jaringan sekitarnya.
• Staphylococcus aureus
• Faktor lain : • Faktor predisposisi :
• Iritasi • Alkohol
• Hiagene yang buruk • Malnutrisi
• Kurangnya daya tahan tubuh • AIDS
• DM
• Berhubungan dengan keadaan sosio-ekonomi
• Insidensi rendah
• Terjadi pada anak-anak, remaja sampai dewasa muda
• Dapat terjadi di seluruh tubuh, namun sering terjadi pada
daerah wajah, leher, ketiak, pantat dan paha.
• Terpajan bakteri luka, iritasi kulit bakteri berkolonisasi di
jaringan kulit respon primer host pengerahan sel PMN ke
daerah luka aktivasi makrofag formylated peptides,
peptidoglikan, sitokin TNF dan IL 1 dan 6 inflamasi pus (
leukosit, bakteri, sel kulit yang mati)
• Nodus kemerahan
• Bintik kekuningan di tengah lesi (core)
• Nyeri
• Gejala kostitusional :
• Demam
• Malaise
• Mual
• ANAMNESIS :
• KU : Nodul yang nyeri, ukuran nodul meningkat dalam
beberapa hari.
Demam dan malaise.
• PEMERIKSAAN FISIK :
• Nodul berwarna merah, hangat berisi pus
• Supurasi terjadi setelah 5-7 hari dan pus dikeluarkan melalui
saluran tunggal pecah membentuk lubang kuning keabuan
ireguler sembuh sikatriks
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Histopatologis
• Pewarnaan Gram
• Kultur bakteri
• Kista Epidermal
• Hidradenitis Suppurativa
• Sporotrikosis
• Blastomikosis
• Skrofuloderma
• UMUM :
• Menjaga kebersihan kulit, tidak menggaruk
• KHUSUS :
• Topikal
• Bila lesi basah/ kotor : kompres solusio sodium chloride 0,9%
• Bila lesi bersih : salep natrium fusidat kassa steril
• Sistemik
• Penicilin ( dicloxacillin 250mg PO tiap 6jam selama 7-10 hari)
• Jika alergi penicilin ( clindamycin 150-300 mg PO tiap 6 jam)
• Eritromisin 250-500mg qid selama 10 hari
• Baik , selama faktor penyebab dihilangkan
• Kurang baik, apabila terjadi rekurensi
• Djuanda, A. and Pioderma. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
• Ray, J. 2003. Bacterial Infection. In : ABC of Dermatology. Fourth
Edition. London : BMJ Publishing Group Ltd. 2003