Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH PENGGUNAAN GARAM TERHADAP LAMA WAKTU

ES BATU MENCAIR
(STUDI KASUS PADA SISWA SEKOLAH SMP ISLAM TERPADU NURUL FIKRI)

Amira Azka Ichsan


7D
KATA PENGANTAR

 
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuni-Nya. Tidak lupa shawalat serta salam penulis panjatkan kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, semoga syafaatnya dapat kita rasakan sampai akhir jaman nanti.
Atas pertolongan dan bantuan-Nya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Garam
Terhadap Lama Waktu Es Batu Mencair” dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata
pelajaran fisika, selain itu karya ilmiah ini juga bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai pengaruh penggunaan garam terhadap lama waktu es
batu mencair bagi para pembaca dan penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Indar yang telah membantu dalam proses penyusunan karya ilmiah ini. Terima kasih juga untuk
teman-teman seangkatan kelas VII di SMP Islam Terpadu Nurul Fikri yang telah bersama-sama berjuang dan saling membantu dalam pembuatan karya
ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna baik dalam penulisan, bahasa, dan
penyusunannya. Olah karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan motivasi perbaikan untuk ke depannya. Penulis harap,
karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
 
 
Jakarta, 19 Februari 2021

Amira Azka Ichsan.


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan wujud zat adalah perubahan termodinamika dari satu fase benda ke keadaan wujud zat yang lain.
Perubahan wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa pelepasan dan penyerapan kalor. Perubahan wujud zat terjadi ketika
titik tertentu tercapai oleh atom/senyawa zat tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam angka suhu. Semisal air untuk
menjadi padat harus mencapai titik bekunya dan air menjadi gas harus mencapai titik didihnya. Mencair adalah peristiwa
perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas. Contoh peristiwa
mencair yaitu pada batu es yang berubah menjadi air, lilin yang dipanaskan, dan es krim yang dibiarkan di ruang terbuka,
akan mencair dengan sendirinya.
Garam banyak digunakan oleh manusia sebagai bahan penyedap atau bumbu untuk makanan. Namun garam
memiliki kegunaan lain yaitu dapat digunakan untuk membekukan air. Pencampuran garam ke dalam es batu
menyebabkan sebagian es batu mencair, Kemudian air dari es batu ini akan membentuk air garam. Lama kelamaan
jumlah air garam yang terbentuk akan semakin banyak seiring dengan banyaknya es yang mencair. Reaksi antara garam
dan es batu menimbulkan penurunan suhu. Dengan demikian reaksi ini termasuk reaksi pelepasan panas atau energi. Hal
ini terjadi karena titik beku larutan garam lebih rendah dari titik beku pelarut murni. Penyebabnya, agar larutan garam
membeku garam melepaskan panas yang akhirnya panas itu diterima oleh es batu dan menyebabkan sebagian es mencair.
Sementara itu, airpun mencoba membuang panas yang diterimanya.
Proses es batu mencair yang semakin lama dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak seperti penjual es krim, es lilin,
dan penjual es lainnya. Sehingga hal ini yang membuat penulis tertarik untuk meneliti lama waktu es mencair jika
menggunakan garam.
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan garam
terhadap lama waktu es batu mencair.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada karya ilmiah ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan proses mencair?
2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan garam terhadap lama waktu es batu mencair ?
3. Bagaimana pengaruh penggunaan garam terhadap lama waktu es batu mencair?
1.4 Hipotesis
Berdasarkan penjabaran diatas, penulis menyimpulkan bahwa penggunaan garam dapat
mempengaruhi lama waktu es batu mencair.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1 Pengertian Zat

Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat tersusun atas partikel-partikel
yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Susunan dan sifat partikel setiap zat
berbedabeda. Susunan dan sifat partikel sangat menentukan wujud zat. Zat cair mempunyai sifat bentuk
berubah-ubah dan volumenya tetap.
Suatu zat cair akan mencair apabila molekul-molekul mendapat energi yang cukup untuk
membebaskan diri dari sesama molekul yang selanjutnya berubah menjadi air. Waktu yang diperlukan
untuk mencair pada zat tertantu berbeda-beda tergantung besarnya jenis zat terlarut dan konsentrasinya.
2.2 Pengertian Garam
 
