CRS Psoriasis Agatha-Dr Rini

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 46

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

 Psoriasis adalah penyakit kulit inflamasi kronis yang ditandai dengan


plak merah berbatas tegas tertutup skuama tebal sebagai akibat dari
gangguan proliferasi dan diferensiasi epidermis.
 Pasien dengan psoriasis memiliki kecenderungan genetik untuk
penyaki init, manifestasi yang paling umum pada kulit siku, lutut, kulit
kepala, daerah lumbosakral, celah intergluteal, dan glans penis.
 Pengobatan psoriasis dapat berupa pengobatan sistemik maupun
topikal. Pengobatan sistemik dapat diberikan kortikosteroid, obat
sitostatik atau siklosporin. Kortikosteroid, preparat ter, antralin,
analog vitamin D, retinoid, dan fototerapi (UVA dan UVB) merupakan
pilihan obat topikal.
ANALISA KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. F
Umur : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : P. Aurduri RT. 25 Kel. P.Rendah
Pekerjaan : Swasta
Status Pernikahan : Belum Menikah
Suku Bangsa : Melayu
Hobi : Menyanyi
KELUHAN UTAMA

Keluhan bercak kemerahan yang meninggi dan kulit yang bersisik disertai
dengan rasa gatal pada daerah belakang telinga, siku kiri, sejak ± 1 tahun.

KELUHAN TAMBAHAN

Tidak terdapat keluhan tambahan


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Keluhan bercak kemerahan yang meninggi dan kulit yang bersisik disertai dengan rasa
gatal pada daerah jidat, perut, punggung atas, punggung bawah, siku kanan dan kiri,
tungkai bawah kiri dan kanan sejak ± 1 tahun terakhir.

Awalnya, bercak kemerahan tersebut berbentuk bintik kemerahan yang menonjol di siku
pasien, kemudian bintik tersebut semakin membanyak dan melebar ke bagian kaki dan
belakang telinga. Bintik tersebut menjadi kumpulan bercak kemerahan dengan
peninggian serta sisik berlapis-lapis berwarna putih. Bercak tersebut terasa gatal, gatal
hadir tidak menentu. Keluhan ini sudah di rasakan sejak 10 tahun yang lalu. Pasien lalu
berobat ke dokter dan mendapatkan salep dan obat minum dari dokter, pasien lupa
nama obatnya.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Namun ± 1 tahun yang lalu, keluhan bercak merah yang meninggi serta sisik yang
berlapis-lapis berwarna putih dengan batas tegas tersebut muncul lagi, di bagian siku kaki
dan belakang telinga. Bercak tidak diikuti dengan bintil-bintil berisi cairan maupun bagian
tengah yang lebih terang. Menurut pasien kekambuhan ini dikarenakan perubahan cuaca
dari suhu yang dingin ke suhu yang panas sehingga memicu bercak tersebut muncul
kembali. Bercak tersebut terasa gatal. Pasien juga mengatakan bahwamenderita Diabetes
(+), Hipertensi (+).
Karena bercak semakin membanyak dan rasa gatal yang memberat sehingga pasien
dibawa ke poli sejak ± 6 bulan. Selama berobat ± 6 bulan bercak dan rasa gatal sudah
mulai berkurang. Pasien sudah diberikan suntikan MTX setiap 1 minggu sekali, salep
Hidrokortison dan Desoximethasone, asam folat serta cetirizine.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

 Keluhan seripa sebelumnya sejak ± 10 tahun yang lalu.


Riwayat alergi (-)
Riwayat terpapar zat kimia (-)
Riwayat DM (+)
Riwayat hipertensi (+)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

 Riwayat sakit seperti ini : (-)


 Riwayat penyakit kulit : (-)
 Riwayat sakit kelamin : (-)
 Riwayat Asma : (-)
 Alergi : (-)
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

Pasien merupakan seorang karyawan swasta, pasien mandi 2x/hari, pasien tampak
menjaga kebersihan dirinya dan pasien merupakan pengguna BPJS.
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALISATA

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis

Vital Sign
TD : 130/80
HR : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,2 C
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK

• Kepala:
Normocephali, terdapat lesi plak erimatosa yang dilapisi skuama tebal berlapis
• Mata:
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
• THT:
Faring hiperemis -/-, tonsil T1-T1
• Leher:
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid maupun kelenjar getah bening

• Jantung:
Suara jantung S1-S2 reguler,
murmur -/-, gallop -/-
• Paru:
Suara nafas vesikuler,
ronki -/-, wheezing -/-
• Abdomen:
Cembung, dinding perut supel, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-),
nyeri lepas (-), hepatosplenomegali (-)
PEMERIKSAAN FISIK

• Ekstremitas superior:
Akral hangat, edema (-), capillary refill < 2 detik.
Terdapat lesi plak erimatosa pada region brachii
dan antebrachii dextra dan sinistra

• Ekstremitas inferior:
Akral hangat, edema tungkai (-), capillary refill <
2 detik. Terdapat lesi plak erimatosa pada
region femoral dan cruris dextra dan sinistra
STATUS DERMATOLOGI

Lokasi : Regio Capitis


Efloresensi :
Terdapat plak, irreguller, ukuran
lentikular, batas sirkumskrip,m warna
eritema, tepi tidak aktif, distribusi
diskret, prmukaan ditutupi skuama
putih berlapis, daerah sekitar tidak ada
kelainan.
Lokasi : Regio cubitalis dextra et sin
Efloresensi :
Terdapat plak, irreguller, ukuran lentikular-,
multiple, batas sirkumskrip, warna eritema,
tepi tidak aktif, distribusi diskret, permukaan
ditutupi skuama putih berlapis, daerah
sekitar tidak ada kelainan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

DIAGNOSIS BANDING

Psoriasis Vulgaris
Dermatitis Numularis
Dermatitis Seboroik
Tinea Korporis
Liken Planus
Ptiriasis Rosea
DIAGNOSIS
Psoariasis Vulgaris
PEMERIKSAAN ANJURAN

 Pemeriksaan fenomena tetesan lilin


 Pemeriksaan Auspitz sign
 Fenomena kobhner
 Pemeriksaan histopatologi
 Pemeriksaan KOH
TATALAKSANA

Non-Farmakologi Farmakologi

• Edukasi pasien mengenai penyakit : perjalanan penyakit,


pengobatan dan komplikasi
• desoximethasone cr 0,05% 10 gr 2x/hari
• Menerapkan pola hidup sehat : • Hydrocortisone acetat cr 1% 5 gr 2x/hari
Olahraga, mengkonsumsi makanan yang bergizi, menjaga • Injeksi intramuskular metrotrexat vial 25mg/cc
berat badan ideal, menghindari merokok dan minum dosis 0,4 cc 1x/minggu
alkohol
• Asam folat tab 1 mg 1x/hari
• Menjaga kebersihan dan kelembaban tubuh
• Hindari menggaruk yang berlebihan pada daerah lesi
• Cetirizine tab 10 mg 1x/hari
• Hindari faktor pencetus.
PROGNOSIS

• Quo ad vitam : Dubia ad Bonam


• Quo ad functionam : Dubia ad Bonam
• Quo ad sanationam` : Dubia ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Psoriasis adalah penyakit
peradangan kulit kronik dengan
dasar genetik yang kuat dengan
karakteristik perubahan
pertumbuhan dan diferensiasi
sel epidermis disertai
manifestasi vaskuler, juga diduga
adanya pengaruh sistem saraf.
EPIDEMIOLOGI

Psoriasis menyebar diseluruh dunia tetapi prevalensi usia psoriasis bervariasi di


setiap wilayah.

