Anda di halaman 1dari 22

THERMAL FLOODING

DOSEN
Ir. Putu Suarsana MT. Ph.D
Outline :
• Pengenalan Injeksi Thermal

• Beberapa Cara Injeksi Thermal

• Penerapan Injeksi Thermal Pada Lapangan


Pengenalan Injeksi Thermal
 Injeksi thermal adalah salah satu metode EOR
dengan cara menginjeksikan energi panas ke dalam
reservoir untuk mengurangi viskositas minyak yang
tinggi yang akan menurunkan mobilitas minyak,
sehingga akan memperbaiki efisiensi pendesakan
dan efisiensi penyapuan.
 Penggunaan proses thermal dalam EOR sangatlah
luas, hal ini disebabkan oleh reservoir yang
mengandung minyak berat tidak dapat diproduksi
secara ekonomis oleh injeksi air atau injeksi gas.
Pengenalan Injeksi Thermal
• Reservoir ini umumnya mengandung minyak dengan
API gravity 10 – 20, dengan viskositas pada
temperatur reservoir 200 – 1000 cp. (Lihat criteria
screening)

• Kenaikan temperatur mengakibatkan penurunan


viscositas yang cukup besar dan inilah yang
merupakan dasar dari proses thermal, yaitu dengan
cara memberi energi panas pada reservoir agar
temperaturnya naik.
Beberapa Cara Injeksi Thermal :
1. Injeksi Fluida Panas
• Injeksi air panas
• Injeksi uap
2. Insitu Combustion
• Forward Combustion
• Reverse Combustion
3. Stimulasi Thermal
• Injeksi Steam Bersiklus (Huff and Puff)
1. Injeksi Air Panas
• Air yang diinjeksikan dalam reservoir dipanaskan terlebih
dahulu sampai temperatur air lebih tinggi dari temperatur
reservoir mula-mula dan lebih rendah dari temperatur
penguapan air.
• Air panas di dalam reservoir akan mengalir secara kontinyu ke
lapisan yang lebih dingin kemudian secara berangsur-angsur
akan terjadi kehilangan panas sehingga akhirnya temperatur
mendingin sampai tercapai temperatur reservoir mula-mula
pada daerah yang terpanasi.
• Zona yang terpanasi dan bagian atau bank air yang mendingin
akan segera terakumulasi setelah injeksi air panas dimulai.
• Bank air yang mendingin secara kontinyu akan terbentuk di
depan zona yang terpanasi, tetapi dengan laju yang lebih
lambat.
• Pertama kali minyak akan di desak oleh air dingin
sebelum front panas sampai.
• Air panas akan mendingin lebih cepat dalam jari-jari yang
kecil (small fingers), sehingga panas berjalan lambat
dalam reservoir.
• Akibat dari hot water drive lebih buruk daripada cold
water drive sebab hot water kurang viscous
dibandingkan dengan cold water tetapi hakekatnya
masih mendorong minyak dingin.
• Berangsur-angsur kemudian kehilangan panas dari hot
water channels akan menambah temperatur reservoir
dengan cara konduksi.
• Hal ini akan mengurangi viscositas minyak dan
meningkatkan efek water drive.
• Temperatur yang lebih tinggi dalam hot water
channels akan mengurangi oil/water viscosity ratio.
• Hal tersebut mengakibatkan pendesakan lebih efektif
dan saturasi minyak yang tersisa lebih rendah pada
bagian yang tersapu dari lapisan minyak.
• Penambahan keuntungan dari injeksi air panas
biasanya terjadi setelah breakthrough air dingin pada
sumur produksi, dan kenaikkan recovery minyak
biasanya disertai dengan tingginya WOR (Water Oil
Ratio).
2. Pembakaran di Tempat (In-Situ
Combustion)
• In-situ combustion adalah proses pembakaran sebagian
minyak dalam reservoir untuk mendapatkan panas , dimana
pembakaran dalam reservoir dapat berlangsung bila terdapat
cukup oksigen (O2) yang diinjeksikan dari permukaan.
• Pembakaran dimulai dengan memakai minyak pembakar yang
dinyalakan dengan listrik, kemudian pembakaran berlangsung
terus dengan minyak reservoir dan injeksi O2 terus dilakukan,
sehingga pembakaran bergerak menuju sumur produksi.
Temperatur pembakaran dapat mencapai 600 – 1200 0F.
 Panas yang ditimbulkan memberi efek penurunan visko­sitas,
pengembangan dan destilasi minyak dengan efek gas drive
dan solvent extraction, semua ini akan menyebabkan minyak
terdesak ke sumur produksi.

• Berdasarkan perambatan pembakaran ini In-Situ Combustion


dibagi dalam
• forward combustion
• reverse combustion.
A. Forward Combustion

• Jenis combustion ini arah pergerakan muka pembakaran se­


arah dengan arah pergerakan udara injeksi.

• Muka pembakaran bergerak dari sumur injeksi ke sumur


produksi pada forward combustion.

• Udara yang diinjeksikan dapat ditambah air, artinya udara


injeksi bukan udara kering.

• Berdasarkan kadar air terhadap udara injeksi forward


combustion, maka forward combustion digolongkan ke
dalam:
1) dry combustion,
2) wet combustion

11
a) Dry Combustion

– Injeksi udara kering pada dry combustion dilakukan melalui sumur injeksi.

– Udara ini akan bereaksi dengan bahan bakar di reservoir, dimana campuran
ini pada temperatur tertentu akan terbakar (menyala).

– Daerah di depan muka pembakaran akan naik temperaturnya dan dengan


adanya udara bercampur dengan bahan bakar, perambatan pembakaran
akan terjadi.

– Pembakaran ini akan mengambil O2 dari udara injeksi, maka udara yang
sampai didepan muka pembakaran merupakan udara sisa.

12
b) Wet Combustion

– Udara yang diinjeksikan ke dalam reservoir pada wet combustion, bukan merupakan
udara kering tetapi mengandung air. Kegunaan air yang diikutsertakan pada udara
injeksi adalah untuk menaikkan efisiensi panas.

– Zona pembakaran bergerak lebih lambat dari pergerakan fluida, berarti dibelakang
zona pembakaran diharapkan tidak ada lagi minyak yang bergerak.

– Air yang terkandung dalam udara injeksi akan menyerap panas dengan efek konduksi,
kemudian terjadi penguapan.
– Uap yang terjadi akan masuk ke dalam zona pembakaran dan lajunya lebih besar,
sehingga uap akan menembus muka pembakaran dan memasuki daerah yang lebih
dingin.
– Daerah yang lebih dingin ini akan terjadi lagi pelepasan panas oleh uap air tersebut dan
terjadi kondensasi. Panas yang tertinggal pada batuan dibelakang zona pembakaran
oleh air yang terkandung pada udara injeksi dipindahkan ke zona di depan muka
pembakaran.

13
B. Reverse Combustion

– Arah pergerakkan muka pembakaran pada jenis ini berlawanan


dengan arah pergerakkan udara injeksi.
– Penyalaan terjadi di sekitar sumur produksi, bergerak merambat ke
arah sumur injeksi.
– Udara yang diinjeksikan melalui sumur injeksi membentuk cerobong-
cerobong udara ke arah sumur produksi, sehingga pembakaran dapat
berlangsung di dekat sumur produksi dengan sumber O2 berasal dari
sumur injeksi.

14
– Minyak di depan muka pembakaran akan turun viskositasnya oleh efek
konduksi panas dan siap untuk bergerak, karena tekanan pada sumur injeksi
lebih besar dari tekanan sumur produksi, maka minyak bergerak ke arah
sumur produksi melalui zone combustion.
– Seluruh minyak yang dapat terbakar di reservoir akan terbakar pada zone
combustion, sisanya yang bergerak masuk sumur produksi.
– Hal itu menyebabkan mutu minyak produksi jenis ini lebih rendah daripada
minyak produksi forward combustion.

15
3. Injeksi Uap
• Injeksi uap adalah menginjeksikan uap ke dalam
reservoir minyak untuk mengurangi viskositas yang
tinggi supaya pendesakan minyak lebih efektif,
sehingga akan meningkatkan perolehan minyak.

Steamflood Mechanisms

Lowering of residual oil saturation


Mekanisme Injeksi Uap
4. Injeksi Steam Bersiklus (Huff and Puff)
Mekanisme Injeksi Uap Bersiklus ( Huff & Puff )
– Proses injeksi ( huff ), dimana uap di injeksikan ke dalam sumur untuk
mengenalkan karakteristik uap tersebut pada reservoir
– Proses perendaman ( soak ), sumur ditutup selama beberapa hari
untuk mendapatkan penyebaran panas yang merata di reservoir
– Proses produksi ( puff ), minyak yang sudah turun viskositasnya dapat
diproduksikan
Proses ini dapat berlangsung berulang selama produksi minyak masih
menguntungkan

Keuntungan dari CSS:


    * Menurunkan modal karena mengurangi jumlah sumur
    * Dampak lingkungan yang lebih kecil
    * reservoir yang berisi minyak ringan dapat diproduksi

Cyclic Steam Simulation


Kesimpulan
• Injeksi thermal adalah salah satu metode EOR dengan cara
menginjeksikan energi panas ke dalam reservoir untuk mengurangi
viskositas minyak yang tinggi yang akan menurunkan mobilitas minyak,
sehingga akan memperbaiki efisiensi pendesakan dan efisiensi
penyapuan.
• Metoda Thermal Flooding antara lain adalah hot water flooding, in-situ
combustion, steam flooding, dan cyclic steam flooding.
• Enhanced Oil Recovery dengan Thermal Flooding diterapkan di Indonesia
pada lapangan Duri dan Minas dengan cara steam flooding.
• Contoh penerapan steam flooding antara lain di Kern River & Belridge
Field, California dan Mene Grande di Venezuela dengan metoda Cyclic
Steam Injection.
Referensi
• http://herijurnalis.blogspot.com/2009/02/mengagumi-teknol
ogi-injeksi-uap-chevron.html
• Curtis, Carl and friends.Heavy Oil Reservoir Book. Venezuela &
United States : 2002
• Enhanced Oil Recovery:Scoping Study, EPRI, Palo Alto, CA :
1999, TR-113836
• Kristanto Dedy,Dr.Ir.MT., “Diktat Kuliah Pengenalan EOR”,
UPN “Veteran”, Yogyakarta, 2005.
 Septoratno Siregar, Dr.Ir, “Diktat Kuliah Pengenalan EOR”, ITB, Bandung,
1995.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai