Anda di halaman 1dari 17

PEMERIKSAAN KEKUATAN AGREGAT TERHADAP

TEKANAN

Rahmat Fajri Adha (1510921011)


Ahmad Ridho Dalfi (1510921046)
Heru Tri Saksena (1510922054)
Ridho Dicosta (1510922074)
Uji Kekerasan Agregat Kasar Terhadap Tekanan

TUJUAN UMUM

Dapat menentukan sifat agregat


kasar berdasarkan kekerasannya
dalam kaitan penggunaannya untuk
bahan campuran beton.
DASAR TEORI

Kekuatan dan
elastisitas agregat tergantung Kekuatan agregat diperoleh
dari jenis batunya, susunan dengan cara pengujian dengan
mineralnya, tekstur butirnya menggunakan bejana tekan untuk
atau kristalnya. agregat.

Pengujian ini dilakukan berdasarkan peraturan dalam British


Standard karena ayakan yang adalah ayakan standar ( 10 mm dan 14 mm
). Pengujian ini meggunakan agregat kasar yang telah dicuci agar kadar
lumpur yang dikandungnya sedikit dan bersih dari kotoran, serta harus
dioven untuk mendapatkan berat tetap. Uji kekerasan ini menghasilkan
data berupa jumlah persentase berat butiran agregat yang lolos ayakan
2,36 mm setelah mengalami tekanan 400 KN.
Terdapat perbedaan antara pengujian-
pengujian kekerasan agregat halus satu sama lain.
Uji kekerasan agregat kasar dengan beban 400kN
adalah pengujian agregat kasar terhaketahanan
dap beban statis. Uji Impact Value adalah
pengujian agregat kasar terhadap beban kejut.
Sedangkan Uji Abrasi dengan mesin LA, adalah
pengujian kekerasan/ketahanan agregat kasar
terhadap kombinasi beban beban kejut dan gesek.

Beton tahan aus adalah beton yang tahan


terhadap gesekan. Biasanya beton ini
digunakan pada konstruksi yang rawan
terhadap gesekan. Misalnya; jalan beton,
dermaga, dan bandara.
Rumus = w1-w2 x 100%
w1
PERALATAN DAN
BAHAN

Terbuat dari gelas


berbentuk labu sesuai ASTM
C. 188 kapasitas >500kN

Mesin Penekan
Ketelitian 0,001 gram

Timbangan

Dapat diatur pada suhu konstan (100±5 )


derajat C

Oven Pengering
Terbuat dari Seng

Cawan

Terbuat dari baja, sesuai dengan BS


212:Part 110:1990

Bejana silinder dan Pelat


Dari baja, Ø16mm, panjang 60 cm

Batang Pemadat
BAHAN

Agregat kasar dalam keadaan jenuh air kering


permukaan (JPK atau SSD), atau dalam keadaan
kering udara yaitu dihasilkan dari pengeringan
oven pada suhu 110±50c.
PROSEDUR PENGUJIAN

1. Ayak agregat dengan susunan ayakan 14 mm dan 10 mm.

2. Timbang bejana + stempel alas (a)

3. Masukan agregat kasar yang tertahan diatas saringan 10 mm kedalam


bejana sebanyak tiga lapisan dan ditumbuk masing – masing lapisan 25 kali
dengan tinggi jatuh 5 cm dari permukaan agregat.
4. Ratakan permukaan agregat dengan alat perata.

5. Timbang agregat + bejana + stempel alas. (b)


6. Hitung berat agregat dengan rumus Berat(a)– Berat (b) = (W1).

7. Letakan bejana berisi agregat ke mesin penekan dengan besar tekanan


400 kN dengan waktu 10 menit.

8. Hentikan penekanan dan keluarkan agregat secara perlahan–lahan


dari dalam bejana menggunakan sendok.
Catatan : tidak boleh dipukul-pukul
9. Saring agregat dengan ayakan 2,36mm.

10. Timbang agregat yang tertahan diatas ayakan 2,36 mm (W2).


11. Hitung persentasi agregat lolos ayakan 2,36 mm.
DATA DAN PERHITUNGAN
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan dari data yang didapat dalam


praktikum, bahwa persentase agregat yang lolos ayakan 2,36 mm
adalah 16,2 %. Berarti agregat yang dipakai termasuk agregat yang
dapat digunakan dalam pembetonan tahan aus, karena presentase
agregat tembus ayakan 2,36 adalah < 30%.
Video
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai