Anda di halaman 1dari 17

RUPTUR VESICA URINARIA

Ruptur Vesika Urinaria disebut juga trauma


buli-buli atau trauma vesica urinaria
merupakan keadaan darurat bedah yang
memerlukan penatalaksanaan segera, bila
tidak ditanggulangi dengan segera dapat
menimbulkan komplikasi seperti
perdarahan hebat, peritonitis dan sepsis.
EPIDEMIOLOGI

Dari seluruh trauma vesika urinaria, 60 – 85%


adalah karena trauma tumpul. 15 – 40% adalah
karena trauma penetrasi. Mekanisme paling
sering dari trauma tumpul adalah kecelakaan
kendaraan bermotor 87%, terjatuh 7%. Pada
trauma penetrasi, frekuensi paling sering
adalah luka tembak 85%, luka tusuk 15%.
KLASIFIKASI

Berdasarkan gambaran sistografi ruptur


vesica urinaria dibedakan menjadi :
• Kontusio vesica urinaria
• Ruptur vesica urinaria ekstraperitoneal
• Ruptur vesica urinaria intraperitoneal.
KLASIFIKASI

The American Asociation for the Surgery of Trauma (AAST) telah


mengklasifikasikan ruptur vesica urinaria menjadi 5 derajat, sebagai berikut:
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
ETIOLOGI

 90% akibat fraktur pelvis yang menyebabkan ruptur


vesica urinaria.
 Trauma Tumpul
 Trauma Tajam
 Partus yang lama atau tindakan operasi di daerah
pelvis
 Dapat pula terjadi secara spontan, biasanya terjadi
jika sebelumnya terdapat kelainan pada dinding
vesica urinaria seperti tuberculosis, tumor vesica
urinaria, dll
PATOFISIOLOGI

 Robeknya vesika urinaria karena fraktur pelvis bisa juga terjadi akibat
fragmen tulang pelvis merobek dindingnya (Gambar B). Dalam keadaan
penuh terisi urine, vesika urinaria mudah robek sekali jika mendapatkan
tekanan dari luar berupa benturan pada perut sebelah bawah. vesika
urinaria akan robek pada bagian fundus dan menyebabkan ekstravasasi
urine ke rongga intraperitoneum (Gambar A).
MANIFESTASI KLINIS

 Umumnya fraktur tulang pelvis disertai pendarahan hebat


sehingga tidak jarang penderita datang dalam keadaan anemik
bahkan syok.

 Pada abdomen bagian bawah tampak jejas atau hematom dan


terdapat nyeri tekan di daerah suprapubik di tempat hematom.

 Pada kontusio vesica urinaria, nyeri terutama bila ditekan di


daerah suprapubik dan dapat ditemukan hematuria. Tidak
terdapat rangsang peritoneum.
MANIFESTASI KLINIS

Lanjutan

 Pada ruptur vesica urinaria intraperitoneal, urine masuk ke rongga


peritoneum sehingga memberikan tanda cairan intraabdomen dan
rangsang peritoneum.

 Lesi ekstraperitoneal memberikan gejala dan tanda infiltrate urine


di rongga peritoneal yang sering menyebabkan septisemia.
Penderita mengeluh tidak bisa buang air kecil. Kadang keluar
darah dari uretra.

 Ruptur vesica urinaria intraperitoneal dapat menimbulkan gejala


dan tanda rangsang peritoneum termasuk defans muskuler dan
sindrom ileus paralitik.
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Laboraorium

Urin: Hemauria
Kultur Urin

Radiologi

Foto Polos Abdomen


Sistografi
Sistoskopi
USG
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Sistografi

 Ruptur Vesica urinaria ekstraperitoneal, Ekstravasasi


(ditunjuk dengan panah) terlihat di luar vesica urinaria
di dalam pelvis
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Sistografi

 Ruptur Vesica urinaria intraperitoneal, Menunjukkan


kontras mengelilingi usus
PENATALAKSANAAN

Ruptur ekstraperitoneal

• Pemasangan Kateter
• Laparotomi

Ruptur intraperitoneal

• Surgical Bladder Repair


KOMPLIKASI

• Uropati obstruktif akut


bilateral
• Perdarahan, syok
• Peritonitis
• Retensi urin
PROGNOSIS

Prognosis akan baik jika penatalaksanaan


dilakukan dengan segera. Cystosomy suprapubic
tube bisa dilepas setelah 10 hari. Pasien dengan
laserasi yang memanjang sampai ke area neck
bladder mungkin untuk terjadi inkontensia
sementara. Di waktu pelepasannya, kultur urin
diperlukan untuk melihat kemungkinan terjadi
infeksi yang nantinya dibutuhkan terapi
selanjutnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai