- Asri Hartono - Ana Daniyanti - Nisaul munawaroh - Rizky Mulyawati RUMUSAN MASALAH
Pengertian dan Sejarah Penelitian Sanad dan Matan
Tujuan dan Manfaat Penelitian Sanad dan Matan Faktor – faktor Pentingnya Penelitian Sanad dan Matan Bagian – bagian yang harus di teliti : Sanad dan Matan Tanda – tanda kepalsuan sanad dan matan PENGERTIAN DAN SEJARAH PENELITIAN SANAD DAN MATAN Kata penelitian (kritik) dalam ilmu hadis sering dinisbatan pada kegiatan penelitian hadis yang disebut dengan al Naqd ()النقد yang secara etimologi adalah bentuk masdar dari ( ) نقد ينقدyang berarti mayyaza, yaitu memisahkan sesuatu yang baik dari yang buruk. Kata al Naqd itu juga berarti “kritik” seperti dalam literatur Arab ditemukan kalimat Naqd al kalam wa naqd al syi’r yang berarti “ mengeluarkan kesalahan atau kekeliruan dari kalimat dan puisi. Naqad juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang memisahkan atau membedakan. Di dalam ilmu Hadis, al Naqd berarti : َ َ ت َ ْم ي ِي ْ ٌز ْاْل ح اديث الصحيحة من الضعيفة والحكم على الرواة توث ِي ْق ا وت َ ْْ ِر ي ْح ا “Memisahkan Hadis-Hadis yang shahih dari dha’if, dan menetapkan para perawinya yang tsiqat dan yang jarh (cacat)” Jika kita telusuri dalam Al-Qur’an dan Hadis maka kita tidak menemukan kata Al-Naqd digunakan dalam arti kritik , namun Al- Qur’an dalam maksud tersebut menggunakan kata yamiz yang berarti memisahkan dari yang buruk dari yang baik TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN SANAD DAN MATAN Tujuan pokok dari penelitian sanad dan matan Hadis adalah untuk mengetahui kualitas suatu Hadis, karena hal tersebut sangat fungsional berhubungan dengan kehujjahan Hadis. Suatu Hadis dapat dijadikan hujjah (dalil) dalam menetapkan hukum apabila Hadis tersebut telah memenuhi syarat-syarat diterimanya (maqbul) suatu Hadis. Adapun Hadis yang perlu diteliti adalah Hadis yang berkategori ahad, yaitu yang tidak sampai kepada derajat mutawatir, karena Hadis kategori tersebut berstatus Zhanni al Wurud. Sedangkan terhadap Hadis mutawatir, para ulama tidak menganggap perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut, karena Hadis kategori tersebut telah menghasilkan keyakinan yang pasti bahwa Hadis tersebut berasal dari Nabi SAW, meski demikian tidaklah berarti bahwa terhadap Hadis mutawatir tidak dapat dilakukan penelitian lagi. Jika hal itu dilakukan hanya bertujuan untuk membuktikan bahwa benar Hadis tersebut berstatus mutawatir, bukan untuk mengetahui kualitas sanad dan matannya sebagaimana yang dilakukan terhadap Hadis ahad. FAKTOR – FAKTOR PENTINGNYA PENELITIAN SANAD DAN MATAN Kedudukan Hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam Tidak seluruh Hadis ditulis pada masa nabi SAW Munculnya Pemalsuan Hadis Lamanya Masa Pengkodifikasian (proses) Hadis. Beragamnya Metode Penyusunan Kitab-Kitab Hadis. Adanya Periwayatan Hadis Secara makna OBYEK PENELITIAN HADIS ADALAH SANAD HADIS DAN MATAN HADIS Sanad Hadis Kebersambungan Sanad (Ittishal al Sanad) Keadilan Perawi Kedhabitan Perawi Matan Hadis Perbandingan antara Hadis dengan Alqur`an Perbandingan Beberapa Riwayat Tentang Suatu Hadis, Yaitu Perbandingan Suatu Riwayat dengan Riwayat Lain Perbandingan Matan Hadis dengan Hadis Yang lainnya. Perbandingan Matan Hadis Dengan Berbagai Peristiwa Yang Dapat Diterima Akal Sehat, Kritik Hadis Yang Tidak Menyerupai Kalam Nabi Kritik Hadis yang Bertentangan Dengan dasar Syari’ah Dan Kaidah yang Telah Tetap (baku) Kritik Hadis Yang Mengandung Hal-Hal Yang Munkar Atau Mustahil TANDA-TANDA HADITS PALSU
Susunan bahasanya rancu.
Isinya bertentangan dengan akal yang sehat dan sangat sulit diinterprasikan secara rasional. Isinya bertentangan dengan tujuan pokok agama islam. Isinya bertentangan dengan hukum dan sunnatullah. Isinya bertentangan dengan sejarah pasti. Isinya bertentangan dengan petunjuk al -Quran ataupun hadits mutawattir yang telah mengandung suatu peunjuk secara pasti. Isinya berada di luar kewajaran diukur dari petunjuk umum ajaran islam. TANDA-TANDA KEPALSUAN PADA SANAD
Jika perowi hadist itu seorang pembohong, yang diketahui orang
banyak kebohongannya itu, tanpa ada seorang pun dari Kalangan orang handal yang merowikannya . Mengakui sendiri tentang kebohongannya , seper ti abd Al-Karim ibn Abi Al-‘Awja’ yang telah memalsu 4000 hadist, dia telah “mengharamkan yang halal, dan menghalal yang haram”. Jika perowi meriwayatkan hadist dari seorang syaikh yang belum ada keterangan valid, menyebutkan dia pernah ber temu syaikhnya ataupun hidup dimasa syaikhnya sehingga bisa disimpulkan mustahil untuk berdusta, maka perlu dicari latar belakang mengenai sejarah perowi dan gurunya yaitu meliputi kapan dan dimana para perawi itu dilahirkan , dimana mereka menetap, kemana saja mereka mengadakan perjalanan (musafir), siapa saja guru-guru mereka, dan kapan mereka wafat, Karena itu ilmu At-thobaqot sangatlah penting untuk kritikus hadist, oleh karena itu tidak mudah mendapatkan data tentang asal-usul sebuah hadist, haruslah dengan sebuah penelitian yang membutuhkan waktu ber tahun-tahun untuk mengetahui masing- masing kebenaran datanya. Kepalsuan hadist juga bisa diketahui dari keadaan perawi dan dorongan-dorongan psikologi, TANDA-TANDA KEPALSUAN DALAM MATAN Kelemahan kalimat Lemah dari segi makna, yaitu jika sebuah hadist mnyalahi kepastian-kepastian rasional tanpa kemungkinan untuk menakwilkannya Bertentangan dengan makna jelas (shorikh) dari kitab suci al- Qur’an Hadist yang menyalahi fakta-fakta sejarah pada zaman nabi SAW Jika ada hadist yang bersesuaian dengan madzab perowiya KESIMPULAN
Sebagai umat nabi Muhammad yang menjaga segala
ajaran-ajaran sunnahnya kita haruslah kritis menanggapi setiap permasalahan yang berhuungan dengan sunah (hadistnya) karena di zaman yang semakin lama semakin dekat dengan hari kiamat akan bertambah banyak orang-orang yang berusaha untuk meruntuhkan ajaran rosul dengan cara memalsukan hadist, baik berupa sanad ataupun matannya, maka kita harus hati-hati dalam menangapi setiap hadist yang ada dari man kapan dan apa latar belakang adanya hadist itu sehingga terlihat mana hadist yang janggaal (palsu), yang tidak patut di pakai sebagai dasar, dan mana yang benar (datangnya dari Rosul) yang patut di pakai sebagai dasar. Maka adanya sebuah penelitian sanad maupun matan sangatlah penting untuk menjaga kebenaran sunnah-sunnah nabi yang benar-benar bersandar dari Rosul.