Garam dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai bumbu masak yang memberi rasa asin pada masakan. Sementara itu, di dalam
konsep kimia, garam merupakan senyawa ion yang terbentuk dari penggabungan ion negatif sisa asam dengan ion positif sisa basa.
Karena merupakan gabungan dari ion-ion sisa asam dan sisa basa, maka garam umumnya berbentuk larutan. Dalam konsep kimia,
dikenal tiga jenis garam yaitu:
1. Garam yang bersifat netral, berasal dari asam kuat dan basa kuat.
2. Garam yang bersifat asam, berasal dari asam kuat dan basa lemah.
3. Garam yang bersifat basa, berasal dari asam lemah dan basa kuat.
Hidrolisis garam berdasarkan reaksi hidrolisis, yaitu reaksi zat dengan air, garam-garam bila direaksikan dengan air akan
menghasilkan beberapa zat. Hidrolisis garam yang bersifat asam akan menghasilkan ion H 3O+ yang bersifat asam. Sementara hidrolisis
garam yang bersifat basa akan menghasilkan ion OH - yang bersifat basa. Hidrolisis garam netral tidak menghasilkan zat apapun. Garam
dapur yang telah banyak dikenal juga merupakan senyawa ion dengan rumus kimia NaCl. Bentuk padat garam ini diperoleh melalui
proses kristalisasi. Garam ini berasal dari asam kuat HCl dan basa kuat NaOH, sehingga termasuk garam netral. Karena hidrolisis
garam netral tidak menghasilkan zat apapun, maka garam ini (NaCl) bisa dikonsumsi karena tidak mengubah keseimbangan asam basa
di dalam tubuh. Pada penelitian ini, pembahasan difokuskan pada hubungan antara garam dan perubahan suhu. Selanjutnya, yang
disebut sebagai garam dalam karya tulis ini adalah garam dapur(NaCl).
2.3 Pemanfaatan garam pada proses mencair
Dalam penelitian ini contoh kasus yang akan dibahas lebih lanjut adalah aplikasi garam dalam proses
mencairnya es batu. Penelitian ini zat pelarut adalah air. Air murni tanpa zat terlarut apapun akan membeku
pada 0oC dan mendidih pada suhu 100oC. Namun ketika dimasukkan zat terlarut kedalamnya seperti garam
titik beku dan didih akan berubah menjadi lebih rendah dan air yang dalam bentuk es akan lebih mudah
mencair.
Garam memiliki sifat hidrofilik. Artinya garam akan mengikat molekul air sehingga molekul. air tidak
membeku kembali. Sifat ini merubah kondisi ekuilibrium pada titik beku air, sehingga mempermudah air
es mencair dan mencegah air yang cair membeku.
Perbedaan ini dapat diamati di alam dimana air laut lebih lambat membeku dari air tawar. Semakin
besar kandungan garam maka perubahan titik beku air akan semakin besar. Fenomena menurunya titik
beku air ini dimanfaatkan di negara beriklim dingin untuk membersihkan salju dari jalanan ketika musim
dingin. Di negara seperti Amerika Serikat atau Jerman, petugas setempat akan menaburkan saljilu ke jalan
setelah turun salju, agar salju mudah mencair dan jalan tidak lagi licin.
 
