Anda di halaman 1dari 41

PENGOBATAN TB PARU

Malvin Dharma
1710211107
Tuberkulosis
• penyakit TB aktif diobati dengan terapi
kombinasi yang terdiri atas 3 atau lebih obat
(biasanya 4)
• Selama terapi, pasien dengan TB aktif
umumnya diberikan isoniazid (INH), rifampisin
(RIF), pirazinamid (PZA) dan etambutol (EMB)
selama 2 minggu yang merupakan fase
intensif
• Kemudian terapi dilanjutkan dengan
pemberian isoniazid dan rifampisin selama 4
bulan lagi (fase lanjutan) untuk memusnahkan
sisa bakteri yang telah masuk kedalam kondisi
dormant.
• Terapi efektif membutuhkan pemberian obat
dalam jangka waktu panjang karena berbagai
karakteristik M. tuberculosis menyebabkan
sifat kronis penyakit ini.
TUJUAN PENGOBATAN
• Pengobatan TB bertujuan :
– untuk menyembuhkan pasien
– mencegah kematian
– mencegah kekambuhan
– memutuskan rantai penularan dan
– mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap
OAT
TAHAPAN PENGOBATAN TB
• Tahap awal.
pengobatan diberikan setiap hari. Tahap ini
dimaksudkan untuk secara efektif menurunkan jumlah
kuman yg ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir
pengaruh dari sebagian kecil kuman yg mungkin sudah
resisten sejak sebelum pasien mendapatkan
pengobatan. Pengobatan tahap awal pada semua
pasien baru, harus diberikan selama 2 bulan.
Pada umumnya dengan pengobatan secara teratur dan
tanpa adanya penyulit, daya penularan sudah sangat
menurun setelah pengobatan selama 2 minggu.
• Tahap lanjutan.
• Pengobatan tahap ini merupakan tahap yang
penting untuk membunuh sisa – sisa kuman
yang masih ada dalam tubuh khususnya
kuman persister sehingga pasien dapat
sembuh dan mencegah terjadinya
kekambuhan.
PRINSIP PENGOBATAN TB
• Tahap intensif:
– pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung
untuk mencegah terjadinya resistensi obat
– Bila pengobatan tahap intensif diberikan secara tepat, biasanya pasien
menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu
– Sebagian besar pasien TB positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam
2 bulan
• Tahap lanjutan:
– Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun
dalam jangka waktu lebih lama
– Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga
mencegah terjadinya kekambuhan
Isoniazid (INH/H)
• suatu inhibitor sintesis dinding sel,
membunuh secara aktif bakteri yang sedang
tumbuh dan memerankan peran kunci dalam
pembasmian populasi yang sedang
memperbanyak diri (replicating bacteria).
• Isoniazid adalah salah satu obat anti-TB yang
paling luas digunakan dan salah satu
komponen kunci pada terapi lini pertama
untuk penyakit aktif
• Isoniazid merepresentasikan agen bakterisida
yang sangat efektif untuk melawan
metabolically-active replicating bacilli (aktif
secara metabolism dan mampu
menggandakan diri) dan bertanggung jawab
utamanya untuk pengurangan awal
kandungan bakteri pada fase awal terapi.
Mekanisme Aksi
• Isoniazid akan masuk ke MTB dalan bentuk
prodrug> diaktivasi oleh enzim katalase
perosidase(KatG)> menjadi adduct(INH aktif),
yg ber isi suatu radikal isonicotinic acyl yg
bersifat toksik yg di dalam bakteri>
menghambat sintesis asam mikolat yg penting
bagi MTB utk integritas dinding sel bakteri >
integritas dinding sel akan menurun > mati
Spektrum Aktivitas
• Isoniazid adalah agen bakterisida aktif
terhadap organisme dari genus
Mycobacterium, khususnya M. tuberculosis,
M. bovis dan M. kansasii.
• Isoniazid adalah bakterisida bagi mikobakteria
dengan pembelahan cepat.
• Isoniazid memiliki aktifitas bakterisida cepat, 2
minggu dicek kembali dahaknya
Efek samping penggunaan obat
• Menyebabkan hepatitis pada usia lanjut
• Demam
• Menggigil
• Gangguan neurologi, gg
penglihatan,parastesia,vertigo.
• Hipersensitivitas
Pirazinamid (PZA/Z)
• Pirazinamid bertanggung jawab untuk
membunuh persistent tubercle bacilli di awal
terapi fase intensif
• pirazinamid mampu untuk memperpendek
durasi terapi dari 12 bulan menjadi 6 bulan
dan mencegah risiko kekambuhan
• Aktivitas PZA sangat spesifik terhadap M.
tuberculosis karena tidak berefek pada
mikobakteria lain
Mekanisme Aksi
• Pirazinamid adalah suatu prodrug > asam
pirazinoat (POA), oleh enzim pirazinamidase
(PZase) > penghambatan sistem enzim fatty
acid synthase berperan penting pada sintesis
asam mikolat M. tuberculosis yang sedang
memperbanyak diri > gangguan potensial
membran di bawah pH asam, Proses ini
berpengaruh pada produksi energi bakteri
Spektrum Aktivitas
• Pirazinamid dianggap spesifik untuk spesies
mikobakteria
• melaksanakan karakteristik antibakteri di
bawah kondisi spesifik (pH asam)
Efek Samping penggunaan obat
• Artalgia
• Anoreksia
• Mual muntah
• Malaise
• Demam
Rifampisin (RIF/R)
• Rifampisin adalah salah satu obat anti-TB
paling efektif, karena mampu merusak bacilli
dormant baik di lokasi seluler maupun
ekstraseluler.
• memungkinkan perpendekkan terapi rutin
dari 1 tahun menjadi 6 bulan
Mekanisme Aksi
• Rifamisin ini menyebar melalui membran sel
MTB, karena obat ini bersifat lipofilik > obat ini
akan berkerja dengan menghambat
transkripssi dari si MTB, namun obat ini belum
di ketahui mekanisme aksinya secara
keseluruhan
Spektrum Aktivitas
• Rifampisin adalah bakterisida spektrum luas
dengan aktifitas terhadap sebagian besar
gram positif dan beberapa organisme gram
negatif
• RIF menunjukkan aktifitas sangat efektif
terhadap bakteri yang masih tersisa di fase
terapi lanjutan
Efek samping penggunaan obat
• Reaksi hipersensitivitas, trombositopenia,
anemia hemolitik
• Hepatitis
• Hipotensi
• Syok
Etambutol (EMB/E)
• Fungsi utama EMB adalah untuk mencegah
munculnya resistensi terhadap obat lain di
dalam terapi kombinasi
• Etambutol membunuh secara aktif bacilli yang
sedang memperbanyak diri
Spektrum Aktivitas
• Etambutol efektif melawan mikroorganisme
dari genus Mycobacterium.
• Etambutol digunakan sebagai terapi
pembantu TB paru khususnya pada kasus yang
dicurigai resisten obat.
• Etambutol tidak boleh digunakan sendiri
karena risiko terjadinya mutan resisten.
Efek samping penggunaan obat
• Efek samping pada obat ini biasa bersifat
reversibel
• Gangguan penglihatan
• Nyeri sendi
• Malaise
• Sakit kepala dan pusing
• Kebingugan
Streptomycin (S)
• Streptomisin (Stm/S) adalah antibiotik
pertama yang berhasil digunakan untuk
tuberkulosis
• Streptomisin menjadi suatu alternatif lini
pertama yang direkomendasikan oleh WHO,
tapi ada kecurigaan karena terjadi resisten
Mekanisme Aksi
• Streptomisin aktif melawan bacilli yang
tumbuh aktif > menghambat inisiasi translasi
pada sintesis protein > yg menyebabkan salah
pembacaan mRNA dan penghambatan sintesis
protein. Akibatnya terjadi kematian sel
Spektrum Aktivitas
• digunakan terutama untuk infeksi bakteri
aerobik, gram negatif seperti Pseudomonas,
Actinobacter dan Enterobacter, tapi obat ini
sgt sensitif thdp MTB
Efek Samping penggunaan obat
• Disfungsi keseimbangan
• Mual muntah
• Parastesia pada wajah
• Demam
• Urtikaria
Kategori 1
• 2HRZE + 4H3R3
• Pasien baru yg blm pernah tb
• Belom pernah kena tb
• Dosis ke 36 dilakukan test dahak ke 2
• Dosis ke 48 dilalukan test dahak ke 3
Kategori 2
• 2HRZES+1HRZE+5H3R3E3
• Pasien kambuh
• Atau gagal pada kategori 1
• S=Streptomosin, jika alergi digunakan
kanamisin
• 8 bulan
Kategori TB-MDR(muli drug resistance)
• Pasien resisten thdp obat rifampisin dan
isoniazid
• Terapinya : Km + Z + E +Lfx + ETO + CS
• Minum fase intensif tiap hari selama 6 bulan
• Lanjutan 13-24 bulan setiap hari
Pengobatan Simtomatik
• Diberikan obat Antitusif utk mengurai batuk,
contoh ekspetoran
• Diberikan asam mefanamat utk mengurangi
nyeri dada, co : aspirin,ibuprofen
• Paracetamol utk mengurangi demam
Refrensi
• Buku Anti-Tuberkulosis
• Mikrobiologi jawetz
• Farmakologi Dasar Katzung

Anda mungkin juga menyukai