Di Indonesia pencatatan permah dilakukan oleh sepuluh RS besar dengan angka


prevalensi pada tahun 1996, 1997, dan 1998 berturut-turut 0,62%; 0,59%, dan 0,92%
Psoriasis terus mengalami peningkatan jumlah kunjungan ke layanan kesehatan di
banyak daerah di Indonesia. Remisi dialami oleh 17-55% kasus, dengan beragam
tenggang waktu.
FAKTOR PENCETUS
Faktor lingkungan

faktor kimiawi, mekanik dan termal

emosional

obat

Bakteri, virus, dan jamur


ETIOPATOGENESIS
klasifikasi
Psoriasis plakat/vulgaris

Psoriasis inversa

Psoriasis gutata

Psoriasis pustulosa

Eritroderma

Psoriasis kuku
VULGARIS INVERSA
GUTATA PUSTULOSA
ERITRODERMA KUKU ATHRITIS
GEJALA KLINIS

Diagnosis psoriasis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis dan pemeriksaan


histopatologis.
Apabila ditemukan fenomena tetesan lilin, tanda Auzpitz dan fenomena Koebner dapat
memberikan diagnosis yang tepat.
DIAGNOSIS
Fenomena tetesan lilin & Auspitz Fenomena koebner
sign: • Merupakan peristiwa munculnya lesi
• Didapatkan skuama putih tebal yang akan psoriasis pada daerah yang sering terjadi
meninggalkan bintik-bintik perdarahan trauma.
ketika digores dengan pinggiran kaca objek.

Histopatologis
• Akanthosis
• Hiperkeratosis
• Parakeratosis
• Peningkatan mitosis pada stratum basalis.
• Granulosit neutrofilik yang bermigrasi
• papila dermis terlihat pembuluh darah yang
lebih banyak dari kulit normal
DIAGNOSA BANDING
Dermatitis Numularis

Dermatitis Seboroik

Tinea Korporis

Liken Planus

Ptiriasis Rosea
TATALAKSANA

Pengobatan Sistemik Pengobatan Topikal Terapi biologic


Kortikosteroid Obat biologic
Obat Sitostatik Preparat Ter merupakan obat yang
Diaminodifenilsulfon Ditranol (Atralin) baru dengan efeknya
Etretinat Asitretin Pengobatan dengan memblok langkah
Siklosporin Penyinaran molekular spesifik yang
Calcipotriol penting pada
Tazaroten pathogenesis psoriasis.
(Retinoid) Contoh obatnya adalah
alefaseb, efalizumab
dan TNF-α-antagonist.
PROGNOSIS

• Psoriasis vulgaris tidak menyebabkan kematian, namun bersifat


kronis dan residif.
• Psoriasis guttata biasanya akan hilang sendiri (self limited) dalam 12-
16 minggu tanpa pengobatan, meskipun pada beberapa pasien
menjadi lesi plakat kronis.
• Psoriasis tipe plakat kronis berlangsung seumur hidup dan interval
antara gejala tidak dapat diprediksi. Remisi spontan dapat terjadi
pada 50% pasien dalam waktu yang bervariasi.
• Eritroderma dan generalized pustular psoriasis memiliki prognosis
yang lebih buruk dengan kecenderungan menjadi persisten.
ANALISA KASUS
DARI ANAMNESIS

Berdasarkan anamnesa tersebut, sesuai dengan teori gejala psoriasis vulgaris yang
berupa lesi plak eritematosa mulai dari seukuran miliar sampai plakat. Permukaan
lesi psoriasis juga dilapisi skuama kasar berlapis dan berwarna putih, dan ketika
pasien menggaruk lesi tersebut skuama berwana putih seperti lilin (kars lek
phenomenon) dan lama kelamaan akan semakin melebar. Jika psoriasis aktif, lesi
dapat muncul pada kulit yang trauma karena menggaruk atau luka operasi (Kobner
phenonmenon).
 Bercak kemerahan yang meninggi dan bersisik warna putih pada kulit disertai rasa
gatal pada kepala, siku kanan dan kiri,kaki kanan dan kiri yang semakin memberat
sejak ± 1 tahun yang lalu. Hal ini sesuai dengan teori gejala psoriasis vulgaris yaitu
daerah munculnya lesi juga sesuai dengan daerah predilesi psoriasis yaitu pada
region ekstremitas atas dan bawah terutama pada bagian ekstensor, dan juga pada
region lurnbosakral.

Pasien sudah menderita penyakit ini sejak ± 10 tahun yang lalu, namun keluhan hilang
timbul. Berdasarkan anamnesa tersebut, sesuai dengan teori gejala psoriasis vulgaris
dimana keluhan ini sudah berlangsung selama 10 tahun, sesuai dengan perjalanan
penyakit psoriasis yang bersifat kronis.
Pada status dermatologis terdapat plak eritematosa pada region frontal, ,cubiti
dextra dan sinistra. Daerah tersebut merupakan daerah predileksi dari psoriasis
vulgaris. Plak eritematosa dengan bentuk annular, ukuran miliar sampai pada plakat
berbatas sirkumskripta, tepinya tidak aktif, terdapat titik-titik percarahan (auspitz's
sign) apabila digaruk akan keluar skuama seperti lilin (fenornena tetesan lilin), dan
lebih sensitif terhadap trauma (kobner phenomenon) Permukaan dilapisi skuama
kasar berlapis dan konsistensi keras. Deskripsi ini merupakan tanda khas diri psoriasis
yang mana, ditandai dengan adanya 3 tanda khes seperti auspitz 's sign fenomena
tetesan lilin, kobner phenomenon.
 Pemeriksaan anjuran yang dapat dilakukan, seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa
tanda khas dari psoriasis aclalah auspitz's sign, fenomena tetesan lilin kobner
phenomenon.
 Pada pemeriksaan histopatologi psoriasis memberikan ganbaran histopatologik yang
khas yakni parakeratosis dan akantosis.

Dari perbandingan diagnosis berdasarkan berdasarkan anamnesa, status dermatologis, dan


pemeriksaan penunjang diagnosis ini mengarah kepada psoriasis vulgaris dikarenakan
kesesuaian dengan teori.
 Pada pasien ini dipilih terapi medikamentosa melalui pengobatan sistemik dan
pengobatan topikal
Untuk pengobatan secara sistemik digunakan MTX 0,4mg setiap 1 minggu. Sementara
untuk obat topikal dexoximethasone cr 0,05% 10 gr 2x/hari, Hydrocortisone acetat cr
1% 5 gr 2x/hari, dan diberikan Asam folat tab 1 mg 1x/hari, Cetirizine tab 10 mg
1x/hari

Prognosis psoriasis vulgaris pada pasien ini baik walaupun tidak terjadi penyembuhan
yang sempurna.
KESIMPULAN
Psoriasis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh genetik/autoimun bersifat kronik
residif yang muncul pada kulit dengan lesi yang khas berupa plak eritema berbatas
tegas, ditutupi oleh skuama yang tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilap serta
transparan, disertai fenomen tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.

Sampai saat ini pengobatan psorasis tetap hanya bersifat remitif, kekambuhan yang
boleh ada mengakibatkan dikatakan hampir selalu pemakaian obat dapat berlangsung
seumur hidup.
DAFTAR PUSTAKA
• Gudjonsson JE, Elder JT. Psoriasis. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors.
Fitzpatrick's Dermatology in general medicine. 8th ed. New York: McGraw Hill; 2012.
• Griffiths CEM, Barker JNWN. Psoriasis. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook’s textbook of
dermatology. 8th ed. New Jersey: Wiley-Blackwell; 2010. p. 201-54
• Gayatri, L. Studi Retrospektif: Psoriasis Pustulosa Generalisata. Berkala Ilmu KesehatanKulit dan Kelamin. 2014; 26(1):
49-55.
• Kerkhof PCM. Pathogenesis. In: Peter Van de Kerkhof, editor. Textbook of psoriasis. Oxford: Blackwell Publishing; 1999.
• Menaldi, Sri Linuwih SW. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Psoriasis. Edisi Ketujuh. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia;
• Siregar,R.S. 2015.Saripati Penyakit Kulit. Edisi 3. Jakarta : EGC
• WHO. 2016. Global Report on Psoriasis.
• Astindari, Suwitri dan Sardhika, W. 2014. Perbedaan Dermatitis Seboroik dan Psoriasis Vulgaris Berdasarkan
Manifestasi Klinis dan Histopatologi. Jurnal Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Vol 26. No. 1 April 2014
• Yuliastuti, D. 2015. Psoriasis. CDK- 235/Vol 42. No 12 tahun 2015.
• Sinaga,d. Pengaruh Stress Psikologis terhadap Pasien Psoriasis. 2013. Jurnal ilmiah widya. volume 1 nomor 2 juli-
agustus 2013.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai