Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 4

PENTINGNYA PENELITIAN
SANAD DAN MATAN

- Asri Hartono
- Ana Daniyanti
- Nisaul munawaroh
- Rizky Mulyawati
RUMUSAN MASALAH

 Pengertian dan Sejarah Penelitian Sanad dan Matan


 Tujuan dan Manfaat Penelitian Sanad dan Matan
 Faktor – faktor Pentingnya Penelitian Sanad dan Matan
 Bagian – bagian yang harus di teliti : Sanad dan Matan
 Tanda – tanda kepalsuan sanad dan matan
PENGERTIAN DAN SEJARAH PENELITIAN
SANAD DAN MATAN
 Kata penelitian (kritik) dalam ilmu hadis sering dinisbatan pada
kegiatan penelitian hadis yang disebut dengan al Naqd (‫)النقد‬
yang secara etimologi adalah bentuk masdar dari ( ‫ ) نقد ينقد‬yang
berarti mayyaza, yaitu memisahkan sesuatu yang baik dari yang
buruk. Kata al Naqd itu juga berarti “kritik” seperti dalam
literatur Arab ditemukan kalimat Naqd al kalam wa naqd al
syi’r yang berarti “ mengeluarkan kesalahan atau kekeliruan dari
kalimat dan puisi. Naqad juga dapat diartikan sebagai sesuatu
yang memisahkan atau membedakan.
 Di dalam ilmu Hadis, al Naqd berarti :
َ َ ‫ ت َ ْم ي ِي ْ ٌز ْاْل‬
‫ح اديث الصحيحة من الضعيفة والحكم على الرواة توث ِي ْق ا وت َ ْْ ِر ي ْح ا‬
 “Memisahkan Hadis-Hadis yang shahih dari dha’if, dan
menetapkan para perawinya yang tsiqat dan yang jarh (cacat)”
 Jika kita telusuri dalam Al-Qur’an dan Hadis maka kita tidak
menemukan kata Al-Naqd digunakan dalam arti kritik , namun Al-
Qur’an dalam maksud tersebut menggunakan kata yamiz yang
berarti memisahkan dari yang buruk dari yang baik
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
SANAD DAN MATAN
 Tujuan pokok dari penelitian sanad dan matan Hadis adalah
untuk mengetahui kualitas suatu Hadis, karena hal tersebut
sangat fungsional berhubungan dengan kehujjahan Hadis. Suatu
Hadis dapat dijadikan hujjah (dalil) dalam menetapkan hukum
apabila Hadis tersebut telah memenuhi syarat-syarat
diterimanya (maqbul) suatu Hadis. Adapun Hadis yang perlu
diteliti adalah Hadis yang berkategori ahad, yaitu yang tidak
sampai kepada derajat mutawatir, karena Hadis kategori
tersebut berstatus Zhanni al Wurud.
 Sedangkan terhadap Hadis mutawatir, para ulama tidak
menganggap perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut,
karena Hadis kategori tersebut telah menghasilkan keyakinan
yang pasti bahwa Hadis tersebut berasal dari Nabi SAW, meski
demikian tidaklah berarti bahwa terhadap Hadis mutawatir tidak
dapat dilakukan penelitian lagi. Jika hal itu dilakukan hanya
bertujuan untuk membuktikan bahwa benar Hadis tersebut
berstatus mutawatir, bukan untuk mengetahui
kualitas sanad dan matannya sebagaimana yang dilakukan
terhadap Hadis ahad.
FAKTOR – FAKTOR PENTINGNYA
PENELITIAN SANAD DAN MATAN
 Kedudukan Hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam
 Tidak seluruh Hadis ditulis pada masa nabi SAW
 Munculnya Pemalsuan Hadis
 Lamanya Masa Pengkodifikasian (proses) Hadis.
 Beragamnya Metode Penyusunan Kitab-Kitab Hadis.
 Adanya Periwayatan Hadis Secara makna
OBYEK PENELITIAN HADIS
ADALAH SANAD HADIS DAN
MATAN HADIS
Sanad Hadis
 Kebersambungan Sanad (Ittishal al Sanad)
 Keadilan Perawi
 Kedhabitan Perawi
Matan Hadis
 Perbandingan antara Hadis dengan Alqur`an
 Perbandingan Beberapa Riwayat Tentang Suatu Hadis, Yaitu
Perbandingan Suatu Riwayat dengan Riwayat Lain
 Perbandingan Matan Hadis dengan Hadis Yang lainnya.
 Perbandingan Matan Hadis Dengan Berbagai Peristiwa Yang
Dapat Diterima Akal Sehat,
 Kritik Hadis Yang Tidak Menyerupai Kalam Nabi
 Kritik Hadis yang Bertentangan Dengan dasar Syari’ah Dan
Kaidah yang Telah Tetap (baku)
 Kritik Hadis Yang Mengandung Hal-Hal
Yang Munkar Atau Mustahil
TANDA-TANDA HADITS PALSU

 Susunan bahasanya rancu.


 Isinya bertentangan dengan akal yang sehat dan sangat sulit
diinterprasikan secara rasional.
 Isinya bertentangan dengan tujuan pokok agama islam.
 Isinya bertentangan dengan hukum dan sunnatullah.
 Isinya bertentangan dengan sejarah pasti.
 Isinya bertentangan dengan petunjuk al -Quran ataupun hadits
mutawattir yang telah mengandung suatu peunjuk secara
pasti.
 Isinya berada di luar kewajaran diukur dari petunjuk umum
ajaran islam.
TANDA-TANDA KEPALSUAN PADA SANAD

 Jika perowi hadist itu seorang pembohong, yang diketahui orang


banyak kebohongannya itu, tanpa ada seorang pun dari Kalangan orang
handal yang merowikannya .
 Mengakui sendiri tentang kebohongannya , seper ti abd Al-Karim ibn Abi
Al-‘Awja’ yang telah memalsu 4000 hadist, dia telah “mengharamkan
yang halal, dan menghalal yang haram”.
 Jika perowi meriwayatkan hadist dari seorang syaikh yang belum ada
keterangan valid, menyebutkan dia pernah ber temu syaikhnya ataupun
hidup dimasa syaikhnya sehingga bisa disimpulkan mustahil untuk
berdusta, maka perlu dicari latar belakang mengenai sejarah perowi
dan gurunya yaitu meliputi kapan dan dimana para perawi itu
dilahirkan , dimana mereka menetap, kemana saja mereka
mengadakan perjalanan (musafir), siapa saja guru-guru mereka, dan
kapan mereka wafat, Karena itu ilmu At-thobaqot sangatlah penting
untuk kritikus hadist, oleh karena itu tidak mudah mendapatkan data
tentang asal-usul sebuah hadist, haruslah dengan sebuah penelitian
yang membutuhkan waktu ber tahun-tahun untuk mengetahui masing-
masing kebenaran datanya.
 Kepalsuan hadist juga bisa diketahui dari keadaan perawi dan
dorongan-dorongan psikologi,
TANDA-TANDA KEPALSUAN DALAM
MATAN
 Kelemahan kalimat
 Lemah dari segi makna, yaitu jika sebuah hadist mnyalahi
kepastian-kepastian rasional tanpa kemungkinan untuk
menakwilkannya
 Bertentangan dengan makna jelas (shorikh) dari kitab suci al-
Qur’an
 Hadist yang menyalahi fakta-fakta sejarah pada zaman nabi
SAW
 Jika ada hadist yang bersesuaian dengan madzab perowiya
KESIMPULAN

Sebagai umat nabi Muhammad yang menjaga segala


ajaran-ajaran sunnahnya kita haruslah kritis menanggapi setiap
permasalahan yang berhuungan dengan sunah (hadistnya)
karena di zaman yang semakin lama semakin dekat dengan
hari kiamat akan bertambah banyak orang-orang yang berusaha
untuk meruntuhkan ajaran rosul dengan cara memalsukan
hadist, baik berupa sanad ataupun matannya, maka kita harus
hati-hati dalam menangapi setiap hadist yang ada dari man
kapan dan apa latar belakang adanya hadist itu sehingga
terlihat mana hadist yang janggaal (palsu), yang tidak patut di
pakai sebagai dasar, dan mana yang benar (datangnya dari
Rosul) yang patut di pakai sebagai dasar.
Maka adanya sebuah penelitian sanad maupun matan
sangatlah penting untuk menjaga kebenaran sunnah-sunnah
nabi yang benar-benar bersandar dari Rosul.

Anda mungkin juga menyukai