BAB III
LANGKAH KERJA
 
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 5 Maret 2021
Tempat : Kota Wisata Cibubur, Cluster Coasteville SC 2 No 3
3.2 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah beberapa kotak es batu yang langsung diambil dari freezer kulkas di
rumah peneliti.
3.3 Metode Penelitian
Metode Penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah
metode dimana data yang dikumpulkan berupa angka-angka dan data tersebut akan diintepreasikan oleh
peneliti untuk menarik kesimpulan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan teknik observasi (pengamatan langsung).
Observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan dengan jalan mengadakan pengamatan yang
disertai dengan pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran yang dilakukan secara langsung pada lokasi
yang menjadi objek penelitian.
Penelitian observasi merupakan bagian dari penelitian kuantitatif non-eksperimen, yang data penelitiannya dihimpun
dengan cara peneliti melakukan pengamatan atau observasi. Observasi ini digunakan ketika data yang akan diambil
berkenaan dengan perilaku manusia, gejala-gejala alam dan responden yang diamati tidak terlalu besar. Penelitian
observasi termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan logika positivis, yang memandang sebuah
realitas atau fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkret, teramati, dan terukur.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian observasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu observasi terstruktur dengan instrumen yang
telah dirancang secara sistematis dan observasi tidak terstruktur. Pada penelitian ini menggunakan instrument
penelitian observasi tidak terstruktur yaitu dilakukan apabila peneliti tidak menentukan secara pasti obyek yang akan
diamati dan dalam pengamatannya peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa
rambu-rambu. Contoh bentuk instrumen yang dilakukan dalam penelitian observasi adalah Peralatan Mekanis
(Mecanical Device) yaitu perekaman seluruh atau sebagian peristiwa menggunakan peralatan elektronik yang lebih
efektif dan efisien.
3.6 Langkah Penelitian

Langkah pada penelitian ini :


BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Tabel Hasil Percobaan
4.2 Pembahasan hasil percobaan
Berdasarkan tabel hasil percobaan diatas, terlihat bahwa gelas yang diberikan garam memiliki air yang mencair lebih
sedikit serta terasa lebih dingin dari pada gelas yang tidak diberikan garam. Hal itu dikarenakan oleh pencampuran garam ke
dalam es batu yang menyebabkan sebagian es batu mencair, Kemudian air dari es batu ini akan membentuk air garam. Lama
kelamaan jumlah air garam yang terbentuk akan semakin banyak seiring dengan banyaknya es yang mencair. Reaksi antara
garam dan es batu menimbulkan penurunan suhu. Dengan demikian reaksi ini termasuk reaksi pelepasan panas atau energi.
Hal ini terjadi karena titik beku larutan garam lebih rendah dari titik beku pelarut murni. Penyebabnya, agar larutan garam
membeku garam melepaskan panas yang akhirnya panas itu diterima oleh es batu dan menyebabkan sebagian es mencair.
Sementara itu, airpun mencoba membuang panas yang diterimanya. Akhirnya karena garam yang banyak tersebar dalam
larutan garam membuat suhu larutan menjadi lebih rendah daripada suhu es murni.
Berdasarkan percobaan ini, diketahui bahwa sebagian es batu mencair. Namun, suhu campuran es dan garam lebih
rendah dibandingkan suhu es murni. Selain itu, dari percobaan ini didapatkan hasil bahwa semakin banyak garam yang
ditambahkan pada es maka suhu campuran akan semakin rendah. Hubungan massa garam dengan besarnya penurunan titik
beku larutan secara matematis merupakan penurunan titik beku. Kembali pada eksperimen di atas, maka dapat disimpulkan,
garam yang dilarutkan dalam air di gelas membuat air yang mencair menjadi lebih dingin sehingga es batu yang belum
mencair akan lebih lama mencair dari pada gelas yang tidak diberikan garam.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa garam membantu es batu lebih cepat mencair
pada awalnya, namun air yang mencair akan tercampur dengan garam dan menjadi larutan garam, larutan
garam ini akan membuat suhu air akan menjadi lebih dingin karena adanya penurunan titik beku air.
Sehingga es batu yang belum mencair akan lebih lama mencair karena suhu larutan air garam lebih rendah
dari pada larutan air murni.
 
5.2 Saran
Berikut saran peneliti setelah melakukan penelitian ini, sebagai berikut :
1. Untuk penelitian selanjutnya pada topik yang sama disarankan untuk lebih menggunakan takaran garam
dan air yang sama agar hasil percobaan lebih akurat.
2. Untuk penelitian selanjutnya pada topik yang sama disarankan memasukkan variabel suhu untuk melihat
penurunan suhu yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

 
www.wikipedia.co.id
www.google.com
https://jurnalistikspensawa.home.blog/2019/08/26/membuat-lemari-es-mini-dengan-garam/
https://eurekapendidikan.com/hakikat-penelitian-observasi-kuantitatif
 

Anda mungkin juga menyukai