DISUSUN OLEH :
VANIA ELVIRA
1965050005
PEMBIMBING :
BAB I
PENDAHULUAN
Stroke merupakan penyakit terbanyak ketiga setelah penyakit jantung dan kanker,
serta merupakan penyakit penyebab kecacatan tertinggi di dunia. Menurut American Heart
Association (AHA), angka kematian penderita stroke di Amerika setiap tahunnya adalah 50 –
100 dari 100.000 orang penderita. Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di USA
dan kedua di dunia. Dan merupakan penyebab nomor 5 kecacatan dan kehilangan
produktifitas.
Di Indonesia, diperkirakan dalam setiap tahunnya ada 500.000 penduduk yang
terkena serangan stroke. Sekitar 2,5% meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat.
Angka ini diperkirakan akan semakin meningkat di kemudian hari, oleh karena perubahan
gaya hidup, lingkungan yang semakin tidak sehat, jenis makanan yang semakin beragam dan
semakin berlemak, dan sebagainya. Seperti kita ketahui bersama, stroke merupakan sindroma
yang sering menyebabkan kematian dan kecacatan. stroke adalah setiap kelainan otak akibat
proses patologi pada system pembuluh darah otak, sehingga terjadi penurunan aliran darah ke
otak. Proses ini dapat berupa penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau
emboli, pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh
darah dan perubahan viscositas maupun kualitas darah sendiri.Perubahan ini dapat bersifat
primer, yaitu karena kelainan congenital maupun degeneratif. Ataupun sekunder yaitu akibat
proses lain seperti peradangan, arteriosclerosis, hipertensi dan diabetes mellitus.Perubahan
dinding pembuluh darah otak serta komponen lainnya dapat bersifat primer karena kelainan
kongenital maupun degeneratif, atau sekunder akibat proses lain, seperti peradangan,
arteriosklerosis, hipertensi dan diabetes mellitus. Karena itu penyebab stroke sangat
kompleks.
3
Dua pertiga depan dari kedua belahan otak dan struktur subkortikal mendapat darah
dari sepasang a.karotis interna, sedangkan 1/3 bagian belakang yang meliputi serebelum,
korteks oksipital bagian posterior dan batang otak, memperoleh darah dari sepasang
a.vertebralis (a.basilaris).
Jumlah aliran darah otak dikenal dengan Cerebral Blood Flow (CBF) biasanya
dinyatakan dalam cc/menit/100 gram otak. Nilainya tergantung pada tekanan perfusi otak
(Cerebral Perfusion Pressure = CPP) dan resistensi serebrovaskuler (Cerebrovascular
Resistance = CVR).
Komponen CPP ditentukan oleh tekanan darah sistemik (MABP = Mean Arterial
Blood Pressure) dikurangi dengan tekanan intrakranial (ICP = Intracranial Pressure),
sedangkan komponen CVR ditentukan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Tonus pembuluh darah otak
2. Struktur dinding pembuluh darah
3. Viskositas darah yang melewati pembuluh darah otak.
Dari percobaan pada hewan maupun manusia, ternyata derajat ambang batas aliran
darah otak yang secara langsung berhubungan dengan fungsi otak, yaitu :
a. Ambang fungsional
4
Batas aliran darah otak, + 50-60 cc/100 gram/menit, yang bila tidak terpenuhi akan
menyebabkan terhentinya fungsi neuronal, tetapi integritas sel-sel saraf masih utuh
b. Ambang aktivitas listrik otak
Batas aliran darah otak, + 15 cc/100 gram/menit, yang bila tidak tercapai akan
menyebabkan aktivitas listrik neuronal terhenti, berarti sebagian struktur intrasel telah
berada dalam proses desintergrasi
c. Ambang kematian sel
Batas aliran darah otak otak, < 15 cc/100 gram/menit, yang bila tidak terpenuhi akan
menyebabkan kerusakan total sel-sel otak
Pengurangan aliran darah ke otak dapat tidak menimbulkan gejala (slient) dan akan
muncul secara klinis jika CBF turun sampai melampaui batas toleransi jaringan otak, yang
disebut ambang aktivitas fungsi otak (threshold of brain functional activity). Keadaan ini
menyebabkan sindrom klinik yang disebut stroke. Dalam keadaan normal dan sehat, rata-rata
aliran darah otak (hemispheric CBF) adalah 50.9 cc/ 100 gram otak/ menit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Stroke adalah suatu gangguan fungsi saraf akut secara fokal atau global yang
disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak, secara mendadak yang menimbulkan
gejala dan tanda sesuai dengan daerah fokal di otak yang terganggu.
Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda
klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa
adanya penyebab lain selain vaskuler.
Stroke iskemik adalah stroke yang disebabkan karena adanya sumbatan pada
pembuluh darah otak tertentu sehingga daerah otak yang diperdarahi oleh pembuluh darah
tersebut tidak mendapat pasokan energi dan oksigen, sehingga pada akhirnya jaringan sel-sel
otak di daerah tersebut mati dan tidak berfungsi lagi.
2.2 Faktor Risiko
Tidak dapat dimodifikasi, meliputi: usia, jenis kelamin, herediter, ras/etnik. Dapat
dimodifikasi, meliputi: riwayat stroke, hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus,
Transient Ischemic Attack (TIA), hiperkolesterol, obesitas, merokok, alkoholik,
hiperurisemia, peninggian hematokrit
2.5 Patofisiologi
Otak terdiri dari sel-sel otak yang
(1200-1400 gram) dari berat tubuh total, tetapi mengkonsumsi sekitar 20% oksigen dan 50%
glukosa yang ada di dalam darah arterial. Dalam jumlah normal darah yang mengalir ke otak
sebanyak 50-60ml per 100 gram jaringan otak per menit. Jumlah darah yang diperlukan
untuk seluruh otak adalah 700-840 ml/menit, dari jumlah darah itu di salurkan melalui arteri
karotis interna yang terdiri dari arteri karotis (dekstra dan sinistra), yang menyalurkan darah
ke bagian depan otak disebut sebagai sirkulasi arteri serebrum anterior, yang kedua adalah
vertebrobasiler, yang memasok darah ke bagian belakang otak disebut sebagai sirkulasi arteri
serebrum posterior, selanjutnya sirkulasi arteri serebrum anterior bertemu dengan sirkulasi
Gangguan pasokan darah otak dapat terjadi dimana saja di dalam arteri-arteri yang
membentuk sirkulus willisi serta cabang-cabangnya. Secara umum, apabila aliran darah ke
jaringan otak terputus 15 sampai 20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu
di ingat bahwa oklusi di suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark di daerah otak yang di
perdarahi oleh arteri tersebut dikarenakan masih terdapat sirkulasi kolateral yang memadai
ke daerah tersebut. Proses patologik yang sering mendasari dari berbagi proses yang terjadi di
dalam pembuluh darah yang memperdarhai otak diantaranya dapat berupa :11
1. Keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri, seperti pada aterosklerosis dan
thrombosis.
2. Berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, misalnya syok atau
hiperviskositas darah.
3. Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari jantung atau
pembuluh ekstrakranium.
Dari gangguan pasokan darah yang ada di otak tersebut dapat menjadikan terjadinya
kelainian-kelainan neurologi tergantung bagian otak mana yang tidak mendapat suplai darah,
yang diantaranya dapat terjani kelainan di system motorik, sensorik, fungsi luhur, yang lebih
2.6 Diagnosis
Untuk mendapatkan diagnosis dan penentuan jenis patologi stroke, segera ditegakkan
dengan:
Sisiraj Skor
10
2.6.1 Anamnesis
Stroke harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang mengalami defisit neurologis
akut (baik fokal maupun global) atau penurunan tingkat kesadaran. Beberapa gejala umum
yang terjadi pada stroke non hemoragik meliputi hemiparese, monoparese, atau quadriparese,
tidak ada penurunan kesadaran, tidak ada nyeri kepala dan reflek babinski dapay positif
mapun negatif. Meskipun gejala-gejala tersebut dapat muncul sendiri namun umumnya
muncul secara bersamaan. Penentuan waktu terjadinya gejala-gejala tersebut juga penting
untuk menentukan perlu tidaknya pemberian terapi trombolitik. Beberapa faktor dapat
membuat anamnesis menjadi sedikit sulit untuk mengetahui gejala atau onset stroke seperti :
1. Stroke terjadi saat pasien sedang tertidur sehingga kelainan tidak didapatkan hingga
4. Terdapat beberapa kelainan yang gejalanya menyerupai stroke seperti kejang, infeksi
hemoragik. Non contrast computed tomography (CT) scanning adalah pemeriksaan yang
paling umum digunakan untuk evaluasi pasien dengan stroke akut jelas. Selain itu,
pemeriksaan ini juga berguna untuk menentukan distribusi anatomi dari stroke dan
mengeliminasi kemungkinan adanya kelainan lain yang gejalanya mirip dengan stroke
(hematoma, neoplasma, abses) ada kasus stroke iskemik hiperakut (0-6 jam setelah onset),
CT scan biasanya tidak sensitif mengidentifikasi infark serebri karena terlihat normal pada
11
>50% pasien, tetapi cukup sensitif untuk mengidentifikasi perdarahan intrakranial akut
I. Penatalaksanaan
Waktu merupakan hal terpenting dalam penatalaksanaan stroke non hemoragik yang
di perlukan pengobatan sedini mungkin, karena jeda terapi dari stroke hanya 3-6 jam.
Penatalaksanaan yang cepat, tepat dan cermat memegang peranan besar dalam menentukan
a. Memulihkan iskemik akut yang sedang berlangsung (3-6 jam pertama) menggunakan
berikan dengan waktu onset <3 jam dan hasil CT scan normal, tetapi obat ini sangat mahal
b. Mencegah perburukan neurologis dengan jeda waktu sampai 72 jam yang diantaranya yaitu :
12
o Edema yang progresif dan pembengkakan akibat infark. Terapi dengan manitol
o Ekstensi teritori infark, terapinya dengan heparin yang dapat mencegah trombosis
yang progresif dan optimalisasi volume dan tekanan darah yang dapat menyerupai
kegagalan perfusi.
o Konversi hemoragis, msalah ini dapat di lihat dari CT scan, tiga faktor utama
adalah usia lanjut, ukuran infark yang besar, dan hipertensi akut, ini tak boleh di
beri antikoagulan selama 43-72 jam pertama, bila ada hipertensi beri obat
antihipertensi.
c. Mencegah stroke berulang dini dalam 30 hari sejak onset gejala stroke terapi dengan heparin.
a. Pertimbangan rt-PA intravena 0,9 mg/kgBB (dosis maksimum 90 mg) 10% di berikan bolus
intravena sisanya diberikan per drip dalam wakti 1 jam jika onset di pastikan <3 jam dan
b. Pemantauan irama jantung untuk pasien dengan aritmia jantung atau iskemia miokard, bila
terdapat fibrilasi atrium respons cepat maka dapat diberikan digoksin 0,125-0,5 mg intravena
atau verapamil 5-10 mg intravena atau amiodaron 200 mg drips dalam 12 jam.
c. Tekanan darah tidak boleh cepat-cepat diturunkan sebab dapat memperluas infrak dan
perburukan neurologis. Pedoman penatalaksanaan hipertensi bila terdapat salah satu hal
berikut :
13
o Hipertensi diobati jika tekanan darah sangat tinggi pada tiga kali pengukuran
selang 15 menit dimana sistolik >220 mmHg, diastolik >120 mmHg, tekanan
lain jika tekanan darah masih sulit di turunkan maka harus diberikan
dengan kecepatan 3 ml/jam (10 mg/menit) dan dititrasi sampai tekanan darah
mg/menit, bila di jumpai tekanan darah yang rendah pada stroke maka harus di
d. Pertimbangkan observasi di unit rawat intensif pada pasien dengan tanda klinis atau
radiologis adanya infrak yang masif, kesadaran menurun, gangguan pernafasan atau stroke
dalam evolusi.
f. Pertimbangkan sken resonasi magnetik pada pasien dengan stroke vetebrobasiler atau
g. Pertimbangkan pemberian heparin intravena di mulai dosis 800 unit/jam, 20.000 unit dalam
500 ml salin normal dengan kecepatan 20 ml/jam, sampai masa tromboplastin parsial
o Diseksi arteri
Heparin merupakan kontraindikasi relatif pada infrak yang luas. Pasien stroke non
hemoragik dengan infrak miokard baru, fibrilasi atrium, penyakit katup jantung atau trombus
intrakardiak harus diberikan antikoagulan oral (warfarin) sampai minimal satu tahun.
Perawatan umum untuk mempertahankan kenyamanan dan jalan nafas yang adekuat
sangatlah penting. Pastikan pasien bisa menelan dengan aman dan jaga pasien agar tetap
mendapat hidrasi dan nutrisi. Menelan harus di nilai (perhatikan saat pasien mencoba untuk
minum, dan jika terdapat kesulitan cairan harus di berikan melalui selang lambung atau
serebrovaskular, obat-obatan ini dapat dikelompokkan atas tiga kelompok yaitu obat
membeku. Obat yang termasuk golongan ini yaitu heparin dan kumarin.28
yang terutama sering ditemukan pada sistem arteri. Obat yang termasuk
epoprostenol, clopidogrel.28
diberikan 3 jam setelah infark otak, jika lebih dari itu dapat menyebabkan
15
terapi. Penelitian yang dilakukan Sri Andriani (2008) terhadap 281 pasien
stroke di Rumah Sakit Haji Medan di dapatkan 60% berobat jalan, 23,8%
BAB III
STATUS PASIEN
• Nama : Ny. I
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 61 tahun
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Agama : Islam
• Tgl. Masuk : 09-05-2019
Anamnesis
Pasien datang ke IGD RS UKI dengan keluhan lemah separuh badan sinistra sejak 2
jam SMRS. Sebelumnya pasien sedang arisan dan tiba-tiba merasa sakit kepala dan nyeri ulu
hati, kemudian pasien jatuh pingsan. Pasien juga sempat muntah 2x yang berisi makanan.
Saat sampai di IGD, pasien mulai sadar dan menjadi gelisah. Pasien juga berbisara sedikit
pelo. Pasien menyangkal adanya nyeri dada. Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini
sebelumnya. Tersedak saat makan dan minum disangkal, mual dan muntah disangkal, sakit
kepala (+). Pasien menyangkal menderita hipertensi, DM, dan kolesterol
§ Keluarga pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus, dan stroke.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Status Regional
• Kepala : Normocephali
• Wajah : Simetris
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
• Hidung : Bentuk biasa, Lapang +/+, Sekret -/-
• Mulut : Mukosa bibir lembab
• Telinga : Liang lapang +/+, Serumen -/-
• Leher : KGB tidak teraba membesar
• Toraks : Pergerakan dinding dada simetris kanan = kiri
• Paru-paru : Bunyi nafas dasar vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
• Abdomen : Tampak datar, BU (+) 4x/mnt
• Hepar : Tidak teraba membesar konsistensi kenyal, permukaan rata, tepi lancip
• Lien : Tidak teraba membesar
• Genitalia externa : Prolaps uteri
• Extremitas : Akral hangat, Edema - - / - -, CRT < 2 detik
•
Status Neurologi
1. Rangsang Meningeal
a. Kaku Kuduk : -
b. Laseque : -
c. Kernig : -
d. Brudzinski I : -
e. Brudzinski II : -
2. Nervus Cranialis
a. N. I (Olfaktorius) : Tidak Dilakukan
b. N. II (Opticus) :
i. Visus : Baik
ii. Lihat Warna : Baik
iii. Lapang Pandang : Kesegala Arah
iv. Funduskopi : Tidak dilakukan
c. N. III, IV, VI (Ocullomotorius, Trochlearis, Abducens)
i. Sikap Bola Mata : Ditengah
ii. Ptosis : -
iii. Strabismus : -
iv. Enoptalmus : -
v. Eksoptalmus : -
vi. Diplopia: -
vii. Deviasi Konjugee : -
viii. Pergerakkan Bola Mata : Kesegala arah
ix. Pupil :
1. Bentuk : Bulat
2. Isokor : Isokor
3. Refleks Cahaya Langsung : +/+
4. Refleks Cahaya Tidak Langsung : +/+
5. Refleks akomodasi :
18
d. N. V (Trigeminus)
i. Motorik :
1. Buka tutup mulut : +
2. Gerakan rahang : baik
ii. Menggigit :
1. N. Temporalis : teraba
2. N. Masseter : teraba
iii. Sensorik :
1. Rasa raba: +/-
2. Rasa nyeri : +/-
3. Rasa suhu : tidak dilakukan
iv. Refleks :
1. Refleks kornea : +/+
2. Refleks masseter : -
e. N. VII (Facialis)
i. Sikap wajah saat istirahat : Simetris
ii. Mimik : baik
iii. Angkat alis : +/+
iv. Kerut dahi : +/+
v. Kembung pipi : +/+
vi. Lagoftalmus : -/-
vii. Menyeringai :nasolabialis simetris
viii. Rasa kecap : tidak dilakukan
ix. Fenomena Chovtekz : -
f. N. VIII (Vestibulo-Kokhlearis)
i. Vestibularis :
1. Vertigo : -
2. Nystagmus : -
ii. Kokhlearis :
1. Suara berbisik : tidak dilakukan
2. Gesek jari : baik
3. Tes Rinne : hantaran udara > os mastoid
4. Tes Weber : tidak ada lateralisasi
5. Tes Scwabach : sama dengan pemeriksa
g. N. IX, X (Glossopharyngeus, Vagus)
i. Arkus faring : simetris
ii. Palatum molle : ditengah
iii. Rhinolali : -
iv. Disfoni : +
v. Disfagi : +
vi. Menelan : +
vii. Batuk : +
viii. Refleks Faring : +
ix. Refleks okulokardiak : tidak dilakukan
x. Refleks sinus karotikus : Tidak dilakukan
h. N. XI (Aksesorius)
i. Menoleh : baik
ii. Angkat Bahu : +/-
i. N. XII (Hypoglosus)
19
Motorik
4444|1111
4444|1111
Refleks
Ø Fisiologis :
1. Biceps ++/++
2. Triceps ++/++
3. Brakioradialis ++/++
4. Brakioulnaris ++/++
5. KPR ++/++
6. APR +/+
Ø Patologis :
1. Hoffman-Tromner -/-
2. Babinsky -/-
3. Chaddock -/-
4. Openheim -/-
5. Schaffer -/-
6. Gordon -/-
7. Rossollimo -/-
8. Mendell-Bethrew -/-
9. Klonus lutut -/-
10. Klonus kaki -/-
Ø Sensibilitas
o Ekteroseptif
§ Rasa Raba : tidak dilakukan
§ Rasa Nyeri :tidak dilakukan
§ Rasa Suhu : tidak dilakukan
o Propioseptif
§ Rasa Getar : tidak dilakukan
§ Rasa Sikap : tidak dilakukan
20
SISIRAJ SCORE
Diagnosa :
Pemeriksaan Penunjang : CT-Brain non kontras, H2TL, AGD, Urinalisis, GDS, EKG,
Foto thorax
AGD DAN ELEKTROLIT
• Natrium : 141 mmol/L
• Kalium : 3,5 mmol/L
• Clorida : 111 mmol/L
• Ph Darah : 7,379
• PCO2 : 24,5 mmHg
• PO2 : 165,6 mmHg
• Saturasi O2 : 99,5%
• Base Excess : -8,2 mmol/L
• HCO3 : 14,6 mmol/L
• TCO2 : 15,3 mmol/L
• Konsentrasi O2 : 18,7 VOL%
• HEMATOLOGI
• Hemoglobin : 11,7 g/dl
• Leukosit :15,6 ribu/uL
• Hematokrit : 34,7 %
• Trombosit : 273 ribu/uL
• KIMIA KLINIK
• Ureum darah : 37 mg/dL
• Creatinin darah : 1,12 mg/dl
• GDS : 280 mg/dl
21
Foto Thorax AP
Kesan : Kardiomegali dan Bronkhopneumonia Dextra
EKG
Diagnosa
Klinis : Hemiparese sinistra
Topis : Korteks serebri hemisfer dextra
Etiologi : Stroke non Hemoragik
Terapi :
Diet : Lunak
IVFD : RL / 24 jam
MM/ :
1. Ranitidin 1 amp
2. Dexamethasone 1 amp
3. Paracetamol 1 gr
4. Omeprazole 1 vial
5. Ceftriaxone 2 gr
6. Miniaspi 80 mg
7. Asam folat 2x1
8. Sucralfat syr. 3 x 1 C
9. Metformine 500 mg
10. Furosemide 40 mg
11. Levofloxacine 750 mg
Prognosis :
Follow Up Pasien
9 Mei 2019
O:
Status generalis
Keadaan umum : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Delirium (E3M6V3)
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 102 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
Suhu : 37,9° C
Status Regional
Kepala : Normocephali
Wajah : Simetris
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Hidung : Bentuk biasa, Lapang -/+, Sekret +/-
Mulut : Mukosa bibir lembab
Telinga : Liang lapang +/+, Serumen -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar
Toraks : Pergerakan dinding dada simetris kanan = kiri
Paru-paru : Bunyi nafas dasar vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Abdomen : Tampak datar, BU (+) 3x/mnt
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Genitalia externa : Prolaps Uteri
Extremitas : Akral hangat, Edema - - / - -
Status Neurologi
1.Rangsang meningeal
Kaku kuduk : -
Brudzinski I : -/-
Brudzinski II : -/-
Kerniq : -/-
Laseque : >70º / >70º
2.Syaraf Kranial
N.I: Cavum nasi : lapang/lapang
Tes penghidu : tidak dilakukan
N.II:
Visus : tidak dilakukan
Lihat warna : tidak dilakukan
Lapang pandang : tidak dilakukan
Funduscopy : tidak dilakukan
24
N.III, IV, VI :
Sikap bola mata : Simetris
Ptosis : -/-
Strabismus : -/-
Enoptalmus : -/-
Eksoptalmus : -/-
Diplopia : -/-
Deviasi konjugee : -/-
Pergerakan bola mata : Kesegala arah
Pupil : Bulat, isokor 3mm/3mm, letak di tengah, tepi rata
: Refleks cahaya langsung +/+
Refleks cahaya tidak langsung +/+
Refleks akomodasi : tidak dilakukan
N.V
Motorik : Buka tutup mulut : baik
Gerakan rahang : baik
Sensorik : Rasa nyeri :tidak dilakukan
Rasa raba : tidak dilakukan
Rasa suhu : tidak dilakukan
Refleks : Refleks kornea : +/+
Refleks maseter : -
N.VII
Sikap wajah : simetris
Mimik : Hipotime
Angkat alis : +/+
Kerut dahi : +/+
Kembung pipi : +/+
Lagoftalmus : -/-
Menyeringai : Sulcus Naso Labialis mendatar ke kiri
Chovstek : -/-
N. VIII
Nistagmus : -/-
Vertigo :-
Suara berbisik : Baik
Gesekan jari : sulit dinilai
Tes rinne : sulit dinilai
Tes weber : sulit dinilai
Tes swabach : sulit dinilai
N. IX, X
Arkus faring : simetris
Palatum molle : Intak
Uvula : Di tengah
Disartria :-
Disfagia :-
Disfonia :-
Refleks okulokardiak : tidak dilakukan
Refleks sinus caroticus :tidak dilakukan
25
N. XII
Sikap lidah : ditengah
Atrofi : -
Fasikulasi : -
Tremor : -
Julur lidah : deviasi ke kiri
Tenaga otot lidah : +/-
3. Motorik
Derajat kekuatan otot :
Kanan Kiri
4444 1111
4444 1111
Tonus Otot : kiri hipertoni
Trofi otot : Eutrofi
Gerakan spontan abnormal : -
4. Refleks
Fisiologis :
Biceps ++/++
Triceps ++/++
KPR ++/++
APR ++/++
Patologis :
Babinski -/-
Chaddock -/-
Gordon -/-
Oppenheim -/-
Schaefer -/-
Rossolimo -/-
Mendel bechtrew -/-
Hoffman trommer -/-
Klonus lutut -/-
Klonus kaki -/-
5. Koordinasi :
Statis
Duduk : tidak dilakukan
Berdiri : tidak dilakukan
Berjalan : tidak dilakukan
Dinamis
Telunjuk telunjuk : tidak dilakukan
Telunjuk hidung : tidak dilakukan
Tumit lutut : tidak dilakukan
Test Romberg : tidak dilakukan
26
6. Sensibilitas :
Eksteroseptif :
Rasa Raba : +/-
Rasa Nyeri : +/-
Rasa Suhu : tidak dilakukan
Propioseptif :
Rasa Getar :+/-
Rasa Sikap : +/-
7. Vegetatif :
Miksi : baik
Defekasi : baik
8. Fungsi Luhur :
Memori : baik
Bahasa : baik
Kognitif : baik
Emosi : baik
Visuospasial : tidak dilakukan
Terapi
Diet : SV 5x100 cc
IVFD : RL 20 tetes/ menit
MM/ :
1. Ranitidin 1 amp
2. Dexamethasone 1 amp
3. Paracetamol 1 gr
4. Omeprazole 1 vial
5. Ceftriaxone 2 gr
6. Miniaspi 80 mg 1x1
7. Asam folat 2x1
8. Sucralfat syr. 3 x 1 C
9. Metformine 500 mg 2x1
10. Furosemide 40 mg
11. Levofloxacine 750 mg 1x1
27
10 Mei 2019
S O A P
4444|1111
4444|1111
28
11 Mei 2019
S O A P
Motorik: Hemoragik
Hemiparese Sinistra
DKO :
4444|1111
4444|1111
29
12 Mei 2019
S O A P
Motorik: Hemoragik
Hemiparese Sinistra
DKO :
5444|1111
5444|1111
30
13 Mei 2019
S O A P
Hemiparese Sinistra
DKO :
5444|1111
5444|1111
31
14 Mei 2019
S O A P
DKO : 500 mg
5444|1111
5444|1111