Anda di halaman 1dari 19

BRONKOMALASIA

PENYUSUN :
1.SEPHIA ANNISA (2720180030)
2. EKA LISTIANI (2720180100)
DEFINISI
Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul
dari dukungan tulang rawan berkurang dari saluran
udara yang lebih kecil (di bawah trakea, atau
tenggorokan). tulang rawan melemah biasanya
menyempit lebih mudah selama ekspirasi dan
memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan
sekresi menjadi terperangkap. Biasanya banyak
menyerang pada anak usia kurang dari 6 tahun.
(Children’s National Health System,2016)
ETIOLOGI
Bronkomalasia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan hingga saat ini tidak
diketahui mengapa tulang rawan tidak terbentuk dengan baik.Bronchomalacia dapat
digambarkan sebagai cacat lahir bronkus di saluran pernapasan. Malasia kongenital saluran
udara besar adalah salah satu dari beberapa penyebab obstruksi saluran napas ireversibel pada
anak-anak, dengan gejala bervariasi dari mengi berulang dan infeksi saluran udara bawah
berulang untuk dispnea berat dan insufisiensi pernapasan. Ini juga dapat diperoleh di kemudian
hari karena peradangan kronis atau berulang akibat infeksi atau penyakit saluran napas lainnya.
Bronkomalasia adalah runtuhnya dinamis dari satu atau kedua bronkus utama dan atau
divisilobus atau segmental distal mereka yang dapat terjadi karena cacat yang melekat pada
kartilago atau dari kompresiextinsik. Bronkomalasia lebih sering muncul dengan trakeomalasia
dibandingkan dengan lesi yang terisolasi. Bronchomalacia terlihat dominan di sisikiri (35,7%)
dibandingkan dengan kanan (22%). Bronkomalasia paling sering terlihat pada bronkus batang
utama kiri, bronkuslobus kiri atas, bronkuslobus kanan tengah, dan bronkus batang utama kanan,
dalam urutan prevalensi menurun. Ada juga dominasi laki-laki pada lesi ini (Laberge, 2008)
Lanjutan..

Bronkomalasia primer melibatkan defek pada kartilago. Ini dapat


berasal dari prematuritas, defek struktural tulang rawan yang melekat,
atau dari ketiadaan kongenital cincin tulang rawan di bronkus
subsegmental seperti yang terlihat dengan sindrom Williams-campbell.
Rembesan saluran napas distal pada sindrom William-Campbell dapat
menyebabkan bronkiektasis. Bronchomalacia sekunder terjadi dari
kompresi eksternal oleh struktur jantung diperbesar atau anomali
vaskular mirip dengan trakeomalasia sekunder. Bronchomalacia juga
dapat dikaitkan dengan emfisema lobus kongenital yang menyebabkan
hiperinflasi pada jaringan yang terkena. (Laberge, 2008)
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari Bronkomalasia antara lain:
1. Batuk dengan suara brassy (seperti alat musik tiup) atau
barking (sesak napas)
2. Sesak napas.
3. Infeksi pada saluran nafas bawah berulang,
4. Ditemukan suara wheezing (mengi).
5. Kelelahan.
6. Apnea.
Patofisiologi
Pada bayi cincin tulang rawan trakea terbuka sehingga udara bisa di
dapatkan dari tenggorokan ke paru-paru. Ketika cincin ini kecil,
berbentuk aneh, tidak kaku cukup, atau tidak membentuk sama sekali
maka trakea dapat menutup ke dalam dirinya sendiri. Hal ini mungkin
terjadi saat mengembusankan nafas dan menangis. Hal ini dapat
menyebabkan mengi, batuk, sesak napas, dan atau napas cepat.
Biasanya tulang rawan berkembang dengan sendirinya darcvxi waktu
kewaktu sehingga tracheomalasia tidak lagi masalah. Sementara lebih
umum pada bayi, tracheomalasia tidak terjadi pada orang dewasa.
Ketika masalah yang sama terjadi di saluran napas kecil disebut
bronchomalacia. Saluran udara dari paru-paru yang pelunakan
(dinding saluran kemih)
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang dari Bronkomalasia berupa:


1.Bronkoskopi.
2.CT Scan dada.
3.MRI dada.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis untuk Bronkomalasia (Wikipedia, 2018) berupa:
1. Time
Invasisf minimal, bersamaan dengan pemberian tekanan udara positif
yang kontinu.
2. Tekanan udara positif kontinu
Metode menggunakan respiratory ventilation.
3. Trakheotomi
PROSES KEPERAWATAN
PADA
BRONKOMALASIA
Diagnosa keperawatan
Berdasarkan SDKI, diagnosa pada pasien dengan Bronkomalasia berupa:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas tulang rawan.
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan dispneu, anoreksia, mual
muntah.
3. Resiko tinggi terhadap infeksi
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan
oksigenasi.
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit.
7. Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan reflex batuk .
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA RASIONAL
TINDAKAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan Perbaikan dalam pola • Anjurkan pasien  Membantu pasien
dengan deformitas tulang rawan . nafas . pernafasan memperpanjang
diagfragmatik dan waktu ekspirasi.
pernafasan bibir. Dengan Teknik ini
pasien akan
• Berikan dorongan bernafas lebih
untuk menyelingi efisien dan efektif.
aktivitas dan
periode istirahat.  Memungkinkan
pasien untuk
• Berikan dorongan melakukan aktivitas
penggunaan latihan tanpa distress
otot otot pernapasan berlebihan.
jika diharuskan.
 Menguatkan dan
mengkondisikan
otot – otot
pernapasan.
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA RASIONAL
KEPERAWATAN TINDAKAN
2. Defisit nutrisi Menunjukan peningkatan  Kaji kebiasaan diet. - Pasien distress pernafasanakut,
berhubungan dengan berat badan.
 Auskultasi bunyi usus anoreksia karenadispnea, produksi
dispneu, anoreksia, mual
muntah. sputum.
 Berikan perawatan
oral - Penurunan bising usus menunjukkan

 Timbang berat badan penurunan motilitas gaster.

sesuai indikasi. - Rasa tidak enak, bau adalah


  Konsul ahli gizi pencegahan utama yang dapat
  membuat mual dan muntah.
- Berguna menentukan kebutuhan
kalori dan evaluasi keadekuatan
rencana nutrisi.
- Kebutuhan kalori yang didasarkan
pada kebutuhan
individumemberikan nutrisi
maksimal.
 
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
3. Resiko tinggi Mengidentifikas  Awasi suhu. - Demam dapat terjadi karena infeksi
i intervensi
terhadap infeksi untuk mencegah  Observasi warna, bau atau dehidrasi.
berhubungan dengan resiko tinggi. sputum. - Sekret berbau, kuning dan kehijauan
menetapnya sekret,  Tunjukkan dan bantu menunjukkan adanya infeksi.
proses penyakit pasien tentang - mencegah penyebaran patogen.
kronis. pembuangan sputum. - Malnutrisi dapat mempengaruhi
   Diskusikan kebutuhan kesehatan umum dan menurunkan
  masukan nutrisi tekanan darah terhadap infeksi.
adekuat. - Dapat diberikan untuk organisme
 Berikan anti mikroba khusus yang teridentifikasi dengan
sesuai indikasi. kultur.
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL

4. Intoleran aktifitas berhubungan Menunjukkan perbaikan • Dukung pasien dalam  Otot-otot yang
dengan insufisiensi ventilasi dan dengan aktivitas menegakkan latihan mengalami
oksigenasi. intoleran teratur dengan kontaminasi
menggunakan exercise, membutuhkan lebih
berjalan perlahan atau banyak O2.
latihan yang sesuai.
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA RASIONAL
KEPERAWATAN TINDAKAN
5. Ansietas berhubungan pasien akan  Kaji tingkat - Dengan mengetahui tingkat kecemasan
dengan perubahan mengalami
status kesehatan penurunan rasa kecemasan klien, sehingga memudahkan tindakan
ketakutan dan (ringan, sedang, selanjutnya.
ansietas.
berat). - Dukungan yang baik memberikan
 Berikan semangat tinggi untuk menerima keadaan
dorongan penyakit yang dialami.
emosional. - Mengungkapkan masalah yang dirasakan
 Beri dorongan akan mengurangi beban pikiran yang
mengungkapkan dirasakan.
ketakutan/ - Penjelasan yang tepat dan memahami
masalah. penyakitnya sehingga mau bekerjasama
 Jelaskan jenis dalam tindakan perawatan dan pengobatan.
prosedur dari - Diharapkan kesabaran yang tinggi untuk
pengobatan menjalani perawatan dan menyerahkan pada
  TYME atas kesembuhannya.
 
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA RASIONAL
KEPERAWATAN TINDAKAN
6. Kurang pengetahuan yang Mengatakan  Jelaskan proses  Menurunkan ansietas
berhubungan dengan pemahaman dan dapat menimbulkan
kurangnya informasi tentang kondisi/proses penyakit individu  partisipasi pada rencana
proses penyakit penyakit dan tindakan.  Instruksikan untuk pengobatan.
 Nafas bibir dan nafas
latihan nafas, batuk abdominal membantu
efektif dan latihan meminimalkan kolaps
jalan nafas dan
kondisi umum. meningkatkan toleransi
 Diskusikan faktor aktivitas
 Faktor lingkungan
individu yang dapat menimbulkan
meningkatkan iritasi bronchial dan
peningkatan produksi
kondisi misalnya sekret jalan nafas.
udara, serbuk, asap
tembakau.
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
7. Resiko aspirasi Mengidentifika • Tentukan kebutuhan terhadap  Menurunkan resiko aspirasi atau
berhubungan dengan si factor resiko. penghisapan (suctioning) mulut aspiksia dan obstruksi.
penurunan reflex dan trakea.
batuk . • Auskultasi suara napas sebelum
sesudah penghisapan.
• Informasikan kepada pasien dan
keluarga mengenai penghisapan.

Anda mungkin juga menyukai