Anda di halaman 1dari 19

TOKSIKOLOGI

“DISTRIBUSI & METABOLISME TOKSIKAN”

DOSEN PENGAMPU : MIRA FEBRINA,M.Sc,Apt

KELOMPOK 4 (S1-3B) :
1.ADINDA PUTRI YANI (1801042)
2.AMYLIA MUTHI’AH (1801045)
3.ANGGIT PRAMITA SARI (1801046)
4.ANNISA AMALYAH (1801047)
5.MUTIARA SEPTIANI (1801062)
6.ZAMORA MELINDRAWITA (1801081)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU


2019
Absorbsi,Distribusi,Metabolisme,Ekskresi
(ADME)
DISTRIBUSI TOKSIKAN

Adalah proses perpindahan racun dari


darah ke suatu tempat di dalam tubuh.

Biofase (tempat antaraksi antara racun


dan tempat aksi) tidak terdapat di dalam
sirkulasi darah, melainkan berada dalam
jaringan tertentu.
PERSEBARAN ZAT XENOBIOTIK
1) Pada Tubuh Manusia
Pada proses penyerapan dan distribusi bahan xenobiotic dalam
tubuh manusia, kemungkinan keberadaan bahan xenobiotic terjadi :
a) Pada keracunan bahan neurotoksik, maka bahan racun
tersebut akan menuju otak.
b) Bahan toksik akan dapat ditimbun pada tubuh, misal terjadi
akumulasi pada jaringan lemak, otot dan tulang.
c) Metabolism semua bahan toksik akan diproses dan
dilakukan dalam liver.
d) Setelah melalui proses didalam tubuh sisanya akan
diekskresi.

2) Pada tanaman
a) Jika zat toksik berada dalam xylem , ada kecenderungan
berpindah ke daun (berkaitan dengan transpirasi).
b)Untuk zat toksik dalam floem, setiap bahan dalam system ini
cenderung berpindah ke area di mana pertumbuhan
berlangsung cepat.
SAWAR
1. Sawar darah-otak (Terletak didinding kapiler)
• toksikan harus melewati endotelium kapiler itu sendiri
• Tidak adanya vesikel dalam sel-sel ini menyebabkan
kemampuan transpornya lebih rendah lagi.
• Akhirnya kadar protein cairan interstisial otak rendah,
berbeda dengan kadarnya dalam alat-alat tubuh lain;
oleh karena itu mekanisme transfer toksikan dari
darah ke otak bukan melalui pengikatan protein.
Dengan demikian penetrasi toksikan ke dalam otak
bergantung pada daya larut lipidnya.
2. Sawar plasenta
• Dapat menghalangi transfer toksikan ke
janin sehingga sampai batas tertentu
dapat melindungi si janin.
3. Sawar lain
• Terdapat dalam alat-alat tubuh seperti
mata dan testis
• Selain itu, eritrosit ternyata mempunyai
peran khusus dalam distribusi toksikan
tertentu
Pengikatan dan
Penyimpanan

1. Pengikatan
Pengikatan suatu zat kimia dalam
jaringan dapat menyebabkan lebih tingginya
kadar dalam jaringan itu
 Ikatan kovalen bersifat tidak reversibel dan
pada umumnya berhubungan dengan efek
toksik yang penting.
 Ikatan nonkovalen biasanya merupakan
yang terbanyak dan bersifat irreversibel.
Oleh karena itu, proses ini berperan penting
dalam distribusi toksikan ke berbagai alat
tubuh dan jaringan.
JARINGAN & ORGAN TEMPAT PENGIKATAN

1.Protein plasma
Dapat mengikat komponen fisiologik normal
dalam tubuh di samping banyak senyawa asing
lainnya.Namun karena pengikatan ini reversibel,
bahan kimia yang terikat itu dapat lepas dari
protein sehingga kadar bahan kimia yang bebas
meningkat, dan kemudian mungkin melewati
kapiler endotelium.
2. Hati dan ginjal
Memiliki kapasitas yang lebih tinggi untuk
mengikat zat-zat kimia.Pengikatan suatu zat
dapat dengan cepat menaikkan kadarnya dalam
organ tubuh.
JARINGAN & ORGAN TEMPAT PENYIMPANAN

1.Jaringan lemak
Merupakan depot penyimpanan yang penting bagi zat
yang larut dalam lipid, misalnya DDT, dieldrin, dan PCB. Zat-
zat ini disimpan dalam jaringan lemak dengan pelarutan
sederhana dalam lemak netral. Konjugasi asam lemak dengan
toksikan (mis: DDT) dapat juga merupakan suatu mekanisme
penimbunan zat kimia dalam jaringan yang mengandung lipid
dan dalam sel-sel badan.

2.Tulang
Merupakan tempat penimbunan utama untuk toksikan
fluorida, timbal, dan stronsium. Penimbunan ini terjadi dengan
cara penjerapan silang antara toksikan dalam cairan
interstisial dan kristal hidroksiapatit dalam mineral tulang. Zat-
zat yang ditimbun ini akan dilepaskan lewat pertukaran ion
dan dengan pelarutan kristal tulang lewat aktivitas
osteoklastik.
METABOLISME
(BIOTRANSFORMASI)
TOKSIKAN

Adalah perubahan xenobiotika menjadi


Metabolit melalui proses enzimatis

Contoh: Pada obat tertentu kadang yang


dibutuhkan metabolitnya bukan obat
aslinya.Misal: phenoxybenzamine
(Dibenzyline®)
TIPE METABOLISME
TOKSIKAN
1.Detoksifikasi
Adalah proses dimana xenobiotik dikonversi
menjadi bentuk yang kurang toksik.Detoksifikasi ini
merupakan mekanisme pertahanan alamiah yang
dimiliki organisme.
Secara umum, proses detoksifikasi merubah
senyawa yang lipofil menjadi senyawa yang lebih
polar (hidrofil)
2. Bioaktivasi
Merupakan proses dimana xenobiotik dapat
berubah menjadi bentuk yang lebih reaktif atau
lebih toksik
Contoh:Karbontetraklorida (CCl4) secara cepat
dimetabolisme dalam tubuh menjadi senyawa kimia
toksik triklorometil
TAHAP-TAHAP
METABOLISME TOKSIKAN

FASE 1 (Retikulum Endoplasma halus)


• Mengubah molekul xenobiotika → metabolit yang lebih polar
dengan menambahkan atau memfungsikan suatu kelompok
fungsional (-OH, -NH2, -SH, -COOH), melibatkan reaksi oksidasi,
reduksi dan hidrolisis
FASE 2 (Sitosol)
• Reaksi enzimatik yg mengikat xenobiotik yg sdh termodifikasi
pada fase 1 → konjugat
• Konjugat → molekul > besar & > polar (larut air) → mdh
dikeluarkan , sulit menembus membran sel
METABOLISME BENZEN
ENZIM

 Enzim berperan penting dalam proses


biotransformasi xenobiotik
 Organ-organ tubuh yang mengalami metabolisme :
1.Liver: organ biotransformasi utama (banyak
enzim),tapi sangat rentan terhadap toksisitas
xenobiotic yang mengalami bioaktivasi
2.Ginjal & paru : kapasitas biotransformasi 10-30%
dibanding liver
3.Kulit,usus,testis,plasenta : kapasitas
biotransformasi rendah
Enzim-enzim yang bekerja pada setiap tahap
metabolisme
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EFEKTFITAS METABOLISME

• Usia
• Jenis kelamin
• Variabilitas genetik
• Nutrisi
• Penyakit
• Paparan bahan kimia lain
yang dapat menghambat
atau menginduksi enzim
• Tingkat dosis
PERJALANAN OBAT

Anda mungkin juga menyukai