Anda di halaman 1dari 34

Nutritional Genomik dan

Pencegahan Penyakit Tidak


Menular Berbasis
Personalized Nutrition

Rio Jati Kusuma, S.Gz, MS


Penyakit tidak Menular

Global

Indonesia
Interaksi Diet, Gen, dan Mikrobiom

Genome

Diet
Nutritional
Protein Histon
genomicEnzim

Zat gizi makro Komponen The Future????


of
Bioaktif
Nutrition Therapy
Zat gizi mikro ???? Mikrobiom

mikroRNA

Ekstraksi Pembentukan ALRP


energi TMAO
Genetik dan Diet

• Komposisi genetik dapat


menentukan kebutuhan gizi
yang unik dan respon terhadap
makanan dan zat gizi
• Analisis berdasarkan:
 Sequencing dari human
genome
 Analisis variasi genetik
 Studi yang menghubungkan
variasi gen dengan penyakit
 Peran gizi/zat gizi terhadap
ekspresi gen
Interaksi Gen dan Gizi

DNA RNA Protein

Transkripsi Translasi

Ekspresi gen=f(DNAxlingkungan)
Fungsi Zat Gizi

Kalori

Penyusun
molekul
Regulatory elements
Ekspresi Gen dan Zat Gizi

• Beberapa zat gizi


berperan dalam tahapan
DNA RNA Protein ekspresi gen
• Vitamin A (Retinol) dan
vitamin D merupakan
Transkripsi Translasi Post-translasi vitamin larut lemak yang
sudah diketahui
peranannya dalam
regulasi ekspresi gen
Vitamin D Asam amino Minerals
melalui aktivitas reseptor
Vitamin A Zat besi Vitamins
vitamin dalam inti sel
Asam lemak Selenium
(nuclear factor)
Energi mikroRNA
Glukosa
Zat Gizi dan Kontrol Ekspresi Gen
Membran sel
Inti Sel
Cascade
FT
Kinase
NF
DNA

Reseptor
G-protein mRNA
Zat gizi&metabolit
Protein

Transporter
Zat gizi
Mekanisme:
1) Reseptor (membran/inti sel)
2) Metabolism intermediate
Zat Gizi 3) Faktor transkripsi
Selamat Datang di Era Baru Terapi Gizi
Paradigma Baru Terapi Gizi
Paradigma Lama Paradigma Baru
Rekomendasi diet berdasarkan Rekomendasi diet berdasarkan
studi observasi pada masyarakat keunikan DNA, metabotypes atau
etnis
Pengaturan asupan berdasarkan Kebutuhan vitamin, mineral dan
pengukuran status gizi dari dietary fitokimia spesifik antar individu
history, antropometri, biokimia,
klinis, umur dan jenis kelamin
Rekomendasi makanan sehat Bergerak dari interaksi antara gen-
secara umum zat gizi ke arah pendekatan sistem
biologis
“One man’s food is another man’s
poison”
Apa itu Nutritional Genomic?

• Cabang ilmu gizi yang mempelajari interaksi antara gen


beserta komponennya terhadap zat gizi
• Ruang lingkup nutritional genomic:
1. Nutrigenomik
2. Nutrigenetik
3. Nutriepigenomik
4. NutriMiromik
• Tujuan dari nutritional genomic:
Memperbaiki status kesehatan dan mencegah
perkembangan penyakit melalui diet spesifik dan
perubahan gaya hidup
Nutrigenetik vs Nutrigenomik
Nutrigenomik
Diet mempengaruhi ekspresi gen

Variasi genetik mempengaruhi


respon terapi gizi
Nutrigenetik
Gen dan Alel

• Di dalam inti sel manusia, terdapat 22 pasang kromosom


(autosom) dan 1 pasang sex kromosom
• Di dalam kromosom, terdapat daerah (lokus) dimana gen
tertentu terletak (contoh: FTO 16q12.2)
• Gen sekumpulan basa DNA (A,C,T,G) yang berperan
dalam produksi protein fungsional melalui kode genetik
• Di dalam kromosom terdapat 2 pasang gen yang berasal
dari kedua orang tua alel
• Alel akan menentukan fenotip
Gen dan Alel
Apa itu Variasi Gen?

• Kurang lebih terdapat 25.000 gen terdapat dalam manusia


• 99.9% DNA identik dan hanya sekitar 0,1% berbeda
• Hanya sekitar 1-5% DNA mengkode protein fungsional
(gen)
• Perubahan pada informasi genetik:
- Nukleotida tunggal (perubahan basa DNA, insersi,
delesi) single nucleotide polymorphism (SNP)
- Beberapa nukleotida (pengulangan)
- Keseluruhan kromosom (insersi, delesi, pengaturan
ulang)
• Dapat berdampak positif, negatif atau tidak berdampak
Single Nucleotide Polymorphism (SNP)

• Variasi genetik yang terjadi hanya pada


satu basa DNA
• Sebagian besar tidak memiliki efek bagi
kesehatan
• Bentuk polimorfisme yang umum pada
populasi >1%
• 3-5% dari SNP bersifat fungsional dan
berdampak pada perbedaan fenotip
RS Number atau ID

• Dalam penelitian nutritional genomic, pengetahuan


mengenai letak SNP pada gen menjadi hal yang
penting database
• Database ini disebut dengan Reference SNP Cluster ID
(rsid) yang dapat diakses oleh peneliti/praktisi
• Salah satu database yang dapat digunakan untuk akses RS
number adalah dbSNP dari genbank (NCBI)
• Contoh: SNP pada PPARA yang berhubungan dengan
perubahan metabolik antara lain rs1800206, rs1800234,
rs4253778, rs3892755, rs6008259, rs135550, rs9626730
Nutrigenetik dan Pencegahan
Penyakit Tidak Menular
• Adanya variasi gen pada individu akan mempengaruhi
metabolisme zat gizi yang ada penambahan atau
pengurangan zat gizi tertentu dalam diet
• Contoh: variasi dari gen reseptor rasa manis (TAS1R2) dan
CD36 berhubungan dengan kejadian dislipidemia pada
populasi Meksiko yang mengonsumsi diet tinggi lemak
dan karbohidrat
• Studi menunjukkan keberhasilan diet berbasis nutrigenetik
dalam mengubah persepsi dan kebiasaan makan
dibanding standar konsultasi gizi  high adherence level
Konsep Nutrigenetik

Tidak SNP

SNP

Treatment gizi
Polimorfisme gen dan Interaksi diet

Nama Gen Rsid Allel Interaksi diet Penyakit


rs9939609 A Diet tinggi Obesitas
FTO lemak
rs8050136 A Diet tinggi KH Obesitas
PPARG rs1801282 G Diet tinggi Obesitas
lemak
rs7903146 T Diet tinggi susu DMT2
TCF7L2 rs7903146 T Diet tinggi asam Sindrom
lemak jenuh metabolik
APOB rs512535 G Diet tinggi Sindrom
lemak metabolik
Aplikasi Nutrigenetik

Gene Polimorfisme Allel Interaksi diet Respon diet


rs1558902 A Tinggi protein ↓↓BB
FTO ↑ sensitivitas
rs1558902 A Rendah lemak
insulin
Diet rendah ↓↓ total kolesterol
APOA5 rs964184 G
lemak dan LDL-c
↑↑ HDL-c dan
CETP rs3764261 C Tinggi lemak
↓trigliserida
↓↓ kolesterol dan
LIPC rs2070895 A Rendah lemak LDL-c serta ↑
HDL-c
↑↑ berat badan
TFAP2B rs987237 G Tinggi protein kembali paska
diet
Contoh Aplikasi Nutrigenetik dalam
Pembuatan Rekomendasi Diet (1)

Populasi Penyakit Rekomendasi Diet


Seluruh populasi (general Sindrom metabolik, Rendah lemak (<35%
population) hiperkolesterolemia, dari total energi), tinggi
kanker kolon, prostat dan PUFA (>5,5% dari total
obesitas energi), rendah n-6 PUFA
(<7,99 g/hari), rendah
kalsium (<680 mg/hari)
Afrika Hiperkolesterolemia, Rendah n-6 PUFA (<7,99
ketergantungan alkohol g/hari), 0 intake alkohol
Asia timur Hiperkolesterolemia, Rendah n-6 PUFA (<7,99
kanker prostat, obesitas, g/hari), rendah kalsium
ketergantungan alkohol, (<680 mg/hari), tinggi
abnormal eating vitamin D (>75 nmol/L)
behavior
Contoh Aplikasi Nutrigenetik dalam
Pembuatan Rekomendasi Diet (2)

Populasi Penyakit Rekomendasi Diet


Asia selatan Hiperkolesterolemia, Rendah n-6 PUFA (<7,99
kanker prostat, obesitas g/hari), rendah kalsium
(<680 mg/hari)
Amerika Kanker kolon, prostat, Tinggi PUFA, rendah
obesitas, ketergantungan kalsium (<680 mg/hari),
alkohol rendah n-6 PUFA
Eropa Hiperkolesterolemia, Rendah n-6 PUFA (<7,99
kanker prostat, adenoma, g/hari), rendah kalsium
hipertensi (<680 mg/hari), 1,8
g/hari EPA dan DHA

Sumber: Nilsson et al., 2019. Int. J. Mol. Sci. 2019, 20(14), 3516
Nutrigenomik

• Zat gizi berperan penting dalam regulasi ekspresi gen


yang berperan dalam pengaturan metabolisme dalam
tubuh
• Nutrigenomik studi yang melihat peran zat gizi dan
komponen bioaktif dari bahan makanan terhadap ekspresi
gen serta proteom dan metabolom
• Contoh: diet tinggi lemak jenuh, tinggi karbohidrat
sederhana, daging awetan mampu meningkatkan ekspresi
gen yang berhubungan dengan respon inflamasi dan
penghantaran sinyal kanker
Studi Nutrigenomik (Zat Gizi)
Kondisi diet Gen target Ekspresi gen Resiko penyakit
NR1H3 ↓ ↑ resiko DMT2
Rendah protein
HSD11B1, PCK1 ↑ ↑ resiko DMT2
Kolin dan defisiensi
PPARGA ↓ ↑ resiko NAFLD
asam folat
Defisiensi vitamin D NFKBIA ↓ ↑ resiko DMT2
TNFA, IL-6 ↑ ↑ resiko CVD
PPARGC1A ↓ ↑ resiko NAFLD
Tinggi lemak jenuh
↑ inflamasi terkait
ADGRE1 ↑
obesitas
DRD2 ↓ ↑ resiko obesitas
Tinggi lemak tinggi
NPY ↑ ↑ resiko obesitas
gula
POMC ↓ ↑ resiko obesitas
Studi Nutrigenomik (Senyawa Bioaktif)

Nama Senyawa Target Gen Ekspresi Gen Efek Kesehatan


Bioaktif
Kurkumin MMP-0, MMP-3, ↓ Anti-aterogenesis dan
EMMPRIN Anti-kanker
Resveratrol EMMPRIN ↓ Anti-aterogenesis
FASN ↓ Anti-steatosis
Polifenol apel LEP, SREBF1, PLIN ↓ Anti-obesitas
PPARGC1A, AQP7, ↑ Anti-obesitas
AEBP1
EGCC MMP9, MMP2 ↓ Anti-tumorigenesis
Genistein P21, P16 ↑ Anti-kanker
BMI1, c-MYC ↓ Anti-kanker
Kelemahan Nutritional Genomics

• Bukti ilmiah terkait nutritional genomics kebanyakan


berasal dari observasional study (tidak RCT)
• Teori dasar terkait nutritional genomic masih belum
terbentuk (adanya faktor lain yang saling berkaitan)
• Faktor yang berperan dalam perbedaan respon
interindividual serta keberlanjutan keberhasilan intervensi
jangka panjang masih belum diketahui
• Sedikit studi dengan desain yang baik untuk mengetahui
efektivitas dan keamanan dari nutritional genomics
• Sebagian besar jasa penyedia analisis genomic didasarkan
tes pada konsumer yang tidak teregulasi dan evidence
yang rendah
Nutritional Genomics Drawback

Sumber: Pavlidis et al., 2014. Applied & Translational Genomics; 4: 50-53


Posisi Nutritional Genomic bagi
Ahli Gizi
• “As with any area of practice within dietetics, Dietitians may
consider the use of innovative tools in their practice (such
as nutrigenomics screening tools) so long as they
understand the field of study, its limitations and benefits to
individual clients Page 4 of 7 based on current and up to
date knowledge in the field, and feel competent in their
knowledge and skill in the area” (College of Dietitians of
Alberta)
• “Applying nutritional genomics in clinical practice through
the use of genetic testing requires that registered dietitian
nutritionists understand, interpret, and communicate
complex test results in which the actual risk of developing
a disease may not be known” (Academy of Nutrition and
Dietetics)
Posisi Nutritional Genomic
bagi Ahli Gizi (2)
• “Nutritionists/registered dietitians and other health
professionals must be able to interpret the nutrigenetic
tests and properly guide their patients, as well as build
their professional practice on general ethical principles,
and those established by regulatory authorities;
• It is extremely important to highlight that the
misinterpretation of nutrigenetic tests can cause
psychological and health problems to the patient;
• Currently, there is insufficient scientific evidence for the
recommendation of dietary planning and nutritional
supplementation based only on nutrigenetic tests”
(Brazilian Society for Food and Nutrition)
STATEMENT DARI PERSAGI/AIPGI?

Anda mungkin juga menyukai