Anda di halaman 1dari 32

Porositas dan Density Serbuk

POROSITY

Porositas: persentase formasi yang terisi oleh ruang berpori.


Atau….
Perbandingan antara volume total pori dan volume total serbuk

pori-pori dalam
pori-pori antar
partikel
• Partikel-partikel dalam serbuk tidak berbentuk
sferis dan ukurannya juga tidak sama
• Kebanyakan serbuk mempunyai porositas
antara 30-50%,
• Namun jika ukuran partikelnya sangat
berbeda, partikel yang lebih kecil dapat
tersaring diantara partikel yang lebih besar dan
menghasilkan porositas dibawah teoritis, 26%
Volume dan distribusi pori mempengaruhi…..

• Kecepatan aliran: tergantung pada pori antar


partikel
• Pengukuran BJ mampat
• Pengukuran kelembaban serbuk
• Reaksi katalisis: tergantung pada pori dalam
partikel
Bentuk pori

• Pori-pori yang terbuka pada kedua ujungnya


(seperti silinder)
• Pori berbentuk botol tinta
• Pori dengan bentuk silinder yang tertutup pada
salah satu ujungnya
• Pori tertutup
Gambar bentuk pori..

Keterangan: Contoh pori seperti botol tinta


a. Pori terbuka pada serbuk
b. Pori tertutup
c. Pori seperti botol tinta
d. Pori seperti silinder
Pembagian besar pori
• Mikropori
Pori-pori dengan ukuran kecil dari 20 A°
• Intermediate pori
Pori-pori dengan ukuran antar 20-200 A°
• Makropori
Pori-pori dengan ukuran > 200 A°
1 Angstrom=0,0001 mikrometer=0,1 nm
Ukuran Pori
Kegunaan :
• mengetahui adsorpsi uap air, flavoring agent,
parfum, dan bahan menguap lainnya ke dalam
lapisan (film), wadah, dan bahan-bahan polimer
lain dalam formulasi produk.
• Adsorpsi uap air pada metil selulosa, povidon,
gelatin dan polimetil metakrilat (jerat histeresis
yang memerangkap adsorbat)
• Pentabletan
Metoda penentuan porositas
• Perhitungan rasio volume kosong/rongga
dengan volume ruahan/serbuk (dinyatakan
dalam persen (ϵ x 100%)
Vb  Vp Vp
  1
Vb Vb
v  Vb  Vp
• Perhitungan porositas dari density

w = density benar
s = density nyata
• Metoda pendesakan air raksa
Metoda ini berdasarkan tegangan permukaan air raksa
yang besar, yang akan menghalangi raksa membasahi
material dan memasuki ruang kapiler (pori).
agar bisa masuk ke pori material, diperlukan bantuan
tekanan, dimana tekanan yang digunakan berbanding
terbaik dengan besar pori
Mercuri porositometer:
Aplikasi porositas
Porositas mempengaruhi:
1. Kecepatan desintegrasi sediaan farmasi
2. Kecepatan adsorpsi bahan lain seperti pelarut
pada ekstrak, juga tergantung pada pori zat
padat
3. Kecepatan disolusi
• Granul yang mempunyai porositas tinggi
memungkinkan air atau cairan berpenetrasi dengan
mudah ke dalam pori sehingga

• semua air atau cairan mempercepat hancurnya


akan terserap oleh tablet
serbuk

• High Porosity means high specific surface area,


leading to an increasing in the dissolution velocity
of the granules, & thus their bioavailability.
DENSITY PULVA
PENDAHULUAN
DENSITY//KERAPATAN/ BOBOT JENIS

Berat persatuan volume

• Material: Serbuk dan granul


• Kerapatan granul dapat mempengaruhi
kompresibilitas, porositas tablet, kelarutan,
dan sifat-sifat lainnya.
PEMBAGIAN

1. BJ BENAR (TRUE DENSITY)


2. BJ NYATA SEBELUM
PEMAMPATAN /RUAHAN
(UNTAPPED DENSITY)
3. BJ NYATA SETELAH PEMAMPATAN /
BJ MAMPAT (TAPPED DENSITY)
1. BJ BENAR

BJ sebenarnya dari material padat tanpa pori-pori,


baik pori-pori dalam maupun pori-pori antar
partikel

pori-pori dalam
pori-pori antar
partikel
Metode dan Alat penentuan BJ benar

• Metode penentuan BJ serbuk tanpa pori adalah


dengan displacement cairan yang tidak
melarutkan zat padat tersebut.
• Densitometer Helium
Untuk menentukan BJ serbuk yang berpori
• Piknometer
Untuk penentuan viskositas cairan dan zat
padat
Cara penentuan:
a) Piknometer Cairan
Menggunakan : piknometer volume 25 ml
Cairan pendispersi
Cairan pendispersi:
mudah membasahi partikel & tidak
melarutkan partikel sehinggga dapat masuk
ke dalam pori dan mendesak udara keluar
digerus halus
Pulva dikeringkan T 105°C ad konstan
dinginkan dalam desikator
• Ketepatan metode ini tergantung pada
kemampuan cairan memasuki pori-pori granul
atau serbuk.
• Kerapatan diukur dari volume cairan pengisi
pori-pori yang dipindahkan oleh sejumlah
tertentu granul dalam piknometer
DESIKATOR
Cara kerja:
• Piknometer kosong yang telah diketahui
volumenya (a), ditimbang (b), kemudian diisi
dengan parafin cair dan ditimbang (c)
BJ parafin cair dihitung dengan persamaan :
PIKNOMETER
• Serbuk sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam
piknometer kemudian ditimbang (d).
• Parafin cair ditambahkan ke dalam piknometer
sampai kira-kira setengahnya, ditutup dan
biarkan selama 5 menit sambil digoyang-
goyang, kemudian ditambahkan parafin cair
hingga piknometer penuh dan ditimbang
kembali (e)
2. BJ nyata
Tujuan penetapan BJ ruahan
- Kecepatan aliran
- Kesesuaian ukuran tablet
(diameter/ketebalan)
Cara kerja:
Sebanyak 10 gram serbuk ditimbang (Wo),
dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml, lalu
volume serbuk tersebut diukur (Vo).

BJ nyata =
BULK DENSITY TESTER
ATAU TAP VOLUMETER
3. BJ mampat
• Sebanyak 10 gram serbuk ditimbang (Wo),
dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml
• Permukaan serbuk diratakan, kemudian diketukkan
sebanyak 1250 kali, dicatat volumenya (V1),
• kemudian diulangi pengetukan sebanyak 1250 kali
dan catat volumenya (V2). Apabila selisih V2 dan V1
tidak lebih dari 2 ml maka dipakai V1

BJ mampat =
Faktor Hausner

Perbandingan antara BJ mampat dengan BJ


nyata
F = BJ mampat/ BJ nyata
• Semakin rendah BJ, makin kurang daya
mengalirnya . Semakin tinggi BJ makin besar
daya mengalirnya
Kadar Pemampatan
(kompresibilitas)
%K = Bj nyata x 100%
Bj mampat

%K = Persen kompresibilitas

• Semakin rendah BJ, makin meningkat kemampuan dikempa,


semakin tinggi BJ, makin berkurang kemampuan dikempa
(KEBALIKAN SIFAT ALIR)

• Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.


Hubungan kompresibilitas dengan sifat alir

%COMPRESSIBILITY FLOW
5 – 12 Excellent (free flowing granules)

12 – 16 Good (free flowing pwd granules)

17 – 22 Fair (pwd granules)

23 – 28 Poor (very fluid pwd)

28 -35 Poor (fluid cohesive pwd)

35 – 38 Very poor (fluid cohesive pwd)

More than 40 Extremely poor (cohesive pwd)

Anda mungkin juga menyukai