Anda di halaman 1dari 57

TUTORIAL SKENARIO 3

Kelompok 5 - B
Tujuan Pembelajaran
1. Etiologi dan Faktor Resiko Gout Arthritis
2. Patofisiologi Gout Arthritis
3. Metabolisme Purin
4. Pemeriksaan fisik dan Penunjang Gout Arthritis
5. Diagnosis Banding Gout Arthritis
6. Tatalaksana Gout Arthritis
7. Komplikasi Gout Arthritis
ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO GOUT
ARTHRITIS
ETIOLOGI

GOUT GOUT
PRIMER SEKUNDER
GOUT PRIMER
• Idiopatik
• Dikaitkan dengan
genetik & hormonal.
• Hiperuricemia  Gout
Primer

3 Mekanisme Hiperurisemia :
1. Kekurangan enzim  kekurangan inosine
Hiperuricemia: monopospate (IMP)/purine nucleotide.
• Penurunan ekskresi (80- 2. Penurunan pemakaian ulang  peningkatan
90%) & Produksi yang jumlah PRPP.
berlebih. 3. Kekurangan enzim HPRT  hipoxantine tidak
diubah kembali menjadi IMP.
GOUT SEKUNDER

• Peningkatan biosintesis de HIPERURISEMIA


novo SEKUNDER
• Peningkatan degradasi ATP
• Pemecahan asam nukleat
• Sekresi menurun.

Hiperurisemia sekunder karena


1. Peningkatan biosintesis de novo karena
kekurangan enzim HPRT, glukosa-6
phosphate, dan fructose-1 phosphate
aldolase.
2. Peningkatan pemecahan ATP atau
pemecahan asam nukleat intisel  AMP 
IMP  Produksi berlebih.
3. Penurunan ekskresi :
FAKTOR RESIKO

OBESITAS RAS MAKANAN


PENYAKIT OBAT ALKOHOL
DIURETIK
USIA JENIS
KELAMIN
PATOFISIOLOGI & MANIFESTASI KLINIS
GOUT ARTHRITIS
PATOFISIOLOGI GOUT ARTHRITIS 1
PATOFISIOLOGI GOUT ARTHRITIS 2
MANIFESTASI KLINIS
Metabolisme Purin
Metabolisme Purin

Makanan nukleoprotein

Mononukleotida

Nukleosida

Purin

Purin Asam urat Urin

https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/53471/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
Sintesis Purin

Jalur de novo
Jalur penghematan
(salvage pathway).

https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/53471/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
1. Jalur de novo

Sintesis purin dan


asam urat • 5-fosforibosilpirofosfat
(PRPP) sintetase
Ribosa-5-fosfat
• Amidofosforibosiltransfe
rase (amido-PRT).
Nukleotida purin

https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/53471/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
2. Jalur penghematan

Basa purin bebas

Pemecahan asam
Nukleotida Purin
nukleat

Asupan makanan

https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/53471/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Gout
Arthritis
Grading Gout Arthritis

Hiperurisemia Gout arthritis Fase Gout arthritis


Asimtomatik akut interkritikal kronis

Serangan pertama: Serangan kedua: Destruksi kronis


Eritema, hangat, dapat menyerang sendi, deformitas
edema, dan nyeri persendian lebih dari sendi, terdapat
tophus atau
pada persendian satu, durasi serangan
tophi
terutama lebih lama, dan
metatarsophalangeal interval antar
1 dengan onset serangan pendek
serangan tiba-tiba
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang – Analisis Cairan Sinovial

• Prosedur pengambilan cairan


sinovial disebut arthrocentesis

 Dapat bersifat analitik dan


terapeutik

 Gunakan spuit 23/25 untuk


persendian kecil dan 19/21
untuk persendian besar
Pemeriksaan Penunjang - Analisis Cairan Sinovial
• Jangan sampai menusuk tendon, nervus,
maupun vaskularisasi

• Tusuk pada bagian ekstensor dari


persendian

• Posisikan persendian dalam keadaan fleksi


maksimal agar rongga persendian bagian
ekstensor lebih terbuka lebar

• Berikan anastesi lokal dengan lidokain atau


etilchloride spray sebelumnya
Pemeriksaan Penunjang – Analisis Cairan Sinovial

Mikroskopik (pewarnaan Giemsa) : ditemukan kristal monosodium urat (MSU), Leukosit


Pemeriksaan Penunjang - Radiologi

• Melihat kelainan persendian


secara struktural

• Rö: Peradangan sendi asimetris,


kista subkortikal non erosif, erosi
marginal, deposit MSU

• CT Scan: Deposit MSU


• Ultrasound: double contour sign
Pemeriksaan Penunjang - Radiologi
Pemeriksaan Penunjang - Radiologi
Pemeriksaan Penunjang - Laboratorium Darah

• Pemeriksaan Kimia Darah = Hiperurisemia (nilai normal


wanita <=6mg/dL, pria <=6,8-7mg/dL)

• Leukositosis
• Kreatinin serum meningkat
• Eosinofil sediment rate meningkat
• Hitung darah lengkap
Pemeriksaan Penunjang - Laboratorium Urin

Pemeriksaan Urinalisis 24 jam

• Menilai apakah ada unsur


sedimen organik maupun
anorganik
• Kadar normal asam urat dalam
urin: 250–750 mg/24 jam atau
1,48–4,43 mmol/hari (SI units)
Pemeriksaan Penunjang - Laboratorium Urin

Pemeriksaan Urinalisis 24 jam


1. Buang urin pertama pada pagi hari di hari pemeriksaan (catat
tanggal dan waktu)
2. Tampung tiap urin yang dikeluarkan setelahnya (catat tanggal
dan waktu)
3. Bila ingin BAB, kosongkan terlebih dahulu kandung kemih baru
lakukan BAB
4. Hentikan pengumpulan urin tepat 24 jam setelah waktu yang
tercatat di wadah urin
5. Dinginkan sediaan urin selama pengumpulan
Diagnosis Differential
Rheumatoid
Septic Arthritis
Arthritis
Rheumatoid Arthritis
• Penyakit Multisistem multiorgan, sifatnya kronik dan belum
diketahui penyebabnya
• Ditandai dengan inflamasi kronik dan progresif. Target utama
sendi
Etiologi Manifestasi klinis
• Faktor Genetik • Nyeri Pada banyak sendi
• Hormonal • Terkena bisa persendian tangan ,
• HSP(Heat Shock Protein) cervica, lutut dan bahu
• American Rheumatism Assosiation
Septic Arthritis
• Infeksi pada sendi akibat dari mikroorganisme
• Gonococcal arhtris, non gononnococal arthritis infection
Septic Arthritis
Gonococcal Arthritis Non Gonococcal Arthritis
• Neisseria gonorhoe • Paling sering 1 sendi (lutut paling
• Hematogen sering)
• Multiple skin lession, Tendosynovitis • Staphylococcus aureus
• Streptococcus
• Borelium
• Mycobacterium tuberculosis
Diagnosis Septic Arthritis
• Sel Darah putih yang meningkat
• Positive Gram Stain
• Erosi tulang dan Efusi Tulang (MRI, X-Ray, CT- Scan, Ultrasound)
Tata Laksana Gout Arthritis
Tujuan Tata Laksana
• Mengurangi rasa nyeri
• Mempertahankan fungsi sendi
• Mencegah terjadinya kelumpuhan
Tata Laksana
• NON MEDIKAMENTOSA
– Istirahatkan sendi
– Diet (modifikasi pola makan)
– Olahraga (latihan fisik ringan)
– Mengkonsumsi air mineral (>2 liter per hari)
– Hentikan merokok
Rekomendasi Diet pada Gout Arthritis
Latihan Fisik

Untuk menjaga berat badan


ideal dan menghindari
3-5 kali/minggu (30-60
terjadinya gangguan
menit)
metabolisme yang menjadi
komorbid gout
Tata Laksana
• MEDIKAMENTOSA
– Hiperurisemia asimptomatik
– Gout akut
– Fase Interkritikal dan Gout Kronis
HIPERURISEMIA ASIMPTOMATIK
• MODIFIKASI GAYA HIDUP
• Terapi penurun asam urat  tidak direkomendasikan
• Diberikan apabila :
– kadar urat serum >9
– kadar asam urat serum >8 + faktor risiko kardiovaskular
GOUT AKUT
• Onset <12 jam
– Kolkisin (1mg/1 jam  0,5 mg)
– OAINS, kortikosteroid oral
• tidak untuk gangguan ginjal berat atau pada pengguna penghambat P-
glikoprotein dan/atau CYP3A4 seperti siklosporin atau klaritromisin
*Obat penurun asam urat tidak dianjurkan saat gout akut!
Fase Interkritikal dan Gout Kronis
• Periode bebas gejala diantara dua serangan gout akut
• Terapi penurun kadar asam urat dan terapi profilaksis untuk
menurunkan kadar serum asam urat dimulai dengan dosis
rendah dan titrasi dosis meningkat sampai tercapai kadar asam
urat <6mg/dL
• inhibitor xantin oksidase (alopurinol 100-900 mg/hari dan
febuxostat 80-120 mg/hari) dan kelompok urikosurik
(probenecid 1-2 g/hari)
Algoritma Rekomendasi
Pengelolaan Hiperurisemia
Pada Pasien Gout
Algoritma Rekomendasi
Pengelolaan Pasien Gout
Komplikasi Artritis Gout
Komplikasi Artitis Gout
Tophi Kerusakan sendi dan deformitas

http://www.kidneyfund.org/kidney-disease/chronic-kidney-
disease-ckd/complications/gout/complications-of-gout/
Pembentukan batu ginjal Penyakit ginjal dan gagal ginjal

http://www.kidneyfund.org/kidney-disease/chronic-kidney-
disease-ckd/complications/gout/complications-of-gout/
Masalah psikologis dan emosional

http://www.kidneyfund.org/kidney-disease/chronic-kidney-
disease-ckd/complications/gout/complications-of-gout/
Hipotesis
• Adanya hubungan Gejala pasien, pemeriksaan fisik, dan
penunjang dengan gout artritis
• Adanya hubungan faktor resiko umur, jenis kelamin dan
makanan dengann gout artritis
DAFTAR PUSTAKA
• A.Price, Sylvia. Patofisiologi - Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC. 2006
• Maria Lorenza, Claudia Agabiti, Anna Paini, Massimo Salvetti.
Uric acid and cardiovascular disease: an update. Europian
Cardiology Review. NCBI. 2016

Anda mungkin juga menyukai