Anda di halaman 1dari 27

AROMATISITAS

PERSYARATAN SENYAWA AROMATIK


1. molekul harus siklik dan datar
2. memiliki orbital p yang tegak lurus pada bidang cincin
(memungkinkan terjadinya delokalisasi elektron pi)
3. Memiliki elektron pi = 4n + 2 (aturan Huckle) ; n = bilangan bulat :
0,1,2,3,4,...
• Hidrokarbon siklik dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap
berselang-seling disebut struktur annulenes
• Struktur annulenes dapat bersifat: aromatik; antiaromatik; tidak
aromatic
• Aromatik memenuhi semua kaidah; antiaromatik mempunyai ikatan
rangkap berselang-seling, planar tetapi tdk mengikuti aturan Hukell;
dan tidak aromatik artinya tidak planar dan tidak mengikuti aturan
Huckell
• Siklobutadiena bersifat antiaromatik, karena tdk sesuai dengan aturan
Hukell tetapi bersifat planar, sedang siklooktatetraena tidak aromatik
sebab tidak planar.
• Siklopropena tidak bersifat aromatik, tetapi dalam bentuk kation
bersifat aromatik, dalam bentuk anion bersifat antiaromatik
• Sistem dengan 2,6,10 elektron pi bersifat aromatik, sedang sistem
dengan jumlah elektron pi 4 dan 8 bersifat antiaromatik jika bersifat
planar
• 2 pi elektron : kation siklopropenil
• 4 pi elektron : siklobutadinena; anion siklopropenil; kation
siklopentadienil
• Agar bersifat aromatik, semua elektron pi harus berpasangan
Sehingga dimungkinkan overlapping (tumpang tindih) yang optimal
sehingga terjadi delokalisasi sempurna
N
H
Elektron pi = 6 Elektron pi = 6 Elektron pi = 10 Elektron pi = 14
(n = 1) (n = 1) (n = 2) (n = 3)
SENYAWA YANG TIDAK AROMATIK

+
1,3,5-Heksatriena 1,3-Sikloheksadiena Kation Siklopentadienil

1,3,5-Siklooktatriena Siklooktatetraena Anion Siklopropenil


PENAMAAN SENYAWA AROMATIK
POLISIKLIK DAN HETEROSIKLIK

• Senyawa aromatik polisiklik mempunyai nama individual.


• Penomeran suatu cincin polisiklik ditetapkan berdasarkan perjanjian
dan tidak berubah bagaimanapun posisi substituennya.
CONTOH:
8 9 1
8 1
7 2
7 2

3 6 3
6
5 4 10 4
5
naftalena C10H8
Antrasena C14H10
6
5 7
4 8 9 8
9
8 10 7
3 10 7

6 1 6
2 9 1

1 10 5 5
2 2
Fenantrena C14H10 3 4 3 4

Piren (C16H10) Benzo[α]piren C20H12


Naftasena(Tetrasena) 1,2-Benzentrasena

Chrisena
Trifenilena
• Posisi substituen dari naftalena tersubstitusi mono
seringkali dinyatakan dengan huruf Yunani (α,ß).

8 1  
7 2  

6 3  
5 4 

NO2

NO2

2-nitronaftalena
1-nitronaftalena
(ß-nitronaftalena)
(α-nitronaftalena)
REAKSI OKSIDASI SENYAWA AROMATIK POLISIKLIK

 Senyawa aromatik polisiklik lebih reaktif terhadap reaksi


oksidasi, reduksi, dan substitusi elektrofilik dibanding benzena
 Benzena tidak mudah dioksidasi, tetapi naftalen dapat
dioksidasi menghasilkan produk yang masih mempertahankan
sifat aromatiknya
 Asam anhidrida ftalat dibuat secara komersial dari oksidasi
naftalen

O
O
C OH
V2O5
O + H2O
Udara
kalor C OH

O O

naf talena as.o.f talat anhidrida as.f talat


 Di
bawah kondisi terkendali, senyawa aromatik
berikut dapat dioksidasi menghasilkan kuinon
O
CrO3
CH3COOH
Kalor

O
naf talena 1,4-naf tokuinon (22%)
O
CrO3
H2SO4
kalor

O
antrasena 9,10-antrakuinon

CrO3
H2SO4
kalor O
O
f enantrena 9,10-f enantrakuinon (48%)
REAKSI REDUKSI SENYAWA AROMATIK POLISIKLIK
 Berbeda dengan benzena, senyawa aromatik polisiklik dapat
dihidrogenasi parsial tanpa kalor dan tekanan atau dengan
natrium dan etanol

Na, CH3CH2OH tidak ada reaksi


kalor

Na, CH3CH2OH
kalor

tetraklin

Na, CH3CH2OH

9,10-dihidroantrasena
 Reaksihidrogenasi total memerlukan kalor dan
tekanan, seperti pada benzena

+ 5 H2

naf talena Pt

225oC, 35 atm

+ 3H2 decahydronaphthalene

tetraklin
REAKSI SUBSTITUSI ELEKTROFILIK NAFTALENA
 Senyawa aromatik polisiklik lebih reaktif terhadap reaksi
substitusi elektrofilik dibanding benzena
 Naftalen mengalami reaksi substitusi terutama pada posisi-1 ()
 Antrasen, fenantren dan senyawa yang dengan cincin lebih
besar, lebih reaktif dibanding naftalen tetapi menghasilkan
campuran isomer yang sulit dipisahkan B r

Br2/CCl4
tanpa katalis
Bromo naf talena
N O 2

HNO3,H2SO4
hangat
nitro naf talena
S O 3 H

n a f ta le n a H2SO4, pekat 80oC

asam naf talen-1-sulf onat


O = C -C H 3

O
CH3C Cl
AlCl3

asetil naf talena


MEKANISME REAKSI SUBTITUSI PADA POSISI-1
Br

CCl4
+ Br2

Bromonaf talena99%

Br
Br-Br H Br

tahap 1 tahap 2
+ HBr
lambat cepat

zat antara
STRUKTUR RESONANSI ZAT ANTARA UNTUK SUBTITUSI
PADA POSISI-1
H Br H Br H Br

dua penyumbang utama

H Br H Br

 Ada 2 struktur resonansi zat antara yang memiliki cincin benzena


yang utuh
MEKANISME REAKSI SUBTITUSI PADA POSISI-2

Br-Br Br
Br
tahap 1 tahap 2 +H+
H
lambat cepat

zat antara
STRUKTUR RESONANSI ZAT ANTARA UNTUK SUBSTITUSI
PADA POSISI-2
Br
Br Br
H
H H

penyumbang utama

Br Br

H H

 hanya ada 1 (satu) struktur resonansi zat antara yang memiliki


cincin benzena yang utuh
NO2
NO2

+ HNO3 H2SO
0
4 +
60
α-Nitronaftalena 90% β-Nitronaftalena 10%

COC6H5
COC6H5

AlCl3 +
+ C6H5COCl
dichloromethan

α-Benzoilnaftalena β-Benzoilnaftalena
SO3H
+H2SO4 SO3H

Asam-α-naftalena sulfonat Asam-β-naftalena sulfonat

Anda mungkin juga menyukai