Anda di halaman 1dari 15

Manajemen

dan
Organisasi DECISION MAKING, LEARNING,
CREATIVITY AND
ENTREPRENEURSHIP
“Contemporary Management”
Gareth R. Jones & Jennifer M George
(Jesse H. Jones Graduate School of Business Rice University)

Presented by
MUNA MAHDIYYAH
10 September 2019
The Nature Of Managerial Decision Making
(Sifat Pengambilan Keputusan Manajerial)

Pengambilan keputusan adalah proses dimana manajer


merespons peluang dan ancaman dengan menganalisis opsi dan
membuat keputusan, atau keputusan, tentang tujuan organisasi
tertentu dan tindakan yang diambil.
Pengambilan keputusan dalam menanggapi peluang terjadi
ketika manajer mencari cara untuk meningkatkan kinerja
organisasi untuk memberi manfaat bagi pelanggan, karyawan,
dan kelompok pemangku kepentingan lainnya.
Pengambilan keputusan dalam menanggapi ancaman terjadi
ketika peristiwa di dalam atau di luar organisasi berdampak
buruk terhadap kinerja organisasi dan manajer mencari cara
untuk meningkatkan kinerja
1
Programmed and nonprogrammed
Decision Making
(Pengambilan Keputusan Terprogram dan
Tidak Terprogram)
Programmed Nonprogrammed
Keputusan terprogram adalah Keputusan tidak terprogram dibuat untuk
keputusan yang telah dibuat menanggapi peluang dan ancaman yang
berkali-kali di masa lalu sehingga tidak biasa atau baru.
manajer telah mengembangkan
Pengambilan keputusan yang tidak
aturan atau pedoman untuk
diprogram terjadi ketika tidak ada aturan
diterapkan ketika situasi tertentu
keputusan yang siap pakai yang dapat
pasti terjadi.
diterapkan oleh manajer terhadap suatu
Pengambilan keputusan situasi.
terprogram terjadi ketika manajer
Aturan tidak ada karena situasinya tidak
memiliki informasi yang mereka
terduga atau tidak pasti dan manajer
butuhkan untuk membuat aturan
kekurangan informasi yang mereka
yang akan memandu pengambilan
perlukan untuk mengembangkan aturan
keputusan.
untuk menutupinya.
2
Nonprogrammed Decision Making
Bagaimana seorang manajer membuat keputusan
tanpa adanya aturan keputusan?
Mereka mungkin mengandalkan intuisi (intuition)
mereka atau membuat penilaian yang beralasan
(reasoned judgements).
Baik intuisi maupun penilaian seringkali cacat dan
dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang
buruk.

3
THE SIX STEP MANAGERS SHOULD
TAKE TO MAKE THE BEST DECISION

Step 1 Recognize the need for a decision.

Step 2 Generate alternatives.

Step 3 Assess alternatives.

Step 4 Choose among alternatives.

Step 5 Implement the chosen alternative.

Step 6 Learn from feedback.

4
Cognitive Biases and Decision Making
(Bias Kognitif dan Pengambilan Keputusan)

Pada 1970-an, psikolog Daniel Kahneman dan


almarhum Amos Tversky mengemukakan bahwa
pembuat keputusan cenderung menggunakan
heuristik, yang merupakan aturan praktis yang
menyederhanakan proses pengambilan keputusan
Empat sumber bias yang dapat memengaruhi cara
manajer membuat keputusan
hipotesis sebelumnya
Keterwakilan
ilusi kontrol
meningkatkan komitmen

5
Bagaimana manajer dapat menghindari efek
negatif dari bias kognitif dan meningkatkan
kemampuan pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah mereka?

Manajer harus menyadari bias dan dampaknya, dan


mereka harus mengidentifikasi gaya pribadi mereka
sendiri dalam mengambil keputusan

Banyak manajer individu cenderung mengalami


kesulitan mengidentifikasi bias mereka sendiri,
sehingga sering disarankan bagi manajer untuk
memeriksa asumsi mereka sendiri dengan bekerja
bersama manajer lain untuk membantu mengungkap
kelemahan dalam gaya pengambilan keputusan
mereka.
6
Group Decision Making
Advantage (Kelebihan)
Manajer mampu memanfaatkan keterampilan
gabungan, kompetensi, dan akumulasi pengetahuan
anggota kelompok
Memungkinkan manajer untuk memproses lebih
banyak informasi dan untuk saling memperbaiki
kesalahan satu sama lain
Probabilitas bahwa keputusan akan dilaksanakan
berhasil meningkat

7
Group Decision Making
Disadvantage (Kelemahan)
Kelompok sering kali lebih lama daripada individu
untuk mengambil keputusan
Pengambilan keputusan kelompok dapat dirusak oleh
bias, sumber utamanya adalah groupthink

8
Devil’s Advocacy and
Dialectical Inquiry

9
Organizational Learning
and Creativity
Pembelajaran organisasional adalah proses di mana manajer berusaha
untuk meningkatkan keinginan dan kemampuan karyawan untuk
memahami dan mengelola organisasi dan lingkungan tugasnya sehingga
karyawan dapat membuat keputusan yang terus meningkatkan efektivitas
organisasi.
Kreativitas adalah kemampuan pembuat keputusan untuk menemukan
ide-ide orisinal dan baru yang mengarah pada tindakan alternatif yang
layak.

Inti dari pembelajaran organisasi adalah kreativitas. Untuk mendorong


kreativitas di tingkat kelompok, organisasi dapat menggunakan teknik
pemecahan masalah kelompok yang mempromosikan ide-ide kreatif dan
solusi inovatif. Teknik-teknik ini juga dapat mencegah groupthink dan
membantu manajer mengungkap bias.

10
Artificial Intelligence for The Real World

11
Entrepreneurship and
Creativity
Entrepreneurs (Pengusaha) Intrapreneurs (Intrapreneur)
Pengusaha adalah individu yang Intrapreneur adalah seorang
melihat peluang dan memutuskan manajer, ilmuwan, atau peneliti
bagaimana memobilisasi sumber yang bekerja di dalam
daya yang diperlukan untuk organisasi dan memperhatikan
menghasilkan barang dan jasa peluang untuk mengembangkan
baru dan lebih baik. produk baru atau lebih baik
dengan cara yang lebih baik.

Entrepreneurship (Kewirausahaan) adalah mobilisasi sumber


daya untuk memanfaatkan peluang untuk menyediakan barang
dan jasa baru kepada pelanggan.

12
Entrepreneurship and
Creativity
Organisasi pembelajaran mendorong semua karyawan untuk
mengidentifikasi peluang dan menyelesaikan masalah,
sehingga memungkinkan organisasi untuk terus
bereksperimen, meningkatkan, dan meningkatkan
kemampuannya untuk menyediakan barang dan layanan
baru dan lebih baik kepada pelanggan.

Semakin tinggi tingkat intrapreneurship, semakin tinggi pula


tingkat pembelajaran dan inovasi.

13
Kesimpulan
 Keputusan terprogram adalah keputusan rutin yang dibuat begitu sering
sehingga manajer telah mengembangkan aturan keputusan yang harus
diikuti secara otomatis. Keputusan yang tidak terprogram dibuat sebagai
respons terhadap situasi yang tidak biasa atau baru; itu adalah keputusan
yang tidak rutin.
 Saat membuat keputusan, manajer harus mengambil enam langkah ini:
mengenali kebutuhan akan suatu keputusan, menghasilkan alternatif,
menilai alternatif, memilih di antara alternatif, mengimplementasikan
alternatif yang dipilih, dan belajar dari umpan balik.
 Manajer harus melakukan audit keputusan pribadi untuk mengetahui bias
mereka dan dengan demikian meningkatkan pengambilan keputusan
mereka.
 Manajer dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan kelompok
dengan menggunakan teknik seperti devil’s advocacy dan penyelidikan
dialek serta dengan meningkatkan keragaman diantara decision makers.
 Manajer harus mengambil langkah-langkah untuk mempromosikan
pembelajaran dan kreativitas organisasi di tingkat individu dan kelompok
untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.
 Pengusaha memulai usaha baru mereka sendiri. Intrapreneur bekerja di
dalam organisasi dan mengelola proses pengembangan produk.
Organisasi perlu mendorong intrapreneurship karena mengarah pada
pembelajaran dan inovasi organisasi. 14

Anda mungkin juga menyukai