Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI DIKLAT

Nur Wening & team


(wening104@yahoo.co.id)
Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses
untuk mengumpulkan data dan informasi
yang diperlukan dalam program pelatihan.
Evaluasi pelatihan lebih difokuskan pada
peninjauan kembali proses pelatihan dan
menilai hasil pelatihan serta dampak
pelatihan.
Evaluasi pelatihan memiliki fungsi sebagai
pengendali proses dari hasil program pelatihan
sehingga akan dapat dijamin suatu program
pelatihan yang sistematis, efektif dan efisien.
Evaluasi pelatihan mencoba mendapatkan
informasi mengenai hasil-hasil program pelatihan,
juga memasukkan umpan balik dari peserta
pelatihan yang sangat membantu dalam
memperbaiki pelatihan tersebut.
TUJUAN EVALUASI

1. Menemukan bagian-bagian pelatihan mana yang berhasil mencapai


tujuan, serta bagian-bagian pelatihan mana yang kurang berhasil,
sehingga dapat dibuat langkah-langkah perbaikan.
2. Memberi kesempatan kepada peserta untuk menyumbangkan saran-
saran dan penilaian terhadap program yang dijalankan.
3. Memberikan masukan untuk perencanaan program.
4. Memberikan masukan untuk kelanjutan, perluasan, dan penghentian
program.
5. Memberi masukan untuk memodifikasi program.
6. Memperoleh informasi tentang faktor pendukung dan penghambat
program.
Beberapa model evaluasi
pelatihan
1. Model CIPP (Context, Input,
Process, Product)
Model CIPP merupakan model untuk
menyediakan informasi bagi pembuat
keputusan, jadi tujuan evaluasi ini adalah
untuk membuat keputusan.
Komponen model evaluasi ini adalah
konteks, input, proses dan produk.
2. Model Empat Level
Merupakan model evaluasi pelatihan yang
dikembangkan pertama kali oleh Donald. L.
Kirkpatrick (1959) dengan menggunakan
empat level dalam mengkategorikan hasil-
hasil pelatihan.
Empat level tersebut adalah level reaksi,
pembelajaran, perilaku dan hasil.
Keempat level dapat dirinci sebagai berikut:
• Level 1: Reaksi
• Level 2: Pembelajaran
• Level 3: Perilaku
• Level 4: Hasil
3. Model ROTI (Return On Training Investment)
Model ROTI yang dikembangkan oleh Jack Phillips
merupakan level evaluasi terakhir untuk melihat cost-
benefit setelah pelatihan dilaksanakan.
Kegunaan model ini agar pihak manajemen
perusahaan melihat pelatihan bukan sesuatu yang
mahal dan hanya merugikan pihak keuangan, akan
tetapi pelatihan merupakan suatu investasi.
4. Model Evaluasi Summative
 Evaluasi summatif hanya
memperhatikan/membandingkan antara tujuan
yang ingin dicapai dan hasil yang tercapai, apakah
suatu program berhasil atau tidak, tanpa
memperhatikan proses yang terjadi.
 Evaluasi summatif dilakukan dengan cara
membandingkan antara tujuan awal dengan hasil
akhir yang telah dicapai.
5. Model Evaluasi Formatif
 Evaluasi formatif, adalah evaluasi yang
dilakukan terhadap proses yang terjadi, dengan
tujuan untuk memberikan umpan balik bagi
pelaksana program pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai