Anda di halaman 1dari 24

Patofisiologi Stroke

Program Studi D3 Keperawatan Lawang


Ira Rahmawati, S.Kep.,Ns.,
MNSc(EM)
2020
Kemampuan akhir yang diharapkan

Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa


mampu:
1. Menjelaskaan perbedaan stroke Iskemik dengan
stroke hemorragik
2. Menjelaskan patofisiologi terjadinya stroke
Stroke

AKA
o Cerebrovascular Accident (CVA)
o Cerebrovascular diseases (CVD)
o Brain attack
o Cerebral Infarction
Definisi Stroke
Definisi
Penurunan fungsi neurologis baik lokal maupun global yang
terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung selama > 24 jam,
yang disebabkan gangguan suplay darah ke otak.

 85% stroke adalah stroke iskemik


 15% stroke termasuk stroke hemoragik
 17% kejadian stroke terjadi pada pasien rawat inap
 50 – 60% pasien rawat inap yang mengalami stroke adalah
pasien dengan kasus cardiovascular dan pasca
pembedahan
Patofisiologi
Two types of Stroke:
1. Ischemic stroke / stroke iskemik
a. Trombotic stroke
b. embolic stroke

2. Hemorrhagic stroke / stroke perdarahan


a. Perdarahan Subarachnoid
b. perdarahan intra cerebral
Penyebab Stroke

6
Patofisiologi Stroke Iskemik
Patofisiologi Stroke Hemoragik

 Penyebab utama stroke hemoragik adalah hipertensi


 Aneurisma merupakan penyebab tersering perdarahan
subarachnoid
 Hematoma yang terbentuk akan menekan struktur
disekitarnya dan
menyebabkan kerusakan dan iskemik lokal
 Hematoma atau akumulasi darah didalam rongga kranial
akan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial >>
herniasi otak >> kematian
Tanda herniasi Otak

Cushing triad > merupakan tanda terjadinya herniasi otak


1. Hypertension
2. Bradycardia
3. Irregular breathing
Faktor Resiko Stroke

1. Faktor Resiko yang dapat dimodifikasi


2. Faktor Resiko yang tidak dapat dimodifikasi
Identifikasi Gejala Stroke

“Time is brain”
Identifikasi gejala stroke dengan tepat ddilakukan dengan
menggunakan validated stroke screen tools.

1. FAST
F: face >> can they smile? Does one side of the face drop?
A: Arm >>can the lift both arms or is one arm weak?
S: Speech >> is their speech slurred?
T: Time
Identifikasi Gejala Stroke
Clinical manifestations
Clinical manifestations

 Manifestasi klinis yang muncul akan bergantung pada area


otak yang perfusinya terganggu
 Manifestaasi paling umum: hemiparese, hemiplegia, afasia
dan disartia
 Pasien dengan stroke hemoragik memiliki kecenderungan
untuk mengalami:
- penurunan tingkat kesadaran secara cepat
- muntah proyektil
- kaku kuduk
- sakit kepala hebat
Cerebral Arteri
Diagnostic Test

 A CT scan without contrast is the gold standard to exclude


cerebral hemorrhage
 The current ASA guidelines recommend that the CT scan
should be started within 25 minutes and interpreted within
45 minutes of the patient’s arrival in the ED.
 Electrocardiogram
Laboratory test
• Blood glucose level
• Serum electrolytes
• Renal function tests
• Complete blood count with platelet count
• Cardiac markers
• PT, aPTT, INR
• Certain laboratory tests in selected patients

Unless the patient is suspected to of having coagulopathy or


thrombocytopenia,
the results of a non-contrast CT brain and blood glucose test are all that
needed to make a decision regarding thrombolytic therapy (ASA 2013)
Penatalaksanaan stroke

Penatalaksanaan pasien dengan stroke terdiri dari 2 fase:


1. Hyperacute phase ( 3 jam pertama sampai 24 jam)
pada fase hiper akut, penatalaksanaan berfokus pada:
 Identifikasi tanda dan gejala stroke, onset serta lokasi
stroke
 Identifikasi penyebab stroke : apakah iskemik atau
perdarahan
 pilihan terapi
2. Acute phase (24 – 72 jam post onset stroke )
 pencegahan komplikasi stroke
 persiapan discharge
Penatalaksanaan Awal Pasien dengan stroke

 Pemberian Oksigen
 Pertahankan suhu tubuh Normal atau rendah
 Hindari gula darah yang tinggi
 Iv fluid
 Monitor tanda-tanda vital dan status neurologis
 Cardiac monitor
Penatalaksanaan stroke
Stroke Iskemik
Penatalaksanaan stroke iskemik yang utama adalah
memulihkan suplay darah ke area otak yang tersumbat dengan
terapi reperfusi yaitu:
 Pemberian obat fibrinolitik secara intravena,
yaitu tissue plasminogen activator (rtPA) seperti alteplase
 rtPA hanya dapat diberikan 3 jam (maksimal 4,5 jam dengan
pertimbangan medis) dari sejak mulainya gejala stroke.
 Dosis ; 0,9 mg/ kg BB ( dosis maksimal 90 mg), 10 %
diberikan secara bolus intravena, sisanya diberikan dalam
waktu 1 jam dengan infus pump
 Efek samping yang utama dari terapi fibrinolitik adalah ICH
Kriteria inklusi untuk Pemberian terapi
fibrinolitik pada pasien stroke iskemik akut
• Clinical signs and symptoms consistent with
acute ischaemic stroke
• Onset of symptoms within 3 hours
• Age ≥ 18 years
Penatalaksanaan stroke perdarahan terdiri dari:
1. Airway Support >> mempertahankan oksigenasi cerebral
2. Blood pressure control
3. Penatalaksanaan tekanan tinggi intracranial
4. Surgical intervention
DAFTAR PUSTAKA

Qureshi, A., et al., (2016), “Intensive blood-pressure lowering in patients with


acute cerebral haemorrhage”, The New England Journal of Medicine, Vol.
375, no, 11, pp. 1033-1043. Retrieved from
https://search.proquest.com/docview/1819958769?accountid=25704
Aehlert, B. (2012). ACLS Study Guide. 4th ed. St. Louis: Elsevier.
Morton, PG., Fontaine, D., Hudak, CM & Gallo, BM. (2011). Keperawatan Kritis:
Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Efstathiou, et al., 2002, 'A new classification tool for clinical differentiation
between haemorrhagic and ischaemic stroke', Journal of Internal
Medicine, vol. 252, no. 2, pp. 121-129.
Parmet S, Glass TJ, Glass RM. Hemorrhagic Stroke. JAMA. 2004;292(15):1916.
doi:10.1001/jama.292.15.1916
2
3
THANKS!
Any questions?
You can find me at:
▪ Irarahmawati.polkesma@gmail.com

2
4

Anda mungkin juga menyukai