Anda di halaman 1dari 18

Pertemuan 4

PENGUKURAN ANTROPOMETRI LANSIA

Anugrah Novianti, SGz, M.Gizi


PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
DEFINISI ANTROPOMETRI
• Antropometri adalah pengukuran fisik yang meliputi tinggi
badan, berat badan dan proporsi/komposisi tubuh.

• Merupakan komponen penting dalam pemeriksaan klinis


untuk kelompok usia bayi dan balita, anak-anak, remaja
muda dan remaja dewasa, wanita hamil dan lansia.

• Digunakan sebagai kontrol penentuan status gizi baik, kurang


atau lebih.
ANTHROPOMETRY AND AGING
• Tinggi Badan (TB)
Penurunan TB seiring pertambahan usia telah dicatat dalam banyak hasil penelitian di
seluruh dunia. Tingkat penurunan TB adalah 1-2 cm / dekade dan lebih cepat pada
usia tua.
Hal ini disebabkan oleh hasil penyusutan struktur vertebral, perubahan tinggi dan
bentuk cakram tulang belakang, kehilangan otot, dan perubahan postural.

• Berat Badan (BB) dan Indeks Massa Tubuh (IMT)


Berat Badan dan IMT juga menurun seiring dengan usia, tetapi pola perubahannya
sangat berbeda dengan tinggi badan dan bervariasi berdasarkan jenis kelamin.
Rata-rata BB atau IMT laki-laki dan perempuan meningkat mulai dari usia
pertengahan. Pada pria BB dan IMT akan stabil di usia 65 tahun dan turun
setelahnya; sedangkan pada wanita, kenaikan BB dan atau IMT akan terjadi terus-
menerus lalu stabil sekitar 10 tahun kemudian dibandingkan pada pria.
ANTHROPOMETRY AND AGING..(2)
• Komposisi Tubuh
Perubahan signifikan yang dikaitkan dengan penuaan ialah perubahan massa
lemak bebas dan pola distribusi lemak. Studi cross-sectional menunjukkan
adanya redistribusi progresif lemak yang lambat pada lansia,
kecenderungan penurunan lemak subkutan pada tungkai dan
kecenderungan peningkatan lemak intra-abdominal.
Penurunan massa lemak dapat dilihat pada betis, paha, trisep, dan bisep,
sedangkan peningkatan massa lemak intra-abdominal dapat diketahui dari
rasio lingkar perut : pinggul (WHR).
Wanita lebih banyak menumpuk lemak subkutan daripada pria dan keduanya
mengalami kehilangan massa lemak ini pada usia lanjut.
• Pengukuran berat badan untuk individu yang cedera
dan tidak mampu berdiri dapat diperkirakan melalui
pengukuran lingkar betis, tinggi lutut, lingkar lengan
atas, dan lipatan kulit subskapularis dan
diikonversikan dengan menggunakan suatu
persamaan yang biasa digunakan dan telah
dikembangkan untuk lansia di USA dengan derajat
kepercayaan 95%.

Source : WHO Technical Support, 1995

Berat (laki-laki) = (0,98 x lingkar betis + (1.16 x tinggi lutut) +


(1.73 x l.lengan atas) + (0,37 x subscap.skinfold) - 81,69
Berat (wanita) = (1,27 x lingkar betis) + (0.87 x tinggi lutut) +
(0.98 x l.lengan atas) + (0,4 x subscap.skinfold) - 62.35
Triceps Skinfold
•Pengukuran dilakukan pada titik tengah
bagian belakang lengan atas

Biceps Skinfold
•Pengukuran dilakukan pada ketebalan lipatan
vertikal di bagian depan lengan atas pada titik
tengah sama seperti pada pengukuran trisep
skinfold.
Subscapular Skinfold
•Diukur pada bagian bawah sejajar dengan sudut
tulang belikat. Bahu dan lengan dalam kondisi
rileks. Menempatkan lengan subjek ke belakang
dapat membantu dalam menentukan titik
pengukuran. Llipatan kulit harus pada sudut 450
secara horizontal, atau sejajar dengan letak skapula.

Suprailiac Skinfold
•Measured in the mid axillary line immediately
superior to the illiac crest. The skinfold is picked up
obliquely just posterior to the mid axillary line and
parallel to the cleavage lines of the skin.
LINGKAR LENGAN ATAS
1. Cari titik tengah dari lingkar
lengan atas yang akan diukur,
lakukan dengan menekuk siku
kanan ke sudut 90° dan
menempatkan telapak tangan
menghadap ke bawah.
Lengan atas harus sejajar
dengan rongga perut.

2. Gunakan pita pengukur, amati


dengan menandai titik tengah
lengan, pertengahan antara
ujung akromion dan ujung
olekranon.

