Anda di halaman 1dari 4

Penggunaan Sarana Hukum

Keperdataan
Pemerintahan dalam melakukan kegiatan sehari-hari tampil dengan
dua kedudukan yaitu sebagai wakil dari badan hukum dan wakil jabatan
pemerintahan. Sebagai wakil dari badan hukum, kedudukan hukum
pemerintah tidak berbeda atau badan hukum perdata pada umumnya
yaitu diatur dan tunduk pada ketentuan-ketentuan hukum
keperdataan. Menurut F.A.M Stroink dan J.G. Steenbeek berpendapat,
ketika badan hukum publik terlibat dalam pergaulan hukum
keperdataan, ia bertindak tidak sebagai pemerintah sebagai organisasi
kekuasaan, tetapi ia terlibat bersama-sama dengan warga privat. Pada
dasarnya harus tunduk pada kekuasaan hukum dan hakim (peradilan)
biasa, sebagaimana halnya warga negara.
Badan-badan atau para pejabat tata usaha negara bertindak melalui dua
macam peranan, yaitu :
a. Selaku pelaku hukum publik (public actor) yang menjalankan kekuasan
publik (public, openbaar gezang) yang dijelmakan dalam kualitas
penguasa (authorities) seperti halnya badan-badan tata usaha negara dan
berbagai jabatan yang diserahi wewenang penggunaan kekuasaan publik.

b. Selaku hukum keperdataan (civil actor) yang melakukan berbagai


perbuatan hukumkeperdataan, seperti halnya mengikat perjanjian jual
beli, sewa menyewa, pemborongan dan sebagainya.
Badan atau pejabat tata usaha negara menjalankan peranan sebagai pelaku hukum keperdataan
(civil actor). Perbuatan hukum yang dilakukan badan/pejabat tata usaha negara itu tidak diatur
berdasarkan hukum publik, tetapi didasarkan pada peraturan perundang-undangan hukum
perdata, sebagaimana lazimnya peraturan perundang-undangan yang mendasari perbuatan
hukum keperdataan yang dilakukan seorang warga dan badan hukum perdata.
Terdapat beberapa ketentuan peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur tata
cara/prosedur tertentu yang harus ditempuh berkenaan upaya perbuatan hukum keperdataan
yang dilakukan oleh badan atau pejabat tata usaha negara.
Misalnya, badan atau pejabat tata usaha negara tidaklah dapat dengan begitu saja melakukan
pembelajaran (pengadaan) barang dan jasa bagi kebutuhan departemen/lembaga tanpa melalui
tata cara dan prosedur yang telah ditetapkan, apalagi pembelajaran itu dilakukan dalam rangka
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara.Penggunaan instrument hukum publik
merupakan fungsi dasar dari organ pemerintahan dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai