Anda di halaman 1dari 32

DOKUMENTASI KEBIDANAN

SOAP KASUS REPRODUKSI


Dosen Pembimbing : Triatmi Andri Yanuarini, SST , M.Keb
Nama Anggota
1. Nisa Amala Muntasya P17321183015
2. Yustina Dewi Anggraini P17321183018
3. Arina Himatul Ulya P17321183025
4. Mirza Aulia Cahyani P17321183028
5. Risa Mafirta Rahardianti P17321183032
6. Selvyra Eka Masturina P17321183040

2
1. Dismenorea
Definisi
Dismenore adalah nyeri haid yang
sedemikian hebatnya, sehingga
memaksa penderita untuk istirahat
dan meninggalkan pekerjaan atau
cara hidup sehari-hari untuk
beberapa jam atau beberapa hari.
Oleh karena hampir semua wanita
mengalami rasa tidak enak diperut
bawah sebelum dan selama haid
dan sering kali rasa mual maka
istilah dismenorea hanya dipakai
jika nyeri haid demikian hebatnya.

4
Klasifikasi
Dismenore
Dismenore terbagi menjadi 2 , yaitu dismenore primer dan
dismenore sekunder :
a. Desminore primer terjadi jika tidak ada penyakit organic, biasanya dari
bulan ke-6 sampai tahun ke-2 setelah menarke. Desminore ini seringkali
hilang saat berusia 25thn atau setelah wanita hamil dan melahirkan
pervagina.
b. Desminore sekunder dikaitkan dengan penyakit pelvis organic, seperti
endometriosis, penyakit radang pelvis, stenosis serviks, neoplasma ovarium
atau uterus dan polip uterus. IUD juga dapat menyebabkan desminore
sekunder. Desminore sekunder dapat disalah artikan sebagai desminore
primer aatau dapat rancu dengan komplikasi kehamilan dini. Pada kasus
pemeriksaan pelvis abnormal dibutuhkan evaluasi selanjutnya untuk
menentukan diagnosis
5
Etiologi
a. Dismenore Primer
✘ Secara umum, nyeri haid timbul akibat kontraksi disritmik miometrium
yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan
sampai berat di perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di sisi
medial paha.
✘ Penyebab Dismenore Primer
a. Faktor endokrin
b. Kelainan organic
c. Faktor kejiwaan atau gangguan psikis
d. Faktor konstitusi
e. Faktor alergi

6

b. Dismenore sekunder mungkin di sebabkan oleh kondisi berikut :
1. Endometriosis
2. Polip atau fibroid uterus
3. Penyakit radang panggul
4. Perdarahan uterus disfungsional
5. Prolaps uterus
6. Maladaptasi pemakaian AKDR
7. Produk kontrasepsi yang tertinggal setelah abotus spontan, abortus terauputik,
atau ,melahirkan.
8. Kanker ovarium atau uterus.
7
Penanganan
✘ Diantara beberapa alternative penanganan, ada beberapa yang bisa kita
lakukan sendiri antara lain: Pemanasan, Latihan dan Obat-obatan.
a. pemanasan
Ini merupakan cara klasik yang cukup efektif, yang dengan cara sebagai berikut:
- Berendam pada bak yang berisi air hangat
- Menyeka perut bagian bawah dengan botol/bantal pemanas
Perlu berhati-hati disini yakni dalam mengatur suhu pemanas, sebab pemakaian
yang lama dengan suhu yang tinggi dapat melukai kulit. Bintik-bintik merah yang
tampak samar merupakan salah satu tanda kita telah berlebihan melakukannya.

8
Lanjutan….
b. latihan
Cara lain yang bisa kita upayakan untuk mengatasi nyeri atau kekejangan
haidh adalah dengan latihan atau olahraga secara teratur. Ada beberapa
bentuk latihan khusus yang telah dipraktikan oleh beberapa
penderita dismenorea, Alhamdulillah cukup efektif, yaitu sebagai berikut:
-Latihan pertama: Berdirilah kira-kira 50-70 cm disebelah kanan dinding dengan
kaki tegak lurus. Letakkan lengan kiri pada dinding setinggi bahu, sedang tangan
kanan dilipat ke pinggang
-Latihan kedua: Berdirilah dengan kedua kaki tegak, tangan diangkat tinggi-tinggi
sampai melampaui bahu. Kita putar kedua lengan ke salah satu sisi dan
berusaha menyentuh sisi luar kaki kiri dengan tangan kanan, dan sebaliknya.
Gerakan diulangi sebanyak 10 kali disetiap masing-masing sisi.

9
Lanjutan…
C. Obat-obatan
Bila nyeri demikian hebat dan perlu pertolongan segera, maka kita
bisa membeli obat-obatan anti nyeri yang dijual dipasaran bebas
tanpa harus dengan resep dokter, misalnya feminax, aspirin,
parasetamol dan lain-lain. Jangan lupa bacalah dengan teliti aturan
pemakaiannya.
Penanganan pada dismenorrhoe primer:
1. Nasehat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, olah raga.
2. Pembrian obat analgetik
3. Obat analgetik yang sering diberikan adalah prevarat kombinasi aspirin,
fenaslein dan kafein.
4. Terapi hormoral
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi.

10
Contoh SOAP Kespro dengan
Dismenorea

11
ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI
PADA Nn. A DENGAN KELUHAN Dismenorea
I.PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF
Tanggal : 26 September 2019 Jam : 09.00 WIB
Tempat : BPM Ririn

1. Identitas
Nama : Nn. A
Umur : 19 Tahum
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Kemuning no 26 rt 02 rw 20 kec. Mojoroto Kota Kediri
12
Lanjutan…
2. Keluhan utama
Sakit perut pada saat haid yang dirasakan pada hari pertama. Sakit
yang dirasakan pada perut bagian bawah sampai punggung selama
15 menit. dan tidak menganggu aktivitas sehari-hari sampai
pingsan.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Tidak pernah mengalami sakit yang serius seperti nyeri perut yang
hebat sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada penyakit keturunan seperti jantung, hipertensi, anemia
berat,dll.

13
Lanjutan…
5. Riwayat fungsi reproduksi
a. Riwayat menstruasi
- Menarche : 13 tahun
- Siklus : 30 hari
- Lamanya : ± 7 hari
- Banyaknya : 3-4x ganti pembalut
- Warna/ bau : Merah/ Normal
- Nyeri haid : Ada
- HPHT : 28 Agustus 2019
- Fluor Albus : Ada sebelum haid
- Warna Fluor Albus/ bau : Putih susu/Tidak
b. Riwayat kehamilan , persalinan, dan nifas yang lalu
Tidak ada
d. Tumor : Tidak ada
e. Infeksi : Tidak ada
f. Gangguan KB : Tidak ada
g. Riwayat perkawinan : Belum menikah
14
Lanjutan…
6. Pola kegiatan sehari-hari
a. Makan/ Minum
Freukensi : 3 x sehari
Macam : Nasi, lauk-pauk, sayur, kadang buah
Pantangan : Tidak ada
Minum : ± 8 gelas/ hari

b. Eliminasi
BAK
Freukensi : 4-6 x/ hari
Warna : Jernih
Konsistensi : Cair
Bau : Normal
Nyeri : Tidak ada

BAB
Freukensi : 1 x/ hari
Warna : Kuning
Konsistensi : Lembek
Bau : Khas 15
Lanjutan …
c. Istirahat
Tidur siang sekitar 1 jam dan tidur malam sekitar 8 jam . Tidak ada gangguan tidur .

c. Personal hygiene
Mandi : 2 x/ hari
Sikat Gigi : 3 x/ hari
Ganti pakaian : 2 x/ hari

d. Ketergantungan
Alergi : Tidak ada
Merokok : Tidak ada
Obat-obatan/ alcohol : Tidak ada
Jamu : Tidak ada

e. Keadaan psikologis,social dan spiritual


Status emosional : Stabil
Status social : Baik
Komunikasi dengan keluarga : Baik
Status ekonomi :- 16
✘ II. DATA OBJEKTIF
✘ 1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital
- TD : 110/60 mmHg
- Nadi : 84 x/ menit
- Pernafasan : 22 x/ menit
- Suhu : 36.5ºC
BB : 48 Kg
TB : 155 cm
Reflek Patella : (+)/(+)

17
Lanjutan…
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut : Bersih, tidak rontok dan tidak berketombe
b. Mata
Konjungtiva : Pucat ( anemis )
Sclera : Putih ( an ikterik )
Kelopak mata : Tidak ada oedema
c. Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada caries, tidak epulis, tidak gingivitis, tidak ada sariawan
d. Leher
• Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
• Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
• Vena jungularis : Tidak ada pembesaran

e. Dada

• Jantung : Normal
• Paru-paru : Suara jernih
( tidak ada wheezing, dan ronchi )
18
lanjutan…
f. Payudara
• Pembesaran : Tidak ada
• Putting susu : Menonjol dan gatal
• Benjolan : Tidak ada
• Simetris : Iya, kanan dan kiri
• Nyeri : Ada nyeri tekan pada payudara kiri
• Pengeluaran : Belum ada
• Areola : Tidak ada hiperpigmentasi
• Tanda dimping : Tidak ada
• Retraksi : Tidak ada
• Kebersihan : Bersih
g. Punggung dan pinggang
• Posisi punggung : Normal
• Nyeri : Ada namun pada saat haid saja
h. Ektremitas
a. Ekstremitas Atas
• Oedema : Tidak ada
• Turgor kulit : Baik
b. Ekstremitas Bawah
• Oedema : Tidak ada
• Varises : Tidak ada 19
i.




Abdomen
Bekas luka operasi
Striae
Linea
: Tidak ada
: Tidak ada
: Linea alba
• Nyeri : Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah
dan teraba tegang.
j. Genitalia
• Vulva dan vagina : Tidak dilakukan
• Oedema : Tidak ada
• Pengeluaran : Darah, bau khas
• Banyaknya : 4 x ganti pembalut
• Anus : Tidak ada hemoroid
• Inspekulo : Tidak di lakukan
• Periksa Dalam : Tidak di lakukan

20
3. Pemeriksaan penunjang


a. Laboratorium
Tanggal 26 September 2019 Jam : 9.45 WIB
Tempat : BPM Ririn
Hb : 10 gr%
Protein Urine : Tidak dilakukan
Glukosa Urine : Tidak dilakukan
b. USG : Tidak dilakukan
c. Papsmear : Tidak dilakukan
d. Dll : Tidak dilakukan

21
II. ANALISA/ INTREPETASI DATA


Diagnosa : Remaja usia 19 Tahun dengan Dismenorhea
III. PELAKSANAAN
Tanggal : 26 September 2019 Jam : 09.45 WIB

Pukul 09.45 WIB Melakukan pemeriksaan HB dan


memberitahu hasil pemeriksaan
yaitu 10gr% yang artinya pasien
menderita anemia. Pasien mengerti

(Ririn Setyowati)

22
Pukul 09.55 WIB Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan
bahwa dismenore yang dialaminya
merupakan dismenore primer yaitu rasa sakit
pada perut bagian bawah yang menyertai
menstruasi yang tidak disebabkan oleh
kelainan pada rahim dan dapat menimbulkan
gangguan aktifitas sehari-hari. Klien
memahami kondisinya.

23
Pukul 10.05 WIB Memberikan KIE mengenai :
a. Dismenorhea
-Menjelaskan kepada klien bahwa dismenorhea (nyeri
haid ) merupakan hal fisiologis yang di alami wanita
usia reproduksi.
-Memberitahukan bahwa dismenorhea disebabkan oleh
rahim yang berkontraksi saat haid

b. Cara mengatasi dismenorhea :


-Menganjurkan klien berolahraga rutin seperti jalan
kaki.
-Menganjurkan klien beristirahat cukup dengan
membiasakan tidur cukup selama periode menstruasi
untuk mengatasi rasa nyeri .
-Menganjurkan klien mengkompres dengan handuk
hangat/ botol yang berisi air hangat diperut serta
minum air hangat atau mandi air hangat . Klien
mengerti dan bersedia
melaksanakan anjuran bidan

24
Pukul 10.15 WIB Memberikan obat analgesik
asam mefanamat tablet di
minum jika rasa sakit tidak
dapat diatasi. Klien
memahami dan bersedia
melaksanakan anjuran bidan

Memberikan tablet Fe sekali


per hari untuk tambah darah.
Klien mengerti dan bersedia
mengkonsumsi
Pukul 10.30 WIB melaksanakan anjuran bidan
Menganjurkan periksa ke dokter jika
rasa sakit yang hebat . Klien
bersedia periksa ke dokter jika rasa
sakit sangat hebat. (Ririn Setyowati)

25
Kesimpulan
1. Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menntruasi yang dapat
mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau
rasa sakit di daerah perut maupun pinggul.
2. Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri; yaitu dismenore spasmodic
dan dismenore kongestif, dan ada tidaknya kelainan atau penyebab yang dapat
diamati; yaitu dismedore primer dan dismenore sekunder
3. Penyebab dari nyeri haid ini belum ditemukan secara pasti meskipun telah banyak
penelitian yang dilakukan untuk mencari penyebabnya. Ada beberapa factor yang
menyebabkan dismenore yaitu factor psikologis, factor endokrin, factor
konstitusi,anomaly uterus congenital dan endometriosis.
26
TERIMAKASIH

27
pertanyaan
Kelompok 1
- saran penulisaan alamat kurang lengkap
Jawab : penulisan alamat kurang lengkap dan akan
diperbaiki seperti menambahkan kecamatan,
kabupaten
- pada slide ke 14 riwayat kehamilan , nifas apa
perlu ditulis
Jawab : tidak perlu ditulis karena ibu belum pernah
menikah
pertanyaan
Kelompok 3
Keluhan utama kurang spesifik
Jawab : keluhan utama memang kurang
spesifik akan diperbaiki lagi
Apakah perlu ditulis identitas istri
Jawab : tidak perlu dikarenakan belum
menikah hanya perlu mencantumkan identitas
diri saja
pertanyaan

Kelompok 4
Pada pemeriksaan lab harus diberi jam
Jawab : pemeriksaan lab kurang diberi jam
akan kami perbaiki dengan memberi jam
pertanyaan

Kelompok 5
Pada riwayat kesehatan yang lalu ditulis
endometriosis apakah klien mengerti dengan
istilah endometriosis
Jawab : seharusnya tidak ditulis
endometriosis bias ditulis dengan nyeri berat
Pertanyaan
Kelompok 6
Kalau belum menikah apakah juga
dicantumkan hpht
Jawab : HPHT kami tulis untuk mengetahui
siklus haid apakah teratur atau tidak

Anda mungkin juga menyukai