(Source : Gibson, 2005) p. 290


LINGKAR LENGAN ATAS

Rumus Konversi LILA ke Berat Badan :

BB (kg) = (LILA / 26.3) x (TB-100)

(Source : Instalasi Gizi RSUD Ps. Minggu)


Pengukuran tinggi badan lansia • Tinggi Lutut
dengan kyphosis atau masalah
postural lainnya biasanya
diperkirakan dari pengukuran
tinggi lutut atau rentang lengan.

Source : http://www.mna-elderly.com/forms/mna_guide_english_sf.pdf , 2009


• Tinggi Lutut
1. Orang yang diukur duduk pada kursi
2. Posisi duduk sempurna (badan tegak, tangan bebas
kebawah dan wajah menghadap kedepan)
3. Lutut kaki yang diukur membentuk sudut siku (900)
4. Tempatkan alat pengukur tinggi lutut pada kaki
sebelah kiri
5. Lakukan pengukuran
6. Baca angka (panjang lutut) pada alat secara seksama
7. Catat angka hasil pengukuran
8. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali

Source : http://www.mna-elderly.com/forms/mna_guide_english_sf.pdf , 2009


Demi Span

Hasil pengukuran
dikonversikan dengan
rumus

Half Span

Hasil
pengukuran
dikalikan 2
2. Panjang Depa
Pengukuran dilakukan dengan pita pengukur panjang minimal 2 meter, diamati mulai
dari ujung jari tengah kanan sampai ke ujung jari tengah kiri, dan dicatat dengan
ketelitian 0,1 cm.
Atau dengan cara sebagai berikut :
1. Locate and mark the midpoint of the sternal notch with the pen.
2. Ask the patient to place the left arm in a horizontal position.
3. Check that the patient’s arm is horizontal and in line with shoulders.
4. Using the tape measure, measure distance from mark on the midline at the sternal notch
to the web between the middle and ring fingers.
5. Check that arm is flat and wrist is straight.
6. Take reading in cm
Females : Height in cm = (1.35 x demispan in cm) + 60.1
Males : Height in cm = (1.40 x demispan in cm) + 57.8
Source : (http://www.bapen.org.uk/pdfs/must/must_explan.pdf)
• Lingkar betis dianggap memberikan ukuran massa otot yang
paling sensitif pada lansia, dan lebih unggul dibandingkan
lingkar lengan. Menunjukkan perubahan massa lemak bebas
yang terjadi akibat penuaan dan penurunan aktivitas.
Langkah-langkah pengukuran lingkar betis :

1. Subjek harus duduk dengan kaki kiri menggantung atau


berdiri dengan kedua kaki menempel rata dgn tanah.
2. Minta pasien untuk menggulung celananya agar mudah
mengukur lingkar betis.
3. Lingkarkan pita di sekitar betis pada bagian terluas dan ukur.
4. Take additional measurements above and below the point to
ensure that the first measurement was the largest.
5. An accurate measurement can only be obtained if the tape is
at a right angle to the length of the calf, and should be
recorded to the nearest 0.1 cm.
Source : http://www.mna-elderly.com/forms/mna_guide_english_sf.pdf

Mengukur Lingkar Betis pada Pasien berbaring :


1. Posisikan lutut kiri ditekuk pada sudut 90°
2. Lingkarkan pita ukur pada betis pada diameter terbesar
3. Tarik pita hingga pas tetapi tidak begitu ketat
4. Read and accurately record measurement to the nearest 0.1 cm. Repeated measurements should agree
within 0.5 cm.
Lingkar Perut
Lingkar perut diukur pada titik tengah umbillikal denaan tingkat ketelitian 0,5 cm. (Van
deer Koy and Seidell, 1993)
WC cut-off points for Asia and Indians : Men Women
94cm (37 inches) 80cm (32 inches)
90cm (35 inches) 80cm (32 inches)
(NIH : ≥1 02 cm and ≥ 88 cm respectively for Americans)
Source : WHO/IOTF/IASO (2000). The Asia-Pacific perspective: Redefining Obesity and its Treatment.

NHANES/NIH : top of the iliac crest


WHO : midpoint between the last palpable rib and top of the iliac crest
Lingkar Pinggul
Diukur pada titik terbesar lingkar di sekitar pinggul & panggul dengan tingkat
ketelitian 0,5 cm.

Rasio Lingkar Perut dan Pinggul (Waist-Hip Ratio/WHR)


Adalah rasio atau hasil perbandingan hasil pengukuran lingkar perut dan lingkar
pinggul.

Source: WHO expert consultation, Waist circumference and Waist-Hip Ratto, 2008.
Tugas di Kelas

Carilah 1 teman dan lakukan pengukuran


antropometri serta analisisnya seperti yang
telah ditunjukkan pada slide sebelumnya!
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai