Anda di halaman 1dari 7

TATALAKSANA

RETINOPATHY OF
PREMATURITY
- Mata merupakan suatu organ fotosensitif → menganalisis bentuk, intensitas, dan
warna cahaya yg dipantulkan objek dan menimbulkan sensasi pengelihatan
- Salah satu bagian penyusun mata yaitu retina mengandung fotoreseptor →
kebutaan
- Menurut WHO pada tahun 2010 di dunia terdapat 285 juta orang yang mengalami
gangguan pengelihatan
- Wilayah Asia Tenggara merupakan wilayah dengan jumlah penderita kebutaan
terbanyak yaitu sebanyak 30% dari keseluruhan penderita kebutaan dunia (12 juta
penderita).
• WHO bekerja sama dengan IAPB (International Agency for the Prevention of
Blindness) membuat program ‘Vision 2020: The Right to Sight’. Tujuan:pencegahan
dan pengobatan retinopathy of prematurity sebagai upaya mengurangi prevalensi
kebutaan pada anak
• Retinopathy of prematurity (ROP) adalah suatu penyakit dimana perkembangan
vaskularisasi retina yang normal terganggu sehingga terbentuk vaskularisasi baru
pada retina yang abnormal pada bayi-bayi kurang bulan1. Keadaan ini dapat
ringan tanpa adanya gangguan penglihatan, atau dapat menjadi progresif dengan
terbentuknya neovaskularisasi yang berakibat retina terlepas dan kebutaan
• Prevalensi ROP cukup bervariasi di berbagai negara. di Swedia 73% (368 dari 506
kelahiran preterm) dan 33% di Norwegia (95 dari 290 kelahiran preterm).
• di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2007 71% dari bayi lahir prematur
mengalami retinopathy of prematurity
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Binocular Indirect Opthalmoscopy (BIO) setelah dilatasi pupil
Dilakukan pada:
o Semua bayi prematur BB ≤ 1.500 g

o Lahir pada usia kehamilan ≤ 32 minggu

o atau usia kehamilan lebih dari 32 minggu dengan klinis yang tidak stabil

Pemeriksaan dilakukan antara 4-6 minggu setelah kelahiran dan dilanjutkan tiap 1-2
minggu sekali sampai vaskularisasi retina lengkap
Cara pemeriksaan BIO
Dua atau tiga jam sebelum pemeriksaan, pupil didilatasi dengan
tropicamide 0,5% dan phenilephrin 2,5% (diberikan bergantian
setiap 30 menit). Saat akan diperiksa, bayi dibedong dan diberi
tetes mata tetracaine hydrochloride 0,5% untuk analgetik,
kemudian dipasang spekulum mata. Fundus diperiksa dengan
BIO. Pemeriksaan dilakukan pada bayi dibedong dan kemudian
berikan susu atau kempeng (pacifier).
Penatalaksanaan
• Cryotherapy dari retina avaskular perifer menjadi pengobatan standar untuk
ambang batas ROP pada tahun 1988
• Fotokoagulasi laser
dapat dilakukan di pusat bedah di bawah anestesi umum dan di NICU dengan sedasi
yang dikendalikan oleh neonatologis. Terapi laser telah menghasilkan hasil visual
yang lebih baik dan efek samping yang lebih sedikit termasuk lebih sedikit stres
pada neonatus dibandingkan dengan cryotherapy. Keuntungan utama adalah
bahwa hal itu dapat dilakukan di bawah anestesi topikal dan komplikasi sistemik
dan lokal jauh lebih sedikit dibandingkan dengan cryotherapy.
• Injeksi anti VEGF (anti Vascular endothelial Growth Factor)
Setelah banyak laporan kasus diterbitkan dengan hasil yang menggembirakan
diperoleh dengan menggunakan bevacizumab (Avastin) untuk pengobatan ROP,
studi BEAT-ROP pada tahun 2011 menunjukkan kemanjuran yang lebih baik dari
bevacizumab dalam studi prospektif acak multicenter untuk pengobatan ROP pada
stadium 3 dengan ditambah penyakit pada Zona I bila dibandingkan dengan
fotokoagulasi laser. Sejak itu, banyak penelitian telah diterbitkan yang
menunjukkan hasil yang sukses dari keduanya.
Injeksi anti-VEGF intravitreal sangat kontroversial karena dapat menghentikan
pertumbuhan tidak hanya pembuluh darah retina yang abnormal tetapi juga yang
normal. Penyerapan sistemik obat-obatan ini dapat menghentikan perkembangan
pembuluh darah di organ berkembang lainnya. Terlebih lagi reaktivasi yang
terlambat, ruptur koroid dan tes fungsi hati yang abnormal juga telah dilaporkan
Jadi injeksi anti-VEGF saat ini digunakan dalam ROP hanya ketika pengobatan
standar (yaitu laser) gagal.

Anda mungkin juga menyukai