakan
• Tempat pertemuan
• Waktu pertemuan
• Terminasi
• Kerahasian

46
1. Meningkatkan pengenalan klien pada dirinya
2. Mengembangkan kemampuan klien untuk
perawatan mandiri
3. Melaksanakan pendidikan kesehatan
4. Melaksanakan teknikal keperawatan
5. Melaksanakan tindakan kolaborasi
6. Melaksanakan observasi dan monitoring

47
• Eksplorasi stresor dari tahap masalah
• Meningkatkan kesadaran diri klien :
 Persepsi
 Perasaan
 Perbuatan
• Meningkatkan kemandirian & tanggung jawab
• Membantu mengembangkan koping
• Membantu perubahan perilaku

48
• Evaluasi hasil tindakan keperawatan
• Rencanakan tindakan lanjut
• Hadapi realita perpisahan
• Eksplorasi perasaan terhadap
 Marah
 Sedih
 Menolak
 Mundur
• Bantu klien menerima perpisahan dengan sehat

49
1. Evaluasi :
 Subjektif
 Objektif
2. Rencana tindakan lanjut untuk klien
3. Kontrak yang akan datang yaitu rencana tindak
lanjut perawat :
Topik atau tindakan yang akan dilanjutkan
 Waktu & tempat pelaksanaan tindakan lanjutan

50
1. FASE ORIENTASI
 Siap berhubungan
 Menguji perawat
 Lupa janji/ nama
 Menguncang/ menggoyah
 Mengecilkan perawat

51
 Menerima perawat
 Menepati janji/ kontrak
 Terbuka dan tanggap
 Mendiskusikan topik
 Merubah perilaku

52
 Menolak perpisahan/ merasa ditolak
 Mengungkapkan perasaan
 Merubah sikap
 Menerima perpisahan

53
PENGERTIAN DAN TUJUAN
 Pengertian :
Strategi Pelaksanaan merupakan rangkaian percakapan perawat
dengan klien pada saat melaksanakan tindakan keperawatan.
 Tujuan :
Strategi Pelaksanaan melatih kemampuan intelektual tentang
pola komunikasi dan pada saat dilaksanakan merupakan latihan
kemampuan yang terintegrasi antar intelektual, psikomotor dan
afektif.
SP terdiri dari 2 bagian
 Proses Keperawatan
 Strategi komunikasi pada saat melaksanakan tindakan
keperawatan yang akan di lakukan terurai jelas pada
bagian proses keperawatan
PROSES KEPERAWATAN
 Pada Strategi Pelaksanaan dituliskan garis besar dari proses
keperawatan yang merupakan justifikasi ilmiah dari mana
sumber tindakan keperawatan yang akan di lakukan.
Misalnya : Pengukuran TTV
P harus tahu diagnosa yang sedang dilakukan, tujuan dan
rangkaian tindakannya
Strategi komunikasi dalam
pelaksanaan tindakan
keperawatan
Strategi Komunikasi adalah tahapan komunikasi
terapeutik P – K
A.PRA INTERAKSI
 Dilakukan sebelum berinteraksi dengan Keluarga
 Strategi Pelaksanaan sebagian rencana interaksi
B.PERKENALAN DAN ORIENTASI

 Pertemuan Awal
 Pertemuan kedua dan seterusnya (kontak selama proses
keperawatan )
 Pertemuan akhir (kontak di akhir dinas staf atau di akhir
perawatan )
Isi : Merupakan ringkasan teoritis yang dianggap penting saat
melakukan interaksi, terdiri dari
 Salam Terapeutik
 Evaluasi atau validasi
 Kontrak.
C.TAHAP KERJA
Tahap ini berisi berbagai tindakan keperawatan yang telah
direncanakan pada tiap diagnosa kep yang disertai komunikasi.
Tindakan Keperawatan dapat berupa :
 Observasi dan monitoring
 Terapi Keperawatan Individu atau Kelompok
 Pendidikan kesehatan Klien dan Keluarga
 Tindakan Kolaborasi
 Prinsip pada tahapan ini adalah prinsip
menggunakan diri secara terapeutik, sikap terapeutik,
tindakan sesuai dengan rencana.
D. TAHAP TERMINASI
Dilakukan pada tiap akhir tindakan keperawatan
1. Evaluasi : Subjektif, Objektif
2. Rencana tindak lanjut untuk klien
3. Kontrak yang akan datang yaitu rencana tindak
lanjut perawat :
Topik atau tindakan yg akan dilanjutkan
waktu & tempat pelaksanaan tind. kep.
TAHAPAN INTERAKSI DALAM
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Interaksi Awal:
a. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Perkenalan
- Validasi / evaluasi
- Kontrak : Topik, waktu dan tempat
b. Fase Kerja
- Tindakan keperawatan
c. Fase Terminasi
- Validasi subjektif
- Validasi objektif
- Rencana tindak lanjut
- Kontrak : waktu, topik dan tempat
2. Interaksi Pertengahan:
a. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Validasi / evaluasi
- Kontrak : Topik, waktu dan tempat

b. Fase Kerja
- Tindakan keperawatan
c. Fase Terminasi
- Validasi subjektif
- Validasi objektif
- Rencana tindak lanjut
- Kontrak : waktu, topik dan tempat
3. Interaksi Akhir:
a. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Validasi / evaluasi
- Kontrak: waktu, tempat dan topik

b. Fase Kerja
- Tindakan keperawatan
c. Fase Terminasi
- Validasi subjektif
- Validasi objektif
- Rencana tindak lanjut: merujuk pasien
HIPERTERMI
T/ ttv, pkn tipis, selimut tipis, ventilasi, minum, kompres
 ORIENTASI:
 Salam: Selamat pagi bu Budi, saya sr anna yg merawat ibu pagi
ini
 Ev/val: bgm perasaan /keluhan ibu budi, apakah ibu masih
panas. Berapa hari sudah panasnya. Apa yg sudah ibu
lakukan/obat yg dimakan
 Kontrak
 Topik: Baiklah saya akan mengukur sh, t, n, p ibu. Jika masih panas
saya akan melakukan bebera hal agar panas ibu turun
 Waktu: tidak lama buk kira2 15 menit
 Tempat: Ibu sambil tiduran saja

2/1/2019 67
SP 1: HIPERTERMI
T/ ttv, pkn tipis, selimut tipis, ventilasi, minum, kompres
 KERJA
 Baik bu saya akan ukur shnya, ketiaknya saya lap dulu ya,
silahkan kepit termometernya. Saya ukur nadinya ya bu.
Nadinya normal bu 88/menit. ….ukur pernafasan tanpa
bilang…..Pernafasan ibu juga normal 26/mnt. Saya ukur
tensinya ya bu, saya ikat sedikit bu ya, baik saya akan pompa
sedikit sakit ya, sekarang saya turunkan, ooo tensi ibu normal
130/80. Saya ambil termometernya ya bu, oo sh ibu 38.5. Masih
panas.
 Bu, kita ganti baju ibu yg tebal ini, agar badan ibu tidak
tersekap shg bertambah panas. Ini ada baju ibu yg tipis, bisa
nyerap keringat dan tidak panas.

2/1/2019 68
 Bu, selimut yg tebal ini saya lipat, pakai selimut tipis
aja ya, supaya tidak terlalu panas.
 Bu saya turunkan Acnya agar udaranya sejuk/saya
buka jendelanya agar ada udara segar---sehinggu
ibu bisa semakin nyaman
 Bu, disini disediakan minum, mari silahkan minum.
Ibu tidak ada larangan minum banyak kan. Minum
akan membantu peredaran darak dan mengganti
cairan yg menguap karena panas
 Bu saya sediakan dulu kompresnya. Bu sekarang
kompres tidak pakai es tetapi pakai air biasa atau air
hangat.

2/1/2019 69
 TERMINASI
 S: bagaimana perasaan ibu setelah diganti baju, selimut,
minum dan kompres ( gimana bu perasaannya sekarang)
 O: apa saja tadi yg kita lakukan untuk menurunkan panas: baju
tipis---betul, selimut ----tipis, Ac ---turunkan, minum---1 gelas
per jam, kompres ---air hangat
 RTL: iya jadi jangan lupa minum 1 gelas per jam, kompres
diteruskan
 Kontrak: sebentar saya ke dokter, siapa tahu dokter memberi
obat, kira2 setengah jam lagi saya kembali untuk memberikan
obat

2/1/2019 70
ANALISA PROSES
INTERAKSI

By :
Psychiatric Nursing Team
ANALISA PROSES INTERAKSI
Pencatatan dan pelaporan merupakan alat komunikasi antara tim
perawat dan tim kesehatan.

Aspek yang penting dicatat dan dilaporkan dalam keperawatan kesehatan


jiwa adalah pola perilaku dan hubungan interpersonal perawat-klien.

Catatan harus mencakup contoh bukan hanya interpretasi.

Ada tiga macam catatan yaitu catatan perkembangan (proses


keperawatan), hubungan perawat – klien dan resume.
Catatan hubungan Perawat – Klien
adalah resume interaksi yang
terjadi selama perawat
berhubungan individual klien,
kelompok klien, pada terapi
modalitas keperawatan.

Catatan hubungan Perawat – klien


secara verbal dapat berupa :
 Video – tape : tape – recording
 Catatan secara garis besar
 Catatan interaksi
Analisa Proses Interaksi (API)
(The Interactional Process Analysis)

Merupakan alat kerja


yang dipakai perawat
(mahasiswa) untuk
memahami interaksi yang
terjadi antara perawat dan
klien
TUJUAN API
1. Meningkatkan kemampuan mendengar
2. Meningkatkan kemanpuan berkomunikasi
3.Memberi dasar belajar. Artinya berupa alat untuk mengkaji
kemampuan perawat / mahasiswa dalam berintekrasi dengan klien dan
data bagi C1 / Supervisor pembimbing untuk memberi arahan.
4. Meningkatkan kepekaan perawat terhadap kebutuhan klien, serta
mempermudah perkembangan dan perubahan pendekatan perawat
5.Membantu perawat merencanakan tindakan keperawatan.
1) Initial klien : tulis inisial bukan nama lengkap
2) Status interaksi: pertemuan beberapa fase berhubungan
3) Lingkungan :
- Tempat interaksi
- Situasi tempat interaksi
- Posisi mahasiswa dan klien.
4) Deskripsi klien : Penampilan umum klien
5) Tujuan:
- Tujuan yang akan dicapai dalam interaksii selama 20– 30 menit
- Tujuan ini berpusat pada klien
- Tujuan terkait dengan proses keperawatan klien.
6) Komunikasi verbal – Ucapan verbal perawat klien
7) Komunikasi non verbal – Non verbal klien & perawat saat bicara
atau saat mendengar
8) Analisa berpusat pada perawat.
Pusat analisa proses yang berhubungandengan komponen sebagai
berikut
a. Perasaan sendiri
Perawat waspada tentang respon perasaan sendiri dan
menunjukkan peningkatan kemampuan untuk menjelaskan riwayat
/ latar belakang harus bagaimana perasaan perawat dan
bagaimana perasaan perawat dipengaruhi oleh tingkah laku
non verbal klien
b. Tingkah laku nonverbal
Cari/kenali, diskusikan analisa tingkah laku non verbal diri
sendiri
c. Isi pembicaraan yang muncul dan terselubung
Cari / kenali, bedakan dan diskusikan teknik komunikasi yang
digunakan.
d. Tujuan interaksi
Perawat berperan sebagai apa? pasien berbagai apa?
Apa anggapan perawat tentang kejadian yang telah
terjadi? Bagaimana seharusnya berinteraksi?
Bagaimana pengaruh proses interaksi pada mereka ?
Apakah mereka perlu berubah? dan jika perlu berubah, mengapa?
Apakah interaksi ini mempengaruhi tujuan dan rencana interaksi
yang akan datang?
e. Mengubah intervensi
Setelah perawat mendidkusikan komunikasikannya,
ajukan perubahan intervensi yang mungkin lebih
efektif dan gunakan teori yang mendukung hipotesa.
9) Analisa berpusat pada klien
Analisa : Pusatkan analisa proses interaksi pada komponen
sebagai berikut.
a. Tingkah laku nonverbal
Cari / kenali, diskusikan dan analisatingkah lau
nonverbal klien
b. Isi pembicaraan yang muncul dan terselubung (latent)
Cari / kenali, bedakan dan diskusikan
c. Perasaan klien
 Temukan cari arti tingkah kalu klien
 Identifikasi dan diskusikan keadaan perasaan klien
 Bagaimana perasaan klien dipengaruhi oleh perawat.
Keperawatan Kesehatan Jiwa
Analisa Proses Interaksi
Initial Klien : ………………………………Nama Mahasiswa : ……………
Status interaksi perawat-klien : ………… Tanggal : … ………
Lingkungan : …………………………… Jam : …………….
Deskripsi klien : ………………………… Bangsal : ……………
Tujuan (berorientasi pada klien)

Komunikasi Verbal Komunikasi non Analisa berpusat Analisa berpusat Rasional


verbal pada Perawat pada klien

P:…………. P.................... ………... ………...


K…………
………...
K K…………..
P…………..
dst.
Thank You

&

Good Luck

Anda mungkin juga menyukai